ARSIP BULANAN : August 2021

Dibalik Logo Dies Natalis UNG ke-57

08 August 2021 19:52:04 Dibaca : 9

  Menurut Wikipedia, Dies Natalis adalah suatu peringatan atas hari lahir yang di dalam sejumlah besar budaya dianggap sebagai peristiwa penting yang mengawali awal perjalanan kehidupan. Peristiwa ini lebih dikenal dikalangan organisasi atau perguruan tinggi, termasuk Universitas Negeri Gorontalo. Dalam memperingati dies natalis yang ke-57, Universitas Negeri Gorontalo tidak hanya melaksanakan Sidang Senat Terbuka Dies Natalis UNG ke-57, tetapi juga meluncurkan logo Dies Natalis UNG ke-57.        

Logo Dies Natalis Universitas Negeri Gorontalo terlihat sederhana tapi menarik. Sama seperti logo khas dari Universitas Negeri Gorontalo, logo Dies Natalis Universitas Negeri Gorontalo ke-57 ini juga memiliki makna dibaliknya.

  Bentuk logo Dies Natalis Universitas Negeri Gorontalo ke-57 mengambil beberapa unsur dari logo Universitas Negeri Gorontalo. Kurva segi lima sama sisi melambangkan lima sila dari dasar negara Pancasila yang menjadi asas Universitas Negeri Gorontalo dan lima sendi peradaban masyarakat Gorontalo yang disebut Payu Limo to Talu, Lipu Pei Hulalu. Kurva segi lima sama sisi juga merupakan ornamen yang khas dari daerah Gorontalo. Sayap burung Maleo memiliki arti semangat juang tinggi dan gerakan dinamis dari seluruh civitas akademika dalam memajukan Universitas Negeri Gorontalo serta melambangkan semangat dan daya juang pribadi-pribadi unggul dan berdaya saing di Universitas Negeri Gorontalo. Dipilihnya sayap burung Maleo sebagai bagian dari logo ini tidak terlepas dari fakta bahwa burung Maleo merupakan hewan endemik Sulawesi. Selain bentuk, warna yang digunakan pada logo ini juga memiliki makna yang tidak kalah menarik. Warna merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab. Warna hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. Warna kuning emas melambangkan kesetiaan dan kemuliaan. Warna biru melambangkan kesetiaan, ketenangan, dan harapan. Terakhir, warna ungu melambangkan keanggunan dan kewibawaan. Warna-warna yang digunakan pada logo Dies Natalis Universitas Negeri Gorontalo merupakan warna adat Gorontalo dan juga mewakili warna masing-masing fakultas yang ada di Universitas Negeri Gorontalo. Selain itu, warna-warna ini juga merupakan warna-warna gradasi yang sering digunakan di dunia teknologi sekarang. Hal ini sejalan dengan visi dan misi dari Universitas Negeri Gorontalo yang mengedepankan inovasi, digital based learning, teknologi terbarukan, jejaring serta sains dan teknologi menuju Universitas yang Unggul dan Berdaya Saing. Bila diperhatikan dengan seksama, font yang digunakan pada logo ini adalah Sans Serif. Tujuan dan maksud dipilihnya font ini karena tulisan yang menggunakan font ini bisa dibaca walaupun ukuran logo besar atau kecil.

  Logo Dies Natalis Universitas Negeri Gorontalo diciptakan dengan memperhatikan banyak hal. Tidak hanya keindahan, tetapi juga dari segi makna dan keharmonisan antara unsur-unsur pun diperhatikan dengan baik serta tidak melupakan unsur khas dari daerah Gorontalo yang menambah keunikan dari logo yang terlihat sederhana dan enak dipandang mata.

Logo Universitas Negeri Gorontalo

07 August 2021 22:52:29 Dibaca : 166

    

 

  Sama dengan perguruan tinggi lain di Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) juga memiliki logo yang khas dan berbeda dari yang lain. Logo Universitas Negeri Gorontalo tidak hanya terlihat indah dan harmonis, tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam. 

  Kurva segi lima sama sisi pada logo Universitas Negeri Gorontalo melambangkan lima sila dari dasar negara Pancasila dan lima sendi peradaban Gorontalo yang disebut Payu Limo to Talu, Lipu Pei Hulalu. Kurva segi lima ini juga merupakan ornamen yang khas dari daerah Gorontalo. Kerangka bunga teratai yang telah mekar penuh mengandung harapan Universitas Negeri Gorontalo akan menghasilkan Sumber Daya Manusia yang utuh dan berkualitas. Lingkaran bola dunia melambangkan visi, misi, dan tujuan dari Universitas Negeri Gorontalo. Warna biru dari lingkaran bola dunia memiliki arti keamanan dan perdamaian. Buku berwarna putih yang terbuka memiliki makna sikap terbuka dan semangat yang tinggi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Pena berbentuk ornamen lima mata melambangkan antara ilmu agama, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya merupakan satu kesatuan yang utuh dalam dunia pendidikan. Mahkota raja yang hitam dengan hiasan kuning emas melambangkan kebudayaan, keteguhan dan kejayaan suatu martabat. Butir emas sebanyak 23 buah melambangkan hari bersejarah masyarakat Gorontalo, yaitu hari kemerdekaan masyarakat Gorontalo pada tanggal 23 Januari 1942. Tidak hanya itu, butir emas sebanyak 23 buah ini juga melambangkan hari peresmian Universitas Negeri Gorontalo oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 Juni 2004. Sayap burung Maleo yang berwarna jingga memiliki arti semangat juang yang tinggi dan gerakan dinamis civitas akademika dalam mengembangkan Universitas Negeri Gorontalo.

  Tidak hanya untuk keindahan atau estetika saja, setiap komponen, bentuk, dan warna menyimpan makna yang tergabung dengan harmonis dalam sebuah logo yang menjadi ciri khas dari Universitas Negeri Gorontalo. Selain itu, gabungan antara komponen yang universal dengan ciri khas dari daerah Gorontalo menambah keunikan dan keindahan dari logo Universitas Negeri Gorontalo ini.

 

 

  Universitas Negeri Gorontalo atau biasa disingkat UNG adalah salah satu perguruan tinggi negeri di Provinsi Gorontalo, Indonesia, yang memiliki moto Unggul dan Berdaya Saing. Hari lahir Universitas Negeri Gorontalo ditetapkan pada tanggal 1 September 1963. Universitas ini mendapatkan akreditasi A berdasarkan hasil akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi tahun 2018. Universitas yang telah resmi berusia 57 tahun ini memiliki sejarah perjalanan yang panjang sebelum menjadi Universitas Negeri Gorontalo yang kita kenal sekarang. 

  Awalnya, Universitas Negeri Gorontalo yang kita kenal sekarang bernama Junior College yang merupakan bagian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu pengetahuan Universitas Sulawesi Utara-Tengah (FKIP UNSULUTTENG) Manado di Gorontalo berdasarkan keputusan pejabat rektor UNSULUTTENG Nomor 1313/II/E/63 tanggal 22 Juni 1963. Belum genap satu bulan, Junior College FKIP UNSULTTENG berubah menjadi Cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 67 Tahun 1963 pada tanggal 11 Juli 1963. Setelah hampir dua tahun, Cabang FKIP UNSULUTTENG berganti menjadi IKIP Manado cabang Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 114 Tahun 1965 tanggal 18 Juni 1965. Pada tahun 1982, IKIP Manado cabang Gorontalo menjadi salah satu fakultas di Univeristas Sam Ratulangi yang biasa disingkat UNSRAT dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sam Ratulangi (FKIP UNSRAT) Manado di Gorontalo. Perubahan ini berdasarkan pada Keppres Nomor 70 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. Tahun 1993 membawa perubahan yang baru, terutama bagi FKIP UNSRAT Manado di Gorontalo yang ditetapkan menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (STKIP) Gorontalo berdasarkan Keppres Nomor 9 tahun 1993 tanggal 16 Januari 1963. Pada tahun 2001, status STKIP Gorontalo ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001. IKIP Negeri Gorontalo saat itu memiliki 5 fakultas dan 25 program studi. Akhirnya, IKIP Negeri Gorontalo secara resmi diubah menjadi Universitas Negeri Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004 tanggal 23 Juli 2004.

  Universitas Negeri Gorontalo tidak terkecuali memiliki sejarah yang panjang. Berawal dari Junior College FKIP UNSULUTTENG hingga menjadi Universitas Negeri Gorontalo, lembaga perguruan tinggi negeri ini telah melewati banyak hal yang tak terhtiung jumlahnya. Sejarah awal mula berdirinya Universitas Negeri Gorontalo juga menjadi salah satu dari banyak hal yang bisa dipelajari tentang perguruan tinggi negeri ini.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong