Resensi Buku (Etika dan filsafat Komunikasi)

14 April 2014 19:55:26 Dibaca : 1316

Nama: Rati Limono

Nim: 291413018

Tugas: Resensi Buku (Etika dan filsafat Komunikasi)

BerandaGalleryJadwal KuliahAbout

Posted on 14/04/2014 by Rati Limono

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu Filsafat adalah ilmu yang sangat penting untuk dipelajari. Dalam buku ini mencoba menjelskan apa yang mendasari konseptualisasi dan rekonseptualisasi suatu teori atau model. Fisafat juga dapat menembuhkan suatu pola fikir agar menghasilkan mahasiswa yang kritis dan cerdas dalam berfikir ataupun dalam mempelajari sebuah buku.

Seluruh perspektif pada buku ini memberikan sejenis skema atau petunjuk mengenai sudut pandang man yang akan kita gunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa komunikasi. Nilai perspektif kita tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas yang ada. Semua perspaktif yang dapat diperoleh adalah benar dan mencerminkan realistas. Walaupun setiap perspektif pada tahap tertentu kurang lengkap serta didistorsi. Jadi menjadi inti uapa mencari perspektif yang dapat memberikan kepada kita konseptulisasi yang paling bermanfaat bagipencapaian tujuan kita.

BAB II

PEMBAHASAN

Secara umum, buku yang berjudul FILSAFAT KOMUNIKASIini terdiri dari 1-10 BAB. Berkisar dari bab 4 sampai dengan bab 10.g biak dengan baik.

Prespektif

Pemahaman atas komunikasi manusia, merupakan masalah prespektif yang dipakai untuk memahaminya (Fisher, 1990 : 86) prespektif adalah sudut padang dan cara pandang kita terhadap sesuatu.

Perspektif-perspektif dalam ilmu komunikasi

Realisme beranggapan bahwa benda-benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya, telah teridiri di sana secara benar, tanpa campur tangan ide dari pengamat paham ini menafikan peran subjek pengamat dalam penelitian. Konsekuensinya, nilai, kepercayaan, emosi dan apapun yang dimilikioleh diri subjek pengamat dilarang untuk terlibat mengamati sesuatu. Nominalis menganggap bahwa dunia sosial adalah eksternal pada persepsi individu, tersusun tidak lebih dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas. Individu menjadi penentu ada atau tidaknya kenyataan. Seseorang subjektivis, dunia sosial pada dasarnya adalah relative dan hanya bisa dipahami dari sudut pandang individu yang terlibat langsung dalam aktivitasyang dipelajari.Konstruksionis pengetahuan kita bukanlah realitas dalam arti umum. Konstruktivisme mengatakan bahwa kita tidak pernah dapat mengeti realitas yang sesungguhnya secara ontologis.

Perspektif post positivisme kritik terhadap posivisme

Ilmu-ilmu manusia dengan ilmu-ilmu alam mendapat tantangan keras dari filsuf-filsuf yang datang sesdudahnya, manusia bukanlah benda mati yang gampang diukur, maka dengan mudah akan ditemukan ukuran benda itu.

Perspektif interpretif Manusia tidak mnugkin tidak berkomunikasi, manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak mungkin tidak berkomunikasi.perspektif Interpretif tumbuh berdasarkan ketidakpuasaan dengan teori post-positivis,. Perspektif positivis dipandang terlalu umum, terlalu mekanis, dan tidak mampu menangkap keruwetan, manusia, dan kompleksitas dari intekaksi manusia. Komunikasi dalam perspektif interpretif secara keseluruhan menyambungkang pentingnya kepelbagian teori yang digunakan secara bersama dan sistematik dalam memahamai fenomena komunikasi. masing-masing pembangun perspektif ini juga memberi pengaruh pada perkembangan ilmu komunikasi. Teori kritis dalam komunikasi hermeuneutika, fenomenologi dan interaksionisme simbolik juga mempunyai banyak sudut pandang yang mempengaruhi pada teoritis inti dari sudut pandang teori interpretif antara lain : Pengalaman subjektif, kreasi intersubjektif dalam makna, pemahaman sebagai tujuan akhir riset sosial dan ketidakpisahan antara yang tahu dan yang diketahui.

Perpektif konstruktivisme Konstruktivisme menolak pandangan positivism yang memisahkan subjek dan objek komunikasi. dalam pandangan konstrukvisme bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Bagi kaum konstrukvisme semesta adalah suatu konstruksi artinya bahwa semesta bukan dimengerti sebagai semesta yang otonom akan tetapi dikonstruksi secara sosial, dan karenanya plural maka konstruktivisma menolak pengertian ilmu sebagai terberi dari objek pada subjek yang mengetahui. Pada konstruktivisme mengakui adanya interaksi antara ilmuwan dengan fenomena yang dapat memayungi berbagai pendekatan atau pradigma dalam ilmu pengetahuan, bahkan bukan hanya pada ilmu-ilmu alam. Konstrukvitisme dalam ilmu komunikasi adalah pendekatan secara teoritis dalam pandangan komunikasi antarpersona, teori kontruvitisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas.

Perspektif Teori Kritis Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan kontrukvitisme yang kurang sensitive pada proses dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. Analisis teroi kritis tidak dipusatkan pada kebenaran/ketidakbenaran struktur tatat bahasa atau proses penafsiran seperti pada kontrukvititsme.

Perspektif ini juga menguji pengetahuan tanpa prasangka dan kegiatan yang dilakukan oleh rasio belaka. Dalam sejarahnya terdapat pengaruh Marxisme yaitu ia menegaskan bahwa yang dimaksud dengan sejarah adalah sejarah alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi. Selain itu juga terdapat Mazhab Frankfurt, tujuannya yaitu melakukan pembebasan manusia dari perbudakan, membangun masyarakat atas dasar hubungan antar pribadi yang merdeka, dan pemulihan kedudukan manusia sebagai subjek yang mengelola sendiri kenyataan sosialnya.

Sedangkan, Teori Kritis Pada Komunikasi, perspektif teori kritis melihat masyarakat sebagai satu sistem kelas. Masyarakat dipandang sebagai sebagai suatu sistem dominasi dan media adalah salah satu bagian dari sistem dominasi tersebut. Dalam materi ini terdapat Cultural Studies (studi-studi budaya), yaitu kajian tentang suatu budaya. Sedangkan Studi-studi Feminis yaitu penelitian tentang sifat-sifat keperempuanan. Ini diawali dari persepsi tentang ketimpangan posisi perempuan disbanding dengan laki-laki di masyarakat. Sesuatu yang bersifat kodrati dibawa dari lahir dan tidak bias diubah hanyalah jenis kelamin dan fungsi-fungsi biologis dari perbedaan jenis kelamin itu saja.

BAB III

PENUTUP

Dalam resensi buku ini banyak hal yang perlu kita pahami, karena dari uraian perspek-tif pada bab-bab diatas sebenarnya saling berhubungan. Penggunaan perspektif menuntut kita untuk toleran pada perbedaan cara pandang, juga arif dalam menggunakan berbagai metode.

Komunikasi saat ini telah berkembang sangat pesat. Dimana mana orang membutuhkan yang namanya sebuah komunikasi. Tadinya komunikasi hanya merupakan studi retorika ataupun publistik, kini telah merambat sampai kedalam kehidupan setiap manusia. Perubahan itu terjadi karena adanya suatu dorongan misalnya pada penemuan Meme. Meme disini artinya penggandaan diri sendiri di dalam otak manusia. Memetika telah memeberikan gambaran ihwal terhadap perubahan komunikasi, sekaligus peran komunika-si dalam perubahan sosial. Dan pada intinya komunikasi adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Orang tidak dapat bertahan hidup tanpa adanya interaksi dengan orang lain yang berada di sekitarnya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong