ARSIP BULANAN : March 2021

KENAKALAN DI SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

16 March 2021 18:21:50 Dibaca : 7

Nama : Yakob Arif H. BokingoNim : 151420167

Kenalakan yang pernah saya buat pada masa sekolah pada jenjang SMP . Pada masa SMP saya pernah membuat teman saya berdarah karena kepalanya sobek karena saya melempar dia dengan kursi kelas . Saya melempar dia dengan kursi karena saya merasa risih sering di ejek dan di ganggu hingga saya benar"marah karena sudah berlebihan makanya saya marah sampai benar-benar tidak tahan dan melempar dia dengan kursi di kepala . Komentar

Rangkuman sosiologi pendidikan

16 March 2021 15:33:08 Dibaca : 153

Senin, 15 Maret 2021SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU, KEDUDUKAN, DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN  

NAMA    : Yakob Arif H. Bokingo

NIM        : 151420167

 

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU, KEDUDUKAN, DAN 

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

1.         Sosiologi Sebagai Ilmu

Soerjono Soekanto mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan kemasyarakatan.

Soiologi sebagai ilmu memiliki 4 ciri-ciri yaitu empiris, teoritis, kumulatif, dan nonetis.

Empiris, artinya ilmu pengetahuan yang didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan objektif.Teoritis, artinya ilmu pengetahuan berasal dari abstraksi hasil pengamatan di lapangan, sehingga menjadi suatu teori yang logis.Kumulatif, artinya disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, lalu memperbaiki, memperluas, sehingga memperkuat teori sebelumnya.Nonetis, artinya tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi bersifat netral dalam menjelaskan masalah.Pada hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi termasuk ilmu sosial karena mempelajari manusia dan masyarakat. Selain itu, ilmu ini juga merupakan ilmu pengetahuan yang umum bersifat abstrak serta terapan (applied science), bukan ilmu pengetahuan khusus.

Adapun dari sisi objeknya, ilmu ini lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang berkaitan dengan hubungan antara individu dan kelompok serta adanya timbal balik. Sehingga menjadi mudah dipahami bahwa objek kajian dari ilmu sosiologi adalah masyarakat.

2.    Kedudukan Sosiologi

• Sosiologi dan Ilmu Politik

Mempelajari daya upaya untuk memperoleh, mempertahanknd, dan menggunakan kekuasaanyang digambarknd sbg salah satu bntuk persaingan, pertikaian, atau konflik

•  Sosiologi dan Ekonomi

Mempelajari usaha-usaha manusia dlm memenuhi kebutuhan materialnya, sementara sosiologi mempelajari unsure-unsur dalam masyarakat secara keseluruhan.

 

 

•  Sosiologi dan Ilmu Sejarah

sosiologi dan sejarah merupakan ilmu sosial yg mempelajari kejadian dan hubungan  yg dialami manusia

•  Sosiologi dan Atropologi

Agak sulit dibedakan antara sosiologi dengan khususnya antropologi sosial. Ada pendapat menyatakan bahwa antropologi lebih memusatknd perhatianya pda masyarakat primitive.

 

3.    Perkembangan Sosiologi Pendidikan

Sosiologi ini dicetuskan oleh Aguste Comte maka dari itu dia dikenal sebagai bapak sosiologi, ia lahir di Montpellier tahun 1798. Ia merupakan seorang penulis kebanyakan konsep, prinsip dan metode yang sekarang dipakai dalam sosiologi berasal dari Comte.

omte mengatakan bahwa tiap-tiap cabang ilmu pengetahuan manusia mesti melalui tiga tahapan perkembangan teori secara berturut-turut yaitu keagamaan atau khayalan, metafisika atau abstrak dan saintifik.

Bouwman membagi perkembangan sosiologi dalam 4 fase yaitu:

Fase pertama, dimana sosiologi sebagai bagian dari pandangan tentang kehidupan bersama secara filsafat umum terutama tentang Negara, hukum, dan moral yang tersimpul dalam kaidah-kaidah etika/ keagamaan. Pada fase ini sosiologi merupakan cabang filsafat, maka namanya adalah filsafat sejarah atau filsafat social. Di antara filsuf-filsuf yang membicarakan tentang kemasyarakatan adalah plato dalam bukunya berjudul Politea (Republik) yang mengatakan bahwa Negara harus memlihara keadilan sebagai kewajiban yang tertinggi. Selanjutnya Aristoteles dalam bukunya berjudul Politia mengatakan bahwa Negara harus mewujudkan nilai-nilai susila dalam masyarakat. Sedangkan menurut pandangan Thomas Aquinas, hukum duniawi yang di jamin pelaksanaannya leh Negara itu berasal dari hukum Tuhan, yang di dukung dan di lindungi oleh gereja. Karena itu menurut kodratnya Negara harus tunduk kepada gereja. Jadi, kekuatan duniawi harus tunduk kepada kekuasaan rohaniah.

Fase kedua, timbul keinginan-keinginan untuk membangun susunan ilmu berdasarkan pengalaman-pengalaman dan peristiwa-peristiwa nyata (empiris), bukan hanya hasil renungan saja dan memisahkan alam pikiran secara lambat laun daari ajaran gereja. Salah seorang tokoh fase ini adalah Machiavelli yang berpandangan realis. Menurut pendapatnya Negara harus terpisah dari gereja. Untuk mewujudkan cita-cita ini maka segala cara harus di tempuh. Selanjutnya, Thomas Hobbes mengatakan bahwa yang menggerakkan manusia itu adalah hasrat untuk mempertahankan diri dan memperbaiki kehidupan, sebagai perwujudan yang wajar dari keakuan (egoisme).

Sosiologi pada fase ketiga, merupakan fase awal dari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Orang mengatakan bahwa Comte adalah “bapak sosiologi” karena ialah yang pertama kali mempergunakan istilah sosiologi dalam pembahasan tentang masyarakat. Sedangkan Saint Simon dianggap “perintis jalan’ bagi sosiologi. Ia bermaksud membentuk ilmu yang disebut “Psyco-Politique”. Revolusi Industri di Inggris dan Revolusi Perancis menimbulkan keadaan masyarakat yang baru. Kehidupan kenegaraan dan ekonomi bersifat masal, banyak segi-seginya yang tak tetep sehingga Saint Simon bermaksud mengorganisasikan keadaan masyarakat itu menjadi suatu bentuk pergaulan hidup yang lebih sempurna. Dengan ilmu tersebut Saint simon dan juga Comte mengambil rumusan dari Turgot (1726-1781) sebagai orang yang berjasa terhadap sosiologi, ia mengambil bagian penting dalam pertumbuhan filsafat Positivisme yang nantinya merupakan metode untuk menyusun sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri snediri.

Sosiologi pada fase ke empat, ciri utamanya adalah keinginan untuk bersama-sama memberikan batas yang tegas tentang objek sosiologi, sekaligus memberikan memiliki pengertian-pengertian dan metode-metode sosiologi yang khusus. Tokoh –tokoh atau pelopor sosiologi yang otonom dalam metodenya ini berada pada akhir abad 18 dan awal 19 antara lain adalah Fichte, Novalis, Adam muller, Hegel dan lain-lain.u positif.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong