Dampak Ekspresi Diri Pada Kesehatan Mental Gen Z

22 May 2024 23:39:30 Dibaca : 43

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, dikenal sebagai generasi yang vokal dan terhubung dengan teknologi. Mereka terbiasa mengekspresikan diri secara bebas melalui berbagai platform online, mulai dari media sosial hingga forum komunitas. Kebebasan berekspresi ini menjadi salah satu ciri khas mereka, dan platform digital menjadi wadah untuk menyuarakan pendapat, bertukar ide, dan membangun koneksi. 

Teknologi dan media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan Gen Z. Melalui platform digital, mereka memiliki kesempatan tak terbatas untuk mengekspresikan diri, berbagi pengalaman, dan terhubung dengan orang lain. Namun, disisi lain, media sosial juga dapat menjadi sumber tekanan, perbandingan yang tidak sehat, dan rasa keterasingan. Di era digital yang penuh dengan informasi dan interaksi tanpa batas, Gen Z dihadapkan dengan berbagai tantangan yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

Berdasarkan penelitian jurnal Psychology of Aesthetics, Creativity, and the Arts pada tahun 2020. Studi ini menyatakan bahwa ekspresi diri yang sehat dapat menjadi katalis bagi kesejahteraan mental Gen Z. Berbagi cerita pribadi, perasaan, dan pengalaman melalui tulisan, seni, atau aktivitas kreatif lainnya dapat membantu mereka memproses emosi, mengurani stress, dan meningkatkan rasa harga dir. Dengan mengeksplorasi identitas mereka dan menemukan cara untuk mengungkapkannya, Gen Z dapat menemukan jalan untuk memperkuat kesehatan mental mereka. 

Di sisi lain, terlalu banyak fokus pada ekspresi diri juga dapat menimbulkan resiko. Jika tidak seimbang, obsesi untuk terus-menerus berbagi dan mendapatkan pengakuan di media sosial dapat memicu perasaan tidak cukup, kecemasan, dan depresi. Gen Z harus belajar membatasi diri, memprioritaskan koneksi yang bermakna, dan meme

Media sosial telah menjadi alat yang ampuh bagi Gen Z untuk mengekspresikan diri mereka. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat memungkinkan Gen Z untuk berbagi foto, video, dan cerita dengan cara yang kreatif. Platform ini juga memungkinkan Gen Z untuk terhubung dengan orang lain secara real time dan berpartisipasi dalam percakapan global.

Tetapi, media sosial juga dapat menjadi tempat perundungan dan pelecehan online. Gen Z sering menjadi sasaran cyberbullying, body shaming, dan komentar negatif lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka, menyebabkan kecemasan, depresi, dan bahkan bunuh diri.

Teman-teman Gen Z ekspresi diri memang merupakan bagian penting dalam perkembangan diri dan identitas.Tetapi, kita sebagai Gen Z harus menggunakan platform digital secara bertanggung jawab dengan membangun komunitas yang suportif, dan menjaga keseimbangan antara dunia online dan offline. Selain itu, terkait dengan  penggunaan platform digital kita juga perlu membatasi dalam mengekspresikan diri. Hal ini bertujuan agar teman-teman Gen Z tidak menjadi korban kejahatan online dari orang yang tidak bertagung jawab. Gen Z dapat memanfaatkan kekuatan ekspresi diri untuk meningkatkan kesehatan mental dan membangun masa depan yang positif. Dengan terus belajar, beradaptasi, dan saling mendukung, teman-teman Gen Z dapat memaksimalkan kekuatan ekspresi diri untuk menciptakan perubahan positif di dunia dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi diri kita sendiri dan generasi penerus.

 

Nama : Nurlindah Rusli (221423077)

Kelas : A

Jurusan : Ilmu Hukum Kemasyarakatan

Tugas Resume

Perundungan Siswi SMP di Citayam

 

Judul Artikel Polisis Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayem

Sumber Kompas.com (https://megapolitan.kompas.com/read/2024/05/18/11242711/polisi-amankan-dua-pelaku-perundungan-siswi-smp-di-citayam)

Dua pelajar SMP Wira Buana di Depok diamankan polisi setelah diduga melakukan perundungan terhadap seorang siswi SMP di Citayam pada Kamis (16/5/2024). Motif perundungan masih didalami, namun diduga terkait masalah asmara. Video perundungan yang beredar di media sosial menarik perhatian publik dan memicu kecaman terhadap para pelaku.

Polres Depok telah melakukan pemeriksaan terhadap para pelaku dan korban. Kedua pelaku telah meminta maaf, namun kelanjutan kasus masih menunggu hasil pemeriksaan dan persetujuan dari pihak-pihak terkait. Korban telah melakukan visum dan kondisinya tidak parah.

Kasus ini menjadi pengingat penting tentang bahaya perundungan dan pentingnya meningkatkan kesadaran tentang pencegahannya. Masyarakat dihimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi dan menghormati privasi korban. Kasus perundungan siswi SMP di Citayam merupakan pelanggaran terhadap HAM, Pancasila, dan nilai-nilai PPKn. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya perundungan dan mendorong semua pihak untuk menghentikannya. Pendidikan karakter dan penegakan hukum yang tegas menjadi kunci untuk mencegah terjadinya perundungan di masa depan.

kesan saya selama mengikuti pkkmb

21 August 2023 16:40:49 Dibaca : 18

Mungkin kita sudah tidak asing dengan kata PKKMB, masa pengenalan lingkungan kampus untuk mahasiswa baru. Tidak mengenal siapapun mungkin akan membuat kita merasa canggung. Yah meskipun begitu PKKMB merupakan pengalaman yang tidak terlupakan dimana kita mengenal orang baru dengan lingkungan yang baru juga. Perasaan yang menggebu-gebu karna sudah menjadi seorang  mahasiswa. 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong