SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

18 September 2020 20:15:44 Dibaca : 15
  • Universitas Negeri Gorontalo atau yang disingkat UNG merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) di Gorontalo yang berdiri pada 1 September 1963.
  • Keberadaan Universitas Negeri Gorontalo dimulai dari Junior College FKIP Universitas Sulawesi Utara-Tengah (UNSULUTTENG) Manado di Gorontalo berdasarkan surat keputusan pejabat Rektor UNSULUTTENG Nomor 1313/II/E/63 tanggal 22 Juni 1963, Cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo.Kemudian pada 1964 berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado dan pada tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.

 

  • Lembaga ini juga pernah menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo.
  • Barulah pada 1993 lembaga ini berdiri sendiri dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo.
  • Kemudian pada 2001, status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. (1)
  • Perubahan IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo ditetapkan dengan surat Keputusan Presiden RI nomor 54 tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004.
  • Hari lahir UNG ditetapkan sama dengan lahirnya cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo yaitu, tanggal 1 September 1963 sebagaimana dinyatakan dalam surat keputusan menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963. (2)

 

  •  kembali memberlakukan sistem belajar di rumah kepada para mahasiswa dan work from home (WFH) bagi seluruh staf dan dosen. Kebijakan ini diberlakukan demi memutus mata rantai virus Corona (COVID-19).

"Saat ini melihat perkembangan Gorontalo terkini dan juga kita menghitung angka reproduksi number (R0) COVID-19 ini, maka UNG segera mengambil langkah untuk kembali mengaktifkan secara penuh pembelajaran online dan work from home, baik untuk dosen dan pegawai. Karena kita benar-benar ingin memutus penyebaran COVID-19. Dengan angka 2,3 (R0) tadi mengambarkan satu pasien bisa menular dua sampai tiga orang," kata Eduart Wolok, Rektor UNG. 

  • Eduart mengatakan surat kebijakan WFH itu sudah ia tandangani. Aturan ini resmi berlaku Kamis (22/7) besok.

"Untuk lockdown dalam tanda kutip, surat edaran sudah saya tandatangani dan efektif berlaku mulai Kamis besok selama 14 hari kedepan," lanjut Eduart.

  • Pihak UNG berjanji memberikan fasilitas terbaik untuk mahasiswa, seperti memberikan paket data agar belajar online dapat berjalan maksimal.
  • Selain itu, Eduart menyebut sistem penerimaan mahasiswa baru juga akan diterapkan secara online. Pihaknya, tegas Eduart, tak mau ambil risiko bila melakukan belajar tatap muka di tengah pandemi virus Corona.

"Kita ketahui bersama mahasiswa UNG ada kurang lebih 20 ribu dan kalau kita membuka pembelajaran secara offline akan ada lebih 10 ribu mahasiswa akan masuk ke Gorontalo dan ini tentu akan memberikan dampak terhadap penyebaran COVID-19 selama wabah ini belum terkendali apalagi belum ditemukan vaksinnya," tegas Eduart.

MAHASISWA UNG CIPTAKAN HAND SANITIZER DARI LIMBAH KULIT UDANG

18 September 2020 19:45:13 Dibaca : 32
  • Merebaknya virus corona Covid-19 di Indonesia menyebabkan kebutuhan hand sanitizer meningkat. Apalagi banyak penimbun yang menyebabkan harganya jadi selangit. 
  • Beruntung ada mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang berhasil menciptakan hand sanitizer dengan memanfaatkan limbah kulit udang. Dia adalah Anggun Sasmita, mahasiswa semester akhir di UNG.
  • Berawal dari keinginan untuk memanfaatkan limbah kulit udang yang terbuang percuma, Anggun berinisiatif menciptakan produk hand sanitizer.

“Untuk pemanfaatan kulit udang, tidak serta merta menjadi hand sanitizer. Itu ada prosesnya," katanya saat ditemui tengah di Laboratorium Analitik dan Biokimia, Fakultas MIPA, UNG.

  • Menurutnya udang mengandung kitin yang dalam proses kimia dapat diubah menjadi kitosan. Selama ini, kitosan banyak dimanfaatkan sebagai anti bakteri bahkan obat diet.

“Namun saya lebih tertarik untuk mengubah kitosan ini menjadi hand sanitizer," ungkapnya.

  • Dalam penelitian Anggun mengaku telah menguji aktivitas bakteri dari hand sanitizer ciptaannya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua bakteri, yaitu E.Coli dan Staphylococcus. Kedua bakteri itu dipilih karena paling banyak berada di tubuh manusia, terutama di tangan.

"Hasilnya, zona hambat dari hand sanitizer limbah kulit udang ini untuk Staphylococcus 8,32 milimeter sedangkan E.Coli 8,30 milimeter. Angka ini termasuk kuat untuk hand sanitizer," katanya.

  • Anggun mengaku untuk proses pembuatan dari kulit udang hingga menjadi kitosan hingga menjadi produk hand sanitizer dibutuhkan waktu tiga minggu. Ia pun memastikan bahwa produk yang diciptakannya itu aman digunakan sesering mungkin. 
  • Dekan Fakultas MIPA UNG, Astin Lukum mengakui pihaknya baru bisa memproduksi hand sanitizer ini dalam skala laboratorium. Di sisi lain, permintaan masyarakat telah mencapai 100 liter apalagi disaat ini kebutuhan hand sanitizer cukup tinggi seiring dengan merebaknya virus corona.

 

“Untuk itu, kami siap bekerja sama jika ada investor yang tertarik dengan produk ini. Agar produk ini dapat diproduksi dalam skala industri, katanya menambahkan.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong