Budaya sopan santun dalam lingkungn kmpus.
Budaya yang melekat di Indonesia dari berbagai daerah adalah dari sopan santunnya. Pentingnya bersosialisasi perlu didukung dengan norma sopan santun, dimana hal tersebut harus dimiliki oleh seseorang terutama seorang mahasiswa. Seiring berkembangnya jaman norma sopan santun di kalangan masyarakat terutama kalangan muda semakin berkurang, hal tersebut disebabkan oleh banyak hal seperti perkembangan teknologi, terkikisnya aspek budaya, dan buruknya pergaulan kalangan muda di masa sekarang. Para remaja diharapkan dapat memiliki kompetensi sosial, perkembangan sosial, bersikap adaptif, dan memiliki ketepatan dalam menyesuaikan diri. Menurut Azizah (2018) remaja seharusnya dapat memiliki perilaku adaptif dan perlu memiliki nilai sopan santun, karena generasi muda perlu melestarikan nilai-nilai budaya yang telah melekat pada diri Indonesia. Nilai budaya sopan santun sudah luntur dikalangan masyarakat.
Norma kesopanan pada mahasiswa perlu dimiliki, karena mahasiswa selayaknya adalah agen perubahan (agent of change) yang akan membawa perubahan positif baik di lingkungan sekitarnya, lingkungan kampus, dan juga masyarakat sekitar. Nilai dari perubahan tersebut perlu didukung dengan adanya sikap sopan santun, karena dengan sikap sopan santun tersebut dapat membawa dampak yang positif baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya yang dalam hal ini terfokus pada lingkungan kampus.
Bagaimana mahasiswa bersikap kepada dosen, kakak tingkat, dan juga teman sebayanya itu dapat terbentuk seiring berjalannya waktu, tetapi banyak dari mahasiswa belum bisa menerapkan norma kesopanan tersebut tanpa dia sadari. Perlu adanya dukungan dari didikan orang tua terhadap anak sedini mungkin dalam hal bersikap sopan santun kepada orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih muda.
Ada beberapa hal yang perlu mahasiswa ketahui dalam bersikap sopan santun di dalam tempat menimba ilmu yaitu kampus antara lain:
1) Menjaga tingkah laku kepada dosen dengan cara menyapa dan memberi salam ketika bertemu,
2) Ketika mengirim pesan baik lewat surel atau Whatsapp menggunakan bahasa yang sopan dan jelas,
3) Menjaga kebersihan lingkungan kampus dengan cara membuang sampah pada tempatnya,
4) Bersikap sopan namun tetap bersahabat kepada kakak tingkat, karena kakak tingkatlah yang lebih dulu mengenalkan kehidupan kampus kepada mahasiswa baru dan cara menyikapinya,
5) Menjaga keakraban dan sopan santun kepada teman sebaya,
6) Bersikap sopan santun dan rendah hati kepada masyarakat sekitar.
Hal-hal tersebut menjadi komponen dasar bagi mahasiswa yang akan memulai kehidupan kampus, dan hal tersebutlah yang akan mahasiswa bawa kepada lingkungam sekitar sebagai seorang agen perubahan (agent of change). Supaya mahasiswa dapat menerapkan hal-hal diatas maka perlu adanya pengalaman, dimana hal tersebut perlu dicerna oleh masing-masing mahasiwa karena setiap pribadi mahasiswa memiliki penerapannya tersendiri, dan ketika sudah menjadi mahasiswa selayaknya, kebiasaan yang kurang pantas pada masa Sekolah Menengah Atas (SMA) sebaiknya di hilangkan, karena lingkungan kuliah jauh berbeda dengan bangku SMA.
Universitas Negeri Gorontalo termasuk 10 Universitas Terbaik di Indonesia Timur
Kamu sudah tahu belum? Menurut Indostudent, pada tahun 2016 Universitas Negeri Gorontalo termasuk 10 universitas terbaik di kawasan Indonesia Timur lho.
Untuk di tingkat nasional, UNG juga tidak kalah bersaing dan masuk dalam kategori 100 universitas terbaik. Berdasarkan data 4International Colleges and Universities, tahun 2016 UNG menempati ranking 72 dari 411 universitas yang terdaftar resmi di Indonesia.
Pentingnya teknologi perikanan
Perkembangan teknologi informasi semakin hari semakin maju dan sangat pesat, hal memiliki dampak besar bagi dunia perikanan dan kelautan di Indonesia. .pemanfaatan teknologi dapat digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya perikanan maupun kelautan yang terdapat di negara ini.
Berikut ini ada beberapa manfaaat iptek yang dapat berguna bagi bidang perikanan antara lain :
1. Mempermudah nelayan untuk mendapat ikan dengan teknologi yang ada
Dengan teknologi para nelayan dapat mudah menangkap ikan dengan bantuan alat GPS .fungsi gps sangat krusial bagi nelayan sebagai navigasi saat berada di laut , menetukan arah kecepatan kapal , menentukan jarak tempuh kapal dan sebagainya.
2. Sistem resirkulasi (Recirculation Aquaculture System)
Sistem resirkulasi (Recirculation Aquaculture System) dan pengendalian mikroba dalam usaha pencegahan penyakit ikan. Kedua sistem ini sudah sangat umum kita dengar, Kita patut berbangga bahwa kita memiliki beberapa pakar yang mendalami kedua bidang ini, namun dukungan yang tidak optimal membuat pengembangan teknologi ini terkesan berjalan di tempat, dan akhirnya, kembali kita hanya puas sebagai pengguna.
Teknologi sistem resirkulasi sangat penting untuk terus dikembangkan dan diaplikasikan, mengingat kondisi kualitas perairan kita yang semakin terdegradasi. Seperti yang kita lihat di Kepulauan Riau, aktivitas industri dan pertambangan yang sudah melewati daya dukung lingkungan mengakibatkan banyaknya kematian ikan di beberapa sentra produksi budidaya
3. Akustik kelautan
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan mempertimbangkan proses-proses perambatan suara .metode akustik sangat berguna bagi nelayan untuk mendeteksi keberadaan ikan disuatu laut yang sangat luas ini.
4. Meningkatkan produk produk dengan bibit unggul
Penggunaaan bibit unggul benih dan induk unggul diperlukan untuk menghasilkan produk perikanan budidaya yang berkualitas .Berapa teknologi untuk mencetak induk maupun benih unggul yang bebas penyakit saat ini semakin berkembang, antara lain teknologi single nucleotide polymorphism (SNP) untuk mengetahui DNA penciri dan genome/DNA editing, yang dibutuhkan dalam pencetakan induk unggul.
5. Meningkatkan nilai tambah ikan dengan mengolah menjadi bahan makanan tertentu
Banyaknya sumber perikanan di Indonesia membuat negara kita memiliki banyak variasi pengolahan makanan seperti mengolah ikan menjadi ikan kaleng atau biasa kita sebut ikan sarden.Hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah ikan dan sekaligus menjadikan bahan tersebut menjadi lebih awet.
6. SIG untuk eksplorasi kelautan
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah system yang berbasis komputer yang digunakan untuk memetakan kondisi dan peristiwa yang terjadi di muka bumi dan dapat juga dipakai untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi. Teknologi ini berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi informatika atau teknologi komputer. Informasi permukaan bumi telah berabad-abad disajikan dalam bentuk peta. Peta-peta umum (general purpose) menggambarkan suatu topografi suatu daerah ataupun batas-batas (administrative) suatu wilayah atau Negara. Sedangkan peta tematik (thematic) secara khusus menampilkan distribusi keruangan (sepatial distribution) kenampakan-kenampakan seperti geologi, geomorfologi, tanah, vegetasi, atau sumber daya alam lainnya.