ARSIP BULANAN : March 2015

RESUME JURNALISTIK ONLINE

27 March 2015 10:27:22 Dibaca : 591

KAMIS 27/03/2015
1. Definisi Berita dan Penjelasan Unsur 5W +1H
Berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta menarik minat khalayak pendengar (Menurut Paul de Massenner). Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus disampaikan secepatnya kepada khalayak (menurut Charnley dan James M. Neal). Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termassa, yang dapat menarik perhatian pembaca, karena sesuatu yang luar biasa, penting, mencakup sisi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Menurut Assegaf, dalam Sumadiria 2005: 64-65).


Definisi lain yang dikatakan oleh Mitchel V. Charnley (dalam Effendy, 2000:131), Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang tertarik atau penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk. Pada penulisan berita mengandung unsur- unsur 5W + 1H.
a) Who (siapa)
Merupakan pertanyaan yang akan mengandung fakta yang berkaitan dengan setiap orang yang terkait langsung atau tidak langsung dengan kejadian. Disni akan terliha, nama-nama yang terlasuk dalam lingkup berita yang seadang dibicarakan.
b) What (apa)
Merupakan pertanyaan yang akan menjawab apa yang terjadi dan akan mendorong wartawan untuk mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku maupun korban dalam suatu kejadian.
c) Why (mengapa)
Akan menjawab latar belakang atau penyebab kejadian. Meski jarang, why bisa dipakai untuk membuka sebuah berita atau menjadi lead berita.
d) Where (dimana)
Menyangkut tempat kejadian. Tempat kejadian bisa tertulis detail atau hanya garis besarnya saja. Biasanya, bila berita berasal dari tempat terkenal, maka penulisannya tidak terlalu mendetail.
e) When (Bilamana)
Menyangkut waktu kejadian. Waktu yang tertera tidak sebatas tanggal, tapi dapat ditulis hari, jam, bahkan menit saat berlangsung sebuah kejadian.

f) How (bagaimana)
Akan memberikan fakta mengenai proses kejadian yang diberikan. Bisa menceritakan alur kejadian bahkan suasana saat suatu kejadian yang diberitakan tengah berlangsung.


2. Tips jurnalistik dasar bagi wartawan pemula: bagaimana menulis berita yang baik untuk koran
 Tips cara menulis berita #1: Menulis dengan jujur. Fakta tidak boleh dipelintir. Opini dan penafsiran harus ditulis dalam alinea yang berbeda. Boleh tidak netral, tapi harus independen.
Berbohong dalam berita adalah dosa terberat wartawan. Jika jumlah aktivis LSM yang mendemo bupati hanya puluhan orang, jangan tulis ratusan atau ribuan orang. Berita bohong seperti ini sangat sering muncul di koran-koran daerah, terutama menyangkut liputan pilkada.
Jika harus menulis interpretasi atas sebuah fakta, tuliskanlah di paragraf terpisah, dan tunjukkan secara jelas kepada pembaca supaya mereka tahu mana yang fakta dan mana opini atau penafsiran si wartawan.


Reporter yang meliput berita di lapangan harus bersikap independen terhadap semua pihak yang terkait dengan topik tulisannya. Berikan kesempatan yang sama bagi semua narasumber untuk menjelaskan versi mereka, jangan memvonis kebenaran. Wartawan boleh tidak netral, misalnya kalau harus memihak pada rakyat yang jadi korban penindasan penguasa, namun harus selalu independen dengan memberikan kesempatan pada penguasa untuk berbicara.


 Tips cara menulis berita #2: Tanda Baca koma dan pola piramida terbalik.
Berhati-hatilah menggunakan tanda baca koma. Bila salah penempatan, maka redaktur di kantor redaksi bisa salah memahami laporan anda. “Amir memukul, Budi ditangkap polisi” (yang memukul ialah si Amir, kok malah Budi yang ditangkap) adalah berbeda maknanya dengan “Amir memukul Budi, ditangkap polisi” (ini benar, yang ditangkap adalah Amir).


Menulis berita biasa haruslah dalam format piramida terbalik. Yang paling penting di bagian paling atas; alinea-alinea di bawahnya semakin kurang penting. Saya sering membaca berita koran daerah yang memuat nama-nama pejabat yang menghadiri sebuah acara seremonial pada alinea kedua atau ketiga, padahal inti beritanya justru di alinea kelima atau bahkan menjelang akhir.


 Tips cara menulis berita #3: Catat dengan detail. Dengarkan dengan cermat. Rekam, jangan andalkan ingatan.
Saya sering melihat reporter koran yang baru beberapa tahun bekerja melakukan wawancara atau liputan berita di lapangan dengan tidak mencatat sama sekali! Manusia dengan otak super! Bahkan hanya duduk di warung kopi dengan jarak seratusan meter dari lokasi demo atau acara seremonial yang akan jadi topik beritanya. Tapi sepulang meliput, dia bisa dengan santai menulis berita di komputer warnet, tanpa takut sedikit pun bahwa kemungkinan ada data dan fakta yang salah-tulis.


Wartawan pemula sering malu untuk bertanya, “Pak Kadis, ejaan nama Bapak yang benar Jhonny atau Joni atau bagaimana?”
Kalau narasumber mengucapkan kalimat dengan makna ganda atau kurang jelas, tanyakan kembali dan tegaskan. Jangan sampai yang dia maksud adalah “Polisi belum akan memeriksa dia” tapi anda tulis dalam berita sebagai “Polisi tidak akan memeriksa dia”.


 Tips cara menulis berita #4: Tulis dalam kalimat yang jelas, lengkap, dan jernih.
Redaktur koran harian akan membiarkan naskah berita reporter yang ditulis dengan kalimat yang membingungkan, karena dia dikejar tenggat menyelesaikan halamannya. Kalau anda menulis berita kriminal tentang mencuri, maka sebutkan sejelas-jelasnya SIAPA yang mencuri, SIAPA yang menjadi korban, dan APA yang dicuri. Jangan anda malah asyik menulis BAGAIMANA pencurian itu terjadi, atau ajakan kapolsek agar warga melakukan ronda malam.


Yang paling mendasar dalam sebuah berita biasa ialah APA dan SIAPA, baru kemudian DI MANA, KAPAN dan yang lainnya. Jangan tulis “Menurut Amir, bla-bla-bla…” tanpa anda jelaskan siapa itu si Amir; apakah dia demonstran, penonton aksi demo, atau pendukung pihak yang didemo.
Sering saya melihat pembaca koran menggerutu, “Apa maksudnya berita ini, tak jelas.” Berita mesti ditulis dengan kalimat yang jernih. Susunlah kalimat-kalimat tunggal, dan sebisa mungkin hindari memakai anak kalimat jika hal itu berpotensi membuat pembaca bingung.


 Tips cara menulis berita #5: Fokus pada topik berita. Jangan melebar ke sana-sini.
Sejak meliput dan wawancara di lapangan, reporter koran sudah harus tahu apa topik atau sudut pandang laporannya. Bila memilih “nasib guru honorer berupah kecil”, maka temuilah pihak-pihak yang terkait dengan isu tersebut. Selain wawancara dengan guru, tanyai juga kepala sekolah, pejabat Dinas Pendidikan, anggota DPRD dari komisi yang membidangi pendidikan, pensiunan guru, dll. Jangan malah anda hanya mengutip komentar aktivis LSM karena dia punya saudara yang baru diputus-kontrak sebagai guru honorer.


Kalau misalnya anda kesal melihat seorang pejabat yang suka berindehoi di kafe-kafe malam, maka liputlah itu secara khusus dan jangan selipkan pada berita bertopik lain, “Ditanya mengenai dugaan korupsi stafnya, Kepala Dinas yang sering berdisko di Tenda Biru ini mengatakan….” Terlalu nampak ‘kali tak dikasih amplop. Malu kita sebagai wartawan.

 Tips cara menulis berita #6: Tulis dengan proporsional, jangan berlebihan.
Ini kelemahan banyak reporter koran di daerah. Fakta yang diaperoleh dari narasumbernya, katakanlah kejaksaan, adalah bahwa Kabag Umum sedang diselidiki terkait kasus dugaan penggelembungan dana pembelian seprai dan gorden rumah dinas bupati. Tapi kemudian ditulisnya dalam berita “Tapanuli Utara sarang korupsi”. Jika anda ingin menulis berita Tapanuli Utara sebagai sarang korupsi, maka beberkanlah sekian banyak data kasus korupsi di daerah itu.
Ada wartawan koran menulis berita “Dengan arogannya Camat menjawab via telepon bahwa…” hanya karena si narasumber berbicara ketus-ketus.
Sebaliknya reporter lain yang baru mendapat amplop tebal dari pejabat mengirim naskah berita ke redaksinya “Bupati yang sangat dicintai rakyatnya ini mengatakan…,” padahal si bupati baru saja ditetapkan sebagai tersangka korupsi dan beberapa kali didemo warga.


 Tips cara menulis berita #7: Periksa kalimat kutipan, pernyataan off the record, konfirmasi,dan “ucapan di kedai kopi”.
Jangan biarkan beritamu memiliki celah untuk digugat ke pengadilan. Jika harus menulis kalimat langsung, maka tulislah seperti apa adanya diucapkan oleh narasumber. Bila dia mengucapkan kalimat dalam bahasa daerah, misalnya bahasa Batak, telitilah saat menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.


Saat melihat catatan atau mendengar rekaman wawancara, jika anda bingung atau lupa mana bagian informasi yang merupakan pernyataan off the record (tidak untuk ditulis) dan mana yang bukan, tunda dulu menuliskan bagian itu sebelum berhasil mempertanyakan kembali pada narasumber berita.


Si A menuding si B. Apakah anda sudah melakukan konfirmasi pada si B? Jika belum, jangan dulu menulis berita itu. Kalaupun harus, karena alasan-alasan tertentu, seperti deadline atau faktor kemenarikan topik berita, maka samarkanlah secara total identitas si B. Kalau si A menuding si B dalam tiga hal, maka konfirmasinya tidak boleh hanya menyangkut satu hal.
Wartawan koran duduk-duduk santai bersama pejabat dan politikus di kedai kopi, lalu ada seorang pejabat yang melontarkan pernyataan menarik, kemudian si reporter mengutip kalimat tadi dalam beritanya dengan menuliskan nama si pejabat. Jangan lakukan yang begini. Anda harus kembali menemui si pejabat untuk meminta izin apakah kalimatnya itu boleh anda kutipkan ke dalam berita.


 Tips cara menulis berita #8: Yang terakhir, dan ini sangat mendasar: Patuhilah kode etik jurnalistik yang melarang wartawan melakukan plagiat atau menjiplak.
Jangan kira jika anda mengutip beberapa kalimat berita dari koran lain, atau menyadur bahan dari Internet, maka hal itu tidak akan ketahuan. Percayalah, cepat atau lambat akan ada pembaca yang komplain dan menyampaikannya kepada redaksi anda di kantor. Jika begitu, karir kewartawanan anda sudah sedang di ujung tanduk. Redaktur anda akan wanti-wanti untuk menerbitkan berita yang anda laporkan, dan koran lain pun akan berpikir keras untuk menerima lamaran dari wartawan tukang jiplak.


Saya punya pengalaman soal ini. Dulu di sebuah koran mingguan, di mana saya menjadi pemimpin redaksi, ada seorang redaktur saya yang menulis ulasan mengenai ulos Batak “sepanjang air sungai mengalir” alias sangat-sangat panjang. Tulisan itu terbit beberapa edisi, dan memakan ruang satu halaman penuh. Pada edisi kedua, ada seorang pembaca mengirim email kepada saya, dan ada dua orang lainnya yang menelepon langsung ke ponsel saya. Mereka komplain dan mengatakan bahwa artikel perihal ulos Batak itu adalah plagiat alias dijiplak dari situs blog di Internet, dan bukan karya si redaktur.


2. Perbedaan Advetorial Dengan Berita

 Kenapa Advetorial berbayar?
Sudah dijelaskan diatas bahwa Advetorial adalah iklan yang berbentuk tulisan dengan berdasarkan gaya Jurnalistik. Isinya pun mengikuti si pemasang, jadi letak perbedaan antara Advetorial dengan berita adalh sebagai berikut : Advetorial, isi tulisan tersebut mengikuti pemasang iklan namun tidak mengandung unsure Sara, sedangkan berita , isi tuliannya adalah hak dari seorang wartawan. Makanya jika ada soseorang yang memanggil wartawan maupun Account Executive media cetak untuk dipublikasikan kemaunnya dikategorikan Advetorial. Sedangkan berita, wartawan saja (Bukan wilayahnya Account Executive) yang akan mencari kejadian/ peristiwa.

 Berarti jika ada seseorang memanggil wartawan untuk meliput kejadian peristiwa heboh contohnya kecelakaan apakah itu dikategorikan Advetorial?
Bukan begitu, berita adalah sesuatu peristiwa /kejadian yang pelakunya tidak mau dipublikasikan dan tidak mengiginkan kejadian tersebut menimpanya. Selain itu, Dampak dari peristiwa/ kejadian tersebut berdampak pada masyarakat umum.

 Bagaimana jika si pelaku (misalkan koruptor) yang memanggil kru Media (wartawan atau Account Executive) untuk publikasikan pencitraanya (advertorial) ?
Pada saat peristiwa tersebut masih hangat dimasyarakat, Maka sesuai kode etik Jurnalistik yaitu lebih mengutamakan kepentingan masyarakat yakni informasi public. Jadi berita tersebut tetap dimuat apa adanya sesuai dengan dilapangan. Walaupun Si pelaku (misalkan koruptor) meminta advertorial namun inti dari berita (misalkan korupsi) tetap dimuat.

 Jika memanggil wartawan, untuk memberitakan tentang Seseorang atau kelembagaan berpresatasi?
Kita akan memasukkan kategori berita jika individu yang berpresatsi tingkat Nasional dan Jawa Timur terutama bagi anak – anak yang masih sekolah/ kuliah. Namun akan dimasukkan kategori Advertorial jika presatsi yang ditorehkan setingkat Regional (karisedenan) atau kabupaten. Lalu untuk lembaga yang prestasi tidak masuk ke ranah berita karena bukan dari karya individu namun banyak orang/ pihak. Pada intinya kami tidak ingin mempublikasikan institusi karena hal tersebut mengarah pada pencitraan kelembagaan.

4. Kalimat Ambigu
Dalam bahasa tulis kita kenal ada “kalimat ambigu,” yaitu jenis kalimat yang menimbulkan makna berbeda apabila salah diucapkan. Kesalahan itu akibat ketiadaan tanda baca, penggunaan/penempatan tanda baca yang tidak tepat atau kesalahan penekanan oleh si pembaca. Menurut KBBI, ambigu artinya, “bermakna lebih dari satu (sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dan sebagainya); bermakna ganda; taksa.” Kalimat ambigu sering ditemukan hanya dalam bahasa tulis, jarang dalam bahasa lisan karena diperjelas dengan intonasi.


Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut ini:
“Menurut kabar burung Rafi sakit.”
Kalimat di atas bisa bermakna ganda apabila disalahucapkan. Pembaca bisa mengucap kalimat tersebut sebagai berikut:
I. “Menurut kabar burung, Rafi sakit,” atau
II. “Menurut kabar, burung Rafi sakit.”


Bayangkan kalau yang benar adalah kalimat I tapi diucapkan dengan penekanan seperti kalimat II, dijamin akan menimbulkan mis-komunikasi yang bisa berujung pada pertengkaran. Hehehe…
Nah, penggunaan media sosial seperti FB tidak terlepas dari penggunaan bahasa tulis melalui status-status yang kita update untuk menyampaikan “apa yang sedang saya pikirkan.” Sering kita menulis status tanpa mempertimbangkan penggunaan tanda baca (apa lagi kalau pakai bahasa Alay, hehehe) sehingga tak mustahil orang lain yang membacanya akan salah paham. Kita meng-update status seolah orang lain tahu persis perasaan kita saat ini, mengerti tanda baca yang kita pakai/tidak pakai, mengerti dialek kita, mengerti penggunaan huruf kita dan lain-lain, padahal tidak demikian bagi pembaca. Pembaca bisa salah menerjemahkannya sesuai pengetahuan dan kondisi hatinya saat itu. Status kita mungkin berisi guyon tapi bisa ditanggapi serius oleh orang lain dan sebaliknya.


Karena itu, sebelum anda membuat status, jangan pernah MENGANGGAP orang lain tahu persis apa pikiran atau perasaan anda. Usahakanlah menggunakan bahasa yang bisa dimengerti orang lain, siapapun dia. Kalau tanggapan orang tidak seperti apa yang anda harapkan atau keluar konteks, jangan segera bereaksi berlebihan. Mungkin rangkaian kata yang anda gunakan bersifat ambigu.


Begitu pula ketika membaca status orang lain, jangan menanggapi SEOLAH anda tahu persis hatinya. Kadang anda merasa sedang dibincangkan padahal status itu ditujukan untuk orang lain hanya memiliki kemiripan dengan kasusmu. Atau mungkin statusnya biasa saja tetapi karena anda termasuk orang yang “super sensitif” sehingga berlebihan menerjemahkan status itu seolah segalanya telah terlampau rumit.

 

MEAL SAGELA RESTO DAN LIVE MUSIC

19 March 2015 16:51:42 Dibaca : 281

GORONTALO – pada bulan dua lalu rumah makan sagela telah membuka rumah makan baru yang di beri nama MEAL SAGELA Resto dan Live Music, Meal ini menyediakan menu yang enak dan harga yang dapat di jangkau. Dengan menikmati hidangan yang enak anda juga dapat menikmati musik.


Dengan meal ini anda sudah mendapatkan menu ikan,daging ayam, gorengan,jus buah yang enak,minuman lain dan juga gorengan. Jadi bagi siapa yang tidak suka daging bisa datang di rumah makan ini karna menyediakan ikan juga jadi tidak usah khawatir.


Walaupun meal sagela ini bertempat di lorong yang tidak begitu rame tapi dapat menyediakan menu yang lezat dan nyaman dan bisa dipastikan aman kebersihannya.

prinsip jurnalistik dan jurnalistik online

12 March 2015 17:41:51 Dibaca : 161

KAMIS 12, MARET, 2015

A. PRINSIP JURNALISME1. Get the facts right artinya mendapatkan fakta yang benar

Dalam kerangka kebenaran absolut selalu menjadi perdebatan yang sangat serius, namun bukan kebenaran ini yang di maksutkan,melainkan kebenaran dalampengertian praktis yakni proses yang dimulai dengan disiplin prepesionaldaalam pengumpulan dan ferifikasi berita.

2. Do not accept gifts artinya jangan menerima hadiah ataw pemberian

Jangan pernah menerima hadiah, besar atau kecil, dari subjek, sumber (narasumber), penegak hukum, atau pejabat publik. Menerima hadiah akan menyulitkan wartawan untuk bersikap "fair and accurate" karena "terbebani" dengan hadiah yang diterima.

3. Do not lie artinya jangan berbohonh

Jangan bohong! Publik tidak akan mempercayai wartawan yang punya reputasi sebagai pendusa (liar). Beritakan yang benar (faktual), jangan melaporkan fakta dusta. Ini terkait dengan "Get the facts right".

4. There are not two sides to every story artinya tidak selalu adadua sisi dalam peristiwa5. Never accept the official line artinya jangan pernah menerima saluran resmi

Seharusnya kita jagan hanya meneriama satu saluran berita melainkan harus banyak tempat karna supaya kita ketahuai kebenaranya.

B. PRINSIP JOURNALISTIK ONLINE1. Brevity artinya ringkas

Ini merujuk pada konsep jangan bertele-tele saat menulis di web. Bukan berarti tulisan harus pendek, tetapi jika tulisan panjang sebaiknya dipecah dalam bongkahan-bongkahan yang lebih mudah dicerna. Hal itu bisa dilakukan dengan membuat sub-judul atau membuat tulisan berseri.

Bradshaw juga mengatakan bahwa konsep Brevity ini bisa diterapkan dalam video. Dengan membuat konten video yang saling terkait namun terpisah-pisah dalam bongkahan yang lebih singkat (di bawah 3 menit).

2. Adaptability artinya mampu dan mau berubah

Ini merujuk pada kenyataan bahwa seorang jurnalis tidak lagi terbatas pada satu jenis cara penyampaian saja. Seorang jurnalis harus (paling tidak) tahu bahwa hasil kerjanya bisa disampaikan dalam bentuk teks, video, foto dan banyak lainnya.

3. Scan ability artinyabisa di pindai

Tapi mungkin lebih tepat dibilang, enak untuk dilihat sambil lalu. Prinsip ini mengambil premis bahwa kebanyakan orang saat menggunakan internet tak akan betah berlama-lama melototin monitor.

4. Interactivity artinya interaktif

Dan ini, ujar Bradshaw, bukan sekadar membuat sesuatu yang flashy atau canggih. Tapi memberikan kekuasaan pada pembaca situs untuk memanfaatkan apa yang ditampilkan sesuai kehendak mereka.

5. Community artinya komunitas

Tadinya saya agak kesal dengan Paul Bradshaw. Kok lama bener sih mau ngasih satu huruf lagi aja. Ternyata, C dalam BASIC-nya Bradshaw memang tidak sederhana.

Saya agak kesulitan menjelaskannya lagi, tapi saya coba simpulkan: media online punya peran yang lebih besar bukan seperti koran atau media tradisional lainny, melainkan sebagai penjaring komunitas.

Saya rasa pekerjaan ini yang agak sulit dan belum diajarkan pada ’sekolah wartawan’. Tapi, serunya, pelaku media online punya ruang yang cukup besar untuk eksperimen (seperti lazimnya sebuah bidang yang belum baku).

6. conversation artinya percakapan

Sebenarnya sempat tumbuh spekulasi bahwa C pada BASIC-nya Bradshaw adalah Content. Toh pernah ada pameo, content is king, long live content.

Ternyata, dalam era yang Web 2.0 ini, konten sudah bukan raja lagi. Atau, seperti sistem kenegaraan di Thailand, konten masih raja dan dihormati tapi bukan lagi eksekutif pucuk pimpinan negara. Conversation is The Kingdom, The Sovereign Nation, The People! (dan kita bisa lihat kan people power kadang bahkan bisa menggulingkan seorang raja)