Pengertian Hacker Serta Cara Kerja Hacker

29 September 2013 03:27:45 Dibaca : 1864

Hacker adalah orang yang mempelajari, menganalisa, dan selanjutnya bila menginginkan, bisa membuat, memodifikasi, atau bahkan mengeksploitasi sistem yang terdapat di sebuah perangkat seperti perangkat lunak komputer dan perangkat keras komputer seperti program komputer, administrasi dan hal-hal lainnya , terutama keamanan.

Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe.Kata hackerpertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik ketimbang yang telah dirancang bersama.Hacker pada masa ini memiliki konotasi negatif karena aksi-aksinya yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web, menyisipkan kode-kode virus dsb. Hacker menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug). Tetapi pada masa lalu,dan beberapa golongan hacker masa kini, masih mempertahankan budaya penganalisaan sistem.

 

 Jenis – Jenis Hacker

biasanya para hacker dibagi menjadi 2 golongan dan White Hat Hackers & Black Hat Hackers,dimana fungsi dan pekerjaan yang dilakukannya berbeda.

White hat hacker adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada Hacker yang secara etis menunjukkan suatu kelemahan dalam sebuah sistem komputer.White hat secara umum lebih memfokuskan aksinya kepada bagaimana melindungi sebuah sistem, dimana bertentangan dengan black hat yang lebih memfokuskan aksinya kepada bagaimana menerobos sistem tersebut.

Black hat hacker adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada Hacker yaitu mereka yang menerobos keamanan sistem komputer tanpa ijin, umumnya dengan maksud untuk mengakses komputer-komputer yang terkoneksi ke jaringan tersebut. Istilah cracker diajukan oleh Richard Stallman untuk mengacu kepada hacker dalam arti ini.

 

Proses Kegiatan Hacking, Berikut langkah-langkahnya.

1. Footprinting

intelejen awal tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan target yang dituju. Dengan cara ini seorang penyerang akan memperoleh profile / postur keamanan yang lengkap dari organisasi / jaringan yang akan di serang.

2. Scanning

Scanning merupakan tanda dari dimulainya sebuah serangan oleh peretas (pre-attack). Pada tahap ini, peretas akan mencari berbagai kemungkinan yang dapat digunakan untuk mengambil alih komputer atau sistem dari target. Tahapan ini dapat dilakukan jika informasi yang didapat pada tahap reconnaissance mencukupi sehingga peretas bisa mencari “jalan masuk” untuk menguasai sistem. Berbagai peralatan (tools) dapat membantu seorang peretas untuk melalui tahapan ini.

3.Enumeration

enumerasi adalah tahapan mendapatkan informasi dari korban seperti halnya dengan tahapan awal proses hacking hanya saja,Anda melakukannya dengan cara yang lebih aktif karena langsung menyasar korban Anda. Karena Anda langsung berhubungan dengan korban,tindakan ini sangat mungkin dicatat oleh firewall ataupun IDS sehingga dianggap sebagai tahapan yang cukup berbahaya untuk hacker.

4.Gaining Acces

Gaining access juga dapat dikatakan fase penetrasi, dimana dalam fase ini hacker mengekploitasi kelemahan dari sistem yang sudah diketahui setelah melakukan kegiatan reconnaissance dan scanning. Hacker berusaha untuk mendapatkan hak akses, sebagai contoh : hacker berusaha masuk untuk mendapatkan hak akses sebagai administrator padahal hacker tersebut bukanlah administrator pada sistem tersebut.

5.Escalating Privilege

Escalating Privilege. Bila baru mendapatkan user password ditahap sebelumnya, di tahap ini diusahakan mendapat privilese admin jaringan dengan password cracking atau exploit sejenis get admin, sechole, atau lc_messages.

6. Pilfering

Proses pengumpulan informasi dimulai lagi untuk mengidentifikasi mekanisme untuk mendapatkan akses ke trusted system. Mencakup evaluasi trust dan pencarian cleartext password diregiatry, config file, dan user data.

7. Covering Tracks

Begitu control penuh terhadap sistem diperoleh, maka menutup jejak menjadi prioritas.Meliputi membersihkan network log dan penggunaan hide tool seperti macam-macam rootkit dan file streaming.

8.Creating Backdoor

Pintu belakang diciptakan pada berbagai bagian dari sistem untuk memudahkan masuk kembali ke sistem ini dengan cara membentuk user account palsu, menjadwalkan batch job, mengubah startup file, menanamkan service pengendali jarak jauh serta monitoring tool, dan menggantikan aplikasi dengan trojan.

9.Denial Of Service

Bila semua usaha di atas gagal, penyerang dapat melumpuhkan sasaran sebagai usaha terakhir. Meliputi SYN flood, teknik-teknik ICMP, Supernuke, land/latierra, teardrop, bonk, newtear, trincoo, dan lain lain.

 

Sumber referensi:

http://heeery.wordpress.com/2008/07/10/apa-itu-hacker/

http://anythinkyouwant.forumotion.net/t35-cara-kerja-hacker

 

MAKALAH KONSEP MANAJEMEN KELAS DAN TAHAP-TAHAP MANAJEMEN KELAS

29 September 2013 02:20:49 Dibaca : 5381

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman. Alasannya, sederhana karena calon guru, guru baru, dan guru berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam arti guru mampu menyampaikan bahan pelajaran diserap oleh para peserta didik dengan baik.

Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik dengan baik.

Di kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, murid dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Lebih lanjut hasil pembelajaran ditentukan pula oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas dimanajemeni secara baik, profesional, terus menerus dan berkelanjutan. Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud diperlukan pemahaman akan hal umum/prinsip manajemen kelas terlebih dahulu sebelum sampai kepada pemahaman yang lebih khusus.

1.2 Tujuan Penulisan

Kita dapat memahami dan menganalisis tentang pentingnya manajemen kelas dalam pembelajaran, serta tahap-tahap manajemen kelas, dimana fungsi guru terlihat dengan jelas dalam melaksanakan tugasnnya.

BAB 2

PEMBAHASAN

 

2.1 Konsep Manajemen Kelas

2.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu keadaan dari proses yang ditunjukkan oleh garis yang mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

2.1.2 Pengertian Kelas

Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.

2.1.3 Pengertian Manajemen Kelas

Weber W.A. (1988) mendefinisikan manajemen kelas sebagai ompleks of teaching behaviour of teacher efficient instruction” yang mengandung pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid agar dapat belajar dengan baik.

2.1.4 Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

1) Hangat dan Antusias

Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

2) Tantangan

Pengunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

3) Bervariasi

Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa.

4) Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.

5) Penekanan Pada Hal-Hal yang Positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

6) Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

2.2 Tahap-Tahap Manjemen Kelas

2.2.1 Merumuskan Kondisi Kelas Yang di Kehendaki

Manajemen kelas adalah proses yang bertujuan, yaitu guru menggunakan berbagai strategi manajerial untuk mencapai tujuan yang telah di rumuskan dan di identifikasi dengan baik. Oleh karena itu, tahap pertama yang harus dilakukanguru ialah merumuskan spesifikasi kondisi kelas yang dikehendaki, sebagai suatu kondisi ideal. Untuk itu seorang guru perlu memiliki konsep yang jelas tentang kondisi.

2.2.2 Menganalisis Kondisi Kelas Yang Ada Pada Saat Ini

Kondisi kelas aktual adalah kondisi pada saat ini. Analisis kondisi kelas pada saat ini penting dilakukan untuk dibandingkan dengan kondisi ideal yang telah dirumuskan pada tahap satu.

Analisis macam ini akan membantu guru untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:

a) Kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, dan menetapkan hal-hal yang segera memerlukan perhatian.

b) Masalah-masalah potensial yang bisa muncul sekiranya guru tidak berhasil mencegahnya.

c) Kondisi nyata yang perlu dipelihara, ditingkatan, dan dipertahankan karena merupakan kondisi yang dikehendaki.

2.2.3 Memilih dan Mneggunakan Strategi Manajerial

Setelah mengidentifikasi kesenjangan kondisi aktual dengan kondisi deal yang dirumuskan dalam masalah manajerial, langkah berikut adalah memilih dan menggunakan strategi yang akan dilakukan untuk menjembatani kesenjangan tersebut ataumemecahkan masalah, mencegah timbulnya masalah, dan memelihara kondisi positif yang telah terjadi. Guru dapat memilih lebih dari satu pendekatan manajerial di dalam mengembangkan kondisi kelas yang mendukung proses pembelajaran yang efektif.

2.2.4 Menilai Efektivitas Manajerial

Pada tahap keempat ini guru bernilai upayanya sendiri. Sampai dimana upaya yang dilakukan itu dalam mengembangkan dan memelihara kondisi yang dikehendaki, serta sampai dimana upaya itu dapat mempersempit kesenjangan antara kondisi aktual dengan kondisi ideal. Penilaian ini difokuskan kepada dua perangkat perilaku, yaitu perilaku guru dan perilaku peserta didik. Dalam hal pertama guru menilai sampai dimana perilaku dan strategi manajerial yang digunakan dapat menumbuhkan kondisi yang dikehendaki. Dan dalam hal kedua, guru menilai sampai dimana para peserta didik berperilaku sesuai dengan cara-cara dikehendaki. Untuk keprluan penilaian yang dimaksud, data dapat dikumpulkan dan dari tiga sumber, yaitu guru, peserta didik, dan pengamat luar.

BAB 3 PENUTUP

 

2.3 Kesimpulan

Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif dalam rangka mencapai tujuan pelajaran yang optimal.

Tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, menyenangkan, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan tenang, memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin dan membentuk perilaku berbudaya dan berahlak mulia.

Masalah yang sering timbul dalam aplikasi manajemen kelas adalah idual yang disebabkan karena kelas yang kurang kohesif, karena perbedaan suku, jenis kelamin, adanya penyimpangan tingkah laku, yang menjadi ruang lingkup manajemen kelas adalah kegiatan akademik dan kegiatan administrasi, serta pembentukan perilaku yang bermoral bagi peserta didik.

2.4 Saran

Kami sebagai penyusun menyarankan agar teman-teman lebih giat mempelajari tentang manajemen kelas agar nantinya ketika kita menjadi guru, dapat memanage kelas dengan baik sehingga kelas menjadi aman, nyaman, tentram dan tertanam disiplin kepada murid yang kita ajar nantinya. Selain itu kami juga menyarankan kepada guru maupun dosen agar lebih meningkatkan manajemen kelas sehingga memungkinan siswa maupun mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin dan membentuk perilaku berbudaya dan berahlak mulai.

 

Disusun oleh:

JUANDA ODODAY

NIM. 151 413 079

WINDRAWATI U. KADIR

NIM. 151 413 090

YUNINGSIH ALI

NIM. 151 413 252

 

 

Sember Referensi :

http://matakuliah-pgsd.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-kelas.html?m=1

http://matakuliah-pgsd.blogspot.com/2012/07/manajemen-kelas-dan-pelaksanaan-proses.html?m=1

http://ajat-manajemenkelas.blogspot.com/2012/11/manajemen-kelas.html?m=1

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong