ARSIP BULANAN : December 2016

HIDUP TURUN TEMURUN SINGKONG

14 December 2016 09:16:16 Dibaca : 20

Siang itu, sabtu (10/16), mendung menggantung di langit kampung mandiri sebagian warga masih menganut ajaran penghayat.
Warga kampung mandiri hidup turun temurun dengan makanan utama : nasi singkong. Mereka patuh dan menghormati adat istiadat peninggalan para leluhur. Kisah tentang makanan pokok warga kampung mandiri bisa ditelusuri puluhan tahun ke belakang. Mereka mengomsumsi makanan pokok yang diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang mereka, tepung rasi yang diolah dari singkong Menurut pak martinus, salah satu Om saya di kampung tersebut, mereka mengomsumsi rasi sebagai wujud rasa cinta pada tanah leluhurnya.
“Biar tak punya sawah kami bisa hidup, Biar tidak makan nasi, kami bisa kuat.” Kata pak martinus. Pohon singkong karet, saat itu, tumbuh liar di kampung tersebut. Mungkin juga belum diolah dengan semestinya, sehingga warga yang keracunan namun lama kelamaan, mereka paham bahwa racun yang ada di dalam singkong karet harus dikeluarkan. Seiring dengan perkembangan zaman, umbi singkong itu diolah agar konsumennya terbebas dari ancaman keracunan. Ampas singkong dari pembuatan aci atau kanji dijemur samapai kering kemudian digiling sehingga berbentuk berasan. Hasil gilingan tersebut di jual di pasar biasa harganya mencapai 50.000 per bungkus dan bahan ini juga biasa dimasak jadi nasi disantap bersama daging, ikan dan telor, juga sayur-sayuran. Sedangkan makananbayi dan balita adalah asi dan bubur terigu, mereka diperkenalakan dengan makanan pokok tersebut ketika menanjak dewasa.
Di desa itu memang tidak terlihat sawah. Dan pak martinus juga memelihara sapi satu-satunya, Pak martinus berumur 59 tahun dan istrinya berumur 57 serta anak-anaknya yang masih berumur 7 tahun dan 13 tahun mereka masih mengonsumsi beras rasi. Mereka menjalani hidup apa adanya ,seperti yang diwariskan oleh nenek moyang, dalam hal agama pun , mereka hanya mengenal kepercayaan penghayat. Keseharian mereka adalah berkebun dekat rumahnya. Hampir setiap hari pak martinus berangkat ke kebun singkong dari matahari terbit sampai terbenam.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong