Pengertian css dan contohnya
Posted on 16/03/2013 by Zuprin kono
( "Cascading Style Sheets" ) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian, bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk SVG dan XUL. Sesuai dengan namanya, CSS digunakan untuk mengatur Style atau tampilan dari sebuah website seperti pengaturan font, warna dan bentuk, background, dsb. Spesifikasi CSS diatur oleh World Wide Web Consortium (W3C).Terus cara pemakain CSS ada 2 cara. Cara yang pertama adalah dengan menggabungkan CSS langsung ke dalam satu file markup "internal". Yang dimaksud internal sendiri adalah pengunaan CSS yang penulisannya didalam satu tag HTML atau berada dalam satu file. Cara yang kedua adalah dengan cara "eksternal" intinya sama, hanya jika external anda perlu untuk membuat link untuk menghubungkan keduanya, atau dengan kata lain memangil script CSS yang disimpan di file yang berbeda.Jangan lupa, CSS juga terdapat kekurangan pada program ini seperti halnya javascript Jadi jika anda mengunakan Mozilla Friefox belum tentu di Opera atau IE dapat menghasilkan output yang sama. Jadi alangkah baiknya anda mencoba terlebih dahulu pada beberapa browser. Tapi saya disini tidak akan menjelaskan masalah ini, disini saya hanya akan membahas pengunaan CSS yang benar.Contoh CSS
Kode CSS
height: 35px;width: 100px;border: 1px solid #ff0000;background: #ff0000; background: -moz-linear-gradient( center top, white 20%, #ff0000 100% ); background: -webkit-gradient( linear, left top, left bottom, color-stop(.2, white), color-stop(1, #ff0000) );
Pengertian HTML beserta contoh HTML,IP kelas A,B,C.
Pengertian HTML
HTML singkatan dari Hyper Text Markup Language adalah simbol-simbol atau tag-tag yang dituliskan dalam sebuah file yang bertujuan untuk menampilkan halaman pada suatu web browser. Pada dasarnya tag-tag HTML selalu diawali dengan tag pembuka <x> dan diakhiri dengan tag penutup </x> dimana x adalah tag HTML seperti b, i, u dan sebagainya. Namun ada juga tag yang tidak diakhiri dengan tanda penutup seperti tag <br/>, <input> dan lain-lain. Umumnya sebuah halaman website akan diapit oleh tag <html>…….</html>.
File-file HTML selalu berakhiran dengan ekstensi .htm atau .html. Jadi jika anda mengetik sebuah naskah dan menyimpannya dengan ekstensi .html maka anda membuat file yang berformat HTML.
Suatu contoh jika Anda mengetik sebuah document dengan software apapun kemudian anda menyimpannya dengan extensi .html (contoh: myfile.html ) maka itu artinya anda telah membuat file yang berformat HTML.
B.contoh – contoh HTML
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title> Judul HTML</title>
</head>
<body>
<p>----- ISI TEXT DISINI -----</p>
</body>
</html>
Contoh IP Kelas A,B,C
Pada pertemuan kali ini akan membahas tentang subnetting.Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
IP terdiri dari 8bit.8bit.8bit.8bit , untuk menghitungnya yaitu dengan cara melihat CIDR
• 10.10.10.0 /28
CIDR /28 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.240
Selanjutnya 255-240 = 15
Berarti
Subnet 1 : 10.10.10.0
Host : 10.10.10.(1 sampai 14)
Broadcast : 10.10.10.15
Subnet 2 : 10.10.10.16
Host : 10.10.10.(17 sampai 30 )
Broadcast : 10.10.10.31
Dan seterusnya sampai broadcast 10.10.10.255
Untuk meghitung subnet tinggal menambahkan (15+ 1 ) jadi
Subnet selanjutnya 10.10.10.32 , 10.10.10.48 ,10.10.10.64 dst
• 192.168.10.0 /26
CIDR /26 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.192 .
Selanjutnya 255-192 = 63
Berarti ;
Subnet 1 : 192.168.10.0
Host : 192.168.10.(1 sampai 62)
Broadcast : 192.168.10.63
Subnet 2 : 192.168.10.64
Host : 192.168.10.(65 sampai 126)
Broadcast : 192.168.10.127
Dan seterusnya sampai broadcast 192.168.10.255
Untuk menghitung subnet tinggal menambahkan (63 + 1 ) jadi
Subnet selanjutnya192.168.10.128 dan 192.168.10.192
Untuk penjelasan perhitungannya kita bisa lihat dibawah ini :
Analisa: 192.168.10.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnetJumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 hostBlok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
• 192.168.10.0/30
CIDR /30 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.252.
Selanjutnya 255-252= 3
Berarti ;
Subnet 1 : 192.168.10.0
Host : 192.168.10.(1 sampai 2)
Broadcast : 192.168.10.3
Subnet 2 : 192.168.10.4
Host : 192.168.10.(5 sampai 6)
Broadcast : 192.168.10.7
Dan seterusnya sampai broadcast 192.168.10.255
Untuk menghitung subnet tinggal menambahkan (3+ 1 ) jadi
Subnet selanjutnya192.168.10.8 dan 192.168.10.12 dst
Untuk penjelasan perhitungannya kita bisa lihat dibawah ini :
Analisa: 192.168.10.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /30 berarti 11111111.11111111.11111111.11111100 (255.255.255.252).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 26= 64 subnetJumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 22 – 2 = 2 hostBlok Subnet = 256 – 252 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 4. Subnet berikutnya adalah 4 + 4 = 8, dan seterusnya sampai 248+4=252. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
…
192.168.1.128
192.168.1.252
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
…
192.168.1.129
192.168.1.253
Host Terakhir
192.168.1.2
192.168.1.66
…
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.3
192.168.1.67
…
192.168.1.191
192.168.1.255
• 10.10.10.0 / 29
CIDR /29 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.248
Selanjutnya 255-248 = 7
Berarti
Subnet 1 : 10.10.10.0
Host : 10.10.10.(1 sampai 6)
Broadcast : 10.10.10.7
Subnet 2 : 10.10.10.8
Host : 10.10.10.(9 sampai 14)
Broadcast : 10.10.10.15
Dan seterusnya sampai broadcast 10.10.10.255
Untuk meghitung subnet tinggal menambahkan (7 + 1 ) jadi
Subnet selanjutnya 10.10.10.16 , 10.10.10.24 , dst
• 130.121.10.0 /27
CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224
Selanjutnya 255-224 = 31
Berarti
Subnet 1 : 130.121.10.0
Host : 130.121.10.(1 sampai 30)
Broadcast : 130.121.10.31
Subnet 2 : 130.121.10.32
Host : 130.121.10.(33 sampai 62 )
Broadcast : 130.121.10.63
Dan seterusnya sampai broadcast 130.121.10.255
Untuk meghitung subnet tinggal menambahkan (31+ 1 ) jadi
Subnet selanjutnya 130.121.10.64 , 130.121.10.96 , 130.121.10.128 dst