TUGAS ETIKA DAN FILSAFAT (RESENSI BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI)
“ RESENSI BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI “
Nama : Merti Hajiru
Nim : 291413013
Jurusan Ilmu Komunikaasi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Gorontalo
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
Filsafat ilmu komunikasi lebih di hubungkan dengan teori-teori komunikasi. Filsafat ilmu komunikasi merupakan kajian yang membahas semua tentang kejelasan komunikasi dan fenomena-fenomena dengan berbagi macam teori dan pemikir-pemikir para tokoh.
Didalam filsafat ilmu komunikasi telah terdapat berbagi macam model-model komunikasi dan teoti komunikasi merupakan hasil dari konseptialisasi dan rekonseputalisasi semuanya saling berkumpul dan dan terkesan tanpa sejarah. Proses konseptualisasi dan rekonseptualisasi ini tidak hanya berdasarkan hubungan antara konsep dengan kenyataan, namun juga didasrkan oleh perkembangan ilmu lain atau juga oleh perbedaan sudut pandang mengenaikenyataan.
BAB II
PEMBAHASAN
A .APA ITU PERSPEKTIF, PERSPEKTIF-PERSPEKTIF ILMU KOMUNIKASI, CATATAN AKHIR.
Apa itu perspektif, dalam pembahasan di buku ini bahwa pemahaman atas komunikasi manusia, merupakan masalah perspektif yang dipakai untuk memahaminya, perspektif adalah sudut pandang dan cara pandang kita terhadap sesuatu.artinya bahwa dalam memahami sebuah perspektif yaitu manusia adalah sumber utamanya dan seperi meneliti suatu benda yang lain untuk mengetahui sesutu yang ada dalam benda itu.
Perspektif-perspektif ilmu komunikasi dalam pembahasan ini telah dibagi yaitu pertama realisme. Realisme beranggapan bahwa benda-benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya telah berdiri di sana secara benar tanpa campur tangan ide dan pengamat.maksudnya apa yang telah diteliti atau di amati yaitu sudah benar-benar ada tanpa ide dari pengamat. Kedua nominalis, nominalis menganggap bahwa dunia sosial adalah eksternal pada persepsi individu, tersususn tidak lebih dari sekadar nama, konsep dan label digunakan untuk membuat struktur realitas “ jadi bagi seorang nominalis, tidak ada dunia “ diluar sana hanya nama, label entitas yang dibuat oleh individu. Dalam penjelasan tersebut bahwa suatu dunia sosial merupakan persepsi individu atau seorang dalam halnya membuat suatu identitas sepertilabel. Selanjutnya konstruksionis di sini menjelaskan kontruksionis mengatakan bahwa kita tidak pernah dapat mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis. Maksudnya sebuah realita tidak dapat dimengerti, kontruksionis kita akan lebih tau akan sesuatu yang akan kita amati.
Catatan akhir di sini telah di jelaskan perspektif-perspektif tersebut menurunkan sejumlah teori komunikasi. Misalnya perspektif positivisme dan post-positivisme menurunkan teori strukturalisme-fungsionalisme. Teori ini merupakan turunanan dari perspektif positivisme dan post-positivisme awal.kedua aliran ini meyakini bahwa struktur sosial itu bersifat nyata dan berfungsi dengan cara-cara yang dapat diobservasi secara objektif. Artinya bahwa pada catatan akhit ini telah di perjelas bahwa suatu perspektif-persktif ini menurunkan sebuah komunikasi dan telah diturunkandari bebera pateori.
B. SEJARAH POSITIVISME, GAGASAN POSITIVISME, POSITIVISME LOGIS, CATATAN AKHIR.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa paradigma positivisme mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat. Yang di maksud dalam pengertian ini bahwa komunikasi merupakan penyampaian pesan searah dari seseorang kepada orang lain yang secara langsung maupun tidak langsung. Dan komunikasi yang terjadi searah sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menyampaikan rangsangan dalam membangkitkan respon orang lain. Adapun model komunikasi linier atau komunikasi satu arah merupakan komunikasi paling banyak dikenal oleh orang banyak model ini menggunakan perpektiv mekanistis.
Sejarah positivisme dibuku ini telah di jelaskan bahwa positivisme di bidani oleh dua pemikir prancis, Henry Sain dan muridnya Auguste Comte. Henry merupakan penggagas utama atau dasar sedankan comte merupakan penerus dan pengembanggagasan ini.dalam pemikiran comte ini merupakan reaksi terhadap situasi prancis dan bnayak terdapat perubahan-perubahan positivisme. Dan positivisme yang dikembangkan oleh August comte disebut juga sebagai posotivisme sosail, yang artinya bahwa kehidupan sosial hanya dapat dicapai melalui penerapan ilmu-ilmu positif.
Gagasan positivisme telah dijelaskan bahwa positif itu apa yang ada berdasarkan fakta objektif, yang artinya yang nyata, yang pasti, yang tepat dan yang berguna. Kebalikan dari positif menjelaskan bahwa positif itu yang khayal, yang meragukan, yang kabur, dan yang sia-sia. Dapatpula dikatakan bahwa positif yaitu pengetahuan tentang sesuatu benda yang dapat digunakan untuk merumuskan peristiwa itu dimasa depan. Dan positivisme merupakan aliran filsafat ilmu yang didasarkan atas keyakinan atau asumsi-asumsi dasar yaitu ontologo, epistimologi, metodologi. Yang dijelaskan mengenai pandangan dunia dab meyakini apa yang dipersepsi adalah kenyataan yang sebenarnya artinya bahwa yang diprediksi adalah sebiuah kenyataan atau sebuah fakta yang terjadi.
Selanjutnya positivisme logis dalam pembahasan dijelaskan bahwa positivisme sosial berkembang melahirkan aliran lain diantaranya adalah positivisme logis.dan positivisme logis sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu komunikasi. Dan dalam positivisme logis terdapat banyak pemikiran-pemikiran oleh para tokoh yaitu pada pemikiran George Moore , Bertrand Russel, dan Ludwing Wittgenstein I. George Moore yaitu memulai pemikirannya mencari kebenaran melalui reflleksi terhadap ide-ide , artinya dalam sebuah kebenaran selalu dikaitkan dengan sebuah ide-ide karena idealisme bertentangan dengan akal sehat.kemudian pemikiran positivieme logis dipelopori oleh Alferd Ayer dalam penjelasan ini dia menegaskan bahwa realita pada dasarnya dapat disamakan debgandata-data indrawi. Yang di maksud yaitu bahwa semua realita yang terjadi harus ada kejelasan yang pasti karena menyatakan sesutu tanpa ada kejelasan termasuk pernyataan yangtidak bermakna.
Dalam catatan akhir banyak dijelaskan bahwa sosiologi merupakan ilmu sosial pertama dikembangkan peradaban manusia. Dan prinsip-prinsip sosiologi yang positivisme menjadi ilmu dasar bagi ilmu-ilmu sosial seperti pada ilmu komunikasi.dan telah dijelaskan juga bahwa perspektif mekanistis merupakan komunikasi manusia yang menekankan pada unsur fisik komunikasi artinya bahwa unsur fisik juga berperan pada komunikasi yang dilakukan oleh manusia.
C. POST-POSITIVISME, POST-POSITIVISME DALAM PENELITAN SOSIAL DAN KOMUNIKASI, STRUKTUR DAN FUNGSI TEORI DALAM PERSPEKTIF POST-POSITIVISME, CATAN AKHIR.
Dalam buku terdapat sebuah penjelasan manusia itu selalu berubah artinya yang dimaksud manusia yang selalu berubah yaitu fisiknya dan tindakan yang dilakukannya dan tindakan manusia tak bisa di prediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti.
Post-Positivisme memiliki penjelasan bahwa pemikiran yang menggungat asumsi dan kebenaran-kebenaran positivisme. Pemimiran ini muncul dari para takoh-tokoh pemikiran dasar.
Post-positivisme Dalam Penelitan Sosial Dan Komunikasi dijelaskan pada bab ini telah dikategorikan berapa bagian yaitu ontologipos-positivisme , epistimologi dan aksiologi. Perpektif post-positivisme merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelamahan –kelemahan positivisme yang mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Bahwa yang dimaksud dengan penjelasan diatas yaittu memperbaiki kelemahan yang ada dengan cara yang tepat agar tidak mengandalkan suatu objek yang diteliti. Sedangkan epistimologi dan aksiologinya asumsi-asumsi kalangan post-positivisme merupakan tentang landasan ilmu-ilmu sosial pada dasrnya didasrkan pada prinsip-prinsip objektivisme.
Struktur Dan fungsi Teori Dalam Perpektif Post-Positivisme telah di bagi empat bagian yaitu struktur teori perspektif post-positivisme, fungsi teori perspektif post-positivisme, kriteria evaluasi dan perbandingan teor, dan proses perkembangan teori. Dan dalam buku ini telah dujelaskan bagian-bagian tersebut teori pada dasarnya merupakan sebuah abstraksi.sebuah teori secara partikular berhubungan erat dalam pendekatan post-positivisme.jadi teori yag digunakan dalam penelitian adalah teori yang telah dikonstruksi sedemikian rupa. Yaitu bukan sembarang teori yang ada dalam penelitian tersebut. Dan fungsi teori dalam kebanyakan pemikiran kalangan post-positivisme adalah untuk menentukan beberapa keteraturan atas pengalaman yang tak teratur.bahwa penjelasan disini banyak pemikiran kalangan post-positivisme selalu menentukan aturan-aturan dalam pemikran kalamgan post-positivisme.
Kriteria evaluasi dan perbandingan teori ada beberapa cara umum untuk mengevaluasi kualitas sebuah teori termasuk kesuksesan sebuah teori dalam memecahkan persoalan empiris, konseptual dan praktis. Dalam sebauh teori selalu banyak persoalan namun persoalan ituuntuk mencapai sebuah kesuksesan. Selanjutnya proses perkembangan teori disinidijelaskan bahwa faktor utama dalam pengembangan teori dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dalam tradisi post-positivisme adalah keterusterangan. Yang di maksud dalam penjelasan ini bahwa dalam perkembangan teori sangat membutuhkan sebuah kejujuran yang pasti sehingga perkembangan teori tersebut sukses.
Selanjutnya catatan akhir dijelaskan dalam buku ini bahwa perspektiv post-positivisme membawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial termasuk ilmu komunikasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme yang terlalu realis, beban nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian, post-positivisme memberikan model penelitian khas yang ilmu sosial.seperti manusia bukanlah benda yang ketika diteliti hanya menyajikan efek yang sama, manusia itu hidup dan dapat mengkonstruksi tanggapan tertentu ketika diteliti.artinya manusia apabila di teliti tidak seperti halnya benda manusia selalu berubah dalam suatu penelitian.
D. SEJARAH PERSPEKTIF INTERPRETIF, PANDANGAN DASAR PERPEKTIF INTERPEKTIF, TEORI INTERPRETIF DALAM KOMUNIKASI, SRTUKTUR DAN FUNGSI TEORI INTERPRETIF, KOMUNIKASI DALAM PERPEKTIF INTERPRETIF, CATATAN AKHIR.
Sejarah perpesktif interpretif dalam bab ini dijelaskan pemetaan akar sejarah dapat dirujuk pada sejumlah gagasan abad pencerahan khusunya posisi filosofis Rene Descartes dia berpendapat bahwa semua penjelasan dapat didasarkan pada observasi terhadap benda dan gerak.dan filosofis descrates telah membangun sebuah landasan pendekatan terhadap penegetahuan yang diajdikan sebagai dasar bagi positivisme sekaligus juga post-positivisme dan juga sebuah petbedaan yang jelas adanya dunia eksternal objek dan dunia internal subjek. Dalam penjelasan ini artinya bahwa sebuah penjelasan dilakukan dengan penelitian terhadap sebuah benda dan yang pastinya sangat jelas.
Pandangan dasar perspektif interpretif telah di bagi mejadi tiga bagian bagian yaitu fenomenologi, hermeuneutika, interaksionisme simbolik. Pada tiga bagian ini akan dibahas tentang suatu pandangan ini mendasari metode ilmu sosial yang khas, yaitu memberikan peran subjek dalam menentukan fakta sosial sekaligus memperlakukan manusia tidak sebagai benda-benda lebih dari apa yang telah dicapai oleh post-positivisme awal . bahwa dalam penjelasan diatas bisa di uraikan dari tiga panfdangan tersebut yaitu suatu pandangan metode ilmu sosial merupakan suatu yang pentig atau khusus dalam melakukan suatu metode penelitian sosial.
Teori interpretif dalam komunikasi dalam pembahasan terdapat prinsip metateori yang sangat diperhatikan dalam teori ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dalam hal ini ada penekanan bahwa teori interpretif bukanlah suatu usaha monolitis dan bahwa kajian ini lebih merepresentasikan tren umum dari pada mengemukakan kerangka dari pemikiran teoretisi interpretif. Artinya bahwa teori ini lebih mengedepankan kajian tren umum dan tidak mempresentasikan hasil-hasil pemikiran dari teori interpretif.
Struktur dan fungsi teori interpretif pada pembahasan ini ada perbedaan antara general interpretive theories dan grounded theory, keduanya masih merupakan pembahasan dari teori interpretif , namun sangat berbeda dalam bentuk dan fungsinya. General interpretiv theoris mencoba untuk menciptakan pemahaman mengenai proses dimana komunikasi berfungsi dalam interaksi intersubjektif. Sedangkan grounded theories berkonsentrasi pada fenomena komunikasi lokal dan spesifik. Dalam penjelasan diatas bahwa dari dua teori tadi memiliki perbedaan dalam berkomunikasi general interpretiv mempermudah untuk melakukan komunikasi dan grounded theories pada fekta yang ada.
Komunikasi dalam perpekstif interpretif yang dibahas pertama adalah etnografi komunikasi seperti telah dibahas bahwa memberikan penekanan pada pemahaman bukan pengukuran pengalaman atau perilaku manusia di ruamg sosial, kemudian menekankan pada pentingnya kesadaran akan adanya cakrawala pemahaman yang dimiliki oleh subjek peneliti dan subjek yang diteliti. Dalam pembahasan ini bahwa emografi komunikasi menekan pada pengalaman manusia dan kesadaran. Sedangkan dramatisme dan narasi merupakan teori komunikasi yang dipengaruh oleh interaksionalisme simboik. Artinya komunikasi sangat berpengaruh dalam interaksi yang bersifat simboloik dan sangt berpangaruh dalam melakukan sebuah komunikasi.
Catatan akhir pada catatan akhir ini dijelaskan bahwa manusia itu tidak mungkin tidak berkomunikasi. Kehidupan sosial dipenuhi oleh berbagai komunikasi. Dari penjelasan ini bahwa manusia itu pastinya berkomunikasi dimana pun karena tanpa interaksi tidak akan tercipta sebuah komunikasi yang baik.
E. SEJARAH PERPEKSTIF KONSTRUKTIVISME, KONSTRUKTIVISME DALAM ILMU KOMUNIKASI, CATATAN AKHIR.
Dalam bab ini dijelaskan bila dirunut kebelakang konstruktivisme yang meyakini bahwa makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran yaitu dalam teori Popper . kemudian Popper membedakan tiga pengertian yang dikembangkan menjadi konstuktivisme yang tidak hanya menyajikan batasan baru mengenai kebenaran dan pengetahuan manusia. Di sini bahwa yang di maksud dengan teori ini semua makna atau realita tergantung pada pikiran dan dikembangkan menjadi suatu pengetahuan manusia.
Konstruktivisme dalam ilmu komunikasi teori kontruktivis atau kontruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan oleh Jesse Delia dan rekan-rekan sejawatnya. Kontruktivisme ini lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komuniakasi antarpesona. Yang di maksud dalam penjelasa di atas bahwa dengan melakukan cara pendekatan sehingga lebih berkembang dengan komunikasi penelitian.dan pada bagian ini telah dibagi menjadi komunikasi berbasis “diri” yang di maksud dengan komuniaksi berbasis diri yaitu dalam komuniakasi ini merujuk pada individu atau dalam kehidupannya sendiri suatu komunikasi yang bersifat individual akan menghasilkan komunikasi yang berbasis diri. Kemudian konstruk hubungan dalam komunikasi yaitu untuk mempermudah dalam sutu hubungan, selanjutnya model desain pesan didasarkan pada kecenderungan seseorang dalam memanajemen tujuannya untuk kepentingan sampainya tujuan melalui pesan yang dipilihnya. Maksudnya dalam melakukan sebuah komunikasi sebuah pesan pun menjadi hal yang penting dalam komunikasi.
Catatan akhir di sini dijelaskan ilmu komunikasi dalam perpekstif konstruktivisme tidak hanya mulai mempertimbangkan konstruksi namun juga menyediakan cara-cara penelitian yang lebih khas. Dalam penjelasan ini dalam ilmu komunikasi perpekstif menyediakan suatu penelitian khas yang dianggap penting .
F. SEJARAH PERPEKSTIF KRITIS, PENDEKATAN TEORI KRITIS PADA KOMUNIKASI, CATATAN AKHIR.
Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjasi secara historis maupun intutisional. Yang artinya analisis teori kritis tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidakbenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada kontruktivisme.
Sejarah perpekstif kritis kritik merupakan konsep kunci untik memahami teori kritis. Dalam melakukan sebuah teorikritis yaitu diperlukan kritikan karena kritikan adalahkunci sebuah teori kritis.
Pendekatan teori kritis pada komunikasi perspektif teori kritis berbeda dengan paradigma, perspektif ini melihat masyarakat sebagai satu sistem kelas. Masyarakat dipandang sebagai sautu sistem dominasi, dan media adalah salah satu bagian dari sistem dominasi tersebut .artinya disini bahwa pendekatan teori kritis pada komunikasi merupakan masyarakat yaitu sebagai satu kelompok dan media juga merupakan satu dari pemikiran kritis tentang teoti pada komunikasi.
Dan pada teori kritis ini telah di bagi yaitu cultural studies ( studi-studi budaya) teori kritis yang menekan kan pada penyelidikan ideologi dominan yang tersembunyi di balik suatu fenomena, menjadikan studi budaya sebagai studi pembongkaran ideologi dominan pada budaya masyarakat. Yang di maksud dengan cultural studies yaitu merupakan asal studi-studi dari badaya dan untuk penelitian ideologi atau membongkar ideologi yang tersembunyi dan studi komunikasi merupakan bagian yang penting dalam komuniasi. kemudian studi- studi feminis dalam studi komunukasi menjadi lebih luas dan lebih menarik lagi. Maksudnya dalam studi-studi ini sebuah komunikasi lebih meluas dan lebih menarik sehingga studi-studi ini dianggap sangat berperan dalam menariknya sebuah komunikasi.
Catatan akhir dalam bab ini perspektif kritis adalah upaya membongkar ideologi dominan yang menindas. Ideologi ini menjadi inti berikutnya. Yang dimaksud dari penjelasan ini yaitu menanpakkan ideologi yang tersembunyi karena ideologo merupakan inti dalam perspektif krisis.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas saya berkesimpulan bahwa dalam mempelajari filsafat ilmukomunikasi berbagi macam suatu teori dan model-model komunikasi karena filasafat ilmu komunikasi berhubungan dengan teori-teori komunikasi dan berbagi macam realita dan fenomena-fenomena yang ada dan di lakukan dengan cara penelitian yang diamati oleh pengamat dan banyak pemikiran pemikiran kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto Elvinano dan Anees Q. Bambang. 2007. Filsafat ilmu komunikasi. Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong