resume komunikasi
Nama; Vitha Tilola
Nim ; 291413012
KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal tidak semudah yang kita bayangkan symbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rengsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan dengan sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan.
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,perasaan,dan maksud kita,bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekueninya kata-kata adalah abstraksi yang kita tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata itu.misalnya kata rumah,kursi,mobil,atau mahasiswa.
ASAL-USUL BAHASA
Hingga kini belum ada suatu teori pun yang diterima luas mengenai bahasa itu muncul dipermukaan bumi ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul sebelum bahasa verbal. Teoretikus kontemporer mengatakan bahwa bahasa adalah akstensi perilaku sosial. Lebih dari itu, bahasa ucap bergantung pada perkembangan kemampuan untuk menempatkan lidah secara tepat di berbagai lokasi dalam system milik manusia yang memungkinkannya membuat berbagai suara kontras yang di perlukan untuk menghasilkan ucapan. Kemampuan ini mungkin berhubungan dengan kemampuan manusia lebih awal untuk mengartikulasikan isyarat-isyarat jari-jemari dan tangan yg memudahkan komunikasi nonverbal.konon, hewan primata berevolusi sejak kira-kira 70 juta tahun yang lalu, dimulai dengan hewan mirip tikus kecil yang hidup sejaman dengan dinosaurus. Jutaan tahun berlalu sebelum hewan yang mirip monyetmuncul pertama kalinya di afrika, yang salah satu spesiesnya kemudian berkembang menjadi mahluk yang mirip manusia (homidid) dengan otak yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan dengan ukuran otak yang kita miliki. Homidid ini hidup antara 5,5 juta dan satu juta tahun yang lalu.
Diduga mahluk-mahluk yang mirip manusia dan menggunakan alat pemotong terbuat dari batu ini namun masih seperti kera berkomunikasi secara naluriah, dengan bertukar tanda alamiah berupa suara,postur dan gerakan tubuh,termasuk gerakan tangan dan lengan, sedikit lebih maju dari komunikasi hewan primata masa kini. Mereka tidak menggunkan bahasa lisan yang membutuhkan penciptaan berbgai suara yang subtil. Salah satu sebabnya, kotak suara mereka identik dengan kotak suara kera,simpanse,dan hewan primate lainnnya yang kita kenal skarang, yang tidak memungkinkan mereka mengkmbinasikan berbagai suara untuk membentuk bahasa manusia. pendeknya, cara komunikasi kita.
FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Setiap orang punya nama untuk identifikasi sosial. Orang juga dapat memahami apa saja, objek-objek yang berlainan,termasuk perasaan tertentu yang merka alami. Penamaan adalah dimensi pertma bahasa dan basis bahasa. Dan pada awalnya itu dilakukan manusia sesuka meraka,yang laulu menjadi konvensi. Mengapa mataharri disebut matahari ? karna ia disebut matahari ! adalah keliru menganggap sesuatu itu hanya satu nama yang benar. Benda yang kita trima dari tukang pos kita sebut surat. Ketika isinya kita ketahui menawarkan barang atau jasa, kita sebut iklan. Karna kita tidak tertarik pada penawaran itu, benda itu kita buang ke keranjang sampah, yang kita menyebutnya sampah.bagaimana kita menjuluki Emha Ainun Nadjib ? budayawan, cendekiawan, seniman, penulis, kolumnis, kiai, penyanyi atau pelawak ? salah satu cara menjawabnya : bergantung pada apa yang sedang ia lakukan saat itu. Bila ia berceramah agama, ia kiai. Bila ia sedang menulis buku, ia penulis. Dan bila ia sedang menyanyi, ia penyanyi. Suatu objek mempunyai beberapa tingkat abstraksi. Ibu kita adalah ibu, ibu adalah wanita, wanita adalah manusia, manusia dalah mahluk hidup, dan mahluk hidup adalah cipaan tuhan. Smakin luas kelasnya, semakin abstrak konsep tersebut. Sepanjang hidup kita sebenarnya belajar mengabstrakskan segala sesuatu.
KETERBATASAN BAHASA
kita, Berbicara tentang komunikasi verbal, yang porsinya hanya 35% dari keseluruhan komunikasi banyak orang tak sadar bahwa bahasa itu terbatas.
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata pada dasarnya bersifat par-sial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Oleh karena itu, ada kalanya kita sulit menamai suatu objek. Misalnya, nama apa yang harus kia berikan pada sebuah bendayang bentuknya mi-rip pintu, api berukuran kecil, misalnya 50 cm x 20 cm : pintu, pintu kecil, jendela, jendela kecil lubang angin atau apa ?
Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung dikotomis (oposisi biner, misalnya baik buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, bahagia-sengsara, tebal-tipis, dan sebagainya. Realitas yang sebenar-nya tidak bersifat hitam-putih, tetapi tediri dari jutaan corak abu-abu dan warna lainnya. Anggapan bahwa realitas bersifat baik tau buruk.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpresepsi orang-orang, yang menganut latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karana itu, terdapat berbagai kmungkinan untuk memaknai kata tersebut. Konsep dan lain-lain (dll), dan sebagainya ( dsb), dan seterusnya (dst), yang semacamnya, sedemikian rupa, sehingga derajat tertentu, kira-kira,dan lebih kurang, sebenarnya menunjukan bahwa tidak ada pernyataan yang dapat mewakili dunia nyata.
Kata-kata mengandung bias budaya
Bahasa terikat oleh konteks budaya. Dengan ungkapan lain, bahasa dpat dipandang sebagai perluasan budaya. Menurut Hipotesis Sapir Whorf, sering juga disebut teori relativitas linguistic, sebenarnya setiap bahasa menunjukan suatu dunia simbolik yang khas,yang melukiskan realitas, pengalaman batin, dan kebutuhan pemakainya. Jadi bahasa yang berbeda sebenarnya mempengaruhi pemakainya untuk berfikir, melihat lingkungan, dan alam semesta di sekitarnya dengan cara yang berbeda, dan karenanya berperilaku secara berbeda pula.
Percampuradukan fakta, penafsiran, dan penilaian
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mencampuradukan fakta dan dugaan. Banyak peristiwa yang kita anggap fakta sebenarnya merupakan dugaan yang berdasarkan kemungkinan,
KERUMITAN MAKNA KATA
Sering kita bertanya, “apa arti kata itu” ? kita menganggap bahwa arti atau makna dikandungan setiap kata yang kita ucapakan. Sebenarnya kita keliru bila kita menganggap bahwa kata-kata itumempunyai makna. Kitalah yang memberikan makna pada kata. Dan makna yang kita berikan pada kata yang sama bisa berbeda –beda, bergantung pada konteks ruang dan waktu
Bahasa daerah vs bahasa daerah
Oleh karena di dunia ini terdapat berbagai kelompok dengan budaya dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang ( kebetulan) sama atau hampir sama tetapi di maknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda namun di maknai secara sama. Konsekuensinya, dua orang yang berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalah pahaman ketika mereka menggunakan kata yang sama.
Bahasa Indonesia vs bahasa Malaysia
Suatu bangsaatau suku biasanya menganggap bahasanya sendiri sebagai yang terbaik, dan menganggap bahasa yang digunakan bangsa atau suku lain sebgai “ tidak alamiah” baik cara bicara ataupun kata-kata yang mereka ucapkan.
Bahasa daerah/bahasa Indonesia vs. bahasa asing lainnya
Terkadang kita menemukan juga kata-kata dalam bahasa daerah atau bahasa Indonesia yang sama atau mirip dengan kata-kata bahasa asing, tetapi dengan makna berbeda mungkin kita akan tersenyum geli membaca atau mendengar kata-kata tersebut.
NAMA SEBAGAI SIMBOL
Seperti yang kita bahas di muka, dimensi pertama atau fungsi pertama bahasa adalah penamaan. Nama diri sendiri adalah symbol pertama dan utama bagi seseorang. Nama dapat melambangkan status, cita rasa budaya, untuk memperoleh citra tertentu atau sebagai nama hoki. Nama pribadi adalah unsur penting identitas seseorang dalam masyarakat, karena interaksi dimulai dengan nama dan baru kemudian diikuti dengan atribut-atribut lainnya. Nama yang kita trima sejak lahir tidak hanya mempengaruhi kehidupan kita, tetapi juga mempengaruhi orang lain untuk memperlakukan kita, dan terpenting, mempengaruhi kita dalam mempersepsi diri-sendiri. Misalnya julukan “ murahan” terhadap seorang wanita mempengaruhi bagaimana orang itu diperlakukan oleh lawan jenisnya.pendeknya, nama dapat mempengaruhi hidup.
Nama adalah bagian dari konsep diri yang sangat penting bahkan nama juga menunjukan kesadaran seseorang. Perubahan nama orang yang tadinya non muslim menjadi muslim adalah salah satu pertanda peubahan jati dirinya dan hubungannya dengan alam semesta.
Nama jelas bersifat simbolik. Nama yang di anggap bagus atau keren menimbulkan kesan positif pada pendengar atau pembaca nama itu. Shakespeare, lewat tokoh Juliet-nya, mengatakan,” what is in a name “ ? apalah artinya nama, bunga ros akan tetap harum juga meski diberi nama lain. Akan tetapi, menurut penelitian psikologi pendapat Juliet itu keliru. Bagi mereka yang berhubungan dengan anda, nama anda itu member suatu makna. Nama anda mempengaruhi cara mereka mempersepsi anda. Pengharapan mereka akan anda, dan cara mereka memperlakukan anda.
BAHASA GAUL
Bahasa gay dan bahasa waria
Di Negara kita bahasa gaul kaum selebriti ternyata mirip dengan bahasa gaul kaum gay dan juga bahasa gaul kaum waria. Sekelompok mahasiswa saya fikom unpad berdasakan penelitianmereka atas kaum gay di bandung, menemukan sejumlah kata yang mereka gunakan misalnya, binaginus (bagus), cinakinep (cakep), duta (uang), kemek(makan), linak (laki-laki), maharani (mahal), dsb.
Bahasa kaum waria
Berikut adalah sebagian dari bahasa gaul kaum waria di pekanbaru, seperti yang diperoleh sekelompok mahasswa saya di jurusan komunikasi
Akika/ike = aku
Bis kota = besar
Cakra = ganteng
Cucux =cakep/keren
BAHASA WANITA VS BAHASA PRIA
Tampaknya wanita dan pria pun mempunyai kosa-kata berlainan, sebagaimna ditunjukan berbagai penelitian. Salah satu sebabnya adalah sosialisasi mereka yang berbeda, khususnya minat mereka yang berlainan terhadap berbagai aspek kehidupan.
Wanita menggunakan lebih banyak pertanyaan dari pada pria dan mereka menggunakannya sebagai strategi pemeliharaan percakapan. Wanita lebih cenderung memulai giliran berbicara dengan secara langsung mengakui andil pembicara sebelumnya. Pria cenderun tidak mengakui apa yang dikatakan sebelumnya,melainkan menyatakan pendapatnya. Karena perbedayaan gaya ini, wanita mungkin merasa bahwa komentar mereka di abaikan sementara pria merasa bahwa mengubah topic secara implisit menyatakan persetujuan. Pria cenderun mengbah topik secara tiba-tiba, sementara wanita mengubah topik secara bertahap. Deborah tannen (1991) mengatakan wanita cenderung menata pembicaraan secara kooperatif, sedangkan pria cenderung menatanya secara kompetitif.
RAGAM BAHASA INGGRIS
Bahasa inggris lebih universal pun ternyata tidak konsisten dalam ejaannya, pengucapannya, pilihan kata dan juga maknanya. Bahasa inggris telah berkembang menjadi beberapa ragam, antara lain: inggris-inggris, inggris-amerika, inggris-australia,inggris-filipina, dan inggris-singapura.
Orang inggris biasanya berbicara berbunga-bunga, banyak eufemisme, dan “sok gentleman.”orang amerika berbicara langsung dan lugas, dengan mulut yang terbuka lebar, sedangkan orang Australia berbicara dengan bukaan mulut yang lebih sempit. Adakah kaitan antara bukaan mulut orang amerika yang lebar ketika berbicara dengan kebebasan yang mereka peroleh dari inggris beberapa abad lalu, dan adakah kaitan antara bukaan mulut orang Australia yang lebih sempit ketika berbicara dengan fakta bahwa nenek moyang mereka dulu datang ke Australia sebagai orang yang tidak bebas, wallahu a’lam.
PENGALIHAN BAHASA
Komunikasi dalam bahasa yang sama dapat menimbulkan salah pengertian, apalagi kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita. Untuk melakukan komunikasi yang efektif, kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi kita. Dalam konteks inilahkita setidaknya perlu menguasi bahasa inggris (sebagai bahasa internasional) untuk menjadi komunikator yan efektif.
Perbedaan bahasa dapat menimbulkan kesulitan lebih jauh daripada sekedar kekeliruan penerjemahan sebuah kata ke bahasa lain, karena tidak ada padanannya dalam bahasa lain itu, meskipun kita bisa mengira artinya.bahkan ketika kita mampu mampu menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain dengan kecermatan harfiah, maknanya yang dalam sering hilang karena makna tersebut berakar dalam budaya bahasa tesebut.
KOMUNIKASI KONTEKS-TINGGI VS KOMUNIKASI KONTEKS-RENDAH
Setiap orang secara pribadi punya gaya khas dalam berbicara, bukan hanya caranya tetapi juga topic-topik yang dibicarakan. Kekhasan ini umumnya diwarisi seseorang dari budayanya. Edward t. hall membedakan budaya konteks-tinggi dengan budaya konteks-rendah. Yang mempunyai beberapa perbedaan penting dalam cara penyandian pesannya. Budaya konteks- rendah di tandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan verbal dan eksplisit, gaya bicara langsung, ligas, dan berterus terang. Para penganut budaya konteks-rendah ini mengatakan apa yang mereka maksudkan dan memaksudkan apa yan mereka katakan. Bila mereka mengatakan “yes” itu berarti mereka benar-benar menerima atau setuju. Contoh kalimat konteks-rendah adalah komunikasi (program) komputer. Setiap pesan harus dispesifikasikan dengan kode-kode tertentu ; kalau tidak, programnya tidak akan jalan. Sifat dari komunikasi konteks-rendah adalah cepat dan mudah berubah, karena itu tidak menyatukan kelompok.
KOMUNIKASI NONVERBAL
pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut larry a. samovar dan Richard e. porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan ( kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang di hasilkan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.
FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL
Meskipun secara teoretis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikkasi tatap muka sehari-hari. Sebagian ahli berpendapat, terlalu mengada-ada membedakan kedua jenis komunikasi ini. Dalam bahasa tanda amerika untuk kaum tuna rungu gerakan tangan yang digunakan sebenarnya bersifat linguistik (verbal). Dalam komunikasi ujaran, rangsangan verbal dan nonverbal itu haampir selalu berlansung bersama-sama dalam kombinasi. Kedua jenis rangsangan itu diinterpretasikan bersama-sama oleh penerima pesan. Misalnya, ketika anda mengatakan “tidak” tanpa anda sadari anda jua menggelengkan kepala pada saat yang sama; anda tidak mengatakan “tidak” terlebih dahulu lalu menggelengkan kepala sesudahnya. Kita memproses kedua jenis rangsangan itu dengan cara serupa sehingga kita mudah terkecoh untuk menekankan perbedaan yang sebenarnya tidak hakiki, seprti dijelaskan mark l. knapp;
KLASIFIKASI PESAN NONVERBAL
Menurut Ray L. Birdwhistell dari komunikasi tatap muka adalah pesan nonverbal, sementara menurut Albert Mehrabian, 93% dari semua makna sosial dalam komunikasi tatap muka diperoleh dari isyarat-isyarat nonverbal. Dalam pandangan Birdwhistell, kita sebenarnya mampu mengucapkan ribuan suara vocal, dan wajah kita dapat menciptakan 250.000 ekspresi yang berbeda. Secara keseluruhan, seperti dikemukakan ppara pakar, kita dapat menciptakan sebanyak 700.000 isyarat fisik yang terpisah, demikian banyak sehingga upaya untuk mengumpulkannya akan menimbulkan frustasi. Seperti bahasa verbal,bahasa nonverbal suatu kelompok orang juga tidak kalah rumitnya. Bila kelompok-kelompok budaya yang memiliki sandi nonverbal yang berbeda ini berinteraksi, fenomena yang terjadi akan semakin rumit, sekalipun kelompok-kelompok budaya tersebut memahami bahasa verbal yan sama.
BAHASA TUBUH
Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika, suatu istilah yan diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray L.Birdwhistell. setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala, kaki, dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Karena kita hidup, semua anggota badan kita senantiasa bergerak lebih dari dua abad yang lalu Blaise Pascal menulis bahwa tabiat kita adalah bergerak; istirahat sempurna adalah kematian.
1 Isyarat tangan
2 Gerakan kepala
3 Postur tubuh dan posisi kaki
4 Ekspresi wajah dan tatapan mata
SENTUHAN
Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika. Sentuhan, seperti foto, adalah perilaku nonverbal yang multi makna, dapat menggantikan seribu kata. Kenyataannya sentuhan ini bisa berupa tamparan, pukulan , cubitan, senggolan,tepukan, belaian, pelukan, pegangan, rabaan, hingga sentuhan lembut sekilas. Sentuhan kategori terakhirlah yang sering diasosiasikan dengan sentuhan. Konon, menurut orang muda, sesorangdapat merasa seperti terkena strum ketika disentuh oleh lawan jenisnya yan disenanginya. “And when I touch you I feel happy inside,” kata John Lennon dan Paul McCartney. Itu di antara laki-laki dan perempuan untuk menghindari konsekuensinya yang menjurus pada perbuatan negative.
Menurut heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rantang dari yang sangat impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori tersebut adalah;
Fungsional-profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan berorientasi-bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih pakaian.Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan mempertegu.Pengharapan, aturan dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabatan Tangan.Persahaatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang Menandakan afeksi atau hubungan yang akrab, misalnya dua orang yang sedang merangkul setelah mereka lama berpisah.Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan Keterikatan emosional atau ketertarikan, misalnya mencium pipi orang Tua dengan lembut; orang yang sepenuhnya memeluk orang lain; dua orang yang “bermain kaki” di bawah meja; orang Eskimo yang saling menggosokan hidung.Rangsangan-seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman.
PARABAHASA
Parabahasa, atau vokalika (vocalic), merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat di pahami, misalnya kecepatan berbicara, nada, intensitas suara, intonasi, kualitas vocal,warna suara, dielak, suara serak, suara senggau, suara terputus-putus, suara yang gemetar, suitan, siulan, tawa, erangan, tani, gurutan, gumaman, desahan, dsb. Setiap karakter suara ini menkomunikasikan emosi dan pikiran kita. Suara yan terengah-engah menandakan kelemahan, sedangkan ucapan yang terlalu cepat menandakan ketegangan, kemarahan, atau ketakutan. Riset menunjukan bahwa pendengar mempersepsi kepribadian komunikator lewat suara. Tidak berarti bahwa persepsi mereka akurat; alih-alih mereka memperoleh persepsi tesebut berdasarkan stereotip yang telah mereka kembangkan. Wanita dengan suara basah (misalnya sebagai penyiar radio) dipersepsi lebih feminism dan lebih cantik daripada tanpa suara basah. Sedangkan pria dengan nada suara tinggi atau melengking di anggap kewanita-wanitaan. Padahal boleh jadi wanita bersuara basah kelebihan berat badan dan pria bersuara melenking adalh petinju kelas berat. Salah satu kelebihan lagu-lagu kelompok peterpan yang populer pada dekade pertama abad ke 21 di Indonesia adalah karena suara penyanyinya, ariel, dianggap seksi, terutama oleh kaum wanita penggemarnya.
PENAMPILAN FISIK
Perhatian pada penampilan fisik tampaknya universal. Sekitar 40.000 tahun lalu orang-orang purba menggunakan tulang untuk dijadikan kalungdan hiasan tubuh lainnya. Bukti-bukti arkeologis menunjukan bahwa sejak saat itu orang-orang sangat peduli dengan tubuh mereka. Mereka mengecatnya, mengikatkan sesuatu padanya, dan merajahnya untuk terlihat cantik.
Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik sesorang, baik itu busananya, dan juga ornamen lain yang dipakainya, seperti kacamata, sepatu, tas jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting-anting, dsb. Sering kali orang memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambut, dsb. Di amerika orang menghargai wanita yang tinggi dan ramping. Di jepang wanita yang kecil justru menarik, tetapi di cina secara tradisional kecantikan wanita justru diasosiasikan dengan gaya rambut sederhana yang tidak berusaha menarik perhatian dengan selendang berwarna-warni, perhiasan atau make up.
Busana
Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai kenyamanan, dan tujuan Busana
pencitraan, semua itu mempengaruhi cara kita berdandan, bangsa-bangsa yang mengalami empat musim yang berbeda menandai perubahan musim itu dengan perubahan cara mereka berpakaian.
Karakteristik fisik
Orang yang menarik secara fisik secara ajeg dinilai lebih pandai bergau, luwes, tenang, menarik, hangat secara seksual, responsive, persuasive, dan berhasil dalam karier daripada orang yang tidak menarik.
BAU-BAUAN
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyam paikan pesan, mirip dengan cara yang juga dilakukan hewan. Kebanyakan hewan-hewan menggunakan bau-bauan untuk memastikan kehadiran musuh, menandai wilayah mereka, mengidentifikasi keadaan emosional, dan menarik lawan jenis. Suku-suku primitif di pedalaman telah lama menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan wawangian. Pada zaman nabi Muhammad, wanita yang ayahnya meniggal dunia, dianjurkan untuk berkabung selama 3 hari, sebagai tanda berkabung itu, mereka menggunakan wewangian selama masa itu. Namun kaum pria dianjurkan untuk menggunakan wewangian pada saat mereka melaksanakan shalat jum’at. Orang-orang saling mengoleskan parfum yang tidak beralkohol itu kepada sesamanya, sebagai tanda persaudaraan. Hal ini masih dilakukan sebagian muslim, khususnya sebagai jamaah muslim di masjid nabawi di madinah dan oleh kelompok muslim yang aktif dalam berdakwah dari daerah ke daerah, kota ke kota, dan dari negara ke Negara, yang dikenal dengan sebutan jamaaah tabligh.
ORIENTASI RUANG DAN JARAK PRIBADI
Setiap budaya punya cara khas dalam mengkonseptualisasikan ruang, baik di dalam rumah, di luar rumah ataupun dalam berhubungan dengan orang lain. Edward T. Hall adalah antropolog yang menciptakan istilah proxemics (proksemika) sebagai bidang studi yang menelaah persepsi manusia atas ruang, cara manusia menggunakan ruang pengaruh terhadap komunikasi. Beberapa pakar lainnya memperluas konsep proksemika ini dengan memperhitungkan eluruh lingkungan fisik yang mungkin berpengaruh terhadap proses komunikasi, termasuk iklim, pencahayaan, dan kepadatan peduduk.
Ruang pribadi dan ruang publik
Ruang pribadi kita identik dengan “wilayah tubuh” (body territory), satu dari empat kategori wilayah yang digunakan manusia berdasarkan perspektif Lyman dan Scott. Ketiga wilayah lainnya adalah: wilayah publik, (public territory) yakni tempat yang secara bebas dimasuki dan ditinggalkan orang, dengan sedikit kekecualian (hanya boleh dimasuki oleh kalangan tertentu atau syarat tertentu); wilayah rumah (home territory), yakni wilayah publik yang bebas dimasuki dan digunakan orang yang mengakui memilikinya, misalnya bar homoseksual dan klub privat; dan wilayah interaksional (interctional territory), yakni tempat pertemuan yang mungkin semua orang berkomunikasi secara informal, seperti tempat pesta atau tempat cukur.
Posisi duduk dan pengaturan ruangan
Saat anda pertama kali memasuki ruang kuliah dan memilih kursi, ada harus memutuskan dimana anda akan duduk, di depan, di tengah, atau di belakang. Posisi duduk yang anda putuskan, bila anda berpeluang untuk itu, boleh jadi akan ditafsirkan orang, termasuk dosen anda. Bila anda memilih duduk di depan, mungkin anda dianggap orang pandai, ingin memperoleh nilai yang baik, hangat, terbuka, mencari perhatian. Posisi tengah mungkin diidentikan dengan kerendahan hati, tidak ingin menonjol, sedangkan posisi di belakang mungkin diasosiasikan dengan ketidakpedulian atau kebodohan.
Penataan ruangan, baik ruanga tertutup atau ruang terbuka, boleh jadi berkaian dengan kepribadian, kebiasaan atau dilandasi oleh kepercayaan atau ideology tertentu. Pintu ruang kantor orang yang pribadinya terbuka boleh jadi lebih sering terbuka dari pada pintu ruang kantor orang yang berpribadi tertutup.
KONSEP WAKTU
Konsep menentukan hubungan antarmanusia. Pola hidup manusia dalam waktu dipengaruhi oleh budayanya. Waktu berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan manusia. Kronemika (chroneics) adalah studi dan interpretasi atas waktu sebagian pesan. Bagaimana kita mempersepsi dan memperlakukan waktu secara simbolik menunjukan sebagian dari jati-diri kita; siapa diri kita dan bagaimana kesadaran kita akan lingkungan kita. Bila kita selalu menepati waktu yang selalu dijanjikan, maka komitmen pada waktu memberikan pesan tentang diri kita. Demikian pula sebaliknya, bila kita sering terlambat menghadiri pertemuan penting.
Edward T. Hall membedakan konsep waktu menjadi dua; waktu monokronik (M) dan waktu polikronik (P). penganut waktu polikronik memandang waktu sebagai suatu putaran yang kembalidan kembali lagi. Mereka cenderung mementingkan kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam waktu ketimbang waktu itu sendiri, menekankan keterlibatan orang-orang dan penyelesaian transaksi ketimbang menepati jadwal waktu. Sebaliknya penganut waktu monokronik cenderung mempersepsi waktu sebagai berjalan lurusdari masa silam ke masa depan dan memperlakukannya sebagai entitas yang nyata dan busa dipilah-pilah, dihabiskan, dibuang, dihemat, dipinjam, dibagi, hilang atau bahkan dibunuh, sehingga mereka menekankan penjadwalan dan kesegaran waktu. Waktu P dianut kebanyakan budaya timur, eropa selatan (italia, yunani, spanyol, Portugal), dan amerika latin, sedangkan waktu M dianut kebanyakan budaya barat (eropa utara, amerika utara dan Australia).
DIAM
Ruang dan waktu adalah bagian dari lingkungan kita yang juga dapat diberi makna. John cage mengatakan, tidak ada sesuatu yang disebut ruang kosong atau waktu kosong. Selalu ada sesuatu untuk dilihat, sesuatu untuk didengar. Sebenarnya, bagaimanapun kita berusaha untuk diam, kita tidak dapat melakukannya. Amatullah (jyly) Amstrong, seorang sufi wanita Australia, mengatakan bahwa music terindah baginya adalah keheningan malam saat ia berdoa kepada allah.
WARNA
Kita sering menggunakan warna untuk menunjukan suasana emosional,cita rasa, afiliasi politik, dan bahkan mungkin keyakinan agama kita, seperti ditunjukan kalimat atau frase berikut; wajahnya merah, Koran kuning, feeling blue, matanya hijau kalau melihat duit, cabinet ijo royo-royo, dsb.
ARTEFAK
Artefak adalah benda apa saja yang dihasilkan kecerdasan manusia. Aspek ini merupakan perluasan lebih jauh dari pakaian dan penampilan yang telah kita bahas sebelumnya. Benda-benda yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan dalam interaksi manusia, sering mengandung makna-makna tertentu. Bidang studi mengenai hal ini disebut objektika (objectics). Rumah, kenderaan, perabot rumah dan modelnya (furnitur, barang elektronik, lampu Kristal), patung, lukisan, kaligrafi, foto saat bersalaman dengan presiden, buku yang kita pajang diruang tamu, Koran dan majalah yang kita baca, botol minuman keras, bendera, dan benda-benda lain dalam lingkungan kita adalah pesan-pesan bersifat nonverbal, sejauh dapat diberi makna.
Tanpa memperhatikan sungguh-sungguh bagaimana budaya mempengaruhi komunikasi, termasuk komunikasi nonverbal tersebut, kita bisa gagal berkomunikasi dengan orang lain. Kita cenderung menganggap budaya kita, dan bahasa nonverbal kita, sebagai standar dalam menilai bahasa nonverbal kita,sebagai standar dalam menilai bahasa nonverbal orang dari budaya lain. Bila perilaku nonverbal orang lain berbeda dengan perilaku nonverbal kita,senenarnya tidak berarti orang itu salah,bodoh atau sinting;alih-alih,secara kultur orang itu sedikit berbeda dengan kita. Bila kita langsung meloncat pada kesimpulan tentang orang lain berdasarkan perilaku nonverbalnya yang berbeda itu,maka kita terjebak dalam etnosentrisme(menganggap budaya sendiri sebagai standar mengukur budaya orang lain)