Pelaksanaan UTBK di Universitas Negeri Gorontalo pada Masa Pandemi COVID-19
Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) merupakan tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sebagai satu-satunya lembaga penyelenggara tes perguruan tinggi terstandar di Indonesia. Keunggulan pelaksanaan UTBK oleh LTMPT adalah dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta yang banyak dan waktu yang cepat serta hasil tes diberikan secara individu. Namun, dikarenakan pandemi COVID-19 pelaksaan UTBK tahun ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat tak terkecuali di Gorontalo.
Jelang pelaksanaan UTBK – SBMPTN 2020 yang akan dimulai pada 5 Juli 2020, Dr Eduart Wolok Rektor Universitas Negeri Gorontalo melakukan pengecekan kesiapan lokasi ujian, Sabtu (5/7/2020). Pengecekan mulai dari kesiapan sarana dan prasarana, dan juga penerapan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 sesuai arahan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Berdasarkan hasil peninjauan, Rektor Dr.Eduart Wolok,ST.MT, mengatakan bahwa saat ini lokasi dan seluruh fasilitas yang akan digunakan pada pelaksanaan UTBK telah siap, untuk melayani 4127 calon mahasiswa yang akan mengikuti unjian di UNG.
"Alhamdulillah fasilitas maupun perangkat pendukung ujian yang di UNG telah siap menyabut peserta ujian, yang akan dilaksanakan mulai tanggal 5 Juli sampai dengan 14 Juli nanti," ungkap Rektor.
Selama pelaksanaan UTBK, UNG sebagai pelaksana ujian di Gorontalo telah menyiapkan 23 ruang ujian yang berlokasi di Kampus induk maupun kampus baru UNG Bone Bolango. Setiap harinya ruang ujian akan melaksanakan 2 sesi ujian yakni sesi pagi dan sesi siang.
“Setiap harinya terdapat 2 sesi, sehingga jeda antar sesi ada kesempatan untuk mensterilkan ruangan, meja dan komputer. Bahkan saat peserta memasuki gerbang lokasi UTBK peserta Kami Atur, dari parkiran sampai masuk ruang ujian, Selain juga menekankan seluruh peserta UTBK harus mengikuti prosedur protokol kesehatan dalam mengurangi penyebaran virus corona," terang Rektor.
Dalam memperketat upaya pencegahan Covid-19 selama pelaksanaan ujian, bahkan Pengawas, teknisi Ruangan dan Security juga akan lengkapi dengan Masker, handscoon dan Alat pengukur suhu badan. Sebelum mengikuti ujian nanti, Rektor mengimbau kepada peserta ujian membawa peralatan tulis dan semua kelengkapan persyaratan yang diwajibkan oleh LTMPT untuk dibawa pada saat ujian, dan diharapakan kepada peserta hadir di lokasi ujian 1 (satu) jam sebelum dimulai.
Profil Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Negeri Gorontalo, disingkat UNG, adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, Indonesia, yang berdiri pada 1 September 1963. Mulanya Universitas ini diberi nama Junior College, dan menjadi bagian dari FKIP UNSULUTENG. Tahun 1964 statusnya berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.
Tahun 1982 lembaga ini menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo. Lembaga ini resmi berdiri sendiri berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo.
Tahun 2001 berdasarkan Keppres RI Nomor 19 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juni 2004 Presiden Megawati meresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004, tanggal 23 Juni 2004.
Hari lahir UNG ditetapkan sama dengan lahirnya cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo yaitu tanggal 1 September 1963 sebagaimana dinyatakan dalam surat kepurusan menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963. Selama 57 tahun, Saat ini Universitas Negeri Gorontalo memiliki 10 fakultas dan 1 pascasarjana. Terdapat 814 dosen yang termasuk didalamnya 34 guru besar.
Berdasarkan hasil akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi tahun 2018, mengukuhkan Universitas Negeri Gorontalo masuk sebagai jajaran Perguruan Tinggi terbaik dengan perolehan akreditasi A. Pada tahun 2017, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 50 berdasarkan peringkat 100 besar Perguruan Tinggi Indonesia Non Politeknik oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia. Selain itu berdasarkan data Peringkat Universitas di Dunia versi Webometrics tahun 2018, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 154 (Asia Tenggara) dan 42 (Indonesia).
Program Kampus Merdeka di Universitas Negeri Gorontalo
Beberapa bulan yang lalu kita banyak mendengar istilah ‘Kampus Merdeka’. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa pengertian dari Kampus Merdeka adalah perguruan tinggi yang lebih otonom. Kampus Merdeka ini merupakan bagian dari rangkaian kebijakan Kemendikbud dengan tema payung besar Merdeka Belajar. Kebijakan Merdeka Belajar (Kemdikbud, 2020). Kampus Merdeka sendiri bertujuan untuk menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem A. Makarim pada 24 Januari 2020 dalam peluncuran kebijakan Kampus Merdeka (Ashari, 2020).
Di Gorontalo sendiri Universitas Negeri Gorontalo bersama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) memiliki komitmen besar dalam mensukseskan Kampus Merdeka, Merdeka Belajar yang diprogramkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Wujud komitmen dari Perguruan Tinggi di Gorontalo ditunjukkan melalui penandatanganan piagam kerjasama program kampus merdeka, merdeka belajar oleh Pimpinan 4 PTN dan 12 PTS se-Provinsi Gorontalo, Selasa (15/9), di Aula Rektorat UNG.
Rektor UNG Dr. Eduart Wolok, S.T, M.T, menyambut baik kerjasama lintas Perguruan Tinggi se Prov. Gorontalo dalam implementasi program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar, sebagai upaya langkah dapat terus meningkatkan kolaborasi.
Menurut Rektor, jika berbicara program Kampus Merdeka Merdeka Belajar saat ini sudah berjalan, dimana untuk sementara ini UNG bermitra dengan Perguruan Tinggi Negeri lainnya.
“Salah satu contohnya yakni program Permata yang sejak 5 tahun lalu sudah diikuti oleh UNG dengan melakukan pertukaran mahasiswa selama 1 tahun. Akan tetapi dalam konsep Kampus Merdeka kita harus melakukan sedikit penyesuaian,” terangnya.
Terkait program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar di Gorontalo, Rektor mengaku berkomitmen penuh dalam menyukseskan program tersebut melalui kolaborasi antar Perguruan Tinggi se Prov. Gorontalo.
“Saya berharap kerjasama program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar tidak hanya penandatanganan kerjasama, namun dapat ditindak lanjuti hingga tingkat Fakultas maupun Program Studi,” harap Rektor. (wahid)