Langkah seorang Muslimah
Siapapun kita di masa lau, bukan berarti kita tidak pantas untuk menjadi muslimah yang lebih baik, semua orang pernah nakal sebelum menjadi baik, tapi itu lebih baik dari pada pernah baik kemudian menjadi nakal, berhijrah ke jalan Allah bukan hanya untuk mereka yang terlihat baik, tapi untuk mereka yang benar-benar ingin menjadi lebih baik di mata Allah.
Nur Ainun Magfirah, biasa dipanggil Fira, seorang wanita yang terpilih dari berbagai jenis wanita, ia terlahir dari keluarga yang sederhana dan berstatus broken home, tapi, status kedua orang tuanya yang telah memiliki keluarga baru bukanlah menjadi salah satu alasan kenapa ia memutuskan untuk berhijrah, melainkan dari sebuah perasaan nyaman dan terjaga yang mulai timbul saat ia pertama kali menggunakan pakaian cadar milik senior asramanya.
Berada pada proses hijrah bukanlah suatu proses yang mudah untuk seorang Ainun Magfirah, mengingat bagaimana perilakunya sebelum ia memutuskan untuk berhijrah dulu. Sebuah perasaan yang sering goyah akan niatnya berhijrah tidak dapat ia hindari waktu itu, sehingga membuat ia melaksanakan sholat istikhara (sholat meminta petunjuk) untuk yang pertama kalinya, tapi sayang, permohonannya waktu itu tidak terjawab oleh Allah Swt.
Untuk lebih meyakinkan niatnya, maka Fira memutuskan untuk memperdalam pengetahuannya tentang hukum bercadar, entah itu lewat berdiskusi langsung dengan para ustad dan ustadjah, ataukah dengan mendengar ceramah singkat tentang hukum bercadar dari para ulama-ulama lewat media social. Banyak para ulama yang berpendapat bahwa hukum bercadar itu sunnah, tapi ada juga para ulama yang berpendapat bahwa hukum bercadar itu wajib, sehingga pro dan kontra pada hukum ini membuat fira sedikit bingung, hingga suatu saat ia mendengar ceramah singkat dari Dr. Zakir Naik yang mengatakan bahwa hukum bercadar itu sunnah bukan wajib. Setelah ia mendengar ceramah singkat itu, ia bagaikan dihadapkan oleh sebuah cahaya yang begitu terang yang membawa sebuah kedamaian di dalam hatinya sehingga membuat ia benar-benar yakin dengan keputusannya dalam berhijrah.
Setelah Fira berhasil untuk memperkuat niatnya, maka Fira memutuskan untuk mengambil langkah selanjutnya, di mana ia harus meminta restu dari anggota keluarganya, agar proses berhijrahnya ini benar-benar mendapatkan Ridho dari Allha Swt. Tapi, lagi-lagi langkah Fira mendapatkan sebuah rintangan, bagaikan Games yang setiap naik level pasti ada saja sebuah rintangan yang menunggu, dimana niat baiknya ini membuat kedua orang tuanya yang sudah resmi bercerai beradu pendapat, di mana ibunya sangat mendukung niat baik anak keduanya, tapi berbeda dengan keputusan dari sang ayah, di mana ayahnya begitu menentang keputusannya dalam berhijrah.
Awalnya sebuah perasaan putus asa mulai menghampirinya, tapi, lagi dan lagi Fira memutuskan melaksanakan sholat istikharah untuk kedua kalinya. Tepat pada malam hari setelah fira melaksanakan sholat istikharah, permintaan petunjuk Fira terjawab melalui sebuah mimpi, dimana saat itu Fira nampak sedang beradu pedang dengan sang ayah di tempat yang sangat gersang, saat itu ia hampir saja kalah, tapi tiba-tiba saja ia mendapatkan sebuah kekuatan sehingga satu hantaman membuat pedang sang ayah jatuh begitu saja di atas tumpukan pasir. Dalam waktu kira-kira seminggu setelah permohonan fira terjawab, ayahnya yang tiba-tiba muncul dihadapan asramanya dengan sebuah senyuman dan mengatakan bahwa, ayahnya benar-benar sudah merestui niat berhijrahnya membuat Fira benar-benar merasa sangat bahagia, tapi ada satu kesepakatan yang dibuat ayahnya dan itu harus dipatuhi oleh fira, yaitu tetaplah Istiqomah dalam niatnya itu.
setelah ia berhasil pada langkah keduanya, maka ia benar-benar menuju pada langkah akhir, yaitu melaksanakan apa yang sudah ia yakinkan selama ini tepat pada hari ke enam bulan Ramadhan 2016 dengan iringan Bismillahirrohmanirrohim…
“Jika seseorang telah berubah, maka jangan ungkit masa lalunya, kita tidak pernah tau seberapa sulit ia melupakan masa lalunya itu” tutur fira dari balik cadarnya.