Resensi ( Etika dan Filsafat Komunikasi )

13 April 2014 16:29:30 Dibaca : 261

RESENSI

BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI

(Tugas : Mata Kuliah Etika & Filsafat Komunikasi)

Nama : Sartika Towapo

Nim : 291 413 035

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI

GORONTALO

2014

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Pengertian Etika & Filsafat Komunikasi

Filsafat adalah memikirkan sesuatu yang belum kita alami/ ketahui. Tugas dari ahli filsafat adalah untuk mengatasi spesialisasi dan memformulasikan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Memikirkan filsafat mempunyai ciri khas yaitu menimbulkan gejolak.

Filsafat berasal dari bahasa yunani filosofi yang terdiri dari philo (suka/cinta) dan sophia (kebijaksanaan) yang artinya orang yang arif/ cinta akan kebijaksanaan.

Kata Yunani “ethos” yang berarti watak kesusilaan/adat identik dengan etika (etimologis). Etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada.Ada beberapa istilah etika antara lain :

Susila ( sansekerta) : dasar-dasar, prinsip aturan hidup yang lebih baikAkhlak ( Arab ) : moral, jadi etika disini dapat dikatakan ilmu akhlak.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perspektif teori-teori komunikasi

Perspektif adalah cara memandang atau cara kita menentukan sudut pandang ketika mengamati sesuatu. Nilai perspektif ketika tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas yang ada. Semua perspektif yang dapat diperoleh adalah benar dan mencerminkan realitas,walaupun setiap perspektif pada tahap tertentu kurang lengkap serta didistorsi. Pemilihan istilah perspektif, dan bukan teori, merupakan kearifan ilmu sosial untuk tidak lagi berlagak “mengukur” atau “bebas nilai” gejala-gejala sosial dalam hal ini gejala ilmu komunikasi.

B. Perspektif-Perspektif Ilmu Komunikasi

Salah satu wilayah kajian filsafat ilmu adalah penyelidikan atas metode yang dipergunakan suatu ilmu.

RealismeNominalisKonstruksionis

Perspektif-perspektif tersebut menurunkan sejumlah teori komunikasi misalnya perspektif positivisme dan post-positivisme menurunkan teori strukturalisme-fungsionalisme. Teori ini merupakan turunan dari perspektif positivisme dan post-positivisme awal. Positivisme adalah aliran filsafat ilmu yang didasarkan atas keyakinan atau asumsi-asumsi dasar :

Ontologi : realisme, semesta luaran digerakan oleh hukum-hukum alam secara mekanis dalam hukum jika maka ilmu pengetahuan bertujuan untuk menemukan hukum-hukum kuasalitas.Epistemologi : dualisme teori menggambarkan semesta apa adanya tanpa ketelibatan nilai-nilai subjektif peneliti.Metodologi : eksperimental hipotesis dirumuskan lebih awal dalam bentuk proposisi yang lalu dihadapkan pada verifikasi atau falsifikasi dibawah situasi yang benar-benar terkontrol.

v Positivisme Logis

Positivisme logis memiliki pengararuh yang cukup penting pada perkembangan ilmu komunikasi. Karena itu ada baiknya kita bicarakan aliran ini secara lebih mendalam. Model yang dikembangkan pada perspektif ini adalah model komunikasi linier dan model peluru. Pada model linier kita mengenal ungkapan “Siapa mengatakan apa melalui saluran apa dengan efek apa” .

Ontology Post-Positivisme

Perspektif post-positivisme merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivism yang hanya mengadalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.

Struktur Teori Perspektif Post-Positivisme

Teori pada dasarnya merupakan sebuah teori secara partikular berhubungan erat dalam pendekatan post-positivisme, dengan keberadaan teori itu sendiri.

Perspektif interprentif tumbuh berdasarkan ketidakpuasan dengan teori post-positivis. Perspektif interpretif mencari sebuah pemahaman bagaimana kita membentuk dunia pemaknaan melalui interaksi dan bagaimana kita berperilaku terhadap dunia yang kita bentuk itu. Tiga pandangan ini mendasari metode ilmu sosial yaitu :

FenomenologiHermeuneutikaInteraksionisme Simbolik

C. Struktur dan Fungsi Teori Interpretif

Teori interpretif sebaliknya didasari oleh keyakinan ontologis dan epistemologis yang sangat berbeda dengan para teoritisi post postivis.

D. Komunikasi Dalam Perspektif Interpretif

Perspektif secara keseluruhan menyumbangkan pentingnya kepelbagian teori yang digunakan secara bersama dan sistemik dalam memehami fenomena komunikasi. Masing-masing pembangun perspektif ini juga memberi pengaruh pada perkembangan ilmu komunikasi. Ilmu komunikasi bukan lagi terbatas pada penelitian mengenai pegiriman pesan, saluran, penerima pesan, dan efeknya. Komunikasi telah melangkah jauh pada pencairan makna yang mendasari tindak komunikasi yang terdapat pada dunia sosial. Perspektif interpretif bahkan telah memberi kita pemahaman baru mengenal objek penelitian komunikasi.

E. Perspektif Konstruktivisme

Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara epistemologi merupakan hasil konstruksi sosial. Pengetahuan manusia adalah konstruksi yang dibangun dari proses kognitif dengan interaksinya dengan dunia objek material.

Kontruktivisme dalam ilmu komunikasi

Teori kontruktivis atau konstrukvisme adalah pendekatan secara teoretis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Delia dan rekan-rekan sejawatnya (Miller, 2002).

F. Perspektif Teori Kritis

Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produktif dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional yang sangat penting atau patut diperhatikan pada para Hegelian muda ini adalah Karl Makx.

Pengaruh MarxismeMazhab Frankfurt

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Komunikasi telah mengalami perkembangan yang luar biasa . perkembanga ini didasari oleh pergeseran epistemology yang juga di barengi dengan perubahan sosial yang terjadi diseluruh dunia. Kemunculan televise atau nternet misalnya merupakan perubahan sosial yang berpengaruh pada perubahan studi tentang pesan dan pengaruhnya, sekaligus juga memaksa studi komunikasi untuk menggeser epistemology ilmunya. Akan tetapi alas an keperluan dan cara mereka memanfaatkan media komunikasi sangat beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto Elninano dan Anees Q.Bambang, Filsafat Ilmu Komunikasi, 2007, Bandung : Simbiosa Rekatama Media , Bandung.

http://egitrisda.wordpress.com/2011/07/21/etika-filsafat-komunikasi/

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong