Pancasila sebagai pandangan hidup. Tuntutan Jadi Sempurna kepada Anak Juga Bikin Ortu Kelelahan Mental
NAMA : AISA S. SAMIUN
NIM : 221423050
1. Pancasila sebagai pandangan hidup
- Tanggapan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat fundamental dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kelima sila Pancasila memberikan pedoman dan acuan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Pancasila berfungsi sebagai petunjuk dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, mempersatukan masyarakat yang majemuk, serta menjadi landasan dalam membangun diri dan bangsa sesuai dengan cita-cita mulia. Dengan menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup, kita dapat mewujudkan kehidupan yang rukun, saling menghormati, menjunjung keadilan, persatuan, dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Survei terbaru menunjukkan bahwa tuntutan untuk menjadi orang tua yang sempurna memberikan dampak negatif pada kesehatan mental orang tua. Orang tua yang terjebak dalam ekspektasi tinggi ini berisiko mengalami kelelahan mental (burnout), stres, kecemasan, bahkan depresi.
Survei ini menemukan bahwa orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap diri mereka sendiri dan anak-anak mereka lebih rentan mengalami burnout. Tekanan untuk selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, baik dalam hal akademis, ekstrakurikuler, maupun pengembangan karakter, dapat menguras energi dan emosi mereka.
Dampak negatif ini tidak hanya dirasakan oleh orang tua, tetapi juga oleh anak-anak. Orang tua yang mengalami burnout cenderung lebih mudah marah, kritis, dan kasar kepada anak-anak mereka. Hal ini dapat berpengaruh buruk pada perkembangan mental dan emosional anak.
Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kesempurnaan adalah sebuah ilusi. Setiap orang tua dan anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Orang tua perlu fokus pada menjalin hubungan yang positif dengan anak-anak mereka dan mendukung mereka dalam mencapai potensi terbaik mereka, tanpa harus memaksakan ekspektasi yang tidak realistis.