etika dan filsafat komunikasi part 1
Nama : Fajar A. Abdullah
NIM : 291414033
Kelas : Ilmu Komunikasi A
Mata Kuliah : Etika dan Filsafat Komunikasi
1.Pengantar filsafat
a. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, filsafat diambil dari bahasa Arab, falsafah-berasal dari bahasa Yunani, Philosophia, kata majemukyang berasal dari kata Philos yang artinya cinta atau suka, dan kata Sophia yang artinya bijaksana. Dengan demikian secara etimologis, filsafat memberikan pengertian cinta kebijaksanaan.
Di dalam Encyclopedia of philosophy (1967:216) ada penjelasan sebagai berikut: “The creek word Sophia is ordinary translated as ‘wisdom’, and the compound philosophia, from wich philosophy derives, is translated as the ‘love of wisdom’.” Abu Bakar Atjeh (1970:6) juga mengutip seperti itu. Berdasarkan kutipan tersebut dapat di ketahui bahwa filsafat ialah keinginan yang mendalam untuk mendapatkan kebijakan atau untuk menjadi bijak.
Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang memberikan pengertian. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi retsebut :
Plato (477 SM-347 SM). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia sendiri berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.Aristoteles (381SM-322SM), mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.Marcus Tulius Cicero (106SM-43SM), seorang politikus dan ahli pidato Romawi merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.Al-Farabi (wafat 950M), seorang filsuf muslim mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.Immanuel Kant (1724M-1804M) yang sering dijuluki raksasa pemikir barat, mengatakan bahwa filsafat merupakan ilmu pokok dari segala ilmu pengetahuan yang meliputi empat persoalan, yaitu:Apakah Yang Dapat Kita Ketahui ? pertanyaan ini dijawab oleh Metafisika.Apakah Yang Boleh Kita Kerjakan ? pertanyaan ini dijawab oleh Etika.Sampai Di Manakah Pengharapan Kita ? pertanyaan ini dijawab oleh Agama.Apakah Manusia Itu ? pertanyaan ini dijawab oleh Antropologi.
b. Metode Filsafat
Ada tiga metode berfikir yang digunakan untuk memecahkan problema-problema filsafat, yaitu: metode deduksi, induksi dan dialektika.
Metode deduktif
Adalah, suatu metode berpikir dimana kesimpulan ditarik dari prinsip-prinsip umum dan kemudian diterapkan kepada semua yang bersifat khusus. Contohnya sebagai berikut:
Semua manusia adalah fana (prinsip umum)Semua raja adalah manusia (peristiwa khusus)Karena itu semua raja adalah fana (kesimpulan)
Metode Induksi
Adalah suatu metode berpikir dimana suatu kesimpulan ditarik dari prinsip khusus kemudian diterapkan kepada sesuatu yang bersifat umum. Contoh:
Bagus adalah manusia (prinsip khusus)Dia akan mati (prinsip umum)Seluruh manusia akan mati (kesimpulan)Metode Dialektik
Yaitu suatu cara berpikir dimana suatu kesimpulan diperoleh melalui tiga jenjang penalaran: tesis, antitesis dan sintesis. Metode ini berusaha untuk mengembangkan suatu contoh argument yang didalamnya terjalin implikasi bermacam-macam proses (sikap) yang saling mempengaruhi argument tersebut akan menunjukkan bahwa tiap proses tidak enyajikan pemahaman tang sempurna tentang kebenaran. Dengan demikian, timbullah pandangan dan alternatif yang baru. Pada setiap tahap dari dialektik ini kita memasuki lebih dalam pada problema asli. Dan dengan demikian ada demikian ada kemungkinan untuk mendekati kebenaran.
Hegel menganggap bahwa metode dialektik merupakan metode berpikir yang benar ia maksudkan ialah hal-hal yang sebenarnya sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kerap kali kita mengalami perlunya mendamaikan hal-hal yang bertentangan. Tidak jarang terjadi bahwa kita mesti mengusahakan kompromi antara beberapa pandapat atau keadaan yang berlawanan satu sama lain. Nah, maksud Hegel mirip dengan pengalaman kata itu. Hegel sangat mengagumi filsuf yunani Herakleitos yang mengatakan bahwa “pertentangan adalah bapak segala sesuatu”.
Proses dialektik selalu tradisi dari tiga fase. Fase pertama disebut tesis yang menampilkan “lawan” dari fase kedua yaitu antitesis. Akhirnya, disebut fase ketiga disebut sintesis, yang mendamaikan antara tesis dan antitesis yang saling berlawanan. Sintesis yang telah dihasilkan dapat menjadi tesis pula yang menampilkan antitesis lagi dan akhirnya kedua-duanya dinamakan menjadi sintesis baru. Demikian selanjutnya setiap sintesis dapat menjadi tesis.
Metode Sistematis
Metode ini bertujuan agar perhatian pelajar/ mahasiswa terpusat pada isi filsafat, bukan pada tokoh atau pada metode.
Misalnya, mula-mula pelajar atau mahasiswa menghadapi teori pengetahuan yang berdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu mempelajari teori hakikat, teori nilai atau filsafat nilai. Pembagian besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat untuk membahas setiap cabang atau subcabang itu, aliran-aliran akan terbahas.
Metode Histories
Metode ini digunakan untuk mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya dapat dibicarakan dengan demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah. Misal dimulai dari pembicarakan filsafat thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilai. Lantas dilanjutkan dalam membicarakan Anaxr mandios Socrates, lalu Rousseau Kant dan seterusnya sampai tokoh-tokoh kontemporer.
Metode Kritis
Metod ini digunakan oleh orang-orang yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Sebaiknya metode ini digunakan pada tingkat sarjana.
1. Teori Pengetahuan
Teori pengetahuan membicarakan cara memperoleh pengetahuan (norma-norma atau teori-teorinya) dan membicarakan pula tentang bagaimana cara mengatur pengetahuan yang benar dan berarti. Posisi terpenting dari pengetahuan telah membicarakan tentang apasebenarnya hakikat pengetahuan itu, cara berpikir dan hukum berpikir agar mendapatkan hasil yang sebenar-benarnya.
Cabang teori pengetahuan yaitu Epistimologi dan logika.
a) Epistimologi
Epistimologi berasal dari bahasa Yunani, Episteme yang berarti Knowledge atau pengetahuan dan logy berarti pengetahuan atau filsafat ilmu.
Terdapat empat persoalan pokok dalam bidang ini:
Apa pengetahuan itu?Apa sumber-sumber pengetahuan itu?Darimanakah sumber yang benar itu datang dan bagaimana mengaturnya?Apakah pengetahuan tersebut benar?
2.Teori Hakikat
Teori hakikat membicarakan pengetahuan itu sendiri disebut ontologis.Apa itu hakikat? Hakikat ialah realitas. Realitas ialah ke-real-an; real artinya kenyataan yang sebenarnya; jadi hakikat adalah keadaan yang sebenarnya, bukan keadaan sementara atas kesadaran sementara atau kesadaran yang menipu bukan keadaan yang berubah.
Ontologi merupakan cabang teori yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada. Apa sebenarnya hakikat dan sesuatu yang ada? Ada empat aliran filsafat yang mecoba memberikan jawaban atas persoalan tersebut, yaitu :
MaterialismeIdelismeDualismeAgnostralisme
Materialisme
Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang pandanganya bertitik pada meteri (benda).
Materialism modern mengatakan bahwa materi itu ada sebelum jiwa ada (mains) jadi materi itu primer dan ide/pemikiran terletak pada sekundernya. materialisme beranggapan bahwa hakikat benda adalah benda itu sendiri.
Idealisme
Arti filsafat dari kata idealisme ditentukan oleh arti biasa dari kata ide. Ringkasnya, idelaisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari atas ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiawa (selp) dan bukan benda (materi). Idealism juaga mengatakan bahwa mind sebagai hal yang lebih dahulu dari pada materi. Idealism dam ,ateri adalah produk sampingan. Dengan demikian, idealism beranggapan bahwa hakikat benda-benda yang ada itu adalah ide atau akal jiwa bukan materi.
Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua faham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dengan idealisme. Materialism mengatakan bahwa materi itulah yang hakikat,sedangkan idelaisme sebaliknya justru ide-lah yang hakikat. Menurut materialism ruh muncul jika tanpa ada meteri, sedangkan menurut idealisme justru munculnya materi karena adanya ruh. Materi tidak aka nada jika tidak ada ruh.
Dualism mengatakan bahwabaik materi maupun ruh sama-sama hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begtu pla ruh muncul bukan Karena materi. Tetapi dualism juga masih mempunyai masalah yaitu tentang hubungan antara materi dan ruh, bagaimana bisa terjadi keselarasan antara materi dengan ruh atau ide.
Kita lihat contoh jika jiwa sehat maka badan pun sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang berduka biasanya badanpun ikut sedih, maka murunglah wajahnya orang tersebut. Contoh di atas menggambarkan adanya hubungan atau kerjasama atara jiwa dan badan. Masalahnya, kenapa terjadi bentuk kerjasama dan hubungan sedemikian rupa dan siapa yang memadukannya? Ini adalah masalah dualisme.
Agnotraisme
Agnotraisme adalah aliran yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik kenyataan ini. Manusia tidak mungkin mengetahui apa hakikat batu, air, api dan lain sebagainya. Sebab menurt faham ini kemampuan manusia sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indera maupun pikirannya.
Aliran ini mempunyai masalah yaitu tentang siapa sebenarnya yang bisa mengetahui hakikat sesuatu yang ada? Aliran ini tidak memberikan jawaban.
TEORI NILAI
Teori nilai mencakup dua cabang, yaitu cabang filsafar yang cukup terkeal; etika dan estetika.nilainya artinya harga, sesuatu mempunyai nilai bagi seseorang karena ia berharga bagi dirinya.pada umumnya orang menyatakan bahwa nilai sesuatu melekat pada benda dan bukan di luar benda, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa bilai itu ada di luar benda.
Etika
Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai kewajiban manusia serta tingkah laku manusia dilihat dari sisi baik dan buruknya tingkah laku tersebut.
Atas dasar hak apa orang menuntut kita unutk tunduk terhadap norma-norama yang berupa ketentuan, kewajiban, larangan dan lain sebagainya.
Bagimana kita bisa menilai norma tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebuat timbul karena hidup kita seakan-akan terentang dalam suatu jaringan norma-norma. Jaringan itu seolah-olah membelenggu kita, mencegah kita bertindak sesuai keinginan kita dan memaksa kita berbuat apa yang sebenarnya kita benci.
Estetika
Setetika membahas/membicarakan soal nilai rendah dan tidak rendah. Nilai baik dan buruk sering diterpkan orang kepada perbuatan atau tindakan menusia, sedangkan nilai rendah da tidak rendah lebih cenderung unutk diterapkan kepada soal seni. Estetika berusaha untuk menemukan nilai yang indah secara umum sehingga tidak mustahil kalau akhirnya timbul beberapa teori yang membicarakan hal itu.
Menurut saya filsafat ialah ilmu dari segala ilmu yang ada.karena,filsafat sangat erat hubungannya dengan pemikiran setiap orang yang hidup.setiap orang tidak lepas dari entah itu masalah,mencari sesuatu dan sebagainya.sacara tidak langsung filsafat berperan tanpa di ketahui oleh orang tersebut.dalam kehidupan manusia di dunia ini untuk memecahkan segala sesuatu manusia itu harus berpikir dengan ekstra keras.filsafat tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia karena tidak ada manusia yang hidup tanpa berpkir.beberapa contoh kecil dalam kehidupan yaitu manusia harus berpikir mencari makan,mencari uang,melakukan aktivitas,dan lain-lain. Pemikiran filsafat n seperti yang sudah di bahas di atas pertama kali di cetuskan oleh orang-orang barat yang tidak beragama. Jika filsafat kita kaitkan dengan agama islam konsep ini akan bertambah panjang. Mengapa tidak,karena pemikiran orang barat dengan menggunakan filsafat ini hanya selalu memperhatikan fakta-fakta dalam kehidupan.mereka mengatakan bahwa setiap manusia itu memiliki tiga pertanyaan yang mendasar.dan apabila tiga pertanyaan itu tidak bisa di jawab maka kehidupan seseorang tersebut akan terombng ambing dan tidak akan pernah tahu apa yang harus di lakukan di dunia ini.pertanyaan itu adalah:
1.manusia itu berasal dari mana?
2.untuk apa manusia hidup di dunia ini?
3.setelah kehidupan ini manusia akan kemana?
Orang-orang barat memiliki jawaban yang berbeda.
a.orang komunis berpendapat yaitu manusia berasal dari tanah.sedangkan untuk apa manusia hidup di dunia ini mereka menjawab untuk bersenang-senang.dan untuk pertanyaan terakhir setelah kehidupan ini manusia akan ke mana mereka menjawab bahwa manusia akan kembali ke tanah dan mereka beranggapan bahwa pada akhirnya manusia itu adalah mahluk yang hina.
b.oarang kapitalis memiliki jawaban yang berbeda dengan orang-orang komunis.mereka menjawab tiga pertanyaan itu bahwa manusia berasal dari tanah dan di dunia ini mereka akan hidup berfoya-foya sesuka hati mereka dan setelah kehidupan ini mereka akan masuk surga karena mereka memiliki pikiran bahwa dengan kekayaan mereka di dunia mereka akan menebus semua dosa yang pernah mereka lakukan selama hidup di dunia dengan uang.
Seperti yang saya jelaskan tadi di atas bila kita mengaitkan filsafat dengan agama islam masalah ini akan menjadi panjang dan tidak akan pernah selesai. Yang menjadi pertanyaan saya sendiri apakah filsafat harus di pelajari oleh orang yang khususnya beragama islam?.karena dalam agama islam filsafat sangat bertentangan dengan kitab suci Al-Quran.dengan adanya teori-teori filsafat pemikiran orang yang beragama islam kini sering terkikis oleh teori tersebut. Tanpa di sadari kepercayaan orang islam akan semakin jauh dengan apa yang berada dalam isi Al-Quran dan hanya akan menyesuaikan dengan fakta-fakta dalam kehidupan.
Apabila kita mengaitkan filsafat dengan agama islam dan menjawab tiga pertanyaan mendasar tadi orang islam menjawab bahwa manusia berasal dari tanah liat,dan dalam kehidupan ini manusia memiliki tugas yang sama yaitu untuk melakukan perintah Allah SWT.dan setelah kehidupan ini manusia akan kembali ke tanah dan roh manusia akan hidup di alam lain yaitu alam barzah.
Menurut saya sendiri dalam kehidupan ini manusia memang selalu berfilsafat.karena filsafat selalu di gunakan untuk mencari jalan keluar masalah yang rumit,namun manusia khususnya yang beragama islam jangan sampai ikut terbawa arus dengan pemikiran orang-orang barat.
I. FILSAFAT DAN ILMU KOMUNIKASI
Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia. Kata ini terdiri dari kata philo dan sophia. Philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu timbul usaha untuk mencapai yang dicintai atau diinginkan itu. Sophia artinya kebijaksanaan, kepandaian, atau pengertian yang mendalam. Secara sederhana, menurut arti harfiahnya, filsafat boleh diartikan: cinta kepada kebijaksanaan.
Berikut definisi filsafat menurut beberapa ahli :
Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:
Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika)Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)Apa itu manusia ( dijawab oleh Antropologi )
Komunikasi
Onong Uchjana Effendy mengatakan: Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)Raymond Ross mengatakan: Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.Gerald R. Miller mengatakan: Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.Everett M. Rogers mengatakan: Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.Lasswell (1960) mengatakan : Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)/ pendengar (listener) / khalayak (audience) / komunikan / penafsir/ penyandi balik (decoder). With What Effect?(dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh: Komunikasi antara dosen dengan mahasiswanya. Dosen sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada mahasiswanya atau komunikan. Setelah itu dosen juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media). Setelah itu dosen harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan si komunikan, juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Pendapat Saya
Menurut pendapat saya mengenai filsafat dan komunikasi mungkin ada sangkut pautnya karena pada saat kita mengkaji kita pasti membutuhkan yang namanya komunikasi dan komunikasi tidak pernah lepas dari yang namnyanya manusia karena pada dasarnya manusia adalh makhluk sosial yang butuh orang lain dan tidak hidup sendiri dan butuh berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam mempelajari filsafat seperti yang dikatakan di atas kita tidak hanya perlu belajar dengan bertatapan muka kita bisa sada bertatapan tidak langsung dengan menggunakan yang namnaya media zaman sekarang orang berkomunikasi tidak hanya bertatapan muka mereka bisa menggunakan yang namanya media seperti handphone atau yang sejenisnya. Dan dalam hubungannya dengan filsafat kita bisa mempelajarinya atau mengkajinya jika kita tidak menemui orang yang akan kita bisa kaji permasalahan yang ada kita bisa mencarinya melalui media dan hal itu mungkin akan sangat berguna dan akan sangat efesien dari bertatap muka. Karena kita bisa menghemat banyak biaya transportasi dan hal – hal lainya yang dapat mengupas segala yang kita tidak inginkan.
Filsafat tidak pernah lepas dengan yang namanya komunikasi dan pernyataan tersebut sangat di benarkan karena jika kita mengkaji suatu permasalah kita harus berinteraksi dengan manusia lainya sehingga kita bisa atau kita dapat megkajinya. Dan namun jika kita tidak berinteraksi dengan manusia lainnya maka kita akan sangat sulit untuk mengkaji atau mendapatkan sesuatu utnuk kita kaji. Oleh sebab itu filsafat dan komunikasi sangatlah berhubungan seperti di ibaratkan sendal jepit jika tidak ada satunya yang ada hanya sepasangnya maka sendal itu tidak akan ada apa – apanya namun jika sepasang itu lengkap maka itu akan menjadi sesuatu yang sangat berguna dan dibutuhkan. Begitu pula denga filsafat dan komunikasi jika filsafat tidak ada komunikasi hanya menjadi suatu perbincangan yang tidak terlalu efektif dan tidak terlalu bernilai dan jika komunikasi yang tidak ada maka filsafat tidak ada apa – apanya tidak tidak akan berguna namun jika kedua – duanya ada maka itu akan sangat lengkap dan akan sangat sanat berharga.
3. KEBENARAN
DEFINISI KEBENARAN
Kebenaran adalah Sesuatu yang satu atau uniq, tidak berawal dan berakhir tidak memiliki ruang dan waktu.
Dan kebenaran terbagi menjadi tiga bagian yaitu Kebenaran subyektif, melibatkan emosi dan keyakinan pengamatnya.
Kebenaran objektif mengamati apa adanya tanpa melibatkan emosi pengamatnya.
Kebenaran realitas adalah realitas yang berada dibalik pengamatan
PENDAPAT SENDIRI
Kebenaran mungkin sangat berkaitan dengan filsafat krena filsafat adalah ilmu yang mepelajari tentang kebenaran menurut setiap orang.dalam hal ini kita harus memahami kebenaran bukanlah milik orang kaya atau orang miskin ataupun presiden,bupati,dan gubernur.tapi kebenaran itu merupakan setiap hak bagi setiap orang dengan apa yang mereka lakukan untuk suatu hal yang mereka lakukan.terkadang kita jika melihat seorang psk dimata kita mereka bukanlah orang yang benar tapi kalau kita lihat dari sudut pandang sebagai manusia bisa saja psk tersebut sedang mencari nafkah untuk anak-anaknya di rumah karena di tinggal oleh suaminya.begitu pula dengan para pengemis yang selalu saja pekerjaan mereka selalu meminta-minta dan kebanyakan dari kita melihat bahwa hal ini adalah salah karena mereka itu masih mampu bekerja mengapa harus meminta-minta ,kalau kita merenung sejenak apa yang dilakukan oleh para pengemis itu merupakan tamparan buat kita karena kita selalu berfoya-foya dengan apa yang kita punya sedangkan orang lain sedang dalam kesusahan.terkadang kita selalu ceroboh ataupun gegabah dalam membuat perspektif kebenaran seakan-akan apa yang orang lain katakan benar itulah yang benar begitu pula sebaliknya,kita bisa ambil contoh kasus psk dan pengemis diatas karena terlalu banyak orang yang berpikir bahwa pekerjaan mereka tidak sesuai maka mereka tidak benar dan tidak bisa dimasukan dalam perspektif kebenaran hal ini selalu terjadi dalam dari waktu ke waktu hingga saat ini.
Perlu kita sadari bahwa dimana kebenran bukanlah hal yang bathil bagi setiap orang terutama orang sedang mengalami musibah yang sedang diadali di persidangan seakan-akan kebenaran hanya jadi mainan bagi orang-orang selalu mengutamakan hak-haknya saat ini yang menjadi kendala bagi kita semua adalah nsulitnya kita membedakan mana yang benar dan mana yang salah ,orang pada beburu pada kebenaran tapi apakah mereka tahu bahwa kebenaran yang mereka cari itu betul-betul benar maka dari itu kita harus mulai menyadari bagaimana kita menyikapi tentang kebenaran.kebenaran tidak semata-mata untuk mendapatkan keuntungan tapi melainkan kebenaran adalah satu poros kehidupan yang ketika kita mencapainya perlu waktu yang lama dan proses yang sangat panjang kemudian ketika kite telah mencapainya kita harus benar-benar menjaga kebenaaran yang telah kita dalam tenggang waktu ataupun proses yang sangat panjang dan hanya orang tertentu yang mampu mempertahankan kebenaran dalam khalayak dan dijadikan sebagai pedoman hidup untuk menghargai suatu proses yang sangat panjang.
Sebagai kebutuhan kebenaran merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan kita tanpa kita sadari kebenaran selalu di tutupi dengan kebohongan yang akan menjadi salah satu bumerang bagi kehidupan kita sehari-hari.kita tidak selalu peka terhadap sesuatu untuk menentukan kebenaran begitupun kebohongan,manusia selalu lalai dalam menetukan mana kebohongan dan mana kebenaran sehingganya yang menjadi faktor utama adalah keyakinan kita terhadap suatu hal
lV. Hakekat filsafat
A. Pengertian Fisafat
Filsafat merupakan ilmu yang dasarnya adalah pemikiran manusia yang menyeluruh. Bisa dikatakan filsafat adalah sumber dari segala cabang ilmu. Pengertian filsafat dapat didekati paling sedikit dari segi: filsafat dalam arti harfiah, filsafat secara operasional, filsafat dari sudut isinya (materinya), dan filsafat sebagai produk atau hasil pemilsafatan.
1. Filsafat dalam arti “Harfiah”
Asal kata Filsafat dari bahasa Latin “Filosofia” terdiri dari kata Filos dan Sofia.
Filos = Cinta atau hasrat yang besar
Sofia = Pengetahuan yang mendalam sampai berkaitan dengan kearifan
Berdasarkan pembahasan secara harafiah ini filsafat berarti cinta kepada pengetahuan atau hasrat yang besar untuk menjadi arif.
1. Filsafat secara operasional (prosesnya)
Filsafat secara prosesnya atau operasionalnya adalah “cara berfilsafat”, maka filsafat adalah renungan yang mendalam (radikal) dan menyeluruh (integral), secara sistematis, sadar dan metodis dan sudah tentu tidak meninggalkan sifat-sifat ilmiah pada umumnya.
2. Filsafat dibahas dari sudut isinya (materinya)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari metodologi serta hakekat kebenaran dan nilai dari ihwal terutama tentang manusia dan segala cita-citanya, dengan lingkungannya, agamanya, kehidupannya, ideologinya, hakekat dirinya dan lain-lain.
Filsafat mengenai nilai ada 3 bagian, yaitu : a) Aksiologi: yaitu filsafat tentang “nilai pada umumnya” misalnya : nilai tujuan filosofis suatu negara dan cara kerja yang memperhatikan nilai-nilai tertentu; b) Etika: yaitu filsafat tingkah laku disebut The Philosophy of Conduct ; c) Aestetika: yaitu filsafat keindahan disebut The Philosophy of Art.
3. Filsafat sebagai produk atau hasil pemilsafatan
Ini merupakan “hasil” orang berfilsafat atau produk para filsuf dan para ahli pikir. (www. sodiycxacun.web.id)
4. Filsafat menurut para filsuf
Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut pengertian filsafat menurut para ahli:
Ø Plato (428-348 SM): Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Ø Aristoteles ((384–322 SM): Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Ø Imanuel Kant (1724–1804): Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya.
Ø Al-Farabi: Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Ø Prof. Mr.Muhammad Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
2. Asal Usul Filsafat
Filsafat merupakan sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan alam dan biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat juga dianggap sebagai kreasi berpikir dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk memahami dunia. Filsafat bertujuan untuk memahami dunia dan memperpadukan hasil dan ilmu pengetahuan ke ilmu pengetahuan special agar menjadi suatu pandangan hidup yang seragam. Itu merupakan tujuan Filsafat dari jaman Thales (Bapak Filsafat) hingga jaman sekarang.
Di masa sekarang ini, manusia bercorak individualistis, humanistis, romantis, sehingga manusia cepat beralih pada kepentingan-kepentingan dekat dan “dunia” memiliki arti yang lain bagi manusia. Kondisi manusia yang hidup di perkotaan, dengan kendaraan, perumahan, dan segalanya yang ada di kota, membuat manusia semakin jauh dengan dunia astronomis.
Dahulu, bangsa Yunani purba banyak dicemaskan oleh masalah diam dan perubahan, yang mana perubahan yang mereka maksudkan adalah perubahan fisik/alam, seperti atom-atom yang bergerak, air yang mengalir, dan lain-lain. Tapi, ketika masalah itu belum selesai, perhatian manusia tertarik ke perubahan-perubahan dalam bentuk lain, seperti adat istiadat, hubungan-hubungan, dan lain-lain. Hal itu menunjukkan keragaman, sementara keragaman menghasilkan banyak penafsiran. Maka, hal itulah yang membuat Filsafat tetap ada hingga sekarang, hanya saja, sekarang ia menjadi penafsiran dari hidup, maka kondisinya menjadi sama seperti dahulu, dimana Filsafat adalah suatu usaha untuk memahami dunia dimana kita hidup.
Karena kehidupan yang kita jalani penuh kekerasan, maka dorongan untuk berfilsafat terus muncul dan bersemayam dalam kehidupan modern. Tapi waktu sekarang ini amat terbatas, sehingga untuk berfilsafat kita hanya mempunyai kesempatan untuk memikirkan sebagian masalah-masalah dengan mengajukan pertanyaan yang tidak menyeluruh, sehingga tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang menjadi hajat hidup banyak orang.
Biasanya, hanya ada sedikit orang yang mengajukan pertanyaan :
Ø Adakah alam semesta ini suatu alam semesta dari pikiran atau hanya dari benda mati?
Ø Dapatkah ia masih menganut suatu pandangan keagamaan mengenai manusia?
Ø Adakah Tuhan itu?
Ø Dari apa benda tersebut?
Ø Apakah akal kita yang kini terpukau-pukau dan keheranan merupakan salah satu dari benda?
Ø Saya hidup. Apa itu hidup?
Ø Ada apa sesudah mati?
Ø Apa itu benar dan apa itu salah?
Ø Apakah pertanyaan ini bisa terjawab?
Ø Apa yang mejadi batas sebuah pengetahuan?
Ø Kita lihat bulan yang indah, mentari yang terbenam amat memukau, dan segala keindahan lain. Lalu, apakah tanpa mata keindahan ada? Apakah tanpa organ lain keindahan itu ada? Lalu, apa itu keindahan?
Ø Apa pula pertanyaan itu?
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah pertanyaan yang menjijikan, ngeri, mengapa begitu bodoh terlintas di dalam kepala kita. Tetapi, justru itulah masalah-masalah Filsafat. Karena itulah Filsafat ada. Filsafat ada karena manusia bertanya tentang hidup, Filsafat ada karena adanya masalah-masalah tersebut.
3. Ciri-ciri Pemikiran Filsafat
Menurut Clarence L. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi adalah berbagai kegiatan/problema kehidupan manusia. Tidak semua kegiatan atau berbagai problema kehidupan tersebut dikatakan sampai pada derajat pemikiran filsafat, tetapi dalam kegiatan atau problema yang terdapat beberapa ciri yang dapat mencapai derajat pemikiran filsafat adalah sebagai berikut:
Sangat umun atau universal
Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum, dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.
Tidak faktual
Kata lain dari tidak faktual adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini sebagai sesuatu hal yang melampaui tapal batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah. Jawaban yang didapat dari dugaan-dugaan tersebut sifatnya juga spekulatif. Hal ini bukan berarti bahwa pemikiran filsafat tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus.
Bersangkutan dengan nilai
C.J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian ialah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah apa yang disebutnya sebagai nilai sosial, nilai keagamaan, nilai budaya, dan lainnya.
Berkaitan dengan arti
Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan arti. Agar para filosof dalam mengunkapkan ide-idenya sarat denga arti, para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa-bahasa yang tepat, semua itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan/sesat pikir (fallacy.
Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikatif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya...sehingga tidak ada habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menuburkan intelektual. (www. ajiraksa.blogspot.com)
4. SIFAT DASAR FILSAFAT
1. Berpikir Radikal
Berfilsafat berarti berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berpikir secara radikal, ia tidak pernah berhenti hanya pada suatu fenomena suatu entitas tertentu. Ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berpikirnya itu senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan akar seluruh kenyataan.
Bagi seorang filsuf, hanya apabila akar atau radix realitas telah ditemukan, segala sesuatu yang bertumbuh di atas akar itu akan dapat dipahami. Hanya bila akar suatu permasalahan telah ditemukan, permasalahan itu dapat dimengerti sebagaimana mestinya.
2. Mencari Asas
Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas, melainkan kepada keseluruhannya. Dalam memandang keseluruhan realitas, filsafat senantiasa berupaya mencari asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas. Seorang filsuf akan selalu berupaya untuk menemukan asas yang paling hakiki dari realitas.
3. Memburu Kebenaran
Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala sesuatu.
Tentu saja kebenaran yang hendak digapai bukanlah kebenaran yang meragukan. Untuk memperoleh kebenaran yang sungguh-sungguh dapat dipertanggungjawabkan, setiap kebenaran yang telah diraih harus senantiasa terbuka untuk dipersoalkan kembali dan diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti. Demikian seterusnya.
Jelas terlihat bahwa kebenaran filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru ditemukan itu juga terbuka untuk dipersoalkan kembali demi menemukan kebenaran yang lebih meyakinkan.dengan demikian, terlihat bahwa salah satu sifat dasar filsafat ialah memburu kebenaran. Upaya memburu kebenaran itu adalah demi kebenaran itu sendiri, dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang meyakinkan serta lebih pasti.
4. Mencari Kejelasan
Salah satu penyebab lahirnya filsafat ialah keraguan. Untuk menghilang¬kan keraaguan diperlukan kejelasan. Ada filsuf yang mengatakan bahwa berfilsafat berarti berupaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas. Ada pula yang mengatakan bahwa filsuf senantiasa mengejar keje!asan pengertian (clarity of understanding). Geisler dan Feinberg mengatakan bahwa ciri khas penelitian filsafat ialah adanya usaha keras demi meraih kejelasan intelektual (intellectual clarity).' Dengan demikian, dapat mengatakan bahwa berpikir secara filsafati berarti berusaha memperoleh kekejelasan.
Mengejar kejelasan berarti harus berjuang dengan gigih untuk mengelimi¬nasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, dan yang gelap, bahkan juga yang serba rahasia dan berupa teka-teki. Tanpa kejelasan, filsafat pun akan menjadi sesuatu yang mistik, serba rahasia, kabur, gelap, dan tak mung¬kin dapat menggapai kebenaran.
Jelas terlihat bahwa berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian dan kejelasan seluruh realitas. Perjuangan mencari kejelasan itu adalah salah satu sifat dasar filsafat.
5. Berpikir Rasional
Berpikir secara radikal, mencari asas, memburu kebenaran, dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa berpikir secara rasional. Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis. Berpikir logis adalah bukan hanya sekedar menggapai pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan.
menurut saya dari penjelasan hakekat filsafat di atas saya dapat menarik kesimpulan bahwa Filsafat menurut arti kata, terdiri atas kata philein yang artinya cinta dan sophia yang artinya kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta artinya hasrat yang besar, atau yang berkobar-kobar, atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kenenaran yang sesungguhnya. Jadi filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati. Pengertian umum filsafat adalah ilmu pengetahan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Sedangkan berfilsafat sendiri adalah berfikir secara mendalam, menyeluruh, dan kritis inilah yang disebut berfilsafat. Kemudian, berfilsafat juga berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak terbatas ini. Berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk beretrusterang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah dijangkau. Dengan kita berfilsafat maka kita akan lebih menggunakan akal dan fikiran kita untuk mencari suatu hakikat dari kebenaran yang ada dan yang sudah kita ketahui.
Selanjutnya, karakteristik berfikir filsafat sendiri adalah meliputi karakteristik yang bersifat menyeluruh, bersifat mendasar, dan bahkan bersifat spekulatif. Maksudnya adalah bahwa seseorang dalam mereka berfilsafat itu tidak hanya ingin tahu pada satu objek saja namun ingin mengetahui seluruh objek yang belum mereka ketahui secara filsafati. Lalu seseorang yang berfikir filsafat itu tidak mau hanya sekedar menerima pendapat dari satu objek, namun ia ingin mengkaji dengan sendirinya tentang hakikat kebenaran dari suatu objek kajian. Dan dalam mereka menemukan hakikat kebenaran yang sesungguhnya, mereka membutuhkan landasan atau patokan yang menguatkan mereka dan menjadi dasar bagi mereka atas kebenaran yang mereka peroleh dari suatu objek kajian.
selamat datang di blog saya fajar adiputra abdullah....
saya anak komunikasi yang ingin bergabung silahkan
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong