Daring(Dalam Jaringan) Saat Covid-19 Universitas negeri Gorontalo
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.
Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.
Harapan Dan Realita Seorang Mahasiswa 2021
Bagi orang-orang yang beruntung karena keadaan yang mendukung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, umumnya mereka tidak merasa takut untuk menaruh ekspektasi besar terhadap hiruk pikuk kehidupan kampus.Banyak harapan yang terlontar dari mulut-mulut calon mahasiswa baru. Hal-hal manusiawi dan sudah tidak asing lagi di telinga kita, yang diharapkan bisa terealisasi saat menjalani kehidupan sebagai mahasiswa baru.
hal-hal seperti bisa bertemu dan mengenal orang-orang baru secara langsung, mendapatkan rekan-rekan baru yang dewasa dan solid, merasakan sensasi wira-wiri di lingkungan kampus dengan memakai baju kasual, menambah skill dan relasi dengan menjajal organisasi-organisasi kampus yang menantang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya harapan-harapan seperti ini dipandang sangat wajar, asalkan tidak menjadikan kuliah sebagai semata-mata pelarian.
Pada faktanya, tidak semua harapan yang telah disimpan sejak jauh-jauh hari oleh para mahasiswa baru kini dapat direalisasikan dengan utuh. Beberapa harapan skala kecil terpaksa harus ditarik dan dipendam dalam-dalam untuk sementara waktu. Covid-19 yang tengah mewabah di Indonesia saat ini seolah meluluhlantakkan terealisasinya harapan-harapan tersebut.
Kapan Pandemi Covid-19Akan Berakhir.?
Banyak orang di dunia menggantungkan harapan mereka pada vaksin, tetapi itu pun bukan perbaikan yang cepat. Kemungkinan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memvaksinasi sebagian besar populasi dunia."Saya pikir vaksin adalah cara yang harus dilakukan. Tetapi orang-orang tampaknya memiliki pandangan bahwa itu akan memberi perlindungan 100%. Padahal, tidak ada vaksin yang melakukan itu," jelas Collignon.
Dan bahkan jika seseorang divaksinasi, para ilmuwan belum tahu apakah mungkin mereka bisa tertular virus corona dan menyebarkannya.Sekalipun vaksinasi berhasil didistribusikan lebih luas, menurut para peneliti, kita kemungkinan akan tetap hidup dengan virus corona.