PERJUANGAN WANITA TUA
Â
Siang hari saat mata kuliah kosong, para mahasiswa yang sedang sibuk dengan kesibukanya masing-masing. Datang wanita tua yang menenteng kantong plastik yang berisi air mineral dan tempat kue yang di dalamnya berisi makanan yang terbuat dari sagu. Sebut saja namanaya Ibu Maryam Ahmad yang usianya 50 tahun. Wanita tua yang keseharianya menjual makanan yang terbuat dari sagu tersebut, dijualkanya di sekolah-sekolah dan di kampus, Ia memiliki 3 anak dan suami yang sekarang tinggal satu rumah di Kabila, Kota Gorontalo.
Pertama kali wanita ini berjualan tahun 2012. Sebelum berjualan, suaminya yang bernama Pak Anton bekerja sebagai penjual Es Keliling,dan wanita ini hanya tinggal di rumah dan mengurusi anak-anak. Kedua anaknya sekolah, anak pertama yang melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Gorontalo jurusan Manejemen Pendidikan. Keluarga ini sangat sederhana, dan pemanpilan mereka biasa-biasa saja.
Tahun 2010 musibah datang pada suaminya, Ia terserang penyakit dan saat itu mulai sakit-sakitan walaupun tidak terlalu parah, suaminya tetap berjualan Es keliling. Ia tidak memperduliakn dengan kesehatanya, padahal penyakit yang dideritanya semakin parah.
Seiring berjalnya waktu, lelaki tua 55 tahun yang masih sakit ini, tetap melanjutkan pekerjaanya bernjualan Es Keliling. Saat memasuki tahun 2011, dimana Suami dari wanita itu mulai sakit parah, dan sejak itu suaminya memutuskan berhenti bekerja menjula Es Keliling. Saat sakit parah, anak pertamnaya sudah selesai kuliah. Sekarang, wanita tua inilah yang harus menjadi tulang punggung keluarganya dan membiayayi sekolah anaknya.
Sejak tahun 2012 itulah, wanita tua ini memutuskan berjualan makanan yang terbuat dari sagu, yaitu makanan yang sederhana yang dibungkus dengan daun pisang, sebut saja namanya Ilabulo. Alasan wanita tua ini memutusakan berjualan Ilabulo, karena suami yang sedang sakit parah dan tidak dapat bekerja lagi seperti biasanya. Pertama kali wanita ini berjualan Ilabulodi pasar-pasar. Sejak itu,wanita ini hanya mempunyai modal 50.000 Rp, dan modal yang didapatkanya itu di olah kembali, sekarang wanita ini sering berjualan di sekolah, dan dikampus setiap harinya. 4 tahun berjualan Ilabulo, wanita tua ini menggunakan sepeda setiap hari untuk berjualan. Penghasilan setiap berjualan Ilabulo yang di dapatkantidak seberapa dengan kebutuhan yang diperlukan, setiap hari pendapatanya 350.000 Rp kadang-kadang tidak sama hasil pendapatanya dengan hari-hari yang lain.
Dengan pendapatan berjualan Ilabulo setiap harinya, wanita tua bisa melanjutkan kedua anaknya bersekolah. Buktinya, sekarang anak keduanya sedang melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Gorontalo jursan PPKN, dan anak ketiganya kelas 3 SMP. Begitulah setiap harinya wanita ini bekerja untuk tetap menyekolahkan ankanya, demi memenuhi kebutuhan keluarganya, wanita tua inilah yang sekarang menjadi tulang punggung keluarga, menggantikan suaminya yaang tidak dapat bekerja lagi.
Sekarang anak pertamanya sudah bekerja di SMK 3 Bone, yaitu sebagai Guru Honor.Harapan Ibu Maryam untuk anan-anaknya, yaitu bisa melihat ke 3 anakanya sukses. Walaupun, dirinya tidak mempunyai pendidikan yang setingkat dengan anaknya. Ia sudah cukup bahagia. Karena, Ia tidak ingin anaknya sama seperti hidupnya.
Dengan melihat cerita di atas tentang kehidupan seorang wanita penjual Ilabulo, kita diajarkan agar memiliki kesabaran dan semangat walaupun hidup sederhana dan pas-pasan. Untuk melihat orang yang kita sayang bahagia. Karena, kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan. Keyakianan dan usaha yang membuat kita akan mendapatkan kebahagiaan itu