komunikasi lintas budaya

27 May 2015 12:44:15 Dibaca : 217

Nama : Khusnul Khotimah

Nim : 291 412 008

Matkul : KLB

Permainan Tradisional Dengan Game Modern

Dengan adanya teknologi yang semakin maju dan akan menjadi moderen dan akan terus dikeluarkan hal-hal baru yang lebih simpel. Perkembangan teknologi saat ini, selalu menawarkan atau menyediakan produk yang semakin otomatis yang tentunya mempermudah segala sesuatu yang akan dikerjakan oleh manusia. Saya ingin mengingat 6 tahun kebelakang, bahwa pada masa itu anak-anak/manusia lebih banyak mengerjakan nya secara manual, artinya perkembangan teknologi yang membantu mempercepat proses kerja manusia masi terbilang minim.

Pada jenis atau alat permainan (game) anak-anak, teknologi saat ini telah menciptakan permainan-permainan modern dan cagih tetapi masi membutuhkan sedikit uwang tetapi juga banyak yang menggunakan banyak uang yang cukup, agar dapat menikmati permainan-permainan tersebut. Saya ingin mencoba mengingatkan kembali pada pembaca beberapa jenis games modern, seperti permainan perang, berkelahi, dll yang ada pada ps (plastation) dan beberapa jenis permainan seperti AngryBird,zombi, zuma yang terdapat pada leptop, komputer, hp, tab dsb. Baik yang dimainkan secara online maupun tidak, game moderen ini menurut saya tidak mencerminkan pendidikan dan kreatifitas kepada anak. saya tertarik menulis kisah anak-anak yang telah menunjukan kreatifitasnya menciptakan pola permainan kelereng tradisional ditengah maraknya Game Modern yang tidak mendidik.

Permainan kelereng merupakan salah satu permainan tradisional rakyat yang banyak digemari terutama anak-anak. Kelereng atau kaneka yang bisa disebut oleh orang pada zaman dahuli ini merupakan mainan pada waktu kecil yang berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, agate atau tanah liat. Permainan kelereng ini memiliki beberapa jenis permainan, antara lain bermain dengan pola menggaris bentuk segi tiga untuk pemain 3 orang dan segi empat untuk pemain 4 orang atau lebih dll. Namun cara bermain kelereng dilingkungan saya santi ini cukup unik dan berbeda dari biasanya.

Terlihat anak-anak sedang berkumpul dan masing-masing memegang satu kelereng untuk di adu diatas papan yang berukuran 2 meter panjang dan lebar 20 cm dengan ratusan paku yang berukuran 3 cm terpasang di atas papan sebagai tantangan bagi kelereng yang akan di adu, paku tersebut dipasang dari atas hingga ujung bawah papan dan karet di ikat disisi kanan dan sisi kiri sebagai penahan agar kelereng tidak keluar dari arena. Papan yang berukuran 2 meter disulap oleh anak-anak ini menjadi arena adu kelereng layaknya pacuan kuda, cukup kreatif yang dilakukan oleh mereka.

Menurut orang tua dari salah satu anak yang ada di wilayah saya yang membuat permainan ini mengatakan, permainan ini dibuat karena dia fikir banyaknya anak-anak yang ingin bermain kelereng, kalau bermain dengan pola biasa maka tidak cukup dan kasian bagi teman yang menunggu giliran untuk bermain, maka kami gunakan cara ini agar semuanya bisa bermain. Permainan adu kelereng ini bisa dimainkan oleh 10-15 orang. Semua kelereng milik pemain dilepas diujung atas papan dan kelereng yang mencapai finis dengan cepat maka dialah yang menang dan mendapat 15 kelereng dari pemain yang kalah. Jenis permainan ini tentu tidak membutuhkan modal (uang), Leptop atau sejenisnya. Kreatif sekali yang dilakukan oleh anak-anak ini dan sangat inspiratif.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pembaca dan para orang tua khususnya sebagai bahan evaluasi pola mendidik anak.