PERKEMBANGAN MEDIA
Perkembangan Media Cetak dan Elektronik
- Perkembangan Media Cetak.
Mulanya perkembangan sebuah media diawali dengan munculnya media cetak. Munculya ide – ide dalam teknologi media memunculkan persaingan yang justru membuat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin maju. Berkembangnya teknologi juga turut membawa perubahan sosial dlam kehidupan bermasyarakat serta mempengaruhi format atau bentuk-bentuk yang muncul di media. Misalnya saja, kita dapat melihatnya dalam bidang advertising. Jaman dulu, ketika teknologi media cetak masih belum berkembang, iklan dibuat dengan menggunakan teknologi mesin tik, sedangkan gambar-gambar iklan dibuat secara manual dengan menggunakan pena. Perkembangan teknologi sekarang memudahkan orang untuk membuat iklan dengan lebih atraktif. Menggunakan teknologi komputer, iklan suatu produk dapat didesain dengan menggunakan grafis dan dicetak menggunakan printer. Akan tetapi, perkembangan teknologi tidak mempengaruhi isi dari apa yang muncul di media. Misalkan, bagaimana isi berita atau iklan tidak ada yang berubah, kecuali bentuk atau formatnya
Perkembangan teknologi media cetak berkaitan dengan perkembangan media cetak itu sendiri seperti surat-surat kabar, koran, majalah, dan lain-lain. Munculnya majalah-majalah bertemakan politik mewarnai peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi sejarah kehidupan masyarakat. Isi dari media cetak memang sejak dulu hingga kini banyak dipengaruhi oleh berbagai isu penting mengenai peristiwa yang terjadi. Hal inilah yang memunculkan jurnalisme media cetak. Pada akhirnya, perkembangan media cetak seperti majalah tidak melulu berisikan dunia perpolitikan, namun juga tentang kesenian, kebudayaan, cerita pendek, , atau artikel-artikel opini.
Perkembangan teknologi media cetak memang memudahkan masyarakat untuk mendapat informasi, namun di satu sisi juga memunculkan suatu masalah baru. Ideologi liberalisme yang berkembang melahirkan adanya freedom of the press, freedom of the speech, dan freedom of expression. Dengan begitu isi dari media yang muncul tidak dapat dikontrol. Padahal media sering memuat peristiwa-peristiwa yang terkait isu-isu penting yang sensitif, seperti agama, suku, dan ras. Selain itu, hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat, seperti yang berbau seksual misalkan, lebih mudah diakses oleh anak-anak di bawah umur.Jurnalisme media cetak mencapai puncak kejayaannya ketika berbagai majalah dan surat kabar mulai menyertakan fotografi di halamannya untuk menguatkan isi berita yang dimuat. Dengan begitu audience yang menjadi sasaran mereka pun meluas. Sebuah perusahaan surat kabar biasanya akan mendapat untung besar jika terdapat tulisan yang memungkinkan menjadi sesuatu yang sensational, atau berpeluang menjadi ‘ramai’ dibicarakan. Peristiwa-peristiwa kriminal, berbagai skandal pemerintah, bencana yang dialami manusia, informasi selebriti, merupakan berita-berita yang sangat sering meramaikan kolom-kolom surat kabar, bahkan hingga di era modern seperti saat ini. Surat kabar juga meliputi berita-berita lokal, nasional, maupun internasional, serta mencakup editorial, opini, kritikan, atau komentar-komentar dari pembaca. Masalahnya adalah jumlah audience dari surat kabar justru menurun di level usia yang lebih rendah. Biasanya anak-anak, remaja, atau anak-anak muda pada umumnya lebih menyukai membaca majalah atau menonton televisi daripada membaca surat kabar.
Sebagai salah satu media massa yang modern, majalah sekarang lebih fokus pada audience yang telah tersegmentasi menurut kepentingan atau interest masing-masing, misalkan majalah olahraga, majalah remaja, majalah khusus wanita, majalah otomotif, majalah bisnis-ekonomi, dan sebagainya. Setiap penemuan teknologi media tentunya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Kelebihan dari perkembangan teknologi media cetak, surat kabar khususnya, yaitu dapat meningkatkan pendidikan masyarakat, menurunkan jumlah buta huruf, pendapatan dan kualitas hidup pun meningkat.
Selain itu, kemudahan akan mendapat informasi ini menjadikan tingkat pengeluaran lebih rendah. Kemajuan teknologi menjadikan media cetak tidak harus berupa kumpulan kertas yang berisikan tulisan. Jurnalisme media cetak, seperti surat kabar, mencapai puncak masa kejayaannya pada tahun antara 1890-1920.Munculnya teknologi internet menjadikan media cetak seperti surat-surat kabar, koran, atau majalah dapat diakses melalui World Wide Web. Justru dengan online internet, berita-berita media cetak menjadi lebih up-to-date dan lebih cepat diterima oleh masyarakat. Selain itu, perusahaan-perusahaan surat kabar dapat menjangkau audience lebih luas. Dapat ditambahkan juga, internet juga lebih membuka peluang kerja sama antara perusahaan media cetak dengan perusahaan penerbit.
- Perkembangan Media Elektronik ( Televisi, Radio dan Internet )
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Mungkin susah untuk dipercaya. Namun, penemuan cakram metal kecil berputar dengan banyak lubang didalamnya yang ditemukan oleh seorang mahasiswa di Berlin-Jerman, 23 tahun, Paul Nipkow [1883], merupakan cikal bakal lahirnya televisi.
Tahun 1920, para pakar lainnya seperti John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins, menggunakan piringan Nipkow ini untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, dan penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Saat itu belum ditemukan Cathode Ray Tube [CRT]. (Televisi Mekanik)
Vladimir Zworykin, merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA [Radio Corporation of America]. Sarnoff banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Insinyur lain, Philo Farnsworth, juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya, dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem elektronik.