Penyebab dan meningkatnya bahaya penyakit malaria
A. Latar Belakang
Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil. Walaupun mudah menular melalui gigitan nyamuk, malaria bias sembuh secara total bila ditangani dengan tepat. Namun jika tidak ditangani, penyakit ini mengancam jiwa dan bisa berakibat fatal untuk kesehatan yang menyebabkan anemia berat, gagalginjal, hingga kematian.Penyakit malaria bisa juga tertular kepada balita (bayi), anak dibawa lima tahun, serta ibu yang baru melahirkan. Orang yang terkena penyakit malaria dia tidak bias melakukan aktivitas sebagaimana biasanya.
Malaria merupakan penyakit infeksi parasite yang penting di dunia yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus Plasmodium yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu “Mal” yang artinya buruk dan “Area” yang artinya udara.Malaria diartikan sebagai udara busuk karena dahulu malaria banyak ditemukan di daerahrawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga dikenal dengan sebutan lain seperti dalam demam aroma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges dan demam kura, Sekalipun malaria disebut sebagai penyakit lama, di beberapa negara dan daerah masih ada kecenderungan berkembangnya penyakit ini. Penduduk dunia yang berisiko terkena penyakit malaria hampir setengah dari keseluruhan penduduk didunia, terutama negara-negara berpeng-hasilan rendah golongan ekonomi lemah.Aspek lingkungan tidak bias dilepaskan dari upaya pengendalian malaria. Lingkungan yang mendukung untuk menjadi tempat perindukan potensial bagi vektor malaria, konstruksi rumah yang masih kurang layak, jarak pemukiman dengan tempat perindukan serta kebiasaan menggantung pakaian serta membiarkan air tergenang begitu saja tentunya ini akan menjadi cepat terjadinya perkembangbiakan malaria.
Di Indonesia jumlah penderita lama sebesar 261.617 kasus dan penderita baru sebesar 222.084 kasus. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kasus perkembangan penyakit malaria. Kasus malaria masih akan terjadi kenaikan kasus malaria yang disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi kedaerah-daerah endemis malaria. faktor yang mempengaruhi meningkatnya kejadian malaria di Masyarakat yaitu perilaku masyarakat memiliki risiko penularan lebih tinggi seperti kebiasaan keluar rumah di malam hari tanpa menggunakan alat pelindung diri atau repellent nyamuk Selain itu kebiasaan tidur tidak menggunakan kelambu serta faktor pekerjaan memiliki efekrisikcukup besar juga terhadap kejadian malaria, terutama di daerah endemis. Selain itu kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah, tidak digunakannya obat anti nyamuk atau repellent dirumah dan tidak dipasangnya kawat kasa pada ventilasi ikut mempengaruhi kejadian malaria Pekerjaan sebagai nelayan atau petani yang mengharuskan keluar malam serta kebiasaan BAB di daerahpantai, sungai, hutan atau rawa memungkinkan masyarakat terkena gigitan Anopheles yang merupakan vektor malaria.Selain itu tingkat pengetahuan masyarakat yang kurang baik tentang malaria juga ikut mempengaruhi penularan penyakit malaria tersebut(Hakim et al., 2018).
Menurut data Ditjen PP dan PL Depkes RI, (2010) dalam Syarif, Ahmad (2011) menyatakan bahwa Indonesia memang masih menjadi salah satu negara yang berisiko malaria karena 80% kabupaten atau kota di Indonesia endemis malaria. 4 Pada 2009 jumlah kasus malaria klinis yang dilaporkan 1.143.024 kasus dan jumlah kasus malaria positif hasil pemeriksaan laboratorium 199.577 kasus.4. Separuh populasi Indonesia, tinggal di daerah endemik malaria. Diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap tahunnya, kurang lebih hanya 10% saja yang mendapat pengobatan di fasilitas kesehatan. Hal ini terkait dengan fakta bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang masih berisiko malaria karena masih terdapat 396 kabupaten (80 persen) endemis malaria. Di Indonesia, setiap tahun sekitar 15 juta penduduk diobati karena Malaria, n di daerah berkembang seperti Papua, penyakit Malaria menjadi masalah utama bila tidak segera mendapat penanganan yang tepat dalam pemberian pengobatan dan pencegahan Papua tercatat memiliki tingkat malaria tertinggi di Indonesia. Bahkan, di beberapa kawasan Papua, tingkat prevalensi malaria melampaui 75%, yang menunjukkan intensitas penularan tinggi sepanjang tahun. Di Papua, sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Penyebab terjadinya meningkatnya prevalensi malaria yaitu kondisi lingkungan tempat tinggal masyarakat,kondisi rumah yang masih kurang layak, jarak pemukiman dengan tempat perindukan serta kebiasaan menggantung pakaian, suhu, kelembaban,kerapatan dinding rumah, pengunaan kawat kassa pada ventilasi rumah, adanya parit atau kolam disekitar rumah dan serta membiarkan air tergenang disebabkan oleh Curah hujan yang cukup tinggi,, lingkungan yang sebagian besar berupa semak-semak dan hutan serta terdapat rawa-rawa dan membiarkan sampah berserakan serta penumpukan sampah begitu saja tentunya ini akan menjadi cepat terjadinya perkembangbiakan malaria, Masyarakat juga jarang menggunakanrepellent anti nyamuk maupun pakaian tertutup untuk melindungi diri dari nyamuk, bahkan banyak anak-anak yang terbiasa tidak memakai baju maupun celana.7 Kebiasaan memakai baju masih susah ditanamkan pada anak-anak, terutama pada anak-anak yang berada di distrik yang jauh dari ibu kota.
menurut gejala dan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia meningkat Bahkan didapat peningkatan oleh dua Anggota Rumah Tangga (ART) yang menderita malaria dalam satu RT dari 5,9% menjadi 18% Rumah Tangga dengan malaria adalah jika terdapat minimal satu Anggota Rumah Tangga (ART) yang pernah didiagnosis menderita malaria dengan konfirmasi pemeriksaan darah oleh tenaga kesehatan.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja gejala yang akan di alami oleh penderita penyakit malaria ?
2. Bagaimana tumbuh kembangnya penyakit malaria?
3. Berapa banyak kasus malaria terjadi di indonesia?
4. Apa penyebab terjadinya peningkatan prevalensi penyakit malaria ?
C. Tujuan
1. Untuk lebih mengetahui apa saja gejala – gejala yang di alami oleh penederita penyakit malaria.
2. Untuk mengetahui bagaimana tumbuh kembangnya penyakit malaria.
3. Untuk mengetahui banyaknya jumlah kasus malaria yang terjadi di indonesia.
4. Untuk mengetahui apa penyebab terjadinya peningkatan prevalensi malaria.