Mahasiswa zaman now, Belajar Tidak Harus Ke Kampus
Dari Sabang sampai Merauke, belajar dengan tetap bersama keluarga, tanpa harus meninggalkan rumah. Walaupun harus dari rumah pembelajaran tetap asik, tidak monoton dan sangat menarik. Ilmu bisa dicari dan di dapat walau dari rumah. Kendati demikian kitaa sebagai pelajar di tuntut untuk aktif dan produktif agar tetap bisa bersaing dengan warga negara lain, karena 10 tahun kedepan kita pasti jadi generasi emas bagi bangsa, dan menjadi generasi penerus.
Oke, teman-teman sebelum lanjut saya akan kasih tips² pembelajaran agar pembelajaran daring tidak lah boring.
Langkah² atau kiat²/tips belajar di era zaman now.
1. Catat Jadwal Kuliah DaringAgar kalian tidak melewatkan perkuliahan secara daring, baiknya kalian membuat list jadwal untuk kuliah daring kalian. Agar jadwal kuliah lebih menarik, kalian dapat menggunakan template dan menempelkan jadwal di tempat yang mudah dijangkau. Ketika kalian memiliki banyak ativitas saat dirumah, kalian dapat menggunakan alarm agar jadwal kuliah tidak terlewatkan.
2. Buat Ruangan Khusus untuk Kuliah Daring
Ruangan yang nyaman akan membantu kalian untuk lebih fokus saat berkuliah. Buat ruangan kuliah kaalian di rumah senyaman mungkin. Kalian juga dapat menempatkan beberapa atribut yang dapat mendukung suasana belajar yang nyaman. Ketika kalian memiliki banyak waktu di rumah, tentu kalian dapat mendesain ruang khusus kuliah agar kuliah kalian tidak membosankan.
3. Siapkan Menu Camilan
Kuliah daring memiliki kelebihan diantaranya kalian dapat lebih nyaman dengan menikmati camilan. Kalian juga dapat menghidangkan secangkir teh atau kopi agar lebih fresh saat belajar. Kalian juga dapat membuat menu camilan sendiri di rumah sebagai bentuk dari memanfaatkan waktu luang. Menu camilan juga baiknya tidak terlalu berlebihan agar kalian tetap fokus berkuliah secara daring.
4. Simak Perkuliahan dengan Baik
Berkuliah secara daring terkadang membuat kalian lebih mudah untuk tidak memperhatikan perkuliahan. Hal itu justru dapat membuat kalian menjadi bosan. Baiknya simak perkuliahan agar kalian dapat memahami setiap materi yang disampaikan oleh dosen.
5. Hidupkan Suasana Kelas dengan Diskusi
Kelas online tentu akan berbeda dengan kelas offline. Kalian dapat menghidupkan suasana kelas dengan berdiskusi. Manfaatkan sesi diskusi dengan dosen karena itu akan membantu kalian lebih bersemangat. Selain itu, dengan berdiskusi tentunya akan membuat kalian lebih memahami topik bahasan yang disampaikan dosen.
Nhaa, Itulah tadi tips² atau kiat² belajar online tapi tidak lah boring.Sekarang kalian bisa mencoba menerapkan beberapa tips tadi agar kalian tetap semangat untuk kuliah daring.
Adaa beberapa kelebihan dalam melakukan pembelajaran online.
Kelebihan penerapan e-learning:
1. Dapat diakses dengan mudah
Cukup menggunakan smartphone atau perangkat teknologi lain seperti laptop yang terhubung dengan internet Anda sudah bisa mengakses materi yang ingin dipelajari. Dengan menerapkan e-learning Anda dapat melakukan kegiatan pembelajaran di mana saja, kapan saja.
2. Biaya lebih terjangkau
Tentunya, kita semua ingin menambah ilmu pengetahuan tanpa kendala keuangan. Dengan bermodalkan paket data internet, Anda dapat mengakses berbagai materi pembelajaran tanpa khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir. Disarankan Anda mendaftar member dalam e-learning karena biaya member lebih murah dibandingkan mengikuti les atau kursus di lembaga pembelajaran.
3. Waktu belajar fleksibel
Biasanya kebanyakan orang yang ingin belajar lagi tidak memiliki waktu yang cukup. Salah satu alasannya mungkin karena waktu Anda sudah digunakan untuk bekerja. Pembelajaran berbasis digital atau e-learning ini adalah solusinya. Waktu untuk belajar bisa dilakukan kapan saja tanpa terikat dengan jam belajar.
4. Wawasan yang luas
Dengan menerapkan e-learning, tentunya Anda akan menemukan banyak hal yang semula belum Anda ketahui. Hal ini disebabkan beberapa materi pelajaran yang tersedia pada e-learning belum tersedia dalam media cetak seperti buku yang sering digunakan dalam metode belajar-mengajar konvensional. Berbeda dengan pembelajaran melalui tatap muka yang dilakukan dengan membaca buku.
Kekurangan penerapan e-learning:
1. Keterbatasan akses internet
Salah satu kekurangan metode pembelajaran e-learning adalah terbatasnya akses internet. Jika Anda berada di daerah yang tidak mendapatkan jangkauan internet stabil, maka akan sulit bagi Anda untuk mengakses layanan e-learning. Hal ini tentunya masih banyak terjadi di Indonesia mengingat beberapa daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) masih belum terjangkau akses internet. Selain itu, harga pemakaian data internet juga masih dirasa cukup mahal untuk beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan kemampuan untuk memanfaatkan e-learning masih dianggap sebagai suatu keistimewaan.
2. Berkurangnya interaksi dengan pengajar
Beberapa metode pembelajaran e-learning bersifat satu arah. Hal tersebut menyebabkan interaksi pengajar dan siswa menjadi berkurang sehingga akan sulit bagi Anda untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang sukar dipahami.
3. Pemahaman terhadap materi
Materi yang diajarkan dalam e-learning direspon berdasarkan tingkat pemahaman yang berbeda-beda, tergantung kepada kemampuan si pengguna. Beberapa orang mungkin dapat menangkap materi dengan lebih cepat hanya dengan membaca, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama sampai benar-benar paham. Bahkan ada juga yang membutuhkan penjelasan dari orang lain agar dapat memahami materi yang dipelajari.
4. Minimnya Pengawasan dalam Belajar
Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran secara daring membuat pengguna e-learning kadang kehilangan fokus.
Meskipun kendati demikian, Mari kita sama-sama berusaha memberikan yang terbaik untuk negara ini dan selalu berusaha menjadi generasi penerus bangsa. Sekalipun di masa yang sulit, kita harus tetap semangat dan harus berani untuk menghadapi era globalisasi yang modern.
Salam sehat untuk Negeri, Semangat muda Mahasiswa UNG Jaya.
Saya Angga Pradana dari Fakultas ilmu sosial Jurusan Administrasi publik.
Saya ucapkan Terimakasih.
Menjadi Mahasiswa baru di masa pandemi
Pandemi Telah merenggut segala aspek di dalam negeri bahkan di luar negeri, Mulai dari pejabat sampai tukang babat ( Kuli jalan), dari Direktur sampai tukang cukur, dari insinyur sampai tukang sayur dan dari mereka yang hanya mengandalkan (ubet sak ubet,nyandak sak candak) dalam bahasa Jawa yang berarti kerja seadanya,apapun di kerjakan.
Mulai dari tahun 2020 di bulan Maret sampai sekarang semua harus berada di rumah tanpa terkecuali, berapa ratus bahkan ribuan orang yang harus kehilangan pekerjaan nya,kehilangan mata pencaharian nya, bahkan hanya untuk sesuap nasi, bahkan mereka yang menempuh pendidikan pun harus dari rumah.
Namun jangan mengeluh, jangan putus asa Pemerintah, Bapak Presiden berserta jajaran nya patut kita beri apresiasi dan harus kita dukung bersatu padu dan bersama kita bisa, jangan kendor tetap patuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan ( 3 M ).
Agent of Change, itulah kalimat yang akan kita dengar jika membicarakan tentang mahasiswa. Yeah, banyak orang sudah tahu, mahasiswa adalah sosok yang dituntut untuk mampu menjawab tantangan globalisasi yang kian menanjak, mampu membawa perubahan yang positif bagi bangsa dan negara. Tak hanya itu, menjadi mahasiswa juga berpotensi dapat membuka peluang karier yang lebih luas dan bergengsi. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa menjadi seorang mahasiswa adalah sesuatu yang keren. Karena itulah status mahasiswa menjadi salah satu impian yang ingin diraih oleh hampir semua orang di negeri ini.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menyandang status tersebut dengan mudah karena beberapa faktor. Entah karena faktor ekonomi, faktor lingkungan sosial masyarakat, faktor keluarga, dan masih banyak lagi faktor lainnya. Tak dapat dimungkiri, faktor-faktor inilah yang membuat seseorang kehilangan minat dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Banyak harapan yang terlontar dari mulut-mulut calon mahasiswa baru. Hal-hal manusiawi dan sudah tidak asing lagi di telinga kita, yang diharapkan bisa terealisasi saat menjalani kehidupan sebagai mahasiswa baru. Hal-hal seperti bisa bertemu dan mengenal orang-orang baru secara langsung, mendapatkan rekan-rekan baru yang dewasa dan solid, merasakan sensasi wira-wiri di lingkungan kampus dengan memakai baju kasual, menambah skill dan relasi dengan menjajal organisasi-organisasi kampus yang menantang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya harapan-harapan seperti ini dipandang sangat wajar, asalkan tidak menjadikan kuliah sebagai semata-mata pelarian.
Namun pada faktanya, tidak semua harapan yang telah disimpan sejak jauh-jauh hari oleh para mahasiswa baru kini dapat direalisasikan dengan utuh. Beberapa harapan skala kecil terpaksa harus ditarik dan dipendam dalam-dalam untuk sementara waktu. Covid-19 yang tengah mewabah di Indonesia saat ini seolah meluluhlantakkan terealisasinya harapan-harapan tersebut.
Sebab, sebagaimana kebijakan dan arahan yang dikeluarkan oleh Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Nadiem Anwar Makarim, melalui SE (Surat Edaran) Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 pada tanggal 17 Maret 2020 perihal Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), membuat aktivitas pendidikan seperti pembelajaran dan penyelenggaraan acara yang mengundang banyak peserta terpaksa dialihkan ke dalam media daring atau online. Terutama aktivitas di perguruan tinggi.
Hal ini disusul dengan pernyataan resmi yang dipaparkan Nadiem, “Karena keselamatan adalah yang nomor satu, saat ini semua perguruan tinggi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara online sampai ke depannya mungkin kebijakan berubah. Tapi untuk saat ini belum berubah, jadi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara daring,” dalam Keterangan Pers terkait Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran dan Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19, Senin (15/06).
Jadi mau tidak mau, mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021 ini harus melalui kegiatan masa orientasi atau pengenalan kehidupan kampus seperti PKKMB, OSPEK, atau PBAK hingga kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media daring seperti Zoom, YouTube, Google Meet, Microsoft Teams, atau media lain yang relevan. Ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah bagi mahasiswa baru untuk mengikuti kegiatan masa orientasi dan pembelajaran secara daring atau online.
Tak ayal, keadaan tersebut membuat tak sedikit mahasiswa baru yang mengeluh. Mereka kecewa karena tidak pernah merasakan sensasi menginjakkan kaki di lantai kampus dan menatap wajah-wajah baru secara langsung untuk pertama kalinya pada awal semester satu.
Tak hanya itu, perkuliahan daring juga menuntut mahasiswa baik itu mahasiswa baru maupun mahasiswa senior untuk memiliki media penunjang pembelajaran yang lengkap dan sinyal yang kuat. Sebab, dua hal inilah yang dapat mengoptimalkan aktivitas pembelajaran daring. Akan tetapi, tidak semua mahasiswa berada dalam situasi dan kondisi yang sama serta memungkinkan untuk mengikuti pembelajaran dengan maksimal.
Dalam sebuah perguruan tinggi umumnya terdaftar ratusan hingga ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang berbeda kota, provinsi, bahkan berbeda pulau dengan jangkauan kualitas jaringan yang berbeda-beda pula. Ada banyak sekali mahasiswa yang berasal dari daerah pelosok yang umumnya belum mendapatkan jangkauan sinyal yang memadai. Kondisi ini memaksa mereka untuk mencari daerah dengan deteksi sinyal yang kuat supaya tetap dapat mengikuti aktivitas pembelajaran.
Ada lagi, banyak mahasiswa baru yang tak jarang menemui kesulitan dalam menggali dan mengenali karakter dosen yang mengajar di kelas virtualnya, hal ini pun berdampak pada komunikasi yang mereka jalin bersama. Umumnya adalah terjadi kasus salah tangkap informasi atau miskomunikasi antara mahasiswa dengan dosen yang bersangkutan hingga membuat keduanya menaruh pandangan yang negatif terhadap satu sama lain. Ini bisa berdampak pada sistem penilaian yang diberikan dosen kepada mahasiswa terkait, sehingga dapat mempengaruhi kelulusan mata kuliah yang diajarkan.
Mahasiswa baru angkatan 2020/2021 memang akan merasa sangat asing dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa beradaptasi dengan aktivitas perkuliahan daring, dibandingkan dengan keadaan pada waktu normal. Mental yang dimiliki mahasiswa baru memang belum sepenuhnya terlatih. Ini adalah masa peralihan yang berat bagi mereka menuju manusia yang lebih dewasa. Sebab, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak yang baru saja tamat dari sekolah menengah (SMA/MA/SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat). Di sinilah peran kakak tingkat dibutuhkan.
Sebagai senior yang baik, jangan menunjukkan diri seolah-olah yang paling berkuasa. Kakak tingkat (kating) memiliki kewajiban untuk membimbing, mengakrabkan diri, dan bersedia ditanya-tanya oleh para juniornya dalam rangka menunjang proses adaptasi lingkungan dan kehidupan baru perkuliahannya.
Sebaliknya, tidak semata-mata berani mengakrabkan diri dengan teman seangkatan saja, mahasiswa baru juga harus memiliki keberanian untuk mengenal dekat dan mengakrabkan diri dengan kakak tingkat mereka, terutama yang masih satu prodi atau jurusan. Meski hanya saling kenal dan berkomunikasi via online untuk sementara waktu, itu tidak menjadi masalah. Kedekatan yang mereka jalin harus menjadi prioritas.
Menurut pandangan saya, ada banyak alasan mengapa mahasiswa baru harus dekat dengan kakak tingkat (kating) yang masih satu jurusan. Pertama, mahasiswa baru dapat memiliki gambaran yang jelas mengenai jurusan mereka, apa saja mata kuliahnya, apa saja peminatannya, dan apa organisasi internalnya.
Kedua, mahasiswa baru dapat memiliki informasi mengenai dosen-dosen yang mungkin akan mengajar di kelas mereka, bagaimana karakter dosen tersebut, bagaimana gaya mengajarnya, dan apa saja peraturan yang ditetapkannya.
Dengan mengetahui seluk-beluk dosen yang mengajar di jurusan, mahasiswa baru dapat mempersiapkan dirinya untuk menghadapi dosen-dosen tersebut sehingga dapat meminimalisir terjadinya miskomunikasi dan ketegangan di antara mereka meskipun kegiatan pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka.
Terakhir, mahasiswa baru dapat memperoleh relasi yang sehat dan berpeluang menjadi partner yang solid bagi kakak tingkat dalam menyelesaikan proyek skala besar seperti PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) di masa mendatang.
Mahasiswa baru, biar bagaimanapun sulitnya hal-hal yang harus kalian lalui di tengah kemelut pandemi Covid-19 ini, jangan risau. Ini hanya sementara. Berjuanglah, terlalu banyak mengeluh bukan solusi yang tepat di situasi seperti saat ini. Perlu kalian tanamkan dalam diri, kuliah memang berat, baik itu dijalani secara online maupun offline.
Tidak ada yang istimewa kecuali kalian mau berusaha. Karena menjadi mahasiswa berarti harus siap menghadapi kerasnya dunia menuju proses dewasa. Jadilah mahasiswa yang cerdas, bijak, dan beretika. Ini penting mengingat mahasiswa adalah agen perubahan untuk masa depan bangsa dan negara yang lebih baik.
Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga kita bisa menjalani aktivitas perkuliahan dengan normal kembali Amin.
Angga Pradana Dari Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Administrasi Publik Universitas Negeri Gorontalo.
Universitas Negeri Gorontalo sebagai Kampus Rakyatt
Universitas Negeri Gorontalo adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, Indonesia
Yang berdiri pada 1 September 1963. Mulanya Universitas ini diberi nama Junior College, dan menjadi bagian dari FKIP UNSULUTENG. Tahun 1964 statusnya berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.
Tahun 1982 lembaga ini menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo. Lembaga ini resmi berdiri sendiri berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo.
Tahun 2001 berdasarkan Keppres RI Nomor 19 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juni 2004 Presiden Megawati meresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004, tanggal 23 Juni 2004.
Universitas Negeri Gorontalo membuka pintu selebar-lebarnya bagi segala upaya pengembangan martabat manusia melalui riset-riset. Paradigma piramida terbalik yang didorong oleh Rektor Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd sangat mengutamakan program-program yang bisa lebih mendorong jurusan/prodi untuk bisa lebih mandiri, kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hasil akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi tahun 2018, mengukuhkan Universitas Negeri Gorontalo masuk sebagai jajaran Perguruan Tinggi terbaik dengan perolehan akreditasi A. Pada tahun 2017, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 50 berdasarkan peringkat 100 besar Perguruan Tinggi Indonesia Non Politeknik oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia. Selain itu berdasarkan data Peringkat Universitas di Dunia versi Webometrics tahun 2018, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 154 (Asia Tenggara) dan 42 (Indonesia).
Pada masa pemerintahan gubernur provinsi gorontalo Rusli Habibie, pergantian nama Universitas Negeri Gorontalo sempat diusulkan menjadi UBJ Habibie (Universitas BJ Habibie). Namun kemudian para mahasiswanya menolak. Sebab dianggap akan menghilangkan entitas jati diri rakyat Provinsi Gorontalo.
Nhaa, kenapa Universitas Negeri Gorontalo di namakan kampus kerakyatan itu di karenakan kampus ini adalah kampus kebanggaan yang di miliki oleh masyarakat Gorontalo dan menjadi universitas terbesar di Gorontalo, dan menjadi icon yang sanggat berharga dan patut untuk di apresiasi.
Fakultas di Universitas Negeri Gorontalo:
- Fakultas Ilmu Pendidikan
- Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
- Fakultas Ilmu Sosial
- Fakultas Sastra Dan Budaya
- Fakultas Teknik
- Fakultas Pertanian
- Fakultas Ilmu Olahraga Dan Kesehatan
- Fakultas Ekonomi
- Fakultas Hukum
- Fakultas Perikanan Dan Kelautan
- Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Gorontalo
Nah itulah beberapa jurusan pada Universitas Negeri Gorontalo yang telah dikelompokkan menjadi beberapa Fakultas dan jenjang pendidikannya,
Jadi dapat disimpulkan bahwa di Universitas Negeri Gorontalo memiliki sejarah yang panjang dan mempunyai banyak sekali fakultas dan jurusannya, untuk akreditasi nya jangan di tanyakan lagii.
Izin kan Saya sebagai penulis untuk mengakhiri dan menutup semua coretan yang penuh makna dan pesan,jangan ragu untuk daftar di UNG dan jadilah bagian dari Universitas yang menjadi kebanggan Masyarakat Gorontalo..