MENJADI MAHASISWA BARU DALAM MASA PANDEMI COVID-19
MENJADI MAHASISWA BARU DALAM MASA PANDEMI COVID-19
Oleh
Nur Adinda Palai
Email : nuradindapalai528@gmail.com
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sekolah
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Saat ini seluruh dunia sedang berada di masa pandemi. Pandemi yang menyebabkan ini semua yaitu covid-19. Selama masa pandemi orang-orang dilarang untuk bertemu langsung dan harus menjaga jarak. Hal tersebut dilakukan guna menghentikan virus covid-19. Karena tidak bisa bertemu langsung maka semua dilakukan secara daring. Kegiatan secara daring ini sangat berdampak terhadap kegiatan-kegiatan manusia. Tidak terkecuali sebagai seorang mahasiswa. Kegiatan mahasiswa yang sebelumnya konvensional menjadi kini semua dilakukan secara online. Tugas secara daring memberi dampak tersendiri terhadap mahasiswa. Pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah bagi para tenaga pendidik merupakan perubahan yang harus dilakukan oleh dosen untuk tetap mengajar mahasiswa. Pendidikan dengan jarak jauh memiliki tujuan agar mutu pendidikan meningkatkan dan relevansi pendidikan serta meningkatkan pemerataan akses dan perluasan pendidikan.
ABSTRACT
Right now the whole world is in a time of a pandemic. The pandemic that caused all of this is Covid-19. During the pandemic, people are prohibited from meeting face-to-face and have to keep their distance. This is done to stop the Covid-19 virus. Because we cannot meet in person, everything is done online. These online activities have a huge impact on human activities. No exception as a student. Previously conventional student activities are now all done online. Online assignments have a distinct impact on students. Online learning and working from home for educators are changes that must be made by lecturers to continue teaching students. Distance education has the aim of improving the quality of education and the relevance of education as well as increasing equitable access and expansion of education.
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Agent of Change, itulah kalimat yang akan kita dengar jika membicarakan tentang mahasiswa. Banyak orang sudah tahu, mahasiswa adalah sosok yang dituntut untuk mampu menjawab tantangan globalisasi yang kian menanjak, mampu membawa perubahan yang positif bagi bangsa dan negara. Tak hanya itu, menjadi mahasiswa juga berpotensi dapat membuka peluang karier yang lebih luas dan bergengsi. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa menjadi seorang mahasiswa adalah sesuatu yang keren. Karena itulah status mahasiswa menjadi salah satu impian yang ingin diraih oleh hampir semua orang di negeri ini. Sayangnya, tidak semua orang bisa menyandang status tersebut dengan mudah karena beberapa faktor. Entah karena faktor ekonomi, faktor lingkungan sosial masyarakat, faktor keluarga, dan masih banyak lagi faktor lainnya. Tak dapat dimungkiri, faktor-faktor inilah yang membuat seseorang kehilangan minat dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Perpindahan dari status siswa menjadi seorang mahasiswa tentu adalah suatu hal yang mendebarkan dan sebuah kebanggaan tersendiri. Dunia mahasiswa yang jauh berbeda dengan masa sekolah menengah membawa suasana baru yang lebih menarik dan menantang. Banyak siswa yang kadang merasa khawatir dan cemas saat menghadapi masa-masa perubahan di dunia kampus. Kesuksesan mahasiswa di kampus dipengaruhi oleh banyak hal, baik itu sistem perkuliahan perguruan tinggi, dosen, lingkungan, keluarga, pergaulan ataupun dari diri sendiri. Banyak mahasiswa yang mengejar prestasi bidang akademik, dan itu memang tujuan dari seorang mahasiswa. Namun, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk itu, mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dan melatih pola pikir.
Awal tahun 2020 telah memberikan kesan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kita dipaksa untuk beradaptasi dengan perubahan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Memasuki tahun ajaran baru, suasana ini pun masih tetap terasa karena belum adanya hasil positif terhadap penanganan Covid-19. Oleh karenanya, hampir semua institusi pendidikan akhirnya kembali menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi digital.
Mahasiswa baru (maba) pun merasakan imbasnya. Boleh dikatakan bahwa tahun ini menjadi tahun perdana bagi seluruh perguruan tinggi menyelenggarakan pengenalan kampus dan pelantikan maba secara daring. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan bagi perguruan tinggi untuk tetap melaksanakan perkuliahan secara daring bagi seluruh mahasiswanya. Dosen dan mahasiswa dipaksa untuk memaksimalkan proses pembelajaran secara daring dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada beserta perlatan pendukungnya.
B. PEMBAHASAN
Apa sih yang terbesit pertama kali ketika disebutkan mahasiswa? Mungkin ada yang mengartikan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Memang kesannya sebagai pelajar, yang hanya menuntut ilmu dan belajar dan belajar. Tapi dibalik sebutan mahasiswa, ternyata mahasiswa memiliki perjalanan panjang yang tidak melulu tentang belajar. Memang tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar, menyelesaikan tugas kuliahnya dan menjadi pribadi yang lebih dewasa dan matang. Siap bekerja untuk negeri. Terlepas dari itu semua, ternyata mahasiswa tidak bisa diartikan biasa-biasa saja. Nyatannya berkat mahasiswa, banyak peristiwa-peristiwa besar yang menjadi catatan sejarah.
Mahasiswa juga disebut-sebut sebagai agent of change dalam kehidupan, sebagai generasi penerus, aksi mahasiswa dalam skala besar ternyata efektif untuk memberi pengaruh perubahan politik, mahasiswa secara tidak langsung sebagai kader penerus bangsa. Tidak banyak yang tahu jika peran mahasiswa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dicetuskan pertama kali oleh Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang ditandai kebangkitan bangsa para pemuda. Tidak hanya itu juga, di tanggal 28 Oktober 1928 mahasiswa berperan signifikan dalam proses pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka Sumpah Pemuda. Adapun peran mahasiswa di hari kemerdekaan Indonesia, ternyata mahasiswa turut serta membantu dalam pembentukan kemerdekaan Indonesia. Mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa jika disatukan dalam satu kesatuan. Mahasiswa tidak sekedar belajar dan menuntut ilmu. Nyata Nya mahasiswa di tahun 1998 juga mampu meruntuhkan orde baru dan mengawal memasuki masa reformasi. Dengan kata lain, mahasiswa sebagai pioner dalam perjuangan dan pembangunan bangsa yang mungkin tidak disadari dan dimengerti oleh masyarakat umum,bahkan mahasiswa baru.
Pengertian mahasiswa secara administratif dapat diartikan sebagai murid yang terdaftar di perguruan tinggi. Dimana siswa di perguruan tinggi tersebut sudah memenuhi syarat-syarat menjadi siswa di perguruan tinggi maupun di universitas. Secara administrasi, mahasiswa diambil dari dua kata, yaitu dari kata ‘maha’ dan ‘siswa’. Maha memiliki makna ter yang bermakna lebih tinggi d ari sekedar pelajar. Sedangkan siswa berarti pelajar. Dengan kata lain, mahasiswa diartikan sebagai terpelajar. Sebagai siswa terpelajar diartikan sebagai seorang pelajar yang tidak hanya belajar secara akademik, tetapi seorang siswa yang memiliki inovasi, kreativitas tinggi dibidang tertentu. Dikatakan mahasiswa karena seorang mahasiswa memiliki tanggung jawab menuntut ilmu lebih tinggi dibandingkan seorang pelajar SMP maupun SMA. Dimana mahasiswa diharapkan mampu melahirkan solusi atas permasalahan dan menjadi problem solving bagi masyarakatnya.
Bagi orang-orang yang beruntung karena keadaan yang mendukung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, umumnya mereka tidak merasa takut untuk menaruh ekspektasi besar terhadap hiruk pikuk kehidupan kampus. Banyak harapan yang terlontar dari mulut-mulut calon mahasiswa baru. Hal-hal manusiawi dan sudah tidak asing lagi di telinga kita, yang diharapkan bisa terealisasi saat menjalani kehidupan sebagai mahasiswa baru. Hal-hal seperti bisa bertemu dan mengenal orang-orang baru secara langsung, mendapatkan rekan-rekan baru yang dewasa dan solid, merasakan sensasi wira-wiri di lingkungan kampus dengan memakai baju kasual, menambah skill dan relasi dengan menjajal organisasi-organisasi kampus yang menantang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya harapan-harapan seperti ini dipandang sangat wajar, asalkan tidak menjadikan kuliah sebagai semata-mata pelarian.
Pada faktanya, tidak semua harapan yang telah disimpan sejak jauh-jauh hari oleh para mahasiswa baru kini dapat direalisasikan dengan utuh. Beberapa harapan skala kecil terpaksa harus ditarik dan dipendam dalam-dalam untuk sementara waktu. Covid-19 yang tengah mewabah di Indonesia saat ini seolah meluluhlantakkan terealisasinya harapan-harapan tersebut.
Sebab, sebagaimana kebijakan dan arahan yang dikeluarkan oleh Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Nadiem Anwar Makarim, melalui SE (Surat Edaran) Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 pada tanggal 17 Maret 2020 perihal Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), membuat aktivitas pendidikan seperti pembelajaran dan penyelenggaraan acara yang mengundang banyak peserta terpaksa dialihkan ke dalam media daring atau online. Terutama aktivitas di perguruan tinggi.
Hal ini disusul dengan pernyataan resmi yang dipaparkan Nadiem, “Karena keselamatan adalah yang nomor satu, saat ini semua perguruan tinggi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara online sampai ke depannya mungkin kebijakan berubah. Tapi untuk saat ini belum berubah, jadi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara daring,” dalam Keterangan Pers terkait Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran dan Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19, Senin (15/06). Jadi mau tidak mau, mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021 ini harus melalui kegiatan masa orientasi atau pengenalan kehidupan kampus seperti PKKMB, OSPEK, atau PBAK hingga kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media daring seperti Zoom, YouTube, Google Meet, Microsoft Teams, atau media lain yang relevan. Ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah bagi mahasiswa baru untuk mengikuti kegiatan masa orientasi dan pembelajaran secara daring atau online. Tak ayal, keadaan tersebut membuat tak sedikit mahasiswa baru yang mengeluh. Mereka kecewa karena tidak pernah merasakan sensasi menginjakkan kaki di lantai kampus dan menatap wajah-wajah baru secara langsung untuk pertama kalinya pada awal semester satu.
Tak hanya itu, perkuliahan daring juga menuntut mahasiswa baik itu mahasiswa baru maupun mahasiswa senior untuk memiliki media penunjang pembelajaran yang lengkap dan sinyal yang kuat. Sebab, dua hal inilah yang dapat mengoptimalkan aktivitas pembelajaran daring. Akan tetapi, tidak semua mahasiswa berada dalam situasi dan kondisi yang sama serta memungkinkan untuk mengikuti pembelajaran dengan maksimal. Dalam sebuah perguruan tinggi umumnya terdaftar ratusan hingga ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang berbeda kota, provinsi, bahkan berbeda pulau dengan jangkauan kualitas jaringan yang berbeda-beda pula. Ada banyak sekali mahasiswa yang berasal dari daerah pelosok yang umumnya belum mendapatkan jangkauan sinyal yang memadai. Kondisi ini memaksa mereka untuk mencari daerah dengan deteksi sinyal yang kuat supaya tetap dapat mengikuti aktivitas pembelajaran. Ada lagi, banyak mahasiswa baru yang tak jarang menemui kesulitan dalam menggali dan mengenali karakter dosen yang mengajar di kelas virtualnya, hal ini pun berdampak pada komunikasi yang mereka jalin bersama. Umumnya adalah terjadi kasus salah tangkap informasi atau miskomunikasi antara mahasiswa dengan dosen yang bersangkutan hingga membuat keduanya menaruh pandangan yang negatif terhadap satu sama lain. Ini bisa berdampak pada sistem penilaian yang diberikan dosen kepada mahasiswa terkait, sehingga dapat mempengaruhi kelulusan mata kuliah yang diajarkan.
ecara online maupun offline. Tidak ada yang istimewa kecuali kalian mau berusaha. Karena menjadi mahasiswa berarti harus siap menghadapi kerasnya dunia menuju proses dewasa. Jadilah mahasiswa yang cerdas, bijak, dan beretika. Ini penting mengingat mahasiswa adalah agen perubahan untuk masa depan bangsa dan negara yang lebih baik. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga kita bisa menjalani aktivitas perkuliahan dengan normal kembali.
C. KESIMPULAN
Agent of Change, itulah kalimat yang akan kita dengar jika membicarakan tentang mahasiswa. Banyak orang sudah tahu, mahasiswa adalah sosok yang dituntut untuk mampu menjawab tantangan globalisasi yang kian menanjak, mampu membawa perubahan yang positif bagi bangsa dan negara.
Awal tahun 2020 telah memberikan kesan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kita dipaksa untuk beradaptasi dengan perubahan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Memasuki tahun ajaran baru, suasana ini pun masih tetap terasa karena belum adanya hasil positif terhadap penanganan Covid-19. Oleh karenanya, hampir semua institusi pendidikan akhirnya kembali menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi digital.
DAFTAR PUSTAKA
https://yoursay.suara.com/news/2020/11/11/115245/tantangan-menjadi-mahasiswa-baru-di-tengah-pandemi-covid-19
https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-mahasiswa/
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Reza%20Agusta%20Wirakesuma_2010914310024.pdf