filsafat islam
JUDUL : FILOSOF ISLAM DAN FILSAFATNYA
NAMA : NURFAN AUNA
NIM : 291413016
Abstrak
Filsafat merupakan pengkajian sesuatu yang dari segi pemikiranya secara rasional dan mendalam, yang sudah terbukti akan wujudnya, begitu pula dalam Hukum Islam merupakan salah satu kajian Ke Islaman yang di dalamnya berisi seluk beluk Hukum Islam, Maka, tidaklah mengherankan bila kajian hukum Islam menjadi semakin berkembang, terutama pada persoalan-persoalan Ijtihad yang mengacu pada wahyu dan akal, teori hukum Islam inilah yang merupakan permulaan Epistemologi Hukum Islam. Karena, dari penerapan teori hukum Islam dalam prakteknya, terutama berkaitan dengan argumen hukum dalam penyelesaian problem hukum Islam dapat diketahui aspek epistemologinya. Manakah yang lebih dominan dalam menggunakan peranan akal atau wahyu? Maka kecendrungan epistemologinya dapat terlihat dari sistematika pemikiran yang dalam perkembangannya melembaga ke dalam sebuah system ilmu seperti ilmu fiqih. Kemudian tidak menjadi dogma, pengembangan sebuah ilmu selalu mengacu pada pengembangan metodologinya, yang dalam filsafat dikenal sebagai epistemology. Paradigma metodologi (epistemology) tentang hubungan wahyu dan akal yang mempengaruhi proses penemuan hukum dan produk yang dihasilkan.hal ini bisa di lihat antara filososf dan teolog Muslim yang punya masing masing cara dalam mengkaji sebuah kajian, namun pertentangan antara filosof dan teolog Muslim bukanlah sebuah perbedaan, karena masing masingnya membicarakan tentang kebenaran
Kata kunci: filsafat, wahyu,
IBNU SINA
Ibnu sina merupakan filosof yang di lahirkan di Asyfana pada tahun 980 M dan wafat pada tahun 1037M dalam usia 58 tahun, ibnu sina sejak di masa mudanya sudah menguasai beberapa disiplin ilmu seperti matematika, logika, kedokteran, astronomi, hukum, dan lainya. Bahkan dalam usia sepuluh tahun pun ia sudah hafal Al-quran seluruhnya, karena sudah banyak menguasai ilmu Ibnu Sina kemudian di angkat menjadi seorang menteri oleh Sultan Syams Al-Dawlah yang berkuasa di Hamdan.
Ibnu Sina walaupun sering diperhadapkan dengan urusan urusan pemerintahanya namun ia juga adalah seorang penulis produktif yang tidak hanya sedikit menghasilkan karya tulis, dan merupakan bukti kehebatanya adalah tulisan tulisan yang merupakan karyanya mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap generasi generasi setelahnya, baik di dunia barat maupun dunia timur, di antara karya tulisnya yang terpenting antara lain:
Al-Syifa, berisikan uraian tentang filsafat yang terdiri atas empat bagian: ketuhanan,fisika,matematika, dan logika. Al-Najat, berisikan keringkasan dari kitab Al-sifa. Karya tulis ini di tujukannya khusus untuk kelompok terpelajar yang ingin mengertahui dasar dasar ilmu hukum hikmah secara lengkapAl-Qanun fi al-thaibb, berisikan ilmu kedokteran yang terbagi atas lima kitab dalam berbagai ilmu dan jenis jenis penyakit dan lain-lainyaAl-Isyarat wa al-Tanbihat, isinya mengandung uraian tentang logika dan hikmah
1. FILSAFATNYA
Al-Tawfiq (Rekonsilasi)
Usaha untuk memadukan antara agama dan filsfat tidak hanya berhenti di Al-Farabi saja akan tetapi hal ini juga berangsur kepada Ibnu Sina sendiri, yakni bahwa nabi dan filosof menerima kebenaran dari sumber yang sama namun yang membedakan hanyalah cara memperolehnya, bagi nabi terjadinya hubungan dengan malaikat jibril melalui akal materil yang disebut hads(kekuatan suci,quadsiyyat) sedangkan filosof melalui Akal Mustafad, begitupun dengan hasil yang diperoleh antara lain jika di nabi itu disebut dengan wahyu sedangkan filsof hanya dalam bentuk ilham, tetapi antara keduanya tidaklah bertentangan
2. KETUHANAN
Dalam membuktikan bahwa adanya tuhan Ibnu Sina pun sepemikiran dengan Al-Farabi, sepertinya tidak ada yang ketambahan, akan tetapi dalam filsafat wujudnya, bahwa segala yang ada ia bagi pada tiga tingkatan dipandang memiliki kreasi tersendiri sebagai berikut.
Wajib al-wujudMukmin al-wujudMumtani al-wujud
JIWA
Keistimewaan Ibnu Sina dalam berpikir selalu berlandaskan pada filsafat jiwa, secara garis besarnya pembahasan Ibnu Sina tentang jiwa terbagi pada dua bagian, yaitu
a. fisika membicarakan tentang jiwa tumbuh-tumbuhan,hewan,dan manusia.
Jiwa tumbuh-tumbuhan mempunyai tiga daya: makan,tumbuh,dan berkembang biak.Jiwa binatang mempunyai dua daya: gerak (al-mutaharrikat) dan menangkap (al-mudrikat) Jiwa manusia, yang di sebut juga al-nasf al-nathiqat, mempunyai dua daya :
praktis (al-amilat)dan teoriteis (al-alimat) daya praktis hubunganya dengan jasad, sedangkan daya teoritis hubunganya dengan hal-hal yang abstrak. Daya teoritis ini mempunyai empat tingkatan :
a) Akal materiil
b) Akal al-malakat
c) Akal aktual
d) Akal Mustafad
b. Metafisika, membicarakan tentang hal hal berikut
1) Wujud jiwa
Dalam membuktikan adanya jiwa, Ibnu sina mengemukakan beberapa dalil diantaranya
dalil alam kejiwaan
dalil ini di dasarkan pada fenomena gerak dan pengetahuan, yaitu
Gerakan paksaanGerakan tidak paksaan
- konsep “aku” dan kesatuan fenomena psikologis
- dalil kontinuitas (al-istimrar)
- dalil manusia terbang atau manusia melayang di udara
2) Hakikat jiwa
3) Kekalahan jiwa
Dari sekian uraianya Ibnu Sina juga menempatkan jiwa manusia pada peringkat yang tertinggi, karena di samping sebagai jiwa yang berpikir, jiwa manusia juga mempunyai daya daya yang terdapat pada tumbuhan dan hewan, dan dari beberapa penjelasannya ia juga mengatakan bahwa jiwa manusia tidak hancur ketika badan telah hancur, meskipun sebelumnya pemikiran pemikiran filsafatnya telah dikemukakan oleh Al Farabi, namun karena ia mampu memberikan uraian yang secara rinci dan lengkap sehingganya tepat sekali penilaian yang mengatakan bahwa di tangan Ibnu Sinalah filsafat dunia islam timur mencapai puncaknya yang tertinggi.
AL-RAZI
Al Razi termasuk seorang filosof yang rajin belajar dan menulis seningga tidak mengherankan ia telah banyak menghasilkan karya tulis yang berjumlah tidak kurang dari 200 karya yang meliputi berbagai bidang ilmu, Al Razi di lahirkan di Rayy,sebuah kota tua yang masa lalu bernama Rhogee,dekat Taheran,Republic Islam Iran , pada tanggal 1 sya’ban 251M/865M, selain itu pula Al Razi di kenal seorang dokter yang dermawan, karena ia sering memberikan pengobatan pengobatan gratis kepada orang orang yang miskin, karena reputasinya di bidang kedokteran, Al Razi pernah diangkat menjadi kepala rumah sakit Rayy pada masa pemerintahan Gubernur Al-Mansur ibnu ishaq, kemudian ia pindah ke Baghdad dan memimpin rumah sakit disana pemerintahan Khalifaf Al-Muktafi. Setelah Al-Muktafi meninggal ia kembali ke kota kelahiranya, kemudian berpindah pindah dari stu negeri ke negeri lainnya dan meninggal pada tanggal 5 Sya’ban 313 H /27 Oktober 925M dalam usia 60 tahun.
FILSAFATNYA
1. Lima Kekal (Kadim)
Filsafat Al Razi terkenal dengan ajarannya Lima Kekal, yakni al-Bary Ta’ala (Allah Ta’ala, al-Nafs al-Kulliyyat (jiwa Universal), al-Hayula al-Ula (Materi Pertama),al-Makan al-Muthlaq (Tempat/Ruang Absolut) dan al-Zaman al-Muthlaq (Masa Absolut)
2. Akal,Kenabian, dan Wahyu
Akal menurut Al Razi merupakan substansi sangat penting yang terdapat dalam diri manusia seabagai cahaya (nur) dalam hati, cahaya ini bersumber langsung dari allah di samping itu pula Al Razi mengatakan bahwa akal merupakan karunia terbesar Allah yang terbesar dengan akal manusia dapat memperoleh pengetahuan pengetahuan termasuk pengetahuan tentang allah, dan dengan akal manusia sudah mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk,tidak ada alasan untuk pengistimewaan beberapa orang untuk membimbing semua orang karena semua terlahir dengan kecerdasan yang sama,dengan ungkapan ungkapanya demikian menjadikan Al Razi di nilai telah menyimpang dari agama karena tidak percaya akan kenabian serta wahyu, karena dalam pahamnya para nabi saling bertentangan, pertentangan ini seharusntidak terjadi jika mereka berbicara atas nama satu Allah.
Badawi mengatakan bahwa Al Razi sangat berani, tidak seorang pemikir muslim pun seberani dia, namun dari berbagai uraian uraian tidak cukup untuk membuktikan bahwa tuduhan akan Al Razi sebagai filosof yang tidak percaya akan kenabian dan wahyu itu belum menjadi paham yang pasti, karena penulis berkeyakinan bahwa ia adalah seorang intelektual Muslim yang percaya Kepada nabi dan wahyu, karena tuduhan tuduhan ini berasal dari lawan debatnya,oleh karena itu beralasan yang dikemukakan oleh Abdul Latif Muhammad Al, ‘Abd, bahwa tuduhan tuduhan tersebut amat ganjil, bahkan ia menilai mengandung sentiment.
IBNU MISKAWAIH
Ibnu Miskawaih dilahirkan di kota Rayy,Iran pada tahun 330H/941M dan wafat di asfahan pada tanggal 9 shafar 421H/16 Februari 1030M, disiplin ilmunya meliputi kedokteran,bahasa,sejarah,filsafat. Akan tetapi, ia lebih dikenal sebagai filosof.
FILSAFATNYA
1) Ketuhanan
Tuhan dalam paham Ibmu Miskawaih adalah zat yang tidak berjisim,Azali dan pencipta. Ia ada tanpa di adakan, dan adanya ia tanopa bergantung pada yang lain, sementara yang lain membutuhkanya,sebagai filosof religiius yang sejati Ibnu Miskawaih menyatakan, alam semesta diciptakan Allah dari tiada menjadi ada, disinilah letak persamaan pemikirannya dengan Al Kindi dan berbeda dengan Al Farabi
Dalam paham Ibnu Miskawaih Allah menjadikan alam ini secara emanasi (pancaran) dari tiada menjadi ada ,dan ciptaan allah yang pertama kali ialah Akal Aktif , Ibnu Miskawaih juga mengemukakan teori evolusi. Menurut Ibnu Miskawaih Ibnu Miskawaih alam Mineral,alam tumbuh tumbuhan,alam hewan dan alam manusia merupakan suatu rentetan yang tersambung-sambung.
2) kenabian
Nabi dalam paham Ibnu Miskawaih adalah seorang muslim yang memperoleh hakikat hakikat atau kebenaran karena pengaruh akal aktif atas daya imajinasinya,Hakikat Hakikat atau kebenaran seperti ini di peroleh pula oleh para filosof, persamaan antara nabi dan filosof, bagi Ibnu Miskawaih adalah dalam mencapai kebenaran
3) Jiwa
Jiwa, menurut Ibnu Miskawaih, adalah jauhar rohani yang tidak hancur dengan sebab kematian jasad, ia akan hidup selalu, ia tidak dapat di raba dengan pancaindra karena ia bukan jisim dan bagian dari jisim, Ibnu Miskawaih juga menyatakan bahwa yang akan menerima balasan (kebahagiaan dan kesengsaraan) di akhirat itu hanya jiwa bukanlah jasad, karena kelezatan jasmani bukanlah merupakan kelezatan sebenarnya
4) Ahlak
Ahlak menurut pandangan Ibnu Miskawaih ialah suatu sikap mental atau keadaan jiwa yang mendorongnya untuk berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan, sementara tingkah laku manusia ada 2 unsur,yakni unsur watak nalurilah dan unsur lewat kebiasaan dan latihan, dari ungkapanya ini tidak secara langsung menolak pandangan pandangan yunani yang mengatakan bahwa ahlak manusia tidak dapat dirubah, bagi Ibnu Miskawaih ahlak tercela bisa berubah jadi ahlak terpuji dengan jalan pendidikan hal ini merupakan wujud bahwa cara berpikinya Ibnu Miskawaih masih berlandaskan islam,kebenaran ini tidak bisa di bantah adanya ,sedangkan sifat hewan bisa berubah dari liar menjadi jinak apalagi manusia,Ibnu Sina mejelaskan sifat sifat utama yang kaitanya sangat erat dengan jiwa, jiwa memiliki tiga daya: daya berpikir,daya marah,dan daya keinginan. Sifat hikmah adalah sifat utama bagi jiwa berpikir yang lahir dari ilmu, berani adalah sifat utama bagi jiwa marah yang sifat hilm(mawas diri).sementara murah adalah sifat utama bagi jiwa keinginan yang lahir dari ‘iffah (memelihara kehormatan diri). Dengan demikian,ada tiga sifat utama yakni,hikmah,berani,dan murah, apabila ketiga sifat utama ini serasi, muncul sifat keempat,yakni adil. Adapun lawan dari keempat sifat ini ialah bodoh,rakus,penakut,dan zalim
IBNU RUSYD
Ibnu Rusyd filosof yang dilahirkan di Cordova,Andalus pada tahun 510H/1126M dan meninggal pada tanggal 10 desember 1198M/ 9 shafar 595H di Marakesh dalam usia 72 tahun menurut perhitungan Masehi tahun hijriah
- Alam Kadim
Sesuai dengan keyakinan kaum teolog Muslim, Allah menciptakan alam dari tiada menjadi ada (al-ijad min al-adam,creation ex nihilo) penciptaan dari yang tiada ini membuktikan bahwa adanya pencipta, sementara itu menurut para filosof Muslim, alam ini kadim dengan arti alam ini diciptakan dari sesuatu (materi) yang sudah ada,, Ibnu Rusyd sempat mengemukakan sejumlah ayat Alquran: QS Al-anbiya’(21):30;Hud(11):7; Fushshilat (41) : 11 dan Al-‘Minun (23) :12-24 yang kesimpulannya bahwa sebelum alam ini diciptakan sudah ada sesuatu yang lain,yakni ma (air) dan dukhan (uap) demikian pula mengartikan arti qadim bagi kaum teolog Muslim, qadim berarti sesuatu yang mempunyai wujud tanpa sebab, sedangkan bagi kaum filosof, qadim berarti sesuatu yang kejadiannya dalam keadaan terus menerus tanpa awal dan tanpa akhir, perselisihan antara mereka tentang alam ini hanyalah perselisihan dari segi penamaan atau semantik, lebih lanjut dikatakanya, mereka sepakat bahwa segala yang ada terbagi atas tiga jenis
Jenis pertama,wujudnya karena sesuatu yang lain dan dari sesuatu, dengan arti wujudnya ada pencipta dan ada diciptakan dari benda serta di dahului oleh zaman, jenis ini adalah benda benda yang dapat diketahui dengan indra,seperti hewan,tumbuh-tumbuhan,udara dan lainya.wujud ini mereka namakan dengan baharuJenis kedua,wujudnya tidak karena sesuatu,tidak pula dari sesuatu dan tidak didahului oleh zaman. Wujud ini sepakat mereka namakan kadim,ia hanya dapat diketahui dengan akal pikiran, ia yang menciptakan segala yang ada dan memeliharanya. Wujud yang kadim inilah yang disebut dengan AllahWujud yang ketiga,wujud ini ditengah tengah antara kedua jenis diatas,yaitu wujud yang tidak terjadi berasal dari sesuatu, tidak didahului oleh zaman, tetapi terjadinya karena sesuatu (diciptakan). Wujud jenis ini adalah alam semesta, wujud alam ini ada kemiripanya dengan wujud jenis yang pertama dan yang kedua,
- Allah tidak Mengetahui Perincian Yang Terjadi Di Alam
Menurut Al-Ghazali para filosof Muslim berpendapat bahwa Allah tidak mengetahui yang parsial di alam, namun Ibnu Rusyd menegaskan bahwa Al-Ghazali salah paham, sebab tidak ada para filosof Muslim yang mengatakan demikian, karena yang dimaksudkan para filosof Muslim adalah pengetahuan Allah tentang yang parsial, pengetahuan Allah bersifat kadim yakni sejak Azali, Allah mengetahui segala yang terjadi di alam ini sekecil apa pun, sedangkan manusia bersifat baharu, menurut Ibnu Rusyd, pengetahuan Allah tidak dapat dikatan juz (parsial) dan kully (umum) karena Allah bersifat imateri (rohani), dari situlah Al-Ghazali terkesan menyamakan ilmu Allah dengan ilmu manusia, sedangkan para filosof Muslim membedakan antara ilmu Allah dan ilmu manusia, namun pada dasarnya mereka percaya bahwa Allah mengetaui segala apa yang terjadi di alam, namun mereka berbedanya tentang cara Allah mengetahuinya
- Kebangkitan Jasmani di Akhirat
Adanya kehidupan kedua di akhirat memang suatu yang tidak bisa di bantah oleh semua Agama, namun hanya menginterpretasinya mereka berbeda, ada yang berpendapat yang dibangkitkan rohani dan ada pula mengatakan ada jasmani dan rohani, Namun yang jelas, kehidupan di akhirat tidak sama dengan kehidupan di dunia ini, Hal ini sesuai dengan hadis: “Disana akan dijumpai apa yang tak pernah dilihat mata,tidak pernah di dengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam pikiran” dan ucapan Ibnu Abbas.”tidak akan dijumpai di akhirat hal hal yang bersifat keduniaan kecuali nama saja” hidup di akhirat tentu saja lebih tinggi dari pada di dunia
_ Hukum Sebab Akibat (Kausalitas) Dan Hubungannya dengan Mukzizat
Dalam karyanya Tahafut al-Tahafut, Ibnu Rusyd mengkritik apa yang telah di kemukakan oleh Al Ghazali tentang hubungan sebab akibat serta kaitanya dengan perkara yang menyimpang dari kebiasaan dan mukzizat nabi, bantahan Ibnu Rusyd antara lain
Terdapat hubungan yang dhaury (pasti)Hubungan sebab akibat dengan adat atau kebiasaanHubungan sebab akibat dengan akalHubungan sebab dengan mukzizat
Pandangan Filsafat Muhammad Iqbal
1. Biografi
Muhammad Iqbal yang dikenal sebagai penyair (filsuf,ahli hukum,pemikir politik,dan reformis muslim adalah seorang tokoh dominan umat islam abad ke-20) lahir pada bulan Dzulhijjah 1289 H, atau 22 Februari 1873 di Sialkot. Nenek moyangnya adalah orang-orang Brahmana Kasymir dan telah memeluk agama islam 3abad sebelum kelahiran Iqbal.
Jenjang pendidikannya dimulai dengan memasuki Sekolah Dasar dan Menengah di Sialkot dan giat belajar agama dari seorang ulama bernama Mir Hasan ia pun mulai semangat menghirup semangat keislamannya. Kemudian ia melanjutkan pelajarannya ke Governement College di Lahore disana ia bertemu dengan Thomas Arnold dan ia mulai mengenal filsafat barat. Pada 1905 Iqbal berangkat ke Eropa untuk memperdalam filsafat dan hukum, filsafat dipelajari di Cambridge University London dan kuliah hukum diikutinya di Lincoln’s Inn London. Kemudian diteruskannya lagi di Universitas Munchen Jerman Barat, di sinilah ia mendapat gelar Doctor Philosopy(ph.D.) atas disertasinya yang berjudul The Development of Metaphysics In Persia.
Pada tahun 1908 ia mencurahkan tenaganya sebagai guru besar dalam matakuliah filsafat dan kesusastraan Ingris di Governemet College kemudian pindah menjadi advokat dan perhatiannya kepada masalah politik mulai bergejolak. Pada 1922 ia pun mendapat gelar Sir dari pemerintahan Inggris karena keahliannya dalam filsafat dan seni.
Pada tahun 1931 dan 1932 ia berkunjung ke Inggris untuk menghadiri konferensi meja bundar di London,dalam kesempatan perjalanan ia bertemu dengan filosof Perancis Henri Bergson. Pada 1932 ia mengetuai sidang tahunan Liga Muslim,dimana ia melontarkan ide Negara Islam di India.
Saat-saat Pakistan masih memerlukan karya-karyanya, pada tahun 1935 isterinya meninggal dunia,musibah ini membekas sangat dalam dan membawa kesedihan yang berlarut-larut. Akhirnya berbagai penyakit menimpa Iqbal hingga fisiknya melemah dan pada tahun 1938 sakitnya bertambah parah, ia merasa ajalnya telah dekat. Ketika fajar 21 April 1938, dalam usia 60 tahun menurut kalender Masehi atau 63 tahun dalam kalender Hijri,Iqbal berpulang ke Rahmatullah. Jenazahnya diantar oleh ribuan pelayat ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
2. Karyanya
Di perkirakan Muhammad Iqbal meninggalkan tidak kurang dari 21 karya monumental, yaitu :
1. Ilm al-Iqtisad, (1903);
2. Development of Metaphysics in Persia: A Constribution to the History of Muslim Philosophy,(1908);
3. Islam as a Moral and Political Ideal(1909);
4. Asrar- I khudi [Rahasia Pribadi]
5. Rumuz –I Bekhudi [Rahasia Peniadaan Diri],(1918);
6. Payam-I Masyriq [Pesan Dari Timur],(1923);
7. Bang-I Dara [Seruan Dari Pejalanan],(1924)
8. Self in the Light of Relativity Speeches and Statements of Iqbal.(1925);
9. Zaboor-I’ Ajam [Kidung Persia],(1927)
10. Khusal Khan Khattak,(1928);
11. A Plea for Deeper Study of Muslim Scientist,(1929);
12. Presidential Addres to the All-India Muslim Leaque,(1930);
13. Javid Nama (Kitab Keabadian),(1932);
14. McTaggart Philosophy,(1932);
15. The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam),(1934);
16. Letters of Iqbal to Jinnah,(1934);
17. Bal-I Jibril [Sayap Jibril],(1935);
18. Pas Chih Bayad Kard Aqwam-I Sharaq,(1936);
19. Matsnawi Musafir, (1936);
20. Zarb-I Kalim [Tongkat/ Pukulan Nabi Musa],(1936); dan
21. Armughan-I Hejaz [Hadiah dari Hejaz],(1938).
3. Filsafatnya
a. Ego atau Khudi
Konsep tentang hakikat ego atau individualitas merupakan konsep dasar dari filsafat Iqbal dan menjadi alas penopang keseluruhan struktur pemikiran-pemikirannya. Menurut Iqbal,khudi,arti harfiahnya ego atau self atau individualitas,merupakan suatu kesatuan yang riil atau nyata,adalah pusat dan landasan dari semua kehidupan,Ia merupakan satu kebulatan yang jelas dan mempunyai arti, yang menjadi sentral dari segala struktur kehidupan manusia. Hidup manusia ditentukan oleh aktivitas khudinya. Aktivitas khudi yang selalu mengarah kepada kesempurnaan suatu waktu akan mencapai perkembangannya yang tertinggi, yakni kesempurnaan di mana pada waktu itu dia akan merangkum samudera ketuhanan(khuda).
b. Ketuhanan
Pemahaman Iqbal tentang Ketuhanan mengalami tiga tahap perkembangan, sesuai dengan pengalaman yang dilaluinya dari tahap pencarian sampai ke tahap kematangan. Ketiga tahap itu adalah :
Pada masa pertama (dari tahun 1901 sampai kira-kira tahun 1908). Iqbal meyakini Tuhan sebagai keindahan Abadi,yang ada tanpa tergantung dan mendahului segala sesuatu,bahkan menampakkan diri dalam semuanya itu. Dia menyatakan dirinya di langit dan di bumi,di matahari dan di bulan,disemua tempat dan keadaan. Pada tahap ini Iqbal cenderung sebagai mistikus-panteistik,hal itu terlihat pada kekagumannya pada konsepsi mistik yang berkembang di wilayah Persia,lewat tokoh-tokoh tasawuf falsafi, seperti Ibn Arabi.
Keindahan Abadi adalah sumber,esensi, dan ideal segala sesuatu. Tuhan bersifat universal dan melingkupi segalanya seperti lautan,dan individu adalah seperti halnya setetes air atau seperti matahari dengan lilin. Pemikiran Iqbal yang demikian terpengaruh oleh Plotinus yang mengembangkan pemikiran Plato yang menganggap bahwa Tuhan sebagai Keindahan Abadi.
Pada masa kedua (1908-1920).Pada tahap ini Iqbal tertarik kepada Rumi yang dijadikan sebagai pembimbing rohaninya. Pada tahap ini, Tuhan bukan lagi dianggap sebagai Keindahan Luar,tetapi sebagai Kemauan Abadi, sementara Keindahan hanyalah sebagai sifat Tuhan disamping ke-Esa-an Tuhan. Karena itu ,Tuhan itu menjadi asas rohaniah tertinggi dari segala kehidupan.
Pada masa ketiga (1920-1938). Jika masa kedua dapat dianggap sebagai masa pertumbuhan,maka pada masa ketiga ini dapat dianggap sebagai masa kedewasaan dan merupakan pengembangan menuju kematangan konsepsi tentang Ketuhanan.Tuhan adalah” hakikat sebagai suatu keseluruhan”, dan hakikat sebagai suatu keseluruhan pada dasarnya bersifat spiritual, dalam arti suatu individu dan suatu ego. Untuk menjadi sempurna memerlukan suatu keadaan di mana tak ada bagian organisme yang terlepas dapat hidup secara terpisah. Dari bagian ini jelas bahwa individu yang sempurna merupakan unsur paling esensial dalam konsepsi al-Qur’an tentang Tuhan.
c. Materi dan Kausalitas
Menurut Iqbal, kodrat realitas yang sesungguhnya adalah rohaniah dan semua yang sekuler sebenarnya adalah suci dalam akar-akar perwujudannya. Adapun materi adalah suatu kelompok ego-ego berderajat rendah, dan dari sana muncul ego yang berderajat lebih tinggi, apabila penggabungan dan interaksi mereka mencapai suatu derajat koordinasi tertentu.
Sistem sebab-akibat merupakan suatu alat yang perlu sekali bagi ego, dan bukanlah merupakan suatu gambaran yang sebenarnya tentang sifat realitas. Dibedakan dua cara kegiatan kreatif Tuhan pada kita, khalq dan amr. Khalq adalah penciptaan (creation) dan amr adalah pimpinan (direction).
d. Moral
Filsafat Iqbal adalah filsafat yang meletakkan kepercayaannya kepada manusia yang dilihatnya mempunyai kemungkinan yang tak terbatas,yang mempunyai kemampuan untuk mengubah dunia dan dirinya sendiri,serta mempunyai kemampuan untuk ikut memperindah dunia. Ada dua cara untuk memahami manusia, menurut Iqbal. Pertama,cara intelektual, dan kedua cara vital. Cara intelektual memahami dunia sebagai suatu sistem tegar tentang sebab-akibat, cara vital menerima mutlak adanya keharusan yang tidak dapat dihindarkan dari kehidupan,yakni kehidupan di pandang sebagai suatu keseluruhan. Cara vital ini dinamakan ‘iman’, iman bukanlah sekedar percaya secara pasif akan , masalah tertentu, melainkan merupakan keyakinan yang hidup, yang didapatkan dari pengalaman yang jarang terjadi.
e. Insan al-Kamil
Iqbal menafsirkan Insan al-Kamil atau manusia utama, setiap manusia potensial adalah suatu mikrokosmos dan bahwa insan yang telah sempurna kerohaniannya menjadi cermin dari sifat-sifat Tuhan, sehingga sebagai orang suci dia menjadi khalifah atau wakil Tuhan di muka bumi.Iqbal berpendapat,bahwa setiap manusia merupakan suatu pribadi atau suatu ego yang berdiri sendiri, tetapi belumlah dia menjadi pribadi yang utama. Dia yang dekat kepada Tuhan adalah yang utama, semakin dekat semakin utama. Sedangkan kian jauh jaraknya dari Tuhan, kian berkuranglah bobot kepribadiannya.
Adapun tentang kehidupan, menurut Iqbal adalah proses yang terus maju ke depan dan esensinya ialah penciptaan terus-menerus dari gairah dan cita-cita. Sejalan dengan makna kemerdekaan,Iqbal tidak menyetujui adanya perbudakan dapat merusak watak manusia,merancukan sifat manusia dan menjebloskan ke dalam derajat yang hina- dina. Iqbal berpendapat bahwa tujuan seluruh kehidupan adalah membentuk insan yang mulia dan setiap pribadi adalah haruslah berusaha mencapainya.
Hal-hal yang dapat memperkuat pribadi menurut Iqbal , ialah :
1. ‘Isyq-o-muhabbat,yakni cinta kasih.
2. Semangat atau keberanian,termasuk bekerja kreatif dan orisinal,artinya asli dari hasil kreasinya sendiri dan mandiri.
3. Toleransi, rasa tenggang menenggang.
4. Faqr, yang artinya sikap tidak mengharapkan imbalan dan ganjaran-ganjaran yang akan diberikan di dunia, sebab bercita-citakan yang lebih agung.
Hal-hal yang melemahkan pribadi adalah : takut, suka minta-minta(su’al),perbudakan dan sombong. Maka hidup yang baik ialah hidup yang penuh usaha perjuangan, bukan suatu cara hidup yang menarik diri dan memencilkan diri,bukan yang malas dan yang menganggap remeh kehidupan. Cinta atau isyq sebagai suatu daya aktif yang memungkinkan individu memiliki daya tarik penggerak yang kuat,manakala ia dihadapkan kepada maksud-maksud yang bermanfaat.
Adapun yang dianggap dapat melemahkan ego adalah: takut,sombong,dan suka meminta-minta(su’al). su’al merupakan tema Iqbal yang menjadi antithesis dari Isqy,juga menjadi antithesis dari faqr. Karena, su’al menurut Iqbal adalah segala sesuatu yang diperoleh bukan dengan usaha sendiri. Yang harus dikembangkan pula sikap toleransi, yaitu kesadaran akan perlunya menghargai orang lain.
4. Pengaruh Universitas-universitas Barat.
Semenjak abad ke-12 M di Eropa sudah mulai berdiri universitas yang meniru corak universitas-universitas yang hidup di dunia islam. Di antara universitas yang tumbuh ketika itu ialah Universitas Montpellier,Universitas Oxford,Universitas Cambridge dan lain-lain. Semua universitas yang ada ketika itu didominasi oleh kekuasaan Paus,sehingga pemikirannya sangat terbatas. Setelah zaman Aufklarung yang diikuti oleh reformasi agama dan renaissance di Eropa Universitas dapat menduduki proporsinya sebagai perguruan tinggi yang mengemban ilmu pengetahuan dengan bebas.
Sekitar abad 16 M Eropa telah dapat berbangga dengan universitas-universitas dan intelektual-intelektualnya. Sementara itu di dunia Islam kemerosotan ilmu dan kebudayaan semakin jelas kelihatan akibat dari kegoncangan-kegoncangan sosial,politik dan cultural,dan lebih-lebih lagi oleh hilangnya sejumlah isi perpustakaan di kota-kota besar seperti di Baghdad dan di kota-kota yang terdapat di Andalus. Dan menjadikan dunia islam kehilangan vitalitas untuk terus Berjaya sebagai menara ilmu pengetahuan.
Baru setelah dunia islam terjaga dari keteledorannya,para pelajar atau mahasiswa muslim menoleh ke barat. Sehingga satu demi satu meninggalkan tanah airnya untuk belajar di Universitas di benua Eropa maka terjadilah tradisi belajar ke barat. Cendekiawan muslim yang berhasil dengan gelar kesarjanaannya di Eropa,kemudian mengembangkan ilmunya di tanah air.
-
Muhammad Arkoun
Sebagai ilmuwan yang produktif, Arkoun telah menulis banyak buku danartikel di sejumlah jurnal terkemuka seperti Arabica (Leiden/Paris), StudiaIslamica (Paris), Islamo-Christiana (Vatican), Diogene (Paris), Maghreb-
Machreq
(Paris), Ulumul Qur’an (Jakarta), di beberapa buku dan ensiklopedi. Arkoun jugamenerbitkan beberapa kumpulan makalah dan karya bersama yang dilakukandengan cendekiawan lain. Beberapa karya Arkoun yang penting adalah,
Traited’ethique (tradution francaise avec introduction et notes du Tahdhib al - Akhlaq)
(sebuah pengantar dan catatan-catatan tentang etika dari Tahdzib al-Akhlaq Miskawaih),
Contribution a l’etude de l’humanisme arabe au IVe/Xe siecle: Miskawayh philosophe et historien
(sumbangan terhadap pembahasan humanismeArab abad IV H/ X M: Miskawaih sebagai filosof dan sejarahwan), La pensee arabe (pemikiran Arab), dan Ouvertures sur l’islam
(catatan-catatan pengantaruntuk memahami Islam). Buku-buku Arkoun yang merupakan kumpulanartikelnya di beberapa jurnal antara lain adalah
Essais sur la pensee islamique (Esai-esai tentang pemikiran Islam),Lectures du Coran
(Pembacaan-pembacaanAlqur’an), danPour une critique de la raison islamique
(Demi kritik nalarislami). Buku-bukunya yang lain adalah Aspects de la pensee musulmane 12
Disertasinya diterbitkan dengan judul Traite d’ethique (tradution francaise avecintroduction etnotes du Tahdib al-Akhlaq de Miskawayh) (Damas: Institut francais de Damas,1969) dan
Contribution a l’etude de l’humanisme arabe
au IVe/Xe siecle: Miskawayh philosopheet hostorien (Paris: Vrin, 1982), lihat Johan Hendrik Meuleman, “Semiotika dan Batas SemiotikaDalam Ilmu Agama: Studi Kasus Tentang Pemikiran Mohammed Arkoun”, dalam Johan Hendrik Meuleman,
Tradisi, Kemodernan dan Metamodernisme, Memperbincangkan Pemikiran
Mohammed Arkoun
, cet. II (Yogyakarta: LkiS, 1996), hlm
Meuleman, “Semiotika… ” dalam Meuleman, Tradisi… , alssique
(Aspek-aspek pemikiran Islam klasik),
Deux Epitres de Miskawayh
(Dua surat Miskawaih),
Discours coranique et pensee scientifique
(Wacana-wacana al-Qur’an dan pemikiran ilmiah),
L’islam, hier, demain
(Islam, kemarindan esok, karya bersama Louis Gardet), dan’islam, religion et societe
(Islam,agama dan masyarakat). Selain itu, masih banyak lagi beberapa karya lainnyayang belum diterbitkan, di samping beberapa artikel penting, seperti padaEncyclopaedia Universalis dalam entri “
Islam, les expression de l’
islam
”,
“
Rethinking Islam Today
” dalam buku Liberal Islam: A Source Book, “History asan Ideology of Legitimation: A Comparative Approach in Islamic and Eurepan
Contexts” dalam buku Islam, Modernism and the West dan sebagainya.
Karya
-karya Arkoun tersebut, kalau dicermati ternyata banyak diilhamioleh ilmuwan-ilmuwan Perancis seperti Paul Ricoeur, Michel Fouchault, Jack Derrida, Roland Barthes, dan Piere Bourdieu. Di samping itu,sa Swiss, Ferdinand de Saussure, antropolog Inggris, Jack Goody, ahli sastraKanada, Northtrop Frye, dan sebagainya. Pengaruh pengaruh tersebut tampak misalnya pada anggitan tentang myth
14 dan imaginaire social 15 dari Ricoeur,episteme, discours dan archeology dari Foucault
16 , signifiant dan signifie dari de Saussure17
,
deconstruction
,
Unthought (l’impense),unthinkable(l’impensable) dan
thinkable (le pense) dari Derrida
18 dan sebagainya. Arkoun terus mencobapemahaman
-pemahaman yang baru tentang Islam dan kaum Muslim dengan14
Myth adalah sejenis simbol yang diungkapkan dalam kisah, simbol adalah sejenis tandayang
mempunyai rujukan ganda (salah satunya kepada dirinya), dan tanda (sign) adalah segalasesuatu yang menunjuk di luar dirinya sendiri, lihat St. Sunardi, “Membaca Qur’an Bersama
Mohammed Arkoun” dalam Meuleman,
Tradisi
… , hlm. 81.15
Imaginaire Social adalah kumpulan dari gambaran-gambaran moral dan esensial yangmenimbulkan kekuatan dari dalam yang dimiliki oleh setiap komunitas, lihat Mohammed Arkoun,
al
-Fikr al-Islami; Qira’ah ‘Ilmiyyah, Hasyim Shalih (penterjemah), (Beirut: Markaz al-Inma’ al-
Qawmi, 1987), hlm. 21.
16
Episteme adalah sistem pemikiran yang digunakan oleh manusia sebagai cara unrtuk
menangkap (memandang dan memahami) kenyataan, Discours adalah cara manusia membicarakan
kenyataan, dan archeology adalah usaha untuk menggali berbagai kaidah episteme yang
menentukan suatu periode tertentu, lihat Putro, Mohammed Arkoun… , hlm. 22.
17
Signifiant (penanda) adalah sesuatu yang merujuk atau yang menandai, signifie
(petanda) adalah sesuatu yang dirujuk atau ditandai, lihat Ibid., hlm. 22
-23.18
Deconstr
uction adalah pembongkaran, yaitu suatu upaya kritik dari dalam untuk mengungkap aneka ragam aturan yang sebelumnya tidak tampak dan tidak dikatakan dalam teks,
l’impense
adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan,
l’impensable
adalah sesuatu yang tidak
mungkin terpikirkan, dan le pense
adalah sesuatu yang dapat dipikirkan, lihat Ibid., hlm. 23.
menggunakan teori-teori mutakhir yang berkembang di dunia Barat modern.Dengan begitu, Arkoun berharap akan muncul suatu pemikiran yang bisamemberikan jawaban atas berbagai persoalan yang dihadapi oleh kaum Muslim akhir
-akhir ini dan dapat membebaskannya dari belenggu yang mereka buat sendiri.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat mempunyai beberapa pengertian menurut pandangan para ahli seperti:
IBNU SINA dia berpendapat bahwa filsafat Sina menempatkan jiwa manusia pada peringkat yang paling tinggi. Disamping sebagai dasar berpikir , jiwa manusia juga mempunyai daya-daya yang terdapat pada jiwa tumbuhan dan hewan. Penjelasan di atas juga menunjukan bahwa menurut Ibnu Sina jiwa manusia tidak hancur dengan hancurnya badan. Sementara itu, jiwa tumbuhan dan hewan yang ada dalam diri manusia akan hancur dengan matinya badan dan tidak akan dihidupkan kembali diakhirat. Karena fungsi-fungsinya bersifat fisik dan jasmani, pembalasan untuk kedua jiwa ini ditentukan didunia ini juga.
Yang kedua adalah Al-Razi Menurut Al-Razi dua dari lima kekal ituhidup dan aktif: Allah dan Roh. Satu di antaranya tidak hidup dan pasif, yakni materi. Dua lainnya tidak hidup, tidak aktif dan tidak pula pasif yakni ruang dan masa.
Perlu dijelaskan bahwa Roh mnurut Ibnu Manzhur berarti jiwa, badan halus. Alasan yang ia kemukakan ialah, roh berasal dari kata ra-wa-ha atau ra-ha yang berarti udara atau wangi. Jadi roh adalah zat yang halus sejenis udara.
Untuk memperkuat pendapatnya tentang kekekalan materi pertama, Al-Razimemajukan dua argument:
Adanya penciptaan mengharuskan adanya pencipta. Materi yang diciptakan oleh prncipta yang kekal tentu kekal pula.Ketidakmungkinan pencipta dari creatioex nihilo. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa alam diciptakan Allah dari bahan yang sudah ada, yakni darimateri pertama yang telah ada sejak azali. Ibnu Miskawaiah menurut pendapatnya ia berfilsafat bahwa Tuhan Menurut Miskawaih , adalah jat yang tidak berjisim, Azali dan Pencipta. Tuhan esa adalah aspek sedangkan menurutnya Nabi adalah seorang muslim yang memperoleh hakikat-hakiat atau kebenaran karena pengaruh Akal.
Kemudian para ahli yang lain berpendapat seperti Ibnu Rustid ia berfilsafat melalui karyanya yaitu karya tulis Ibnu Rusyd yang masi dapat kita temukan adalah sebagai berikut:
1. Fashl al-Maqal fi ma bain al-Hikmat wa al-syari’ah min Ittishal, bersikan
korelasi antara agama dan filsafat.
2. Al-Kasyf’an Manahij fi’Aqa’id al-Millat, berisikn kritik terhadap metode para ahli ilmu kalam dan sufi3. Tahafut al-Tahafut, berisikan kriktikan terhapa karya Al-Ghazali yang berjudul Tahafut al-Falasifat.4. Bidaya al-Mijtahid wa Nihayat al-Muqtashid, berisikan uraian-uraian di bidang fikih.
Kemudian Muhammad Iqbal, Iqbal menyatakan bahwa sebagai seorang muslim dia percaya bahwa Alquran benar-benar di turunkan oleh allah swt kepada nabi Muhammad saw dan menganggap Alquran sebagai sumber utama baginya.
Menurutnya, tujuan mulia dari Alquran adalah untuk membangkitkan kesadaran manusia ke level yang lebih tinggi berkaitan dengan keberadaan tuhan dan alam semesta. Alam pemikiran Muhammad Iqbal berjalan paradigm kebangkitan sosial dunia islam. Supaya masyarakat muslim memiliki pola pikir dan pemahaman dinamis, aktif, progresif dalam memagnai pokok-pokok agama islam.
Kemudian menurur para ahli Muhammed Arkoun Sejumlah karya besar Arkoun meliputi [6]:
La pensee arabe (Dunia perkembanagan Arab), paris 1973.Dafertures Sura I Islam (catatan-catatan pengantar untuk memahami islam)Contribution attitude de Islam humannisme arabe au IV/X siècle:Miskawah Philosphe historien (sumbangan pada pembahasan Humanisme Arab pada abad IV/X; Miskawaih sebagai filsut dan Sejarawan), Paris, Grancher 1989.Essais sur ia pansce Islamique (Esai-esai tentang pemikiran Islam), paris Virin 1973Lectures de Coran (Tokoh tantang Al-Qur’an) paris 1982
Pour une Critique de ia Raison Islamique (Demi kritik Nalar Islam) Paris 1984
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan artikel ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk menyempurnaan artikel ini.
Daftar Pustaka
Zar sirajudin 2012 .filsafat islam.filosof dan filsafatnya PT RajaGrindo persada.jakarta
Ali, Yunasril, perkembangan pemikiran falsafi dalam Islam, Jakarta 1991, bumi aksara.
http://ntii-meiian.blogspot.com/2012/03/pandangan-filsafat-muhammad-iqbal.html
http://www.scribd.com/doc/27178109/Muhammad-Arkoun-Kritik-Terhadap-Kritik-Nalar-Islam-Arkoun
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong