UNG SEBAGAI KAMPUS KERAKYATAN
Bertepatan dengan perayaan Dies Natalis ke-57 UNG pada September 2020 lalu, Rektor UNG Dr. H. Eduart Wolok,S.T, M.T, mendeklarasikan UNG sebagai Kampus Kerakyatan. Pada program ini, fokus UNG ke depan adalah untuk membangun ekosistem akademik yang berbasis pada kawasan pedesaan. Desa berkaitan erat dengan rakyat. Artinya, perlu diperhatikan apakah kiprah UNG, terutama pada hasil riset dan pengabdian masyarakat dapat bermanfaat atau tidak.
Beberapa pencapaian UNG yang merepresentasikan Kampus Kerakyatan diataranya yaitu Desa Berinovasi yang dilaksanakan untuk memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-25. Desa berinovasi ini pertama kali dilaunching pada tanggal 10 Agustus 2020 di Dusun Tumba, Desa Tamaila Utara, Kabupaten Gorontalo. Selama puluhan tahun, jangankan internet, bahkan listrik dan jaringan telepon pun tidak ada sama sekali. Namun ketika pycohydro, sebuah mesin karya kolaboratif dari anak-anak mahasiswa Teknik Elektro, UNG menyala dan mengalirkan listrik ke masjid dan beberapa rumah warga. Serta jaringan internet yang mulai terpasang, maka warga Dusun Tumba langsung berbahagia.
Selain itu, pada Januari 2021 lalu Komitmen Civitas Akademika Faperta dalam menyukseskan Kampus Kerakyatan diwujudkan melalui tema Rapat Kerja (Raker), yakni penguatan program kerja Fakultas Pertanian berbasis kerakyatan dalam mewujudkan unggul dan berdaya saing. Bentuk upaya Faperta dalam menyukseskan Kampus Kerakyatan dilakukan melalui Sekolah Rakyat khusus petani dan peternak baik itu untuk tingkat muda, madya ataupun lanjut tergantung kondisi dan kebutuhan Desa. Sekolah Rakyat yang digagas Faperta mencakup lebih luas lagi baik itu memberikan pelatihan, kemudian tahap implementasi kemudian pelaksanaan evaluasi.
Perguruan tinggi tentu saja diharapkan dapat membawa dampak dalam pengembangan berbagai sektor di daerah sekitarnya. Oleh karena itu, akan sangat baik jika Kampus Kerakyatan bukan hanya jargon tetapi juga sebagai pilar bagi UNG.