filsafat komunikasi

14 April 2015 19:40:44 Dibaca : 11832 Kategori : peltihan

Nama : Jalaludin H. Sabi

Nim : 291414044

Kelas : B Ilmu Komunikasi

M.K : Etika dan Filsafat Komunikasi

 

1. Pengantar Filsafat
a. Pengertian filsafat


     Menurut istilah Filsafat berasal dari bahasa arab, yaitu “filasafah” menurut asal kata yang sesugguhnya, kata falsafah tersebut berasal dari bahasa yunani, yaitu philosophia, yang terdiri dari dua rangkaian kata terpisah, pertama adalah kata philo atau philien dan kedua adalah sophia, arti dari philo adalah cinta, dan sophia artinya kebeneran atau kebijaksanaan.

Pengertian filsafat menurut istilah atau secara garis besarnya adalah mencintai kebenaran. Mencintai atau kebenaran dengan kesadaran penuh di dalam perbuatannya. Manusia yang serba ingin tahu dan sadar akan menghadapi berbagai masalah yang semakin kompleks dan tantangan berat di dalam kehidupannya. Inilah yang disebut berfikir filasafatan, dalam upaya terus mencari jawaban.
Pengertian yang lebih luas tersebut menurut pendapat para filsuf yunani, antara lain :

• Plato (427 – 322 Sm ) menjelaskan bahwa pengertian filsafat yang berkaitan dengan ilmu          pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.

• Aristoteles ( 382-322 SM ) sebagai murid plato, memberikan pengertian bahwa filsafat adalah ilmu  pengetahuan yang meliputi kebenaran dan di dalamnya berisikan ilmu-ilmu metafisika, logika, etika,  ekonomi, politik, estetika, dan sebagainya.

•  Al farabi (870-950 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana  hakekatnya yang sebenarnya – sebenarnya.

• Rene Descrates (1590-1650 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan dimana tuhan, alam, dan manusia  menjadi pokok penyelidikan.

• Immanuel Kant (1724 – 1804 m) filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal  dari segala ilmu pengetahuan yang tecakup di dalam 4 persoalan : meatfisika, etika, agama dan  antropologi

Secara umum dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang ingin mencapai  hakikat kebenaran asli dengan ciri - ciri pemikiran yang rasional, metodologi, sistematis, koherensi,  interal, tentang makro dan mikro kosmos, baik bersifat indrawi maupun nonindrawi. Maksud  kebenran tersebut adalah kebenaran akan hakikat hidup dan kehidupan, baik secara teoritis maupun praktis. (soebagio & supriatna, 1991:5).

b. Cabang – cabang filsafat

    Filsafat pada awal perkembangannya masih merupakan ilmu pengetahuan yang umum sehingga disebut sebagai induk segala ilmu pengetahuan. Kini filsafat lebih mempelajari atau membahas suatu masalah yang bersifat khusus dan berkaitan dengan “filsafat tentang” manusia dengan segala tindakan – tindakan alam semesta dengan gejalanya, keagamaan, adat istiadat, kebudayaan, bahasa, hukum, politik, ilmu pengetahuan, dan sebagainya sesuai dengan kemajuan teknologi serta teknologi informasi yang lebih canggih, cepat, serta akurat.

Louis O. Kattsoff menggolongkan filsafat ke dalam 13 cabang – cabang ilmu pengetahuan sebagai berikut :
1. Logika
   cabang filsafat yang membicarakan bagaimana hukum – hukum penyimpulan yang lurus dan benar.
2. Metodologi
   filsafat yang membahas etnik penyeldikian, metode atau cara penelitian, dan pengamatan.
3. Metafisika
   filsafat yang membahas segala sesuatu yang ada.
4. Ontologi
   Filsafat yang membahas hakikat segala sesuatu yang ada atau apakah kenyataan itu.
5. Kosmologi
   filsafat yang membahas bagaimana keadaanya sehingga kenyataan itu dapat berjalan dengat teratur     dan sistematis.
6. Epistimologi
   Filsafat yang membahas kebenaran.
7. Biologi kefilsafatan
    filsafat yang membahas apakah hakikat hidup itu
8. Psikologi Kefilsafatan
   filsafat yang membahas apakah sesungguhnya arti jiwa itu
9. Antropologi kefilsafatan
    filsafat yang membahas apakah manusia itu
10. Sosiologi Kefilsafatan
    Filsafat yang membahas tentang masyarakat, organisasi, dan suatu negara.
11. Etika
    Filsafat yang membahas apakah yang di maksud dengan baik itu tatu yang baik dan buruk itu apa?
12. Estetika
    Filsafat yang membahas apakah sesuatu yang indah
13. Filsafat agama
    Filsafat yang membahas apakah agama itu.

    Pengertian filsafat menurut saya filsafat adalah sebuah ilmu pengetahuan yang ada di dalam diri kita yang tidak bisa di cernah oleh pikiran melainkan oleh akal kita sendiri. Dan filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang bisa di sebut ilmu dari segala ilmu atau bapak dari segala ilmu, jadi filsafat adalah ilmu yang sempurna.

Dalam hal ini filsafat itu sendiri mempunyai Aliran - Aliran menurut (subagio, 1992:43)
Secara garis besar terdapat dua aliran utama dan filsafat, yaitu filsafat aliran realisme dan filsafat aliran idealisme. Aliran realisme merupakan aliran yang berpandangan bahwa pengetahuan manusia yang benar adalah apa sesungguhnya ada yang baik dalam arti realita atau kenampakan. Sementara itu, aliran idealisme menyatakan bahwa pengetahuan manusia tidak lain apa yang tergambar di dalam jiwanya, sedangkan yang nyata terlihat bukan sebenarnya, melainkan gambaran luarnya semata.
Tahap perkembangan dalam pemikiran atau aliran filsafat baru lainnya sebagai berikut :

1. Positivisme yaitu mengungkapkan aspek kenyataan yang konkret.
2. Pragmatisme yaitu mengagungkan aspek kefaedaan
3. Materialisme yaitu mengagungkan aspek kebendaan
4. Naturalisme yaitu mengagungkan aspek alami
5. Empirisme yaitu mengagungkan aspek pengalaman dunia luar
6. Rasionalisme yaitu mengagungkan aspek akal budi rasional
7. Eksistensialisme yaitu mengagungkan keberadaan manusia yang konkret
8. Spritualisme yaitu mengagungkan roh (spritual) sebagai hakikatnya

1. Bidang metafisika

a. Aliran filsafat kuantitas, antara lain

1. Monoisme yaitu aliran pemikiran yang menganggap bahwa hakikat segala sesuatu yang ada berasal     dari unsur yang tuggal (esa)

2. Dualisme yaitu penganut aliran yang beranggapan bahwa segala sesuatu sebenarnya bersumber         dari dua hal, yaitu roh dan raga

3. Pluralisme yaitu suatu paham yang menganggap bahwa segala sesuatu itu ( yang ada)bersumber        dari banyak unsur, yaitu berasal dari air, tanah, udara, api dan cahaya.

b. Aliran bersifat kualitas, membagi filsafat ke dalam beberapa bentuk

1) Bersifat tetap, aliran atau corak pikirannya yaitu :

- Spritualisme, yaitu mengagungkan roh sebagai hakikatnya

- Materialisme, mengagungkan materi kebendaan sebagai hakikatnya

2) Bersifat kejadian, aliran atau corak pikirannya yaitu :

- Mekanisme, yakni mengagungkan sebab akibat (kualitas)

- Teleogi, mengagungkan pencapaian tujuan tertentu

- Determinisme, mengagungkan keterbatasan kemanapun manusia.

- Indeterminisme, menagungkan kebebasan manusia yang seluas – luasnya.

2. Teori ilmu pengetahuan

        Teori ilmu pengetahuan merupakan aliran yang mencoba menjawab bagaimana atau dengan cara apa manusia berupaya mencari ilmu pengetahuan tersebut: aliran filsafat ini terbagi menjadi tiga bentuk yaitu :

a. Rasionalisme aliran ini lebih menitiberatkan pada kemampuan pikiran atau rasio, dan jiwa manusia     sebagai sumber ilmu pengetahuan

b. Empirisme aliran ini bercorak pemahaman yang menitiberatkan pengalaman indrawi manusia    sebagai sumber ilmu pengetahuan.

c. Gabungan aliran ini menggabungkan kedua hal, yaitu rasionalisme dan empirisme sebagai sumber     pemikiran ilmu pengetahuan utama.

Dalam kajian filsafat menurut louis o. Katsoff dalam bukunya pengantar filsafat (1986) menyatakan bahwa terdapat beberapa butir pemikiran di dalam filsafat, yaitu :

- Filsafat harus merupakan sesuatu yang konsepsional;

- Pemikiran filsafat merupakan pemikiran yang rasional

- Sistem filsafat harus bersifat koheren

- Adanya saling hubungan antara jawaban dan kefilsafatan

- Filsafat merupakan suatu pandangan dunia

- Adanya suatu definisi pendahuluan.

      Di dalam kajian tersebut terdapat juga pembahasan tentang pembahasan filsafat yang lain. Filsafat sebagai pandangan asas atau pendirian, dan suatu nilai kebenaran yang dapat di terima atau di yakini sebagai pandangan hidup, prinsip – prinsip dan pedoman yang berkaitan dengan filsafat etika, kode perilaku dan kode profesi, tindakan etis secaara moral dan norma – norma atau kaidah – kaidah yang berlaku di masyarakat. Dengan mempelajari filsafat tersebut akan diperoleh asas manfaat khususnya bagi para profesional sebagai penyandang profesi humas yang memiliki integritas pribadi, kejujuran, bertikad baik, moral baik, tanggung jawabb dan etos kerja yang tinggi, serta berbudi luhur.
Setelah kita mengetahui apa itu filsafat dan kaidah – kaidah filsafat sekarang kita ke filsafat menurut salah seorang ahli yaitu Dr. Harry hamersa, filsafat dan ilmu penetahuan terdapat perbedaan sebagai berikut :

a. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, dan koheren tentang suatu    bidang teretentu dari kenataan.

b. Filsafat adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenataan.
 Selanjutnya kita para ahli tentang filsafat memilki macam pengertian sperti berikut (zubair, 1990:7)

a. Cinta akan kebijaksanaan

b. Ilmu pengetahuan yang memiliki hakikat untuk memperoleh kebenaran dan kenyataan

c. Hasil pemikiran yang kritis, analitis, evaluatif, abstraktif, dan sistematis

d. Pendalaman lebih lanjut dari pengembangan ilmu pengetahuan

e. Merupakan pandangan hidup

f. Anggapan atau asumsi dasarbbersifat kritis, rasional, refleksif, radikal, integral, dan tidak fragmentasi   serta universal.

    Dalam hal ini diantara filsafat komunikasi saya mengambil kesimpulan bahwa dalam filsafat ini bahwa segala sesuatu tentang ilmu pengetahuan adalah sebagai filsafat, filsafat juga sebagai ilmu yang mempelajari tentang benar atau salahnya sebuah kata, filsafat juga mempunyai berapa bagian yaitu :
Epistimologi, aksiologi dan ontologi.

   Epistimologi adalah benar atau tidaknya suatu tindakan aksiologi sebuah nilai dan ontologi nyata atau tidaknya suatu tindakan atau kata.

Beradasarkan ilmu ilmiah yang telah di jelaskan oleh beberapa para ahli, saya bisa mengambil sebagian dari filsafat, ternyata filsafat juga mempunyai kebenaran yang bisa mutlak, kenapa? Secara positif kita berpikir bahwa berfilsafat kita bisa mendengar sebuah kata yang tersusun secara logis atau yang masuk amal, karena akal dan pikiran selalu bersatu dalam membangun sebuah kata yang nyata. jika kita berfilsafat kita harus juga mengetahui cara – cara berfilsafat yang baik, karena filsafat adalah ilmu yang tidak sembarang di kembangkan oleh sekelompok manusia lain, manusia belum sepenuhnya memiliki pegertian menyeluruh tentang akalnya untuk mengerti hakikat/

Filsafat dapat kita artikan sebagai

1. Suatu sikap di mana dalam berfilsafat kita harus mengetahui sikap dalam berbicara.\

2. Suatu metode ini juga berpikir reflektif yaitu berpikir scara mendalam menelusuri apa yang ada.

3. Suatu kumpuln pertanyaan abadi dan masih dikejar terus jwabanya.

4. Sistem pemikiran

5. analisis logis

6. suatu upaya memperoleh pandangan scara menyeluruh/

      definisi dari filsafat
     filsafat merupakan suatu bentuk pemikiran manusia mengenai segala sesuatu dalam realitas yang tampak naupun yang tidak tampak.
Dengan demikian yang menjadi objek kajian filsafat adalah segala sesuatu dalam realitas baik realitas yang tampak maupun yang tidak tampak

2. Filsafat dan Ilmu Komunikasi

a. pengertian filsafat komunikasi
    menurut Onong Uchana efendy, suatu disiplin ilmu yang menelaah pemahaman secara      fundemental , metodologis , sistematis , analisis kritis , dan holistik tentang teori dan proses ilmu   komunikasi yang meliputi segala dimensinya.

b. Filsafat komunikasi menurut para ahli .

1. filsafat komunikasi Richard Lanigan

    Richard lanigan mengatakan bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub – bidang utama menurut jenis justifkiasinya yang dapat diakomadasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan berikut ini :

- Apa yang aku ketahui ?

- Bagaimana aku mengetahuinya ?

- Apakah aku yakin ?

- Apakah aku benar ?
   Pertanyaan – pertanyaan di atas berkaita dengan penyelidikan sistematis studi terhhadap :

- Metafisika

- Epistimologi

- Aksiologi

- Logika

   Metafisika adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita . Hubungannya dengan teori komunikasi , metafisika berkaitan dengan hal sbb :

1. Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam      semesta .

2. Sifat dan fakta bagi tujuan , perilaku , penyebab , dan aturan .

3. Problem pilihan , khususnya kebebasan verrsun determinisme pada perilaku manusia .
  Epistimologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan    pengetahuan manusia ( a branch of philosopy that investigates the orign , nature , methods and  limits of human knowledge) .

     Epistimologi berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan lebih fundamental lagi bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan , tepat apabila dihubungkan dengan metodelogi .

   Aksiologi : asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistimologis diperoleh dan di susun . Aksiologi adalah cabang yang berakaitan dengan nilai – niai sperti etika , setetika atau agama

Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas asas dan metode penalaran secara benar. Logika sangat penting dalam komunikasi, karena pemikiran harus dikomunikasikan, sebagai hasil dari proses berpikir logis.

2. Filsafat komunikasi menurut Little John

Penelaah terhadap teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema   :
a. Tahap metathoritical

   Meta mempunyai beberapa pengertian :

- Berubah dalam posisi

- Di seberang, diluar atau melebihi

- Di luar pengertian dan pengalaman manusia

- Lebih tinggi

b. Tahap hipotetikal

     Adalah teori dimana tampak gambaran realitas dan pembinaan kerangka kerja pengetahuan .

c. Tahap deskriptif

     Tahap ini meliputi pertanyaan – pertanyaan aktual mengenai kegiatan dan penemuan – penemuan          yang berkaitan dengannya.

1. Tema epistimologi

a. Mentalisme atau rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikiran        manusia . Posisi ini mendapatkan pada penalaran manusia .

b. Empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi.

c. Konstruksivisme yang menyyatakan bahwa orang menciptakan pengetahuan agar berfungsi secara      pragmatis dalam kehidupannya .

 d. Konstrukvisme sosial mengajarkan bahwa pengetahuan merupakan produk interaksi simbolik   dalam kelompok sosial .

2. Tema ontology

a. Teori aksional
  Bahwa orang menciptakan makna, mereka mempunnyai tujuan , mereka menentukan pilihan nyata.

b. Teori nonaksional bahwa perilaku pada dasarnya ditentukan oleh dan responsive terhadap tekanan       – tekanan yang lalu .

3. Tema perspective

a. Perspektif behavioristik

b. Perspektif transmisional

c. Perspektif interaksional

d. Perspektif transaksional

4. Tema axiology

a. Apakah teori bebas nilai ?

b. Sejumlah mana pengaruh praktek penyelidikan terhadap objek yang dipelajari ?

c. Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan sosial ?

3. Filsafat menurut Mundt

- dalam teori authoritarian pers adalah pelayan negar- teori libertarian

- teori social responsibility

- teori soviet communist

     filsafat komunikasi menurut saya sendiri adalah suatu disiplin ilmu yang bisa mengartikan pesan –   pesan yang di sampaikan .
   Filsafat komunikasi ini terlalu banyak di artikan oleh para ahli salah satunya menurut r Mundt , Mundth berpendapat filsafat komunikasi ada 4 teor i.
1. Teori authoritarian pers
2. Teori libertarian
3. Teori social responsibility
4. Teori soviet communist.

   Dalam hal ini r mundth telah mengungkapkan pendapat tentang filsafat komunikasi di mana ia berpendapat tentang pers . Saya hanya bisa bertanya kenapa mundth memberikan pendapat tentang pers ? ? ?

    Sebelumnya kita harus mengetahui filsafat komunikasi . Filsafat komunikasi suatu disiplin yang menalaah pemahaman secara mendalam mengenai teori dan proses komunikasi . sebuah depertament of communication university of hawaii mengatakan bahwa communication as a social science mencakupi tiga kriteria bidang komunikasi sebagai ilmu sosial sebagai berikut :

1. The field of study is theory based
   Yaitu bidang study komunikasi yang berdasarkan teori

2. The field of study is grounded in quantitatif atau analisis empiris
    Yaitu bidang studi komunikasi berlandaskan kuantitatif atau analisis empiris

3. The field of study bas a recognized traditionYaitu bidang studi komunikasi mempunai tradisi yang          sudah di akui.

     Itulah kriteria komunikasi oleh departement of communication university of hawaii. Di dalam ketiga ini kita harus mempunyai landasan – landasan . Hak tersebut menunjukan bahwa komunikasi adalah ilmu . Ilmu komunikasi termasuk ke dala ilmu sosial yang meliputi komunikasi interpersonal , komunikasi antar personal , komunikasi kelompok , komunikasi massa , komunikasi media , dan sebagainya .
     Dalam hal ini juga filsafat komunikasi lebih banyak membahas komunikasi manusia , komunikasi antar manusia dengan manusia dan tidak membahas komunikasi antar manusia dengan tuhannya . Komunikasi antar manusia yang berkaitan denganya adalah aspek – aspek sosilogis , hukum , dan politik tersebutberlangsung secara horizontal atau vertikal dan harus berlandaskan moral , etika , kode etik , perilaku dan nilai nilai serta logika . Dengan demikian , tercipta komunikasi yang efektif , saling menghormati dan saling memahami, sekaligus mampu menjembatani perbedaan status sosial - ekonomi , tingkat pendidikan , keagamaan , kebangsaan , suku , dan ras atau etnis .

     Menurut para pakar atau ahli komunikasi ini mereka mengagap komunikasi cukup rumit antara manusia karena secara teleogis atau komunikasi yang mengandung tujuan bagaimana pesan atau lambang disampaikan memilki kemampuan untuk mengubah sikap, opini, perilaku, kepercayaan, dan keagamaan. “ oleh karena itu untuk memahami proses komunikasi secara mendalam kita tentu haru memahami proses komunikasi secara mendalam kita perlu memahami manusianya . Menurut prof . Onong u. Effendy.
Setelah kita mengetahui proses komunikasi dan bagaimana cara berkomunikas i. Kita ke bagaiman manusia mengupas perilaku komunikasi . Di dalam filsafat terdapat paham mengenai manusia tersebut ( prof. Dr. N. Drijakara s . j ) yaitu :

1. Paham materialisme ini berpandangan bahwa manusia pada prinsipnya hanya materi atau benda          belaka , tetapi manusia memiliki kelebihan kemampuan menggunakan akalnya jika dibandingkan        dengan makhluk lainnya . Namun , hakikatnya sama yakni terdiri dari materi atau benda akibat          dari proses unsur – unsur kimiawi .

2. Paham idealisme merupakan aliran yang bertentangan dengan paham materialisme . Idealisme           berasal dari sebuah kata yaitu eidos artinya pikiran , jadi manusia adalah makhluk yang berpikir ,         mempunyai ide atau gagasan sehingga ia sadar akan dirinya.

3. Paham eksistensialisme ini menentang kedua aliran sebelumya. Eksistensialisme berasal dari kata       eks yang berati keluar dan sistensia berarti berdiri. Jadi eksistensi adalah terdiri sebagai diri sendiri       dengan keluar dari diri sendiri.

    Artinya manusia itu sendiri berada di dunia , dan cara ini untuk manusia , bukan untuk lain benda . Dengan hal ini manusia itu sendiri berbeda dengan benda benda lainya di dunia ini .
Filsafat komunikasi dimana kitaa selalu menbicarakan tentang pesan yang akan di sampaikan dengan menggunakan kata – kata yang logis dan masuk akal . Dalam hal ini filsafat komunikasi adalah sebuah unsur kata yang begitu menarik untuk di bahas karena filsafat ini juga di butuhkan di kalangan orang besar atau pengusaha dengan menggunakan bahasa komunikasi dan berfilsafat mereka mampu menguasai khalayak atau konsumen jika mereka sedang berkomunikasi karena filsafat komunikasi adalah di mana kita menyampaikan isi suatu pesan yang begitu detail dan logi atau masuk akal kepada khalayak , sebab itu filsafat komunikasi di butuhkan di kalangan orang besar atau pengusaha , bukan karena itu filsafat komunikasi juga sangat penting bagi msyarakat karena jika kita berkomunikasi dengan menggunakan filsafat kita mampu memahami apa yang benar benar terjadi. Dalam hal ini kita bisa mengetahui mana yang masuk akal dan mana yang tidak maka itu kita membutuhkan filsafat komunikasi . Dan hal yang perlu kita ketahui filsafat komunikasi adalah ilmu yang benar benar bukan palsu, karena filsafat komunikasi adalah berbicara tentang kebenaran maka ituah filsafat komunikasi harus mempunyai unsur penting .

   Bukan hanya itu filsafat komunikasi banyak yang terjadi diluar sana .
Kesimpulan yang saya dapatkan dari awal tentang filsafat komunikasi, di mana filsafat komunikasi adalah sebuah kata yang menyepurnakan isi pesan yang di maksud kepada khalayak yang tersusun secara sistematis dan mempunyai satuan kata yang mendalam dan terdapat unsur unsur yang logis, estetika , metafisika, dan etika dalam ber komunikasi .

3. Kebenaran

a. pengertian kebenaran dan tingkatannya

1. tingkatan kebenaran indera adalah tingkatan yang paling sederhana dan pertama di alami manusia.
2. Tingkatan ilmiah , pengalaman – pengalaman yang di dasarkan disamping melalui indra , diolah pula     dengan rasio .
3. Tingkatan filosfis , rasio dan pikir murni , renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu               semakin tinggi nilainya
4. Tingkatan religius , kebenaran mutlak yang bersumber dari tuhan yang maha esa dan dihayati oleh     kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan

b. Teori – teori kebenaran menurut filsafat

1. Teori corespondence yaitu menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu keadaan yang benar itu         terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang di maksud suatu pernyataan atau pendapat           tersebut .

     Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaran dengan realitas yang         serasi dengan sitasi aktual . Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu :
1. statemaent ( pernyataan )
2. persesuaian ( agreemant )
3. situasi ( situational )
4. kenyataan ( realitas )
5. putusan ( judgements )

2. Teori cosistency yaitu suatu usaha pengujian ( test ) atas arti kebenaran . Hasil test dan                        eksperimen dianggap relible jika kesan – kesannya berturut – turut dari satu penelidik bersifat              konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dakam waktu dan tempat         yang lain .

     Menurut consistency untuk menetapkan suatu kebenaran bukanlah didasarkan atas hubungan           subyek dengan realitas obyek . Sebab apabila didasarkan atas hubungan subyek ( ide , kesannya         dan comprehensional ) dengan obyek pastilah ada subyektifitasnya .
   Teori konsisten ini tidaklah bertentangan dengan teori korepondens . Kedua teori ini lebih bersifat   melengkapi . 
 

     Teori koherensi ( the coherency theory of truth ) menganggap suatu pernyataan benar bila di        dalamnya tidak ada pertentangan , bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya       yang telah diangga benar.

3. Teori pragmatisme yaitu menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai             metode project atau metode problem olving dai dalam pengajaran .
    Teori pragmatisme ( the pragmatic thery of truth) menganggap suatu pernyataan , teori atau dalil        itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia . . . . . . . . . .
     Kaum pragmatis menggunakan kriteria kebenarannya dengan keguaan ( utility ) dapat di kerjakan      ( workobility ) dan akibat yang memuaskan (satisfaktor consequnce) . Oleh karena itu tidak ada            kebenaran yang mutlak / tetap, kebenaranya tergantung pada manfaat dan akibatnya .
     Akibat / hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah :

a. sesuai dengan keinginan dan tujuan
b. sesuai dengan teruji dengan suatu eksperimen
c. ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis ( ada )

4. Kebenaran religius kebenaran tak cukup hanya di ukur dengan rasional dan kemauan individu .           Kebenaran bersifat objective , ubniversal , berlaku bagi seluruh umat manusia , karena kebenaran       ini secara onologis dan axiologi bersumber dari tuhan yang disampaikan melalui wahyu
    Nilai kebenaran mutlak yang bersuber dari tuhan itu adalah objektif namun bersifat super rasional        dan super individual . Bahkan bagi kaum religius kebenaran illahi ini adalah kebenaran terttinggi , di     mana semua kebanaran 9 kebenaran inderan , kebenaran ilmiah , kebenaran filosofis taraf dan           nilainya berada di bawah kebenaran ini : 

  Teori kebenaran sebelumnya menggunakan ala t , budi , fakta , realitas dan kegunaan sebagai      makhluk pencari kebenaran, manusia dan mencari dan menemukan kebenaran melalui agama .  Dengan demikian , sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren dengan ajaran agama atau wahyu  sebagai penentu kebenaran mutlak.

 Menurut saya kebenaran adalah sebuah penyataan yang di sesuaikan dengan apa yang ada dalam        pikiran dan realita yang ada . 
 Bahwa kebenaran itu sangat di tentukan oleh potensi subyek yang berperan di dalam penghayatan  atas sesuatu itu.


    Kebenaran itu adalah perwujudan dari pemahaman ( comperhension ) subyek tentang sesuatu terutama yang bersumber dari sesuatu yang di luar subyek itu realita, peristiwa, nilai – nilai ( norma dan hukum ) yang bersifat umum
Kebenaran itu ada yang relatif terbbatas , ada yang umum bahkan ada yang mutlak, abadi dan universal . jasmaniah , indera , dan berupa ide – ide yang merupakan pemahaman potensi subyek ( mental , rasional , intelektual ) .
Subtansi dari sebuah kebenaran adalah di dalam sebuah interaksi kepribadian manusia dengan alam semesta . Tingkat wujud kebenaran di tentukan oleh potensi subjek yang menjangkaunya
Semua teori kebenaran juga ada yang di praktekan manusia di dalam kehidupan nyata . yang mana masing masing mempuyai nilai di dalam kehidupan manusia
Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran . banyak cara telah di tempuh untuk memperoleh kebenaran , antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris . pengalaman pengalaman yang di peroleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang terkadang melampaui penalaran rasional, kejadian-kejadianyang berlaku di alam itu dapat di mengerti 

Struktur pengetahuan manusia menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam hal menangkap kebenaran . Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebut menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda . Pengetahuan inderawi merupakan struktur yang terendah . Tingkat pengetahuan yanglebih tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif. Tingkat yang lebih rendah menangkap kebenaran secara tidak lengkap, tidak terstruktur , dan pada umumnya kabur , khususnya pada pengetahuan inderawi dan nalur i . Oleh sebabitulah pengetahuan ini harus dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih tinggi.Pada tingkat pengetahuan rasional - ilmiah , manusia melakukan penataan pengetahuannya agar terstruktur dengan jelas. .

  Kebenaran adalah sebuah sebuah kesepakatan yang terjadi dan terjadi secara pernyataan yang sesuai dari idea dan pikiran. Kebenaran tersebut merupakan suatu yang sah jika di dalam kebenaran tersebut terdapat bukti – bukti yang masuk di dalam pikiran atau akal . Di dalam kebenaran tersebut adanya namanya persepsi persepsi dimana persepsi itu bukan kebenaran karena di dalam kebenran tersebut harus mempunyai bukti yang logis. .

Kebenaran tidak bisa di hindari karena di mana ada kesalaha di situ ada kebenaran kebenaran itulah yang harus kita jalanka . sampai saat ini kita di indonesia saja belum terlalu banyak orang yang tahu kebenaran . kenapa demikian ? karena manusia yang ada di indonesia menggap kebenaran itulah hasil dari kesepakatan bersama antar kelompok padahal kebenaran tersebut merupakan sebuah kata yang mempunyai arti besar di mana kebenaran tersebut harus memiliki keseimbangan atara idea dan realitas . Nah disinilah kebenaran ada. Di mana ada bukti dan jika di pikir dngan logis itu benar maka itulah kebenaran . Di indonesia saat ini haya mengetahui kebenaran hanya untuk di sepakati meski itu salah .. contohnnya dalam suatu kelompok mereka mempunyai kesepakatan bersama bahwa mencuri barang orang lain itu adalah benar dan membagikan ke pada orang yang kurang mampu . Padahal mereka tela menyepakati kalau itu benar tapi jika kita pikir bahwa itu salah
Kebenaran itu memang susah di tndaki jika hanya kesepakatan bersama. Karena kebenaran menurut orang – orang tersebut mempunyai kebedaan yang sama. Belum tentu benar untuk saya dan benar untuk dia. Malahan sebaliknya benar untuk dia belum tentu benar bagi saya. Maka kita harus meletakan kebenaran di tempat yang sebenarnya “Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam – dalamnya sehingga sampai ke dasar – dasar (akar) persoalan.”

Seperti ilmu pengetahuan lainnya, filsafat juga mempunyai objek kajian yang meliputi objek materi dan objek forma.

1. Objek Materi Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan).
2. Objek Forma Filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan tersebut                dipandang.

1 Ilmu adalah setiap kesatuan pengetahuan dimana masing-masing bagian bergantungan satu sama       lain yang teratur secara pasti menurut azas-azas tertentu. Pengetahuan adalah suatu istilah yang       digunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal sesuatu.
     Setiap ilmu adalah pengetahuan, akan tetapi setiap pengetahuan belum tentu sebagai ilmu, syarat      yang paling penting untuk keberadaan suatu pengetahuan yang disebut ilmu adalah adanya objek,      baik objek material maupun objek formal.
    Dalam ilmu pengetahuan terdapat berbagai sudut pandang untuk menilainya yang diantaranya           adalah: berdasarkan tingkat pengetahuan, berdasarkan luasnya wilayah jangkauan dan prinsipnya.     Sehingga lahirlah kajian pokok ilmu pengetahuan, yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi.
    Dalam kebeanaran filsafat tentu kita harus mengetahui tentang filsafat kebenaran karena kita             harus mengetahui kebenaran itu sendiri. Dalam hal ini filsafat kebenaran harus di pelajari oleh             manusia

4. hakikat filsafat

Hakikat filsafat adalah bertaya terus menerus , karenanya dikatakan bahwa filsafat adalah sikap bertanya itu sendiri . Dengan bertanya , filsafat mencari kebenaran . Namun , filsafat tidak menerima kebenaran apapun sebagai sesuatu yang sudah selesai . Yang muncul adalah sikap kritis , meragukan terus kebenaran yang ditemukan . Dengan bertnya , orang menghadapi realitas kehidupan sebagai suatu masalah , sebagai sebuah perntanyaan , tugas untuk digeluti , dicari satu jawabannya .
Tidak sebagaimana denga ilmu – ilmu alam yang objeknya eksak , misalnya dalam biologi akan mudah untuk membedakan kucing dengan anjing , mana jantung dan mana hati , sehingga tidak memerlukan pendefinisian secara ketat . tidak demikian hanya dengan ilmu – ilmu sosial yag objeknya abstrak , ilmu komunikasi berada dalam rumpun ilmu – ilmu sosial yang berobjek abstrak , yaitu tindakan manusia dalam konteks sosial . Kounikasi sebagai kata yang abstrak sulit untuk di definisikan . Para pakar telah membuat banyak upayahuntuk mendifinisikan komunikasi . Ilmu komunikasi sebagai salah satu ilmu sosial mutlak memberikan definisi tajam dan jernih guna menjelaskan objeknya yang abstrak itu .

Sebagaimana diutarakan , objek suatu ilmu harus terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya . Karena objeknya yang abstrak ,
Syarat obyek ilmu komunikasi adalah memiliki obyek yang sama , yaitu tindakan manusia dalam konteks sosial . Artinya peristiwa yang terjadi antar manusia . Telah diketahui ilmu komunikasi memiliki sejumlah i lmu praktika , yaitu hubungan masyarakat , periklanan , dan jurnalistik . Misalnya , jika ilmu komunikasi juga mempelajari penyampaian pesan kepada mahluk selain manusia , bagamainakah agar pesan kehumasan yang di tunjukan kepada bebatuan serta tumbuhan yang tercemar limbah perusahaan sehingga memberi respon positif mereka . Dengan kata lain , penyampaian pesan kepada makhluk selain manusia akan mencederai kriteria objek keilmuannya .
Definisi komunikasi mempunyai tiga konsep yang penting yaitu.

1. Tingkat observasi atau sederajat keabstrakannya . ’
     Yang bersifat umum defini yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang                             menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan . Yang bersifat terlalu                khusus , misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah alat untuk mengirimkan          pesan militer , perintah , dan sebagainya melalui telphone , telegram , radio dan sebagainya.

2. Tingkat kesengajaan
     Yang mensyaratkan kesengajaan , misalnya definisi yang menyatakan komunikasi adalah situasi –       situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang                   penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima . Semetara definisi yang                mengabaikan kesengajaan, misalnya dari Gode yang menyatakan komunikasi sebagai proses yang        membuat sesuatu dari semula yang dimiliki oleh seseorang atau monopoli seseorang menjadi              dimiliki oleh dua orang atau lebih .

3. Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan
      Yang menekankan keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa      komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengertian . Sedangkan      yang tidak menekankan keberhasilan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi              adalah proses transmisi informasi.
      Dengan beragamnya definisi komunikasi , sementara definisi itu diperlukan untuk                               menggambarkan objek ilmu komunikasi secara jelas dan jernih, maka pada tahun 1990-an para         teoritisi komunikasi berdebat dan mempertanyakan apakah komunikasi harus disengaja ? dan            Apakah komunikasi harus diterima (received)? Setelah beradu argumentasi , para ahli sepakat             untuk tidak sepakat dan menyatakan bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga perspektif (sudut         pandang) / paradigma yang dapat diakomodir.

   Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhi dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Karenanya, paradigma sangat menentukan bagaimana seorang ahli memandang komunikasi yang menjadi objek ilmunya.

Menurut saya hakikat filsafat komunikasi adalah sebuah kajian ilmu yang mengetahui tentang kebenaran yang ada.
Dalam hakikat filsafat komunikasi kita harus mengetahui paradigma paradigma dalam komunikasi .

1. Paradigma 1
      Komunikasi harus terbatas pada pesan yang sengaja diarahkan seseorang dan di terima oleh orang     lainnya. Paradigma ini menyatakan bahwa pesan harus disampaikan dengan sengaja, dan pesan itu harus di terima. Artinya, untuk dapat terjadi komunikasi, syaratanya harus terdapat komunikator pengirim, pesan itu sendiri dan komunikan penerima . jika pesan tidak di terima, tidak ada komunikasi , karena tidak ada manusia yang menerima pesan . jadi tidak ada komunikasi dan proses komunikasi yang merupakan kajian paradigma ini, misalnya : ketika seorang teman melambai pada kita tapi kita tidak melihat, ini bukan komunikasi yang menjadi kajiannya, karena kita selaku komunikasi tidak menerima pesan ini.

2. Paradigma
      Komunikasi harus mecakup semua perilaku yang bermakna bagi penerima, apakah disengaja atau tidak. Paradigma ini menyatakan bahwa pesan tidak harus disampaikan dengan sengaja, tapi harus di terima. Paradigma ini relatif mengenai istilah istilah komunikan penerima . biasanya dalam penggambaran model pada dua titik pelaku komunikasi dinamai sebagai komunikator mengingat keduanya mempunyai peluang untuk menyampaikan pesan, baik disengaja maupun tidak, yang di maknai oleh pihak lainnya. Atau keduanya di sebut sebagai komunikan yang dimaknai sebagai sebagai manusia pelaku komunikasi. Pada inti tersebut selama ada pemaknaan pesan yang di dalam kepada satu pihak adalah komunikasi yang menjadi kajiannya. Maka ketika kita dengan tidak sengaja melanggang di tepi jalan dan supir taksi berhenti serta bertanya. : “taksi, pak?? Ini adalah komunikasi yang menjadi kajiannya karena supir itu telah memaknai lenggangan kita yang tidak sengaja sebagai panggilan terhadapnya.

3. Paaradigma 3
     Komunikasi harus mencakup pesan – pesann yang di sampaikan dengan sengaja, namun derajat kesengajaan sulit untuk di tentukan. Paradigma ini menyatakan bahwa pesan harus disampaikan dengan sengaja, tapi tidak mempersoalkan apakah pesan di terima atau tidak. Artinya untuk dapat terjadi komunikasi, syaratnya harus terdapat komunikator, pesan dan target dan kmunikan. Ketika seorang teman melambaikan tangan tapi kita tidak melihat, ini merupakan komunikasi yang menjadi kajiannya. Pertanyaan itu. Mengapa pesan itu kita tidak menerima?
Tujuan dari filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik.
Filsafat mebawa kita kepada pemahaman dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Ada tiga kajian filsafat ilmu adalah epistimologi , ontologi , dan aksiologi.
Dalam hal informasi, filsafat membantu memberikan pengetahuannya sebagai berikut:

1. Kajian Aspek Epistemologis:
     Dalam berita hal terpenting adalah fakta. Pada titik yang paling inti dalam setiappesannya pelaporan jurnalisme mesti membawa muatan fakta. Setiap kepingan informasi mengimplikasikan realitas peristiwa kemasyatakatan. Tiap pesan menjadi netral dari kemungkinan buruk penafsiran subyektif yang tak berkaitan dengan kepentingan–kepentingan kebutuhan masyarakat. Charnley (1965 : 22.30) mengungkapkan kunci standardisasi bahasa penulisan yang memakai pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi peristiwa, yaitu akurat, seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta mengandung waktu kekinian. Hal-hal ini merupakan tolok ukur dari ”The Quality of News” dan menjadi pedoman yang mengondisikan kerja wartawan di dalam mendekati peristiwa berita & membantu upaya tatkala mengumpulkan & mereportase berita. Secara epistemologis cara-cara memperoleh fakta ilmiah yang menjadi landasan filosofis sebuah berita infotainmentyang akan ditampilkan berdasarkan perencanaan yang matang, mapan, sistematis & logis.

2. Kajian Aspek Ontologis
      Dalam kajian berita infotainment ini bahasan secara ontologis tertuju pada keberadaan berita infotainment dalam ruang publik. Fenomena tentang berita infotainmentbukan gejala baru di dunia jurnalisme. Pada abad 19, pernah berkembang jurnalisme yang berusaha mendapatkan audiensnya dengan mengandalkan berita kriminalitas yang sensasional , skandal seks , hal-hal, yang menegangkan dan pemujaan kaum selebritis ditandai dengan reputasi James Callender lewat pembeberan petualangan seks, para pendiri Amerika Serikat, Alexande Hamilton & Thomas Jeferson merupakan karya elaborasi antara fakta dan desus-desus. Tahun itu pula merupakan masa kejayaan William Rudolf Hearst dan Joseph Pulitzer yang dianggap sebagai dewa-dewa ” Jurnalisme kuning .”
Fenomena jurnalisme infotainment kembali mencuat ketika terjadi berita hebohnya perselingkuhan Presiden Amerika ”Bill Clinton- Lewinsky”. Sejak saat itu seakan telah menjadi karakteristik pada banyak jaringan TV di dunia. Di Indonesia, fenomena ini juga bukan terbilang baru. Sejak zaman Harmoko (Menteri Penerangan pada saat itu) banyak surat kabar–surat kabar kuning muncul & diwarnai dengan antusias masyarakat. Bahkan ketika Arswendo Atmowiloto menerbitkan Monitor semakin membuat semarak ”Jurnalisme kuning di Indonesia”. Pasca Orde Baru ketika kebebasan pers dibuka lebar-lebar semakin banyak media baru bermunculan, ada yang memiliki kualitas tetapi ada juga yang mengabaikan kualitas dengan mengandalkan sensasional, gosip, skandal dan lain-lain. Ketika tayangan Cek & Ricek dan Kabar Kabari berhasil di RCTI, TV lainnya juga ikut-ikut menayangkan acara gosip. Dari sinilah cikal bakalinfotainment marak di TV kita . Fenomena infotainment merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan dari dunia jurnalisme kita . Pada realitasnya ini banyak disukai oleh masyarakat dengan bukti rating tinggi ( public share tinggi )

 3. Kajian pada aspek aksiologis
      Secara aksiologis kegunaan berita infotainment dititik beratkan kepada hiburan. Pengelola acara ini menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis jurnalisme. Hal ini akan berdampak pada menundanya selera dan harapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain. Ketika etika infotainmenttelah salah langkah mencoba untuk ”menyaingkan” antara berita & hiburan. Padahal nilai dan daya pikat berita itu berbeda, infotainment pada gilirannya akan membentuk audiensyang dangkal karena terbangun atas bentuk bukan substansi.
Pengelola media melalui berita infotainment terkadang tidak lagi mempertimbangkan moral sebagai pengontrol langkah mereka sehingga begitu mengabaikan kepentingan masyarakat . Hal itulah yang terjadi dengan berita infotainment di Indonesia, beberapa kaidah yang semestinya dijalankan malah diabaikan demi kepentingan mengejar rating dan meraup keuntungan dari pemasang iklan.
Filsafat menurut arti kata, terdiri atas kata philein yang artinya cinta dan sophia yang artinya kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta artinya hasrat yang besar, atau yang berkobar-kobar, atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kenenaran yang sesungguhnya. Jadi filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati. Pengertian umum filsafat adalah ilmu pengetahan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Sedangkan berfilsafat sendiri adalah berfikir secara mendalam, menyeluruh, dan kritis inilah yang disebut berfilsafat. Kemudian, berfilsafat juga berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak terbatas ini. Berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk beretrusterang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah dijangkau. Dengan kita berfilsafat maka kita akan lebih menggunakan akal dan fikiran kita untuk mencari suatu hakikat dari kebenaran yang ada dan yang sudah kita ketahui.
Selanjutnya, karakteristik berfikir filsafat sendiri adalah meliputi karakteristik yang bersifat menyeluruh, bersifat mendasar, dan bahkan bersifat spekulatif. Maksudnya adalah bahwa seseorang dalam mereka berfilsafat itu tidak hanya ingin tahu pada satu objek saja namun ingin mengetahui seluruh objek yang belum mereka ketahui secara filsafati. Lalu seseorang yang berfikir filsafat itu tidak mau hanya sekedar menerima pendapat dari satu objek, namun ia ingin mengkaji dengan sendirinya tentang hakikat kebenaran dari suatu objek kajian. Dan dalam mereka menemukan hakikat kebenaran yang sesungguhnya, mereka membutuhkan landasan atau patokan yang menguatkan mereka dan menjadi dasar bagi mereka atas kebenaran yang mereka peroleh dari suatu objek kajian.

5. tema pokok ( kumpulan materi dari filsafat, filsafat komunikasi, hakikat dan kebenaran )

       Menurut istilah Filsafat berasal dari bahasa arab, yaitu “filasafah” menurut asal kata yang sesugguhnya, kata falsafah tersebut berasal dari bahasa yunani, yaitu philosophia, yang terdiri dari dua rangkaian kata terpisah, pertama adalah kata philo atau philien dan kedua adalah sophia, arti dari philo adalah cinta, dan sophia artinya kebeneran atau kebijaksanaan.
Pengertian filsafat menurut istilah atau secara garis besarnya adalah mencintai kebenaran. Mencintai atau kebenaran dengan kesadaran penuh di dalam perbuatannya. Manusia yang serba ingin tahu dan sadar akan menghadapi berbagai masalah yang semakin kompleks dan tantangan berat di dalam kehidupannya. Inilah yang disebut berfikir filasafatan, dalam upaya terus mencari jawaban.
Pengertian yang lebih luas tersebut menurut pendapat para filsuf yunani, antara lain :

• Plato (427 – 322 Sm ) menjelaskan bahwa pengertian filsafat yang berkaitan dengan ilmu                  pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
• Aristoteles ( 382-322 SM ) sebagai murid plato, memberikan pengertian bahwa filsafat adalah ilmu  pengetahuan yang meliputi kebenaran dan di dalamnya berisikan ilmu-ilmu metafisika, logika, etika,  ekonomi, politik, estetika, dan sebagainya.
• Al farabi (870-950 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana  hakekatnya yang sebenarnya – sebenarnya.
• Rene Descrates (1590-1650 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan dimana tuhan, alam, dan manusia  menjadi pokok penyelidikan.
• Immanuel Kant (1724 – 1804 m) filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal  dari segala ilmu pengetahuan yang tecakup di dalam 4 persoalan : meatfisika, etika, agama dan  antropologi

a. pengertian filsafat komunikasi
           menurut Onong Uchana efendy, suatu disiplin ilmu yang menelaah pemahaman secara fundemental, metodologis, sistematis, analisis kritis, dan holistik tentang teori dan proses ilmu komunikasi yang meliputi segala dimensinya.

b. Filsafat komunikasi menurut para ahli.
     filsafat komunikasi Richard Lanigan
  Richard lanigan mengatakan bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub – bidang utama menurut jenis justifkiasinya yang dapat diakomadasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan berikut ini :

- Apa yang aku ketahui ?
- Bagaimana aku mengetahuinya?
- Apakah aku yakin?
- Apakah aku benar?

Pertanyaan – pertanyaan di atas berkaita dengan penyelidikan sistematis studi terhhadap :

- Metafisika
- Epistimologi
- Aksiologi
- Logika
pengertian kebenaran dan tingkatannya
1. tingkatan kebenaran indera adalah tingkatan yang paling sederhana dan pertama di alami manusia. 

2. Tingkatan ilmiah , pengalaman – pengalaman yang di dasarkan disamping melalui indra , diolah pula dengan rasio .

3.. Tingkatan filosfis , rasio dan pikir murni , renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya

Tingkatan religius , kebenaran mutlak yang bersumber dari tuhan yang maha esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan .
Hakikat filsafat adalah bertaya terus menerus , karenanya dikatakan bahwa filsafat adalah sikap bertanya itu sendiri . Dengan bertanya , filsafat mencari kebenaran . Namun , filsafat tidak menerima kebenaran apapun sebagai sesuatu yang sudah selesai . Yang muncul adalah sikap kritis , meragukan terus kebenaran yang ditemukan . Dengan bertnya , orang menghadapi realitas kehidupan sebagai suatu masalah , sebagai sebuah perntanyaan , tugas untuk digeluti , dicari satu jawabannya .
Dalam tema tersebut saya bisa mengambil dari kesimpulan – kesimpulan diatas bahwa tentang filsafat komunikasi dan kebenaran.
Saya bisa mengambil satu idea pokok tersebut.
Dimana manusia itu sendiri harus mengetahui filsafat komunikasi dan kebenaran karena manusia harus mengetahu kebenaran yang ada dengan mengunakan realita yang sebenarnya maka kita sebagai manusia harus bisa berfilsafat karena filsafat itu sendiri adalah ilmu dari segala ilmu yang ada.
Sebagai manusia sudah seharusnya kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah membekali kita akal. Karena akal kita mampu bernalar sehingga kita menjadi mahluk berbudaya yang lebih mulia dibandingkan mahluk lainnya. Sekiranya hewan yang diberi akal oleh Allah maka kita harus khawatir, karena yang akan dilestarikan agar tidak punah bukanlah harimau jawa melainkan manusia jawa.
Salah satu bentuk syukur kita terhadap anugerah besar tersebut adalah mendaya gunakan segala potensi yang dimiliki oleh akal tersebut. Pendaya gunaan akal dapat dilakukan melalui pembelajaran filsafat. Karena dengan filsafat tersebut kita sebagai manusia mampu berfikir, bernalar dan memahami diri serta lingkungannya, dan berefleksi tentang bagaimana kita sebagai seorang manusia memandang dunia dan menata kehidupan.

   Persoalannya adalah banyak orang yang enggan untuk belajar filsafat. Penyebabnya adalah karena  adanya anggapan bahwa filsafat adalah salah satu ilmu yang sulit dipelajari dan difahami mengemukakan permasalahan tersebut muncul dikarenakan adanya kesalahan dalam memulai mempelajari ilmu tersebut. Beliau menyarankan, mulailah terlebih dahulu mempelajari pengantar filsafat, lalu ketahuilah sistematikanya, setelah itu barulah anda membaca buku-buku filsafat. Filsafat tidak sulit karena filsafat adalah pemikiran. Dan setiap orang memiliki alat untuk berfikir. Bahwa kebenaran itu sangat ditentukan oleh potensi subyek kemudian pula tingkatan validitas. Kebenaran ditentukan oleh potensi subyek yang berperanan di dalam penghayatan atas sesuatu itu. Kebenaran itu adalah perwujudan dari pemahaman subjek tentang sesuatu terutama yang bersumber dari sesuatu yang diluar subyek itu realita, perisitwa, nilai-nilai (norma dan hukum) yang bersifat umum.
Kebenaran itu ada yang relatif terbatas, ada pula yang umum. Bahkan ada pula yang mutlak, abadi dan universal. Wujud kebenaran itu ada yang berupa penghayatan lahiriah, jasmaniah, indera, ada yang berupa ide-ide yang merupakan pemahaman potensi subjek (mental, rasio, intelektual). Substansi kebenaran adalah di dalam intaraksi kepribadian manusia dengan alam semesta. Tingkat wujud kebenaran ditentukan oleh potensi subjek yang menjangkaunya. Semua teori kebenaran itu ada dan dipraktekkan manusia di dalam kehidupan nyata di mana masing-masing mempunyai nilai di dalam kehidupan manusia.

    Filsafat komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan menggunakan pendekatan dan metode filsafat sehingga didapatkan penjelasan yang mendasar, utuh, dan sistematis seputar komunikasi.
Suatu proses komunikasi akan menjadi efektif jika memenuhi syarat-syarat berikut:
Pesan harus dirancang sedemikian dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik
perhatian komunikasi.
Pesan harus menggunakan lambang yang memiliki pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
Pesan harus dapat menumbuhkan kebutuhan pribadi komunikan sekaligus menyediakan
alternatif mencapai kebutuhan tersebut
Pesan harus berkaitan dengan kebutuhan kelompok dimana komunikan berada.
filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil
dari berfikir secara radikal, sistematis, dan universal. Pengertian ini merupakan kumpulan
dari pendapat para ahli mengenai filsafat. Sedangkan kedudukan filsafat dalam
pengetahuan adalah kedudukan filsafat dalam pengetahuan itu sendiri ialah filsafatbertugas memberi landasan

        filosofis untuk minimal memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai
membekalkan kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Sebelum melakukan kegiatan komunikasi, komunikator harus memahami tentang filsafat komunikasi. Dengan pemahaman tentang filsafat komunikasi, maka komunikator dapat memahami teori maupun proses komunikasi secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistik. Dengan adanya pemahaman tersebut komunikator dapat merancang pesan yang ingin ia sampaikan secara logis, apa yang ia sampaikan juga merupakan suatu kebenaran, dan pesan yang ia sampaikan merupakan hal yang bermakna.
Maka bisa disimpulkan bahwa filsafat komunikasi sangat diperlukan dalam perencanaan sebelum kegiatan komunikasi. Sementara saat melaksanakan kegiatan komunikasi, komunikator harus mengetahui dan memahami tentang etika dalam berkomunikasi.
Etika merupakan pemahaman tentang kebaikan dan keburukan. Jika orang sudah mengetahui tentang etika dalam berkomunikasi, maka orang dapat menyampaikan pesan yang baik dan benar. Orang yang memahami etika komunikasi, akan memperhatikan segala hal, tentang baik buruknya pesan yang ia sampaikan, maupun bagaimana cara penyampaian pesan.
Orang yang mengetahui etika dalam berkomunikasi, dalam melakukan kegiatan komunikasi akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma yang sesuai dengan tempat di mana dia berada. Maka pada akhirnya etika merupakan landasan dalam melakukan kegiatan komunikasi. Dimana kegiatan komunikasi yang dilaksanakan mengacu pada filsafat komunikasi, yang terdiri atas empat pilar filsafat komunikasi.
   Bahwa kebanaran itu sangat ditentukan oleh potensi subyek kemudian pula tingkatan validitas. Kebanran ditentukan oleh potensi subyek yang berperanan di dalam penghayatan atas sesuatu itu.
Bahwa kebenaran itu adalah perwujudan dari pemahaman (comprehension) subjek tentang sesuatu terutama yang bersumber dari sesuatu yang diluar subyek itu realita, perisitwa, nilai-nilai (norma dan hukum) yang bersifat umum.
Bahwa kebenaran itu ada yang relatif terbatas, ada pula yang umum. Bahkan ada pula yang mutlak, abadi dan universal. Wujud kebenaran itu ada yang berupa penghayatan lahiriah, jasmaniah, indera, ada yang berupa ide-ide yang merupkan pemahaman potensi subjek (mental,r asio, intelektual).
Bahwa substansi kebenaran adalah di dalam antaraksi kepribadian manusia dengan alam semesta. Tingkat wujud kebenaran ditentukan oleh potensi subjek yang menjangkaunya.
Semua teori kebanrna itu ada dan dipraktekkan manusia di dalam kehidupan nyata. Yang mana masing-masing mempunyai nilai di dalam kehidupan manusia. .

6. Manusia sebgai mahkluk simbolik.
   Manusia adalah makhluk sosial. Manusia memiliki sistem simbol dalam berkomunikasi, sehingga manusiapun tidak hanya di katakan sebagai makhluk sosial. , tetapi juga sebagai makhluk simbolik.
Interaksi simbolik merupakan suatu aktivitas yang menjadi chiri khas manusia, yaitu komunikasi dan pertukaran simbol ang di beri makna . 

Sesuai dengan pemikiran – pemikiran mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi simbolik adalah :

a. Mind (pikiran ) kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama,  di mana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain

b. Self ( diri sendiri ) kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang  atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori  sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri ( the self ) dan dunia luarnya.

c. Society ( masyarakat ) hubungan sosial yang di ciptakan, di bangun , dan di konstruksikan oleh tiap  individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada  akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakat.
 Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain:

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia
 teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi
 dimana asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut : Manusia, bertindak, terhadap, manusia, lainnya  berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka, Makna diciptakan dalam interaksi antar  manusia, Makna dimodifikasi melalui proses interpretif .

2. Pentingnya konsep mengenai diri (self concept)
 didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya dengan cara antara lain : Individu-individu  mengembangkan konsep diri melalui nteraksi dengan orang lain, Konsep diri membentuk motif yang  penting untuk perilaku
 didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya dengan cara antara lain : Individu-individu  mengembangkan konsep diri melalui nteraksi dengan orang lain,

3. Konsep diri membentuk motif yang penting untuk perilaku
 Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai keteraturan dan perubahan dalam proses  sosial. Asumsi-asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah : Orang dan kelompok masyarakat  dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial
 interaksi simbolik berkaitan dengan hubungan antara kebebasan individu dan masyarakat, dimana  asumsi ini mengakui bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada  akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. Fokus  dari tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai keteraturan dan perubahan dalam proses sosial.  Asumsi- asumsi yang berkaitan dengan tema ini adalah:

1. Orang dan kelompok masyarakat dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial,
2. Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.
 Tujuh asumsi karya Herbert Blumer

a. Manusia bertindak terhadap orang lain berdasarkan makna yang diberikan orang lain pada mereka,
b. Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia
c. Makna dimodifikasi melalui sebuah proses interpretif,
d. Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain,
e. Konsep diri memberikan sebuah motif penting untuk berperilaku,
f. Orang dan kelompok-kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial,
g. Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.

            Manusia sebagai makhlu simbolis menurut saya, manusia sebagai makhlu simbolis adalah di mana manusia mempunyai suatu kelebihan yang terdapat dalam dir manusia atau masyarakat yang bisa mengidentifikasi sebuah simbol atau tanda dari manusia.
Setelah kita mengetahui apa itu manusia sebagai makhluk simbolik kita ke prinsip – prinsipnya. Yaitu :

1. Manusia, tidak seperti hewan lebih rendah, diberkahi dengan kemampuan berpikir. Manusia dan hewan adalah makhluk hidup, tetapi manusia diberkahi dengan kemampuan berpikir, sedangkan hewan tidak. Oleh sebab itu, setiap manusia dapat berinteraksi dengan hal-hal di sekelilingnya dengan menggunakan aturan seperti saat seseorang melakukan kesalahan kepada orang lain, dia harus meminta maaf kepada orang tersebut. Akan tetapi, hewan tidak perlu meminta maaf kepada hewan lainnya ketika melakukan kesalahan, karena hewan tidak memiliki akal untuk berpikir bahwa mereka harus berinteraksi dengan hewan lainnya dengan menggunakan aturan.

2. Kemampuan berpikir dibentuk oleh interaksi sosial. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang memang sudah diberikan oleh sang pencipta, tetapi kemampuan berpikir manusia tersebut dapat terbentuk dan semakin berkembang melalui interaksi sosial. Dalam berinteraksi, manusia menggunakan akal mereka untuk memahami hal-hal yang ada di sekeliling mereka dan melalui pemahaman tersebut kemampuan berpikir manusia terbentuk dan semakin berkembang.

3. Dalam interaksi sosial, manusia mempelajari makna dan simbol yang memungkinkan mereka menerapkan kemampuan khas mereka sebagai manusia, yaitu berpikir. Manusia berpikir untuk menginterpretasi makna dari simbol-simbol yang mereka temukan dalam kehidupan mereka. . . . . .

4. Makna dan simbol memungkinkan manusia melanjutkan tindakan dan interaksi yang khas manusia. Makna dan simbol yang telah diinterpretasi melalui berpikir oleh manusia kemudian dilanjutkan dengan tindakan dan interaksi-interaksi selanjutnya yang kemudian menjadi kebiasaan manusia dalam sehari-harinya.

5. Manusia mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan interpretasi mereka atas situasi. Dengan berpikir pula, manusia kemudian tidak hanya menginterpretasi makna dan simbol dalam kehidupan mereka, tetapi juga memodifikasi atau mengubah makna dan simbol tersebut, atau bahkan menciptakan simbol-simbol mengenai hal-hal yang ada di sekeliling mereka.

6. Manusia mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri sendiri, yang memungkinkan mereka memeriksa tahapan-tahapan tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif, dan kemudian memilih salah satunya. . . .

7. Pola-pola tindakan