ARSIP BULANAN : September 2020

  ABSTRAK Eskosistem perairan laut sangat penting bagi kehidupan biota yang ada,karna kita tahu bahwa 2/3 dari bumi adalah lautan sehingga sangat penting kita jaga ekosistem perairan laut untuk kehidupan generasi berikutnya salah satu biota laut yang sangat penting bagi kehidupan biota lain adalah terumbu karang, Kenapa karena ekosistem terumbu karang juga menjadi tempat hidup biota budidaya seperti bulu babi,ada juga terdapat biota yang memakan karang seperti siput drupella sehingga tutupan terumbu karang perlu di jaga.

   Terumbu karang juga dapat digunakan sebagai tempat wisata atau penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk melihat kualitas terumbu karang itu baik apa tidak karena kita tahu bahwa masih ada aja nelayan yang mengekploitasi laut dengan menggunakan bom sehingga merusak terumbu karang tersebut,terumbu karang memulihkan diri bukan dengan waktu yang singkat tetapi membutuhkan waktu yang lama memulihkan terumbu karang ini perlu juga kesadaran masyarakat yang tinggi dan penting juga menanamkan arti serta manfaat terumbu karang bagi kelangsungan hayati warga sejak masa kanak-kanak

   selain terumbu karang terdapat juga ekosistem hutan bakau di hutan bakau ini terdapat juga bakau jenis nipah yang air nya dapat di manfaatkan menjadi bahan bakar alternatif dan terdapat juga bakau yang berpotensi sebagai obat-obatan. Di hutan bakau ini terdapat bebagai jenis-jenis tanaman yang bermanfaat salah satu nya nipah, akasia,lamtoro dan pohon asem, dan ada juga berbagai jenis hewan yang banyak di bakau salah satunya kepiting bakau, udang dan masih banyak yang lain.bakau jenis nipah dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar karena mengandung jenis bioethanol yang tinggi sehingga bakau nipah ini adalah bahan bakar yang ampuh dan ramah lingkungan serta mudah pemakaian nya.

Perkembangan Budidaya Perairan

19 September 2020 10:45:37 Dibaca : 18

  Perairan Indonesia yang sangat luas memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Akan tetapi peningkatan produksi perikanan Indonesia tidak bisa semata mata hanya diandalkan dari sektor perikanan tangkap. Potensi perikanan tangkap seberapapun besarnya akan terus berkurang jika dilakukan penangkapan terus menerus apalagi jika dilakukan secara berlebihan (over fishing).

  Potensi budidaya perairan di Indonesia,diantaranya potensi budidaya tambak dengan luas mencapai 2.963.717 hektare (ha). Dari jumlah potensi tersebut baru dimanfaatkan sekitar 657.346 ha atau 22,2%. Hal ini berarti, peluang untuk budidaya tambak masih bisa dikembangkan lagi hingga seluas 2.306.371 ha.

  Potensi perikanan budidaya kolam di Indonesia memiliki potensi seluas 541.000 ha. Dari jumlah potensi budidaya kolam tersebut baru dimanfaatkan sebesar 24,4% atau sekitar 131.776 ha. Potensi budidaya perairan Indonesia di kolam ini masih ada peluang pengembangan seluas 409.324 ha. 

Sejarah Budidaya perairan

18 September 2020 22:56:46 Dibaca : 18

 Budidaya perairan (akultur) merupakan bentuk pemeliharaan dan penakaran berbagai macam hewan laut atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya. Masyarakat pribumi Gunditjmara di Australia kemungkinan telah memelihara belut pada 6000 tahun SM. 

 

 Terdapat bukti bahwa mereka telah mengubah dataran seluas 100 km2 di dekat danau Condah menjadi sekumpulan selat dan bendungan menggunakan anyaman yang digunakan sebagai jebakan ikan dan menjaga populasi belut agar dapat dimakan sepanjang tahun.

Akuakultur di China telah beroperasi sejak 2500 tahun SM.[3] Pasca peluapan musiman sungai, beberapa jenis ikan, umumnya ikan mas terperangkap di kolam. Pembudidaya memberi makan ikan-ikan tersebut dengan larva dan kotoran ulat sutra. Seleksi telah menciptakan ikan koi dan ikan hias lainnya sejak Dinasti Tang.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong