Merantau Demi Masa Depan Keluarga
Berjalan jauh di tengan terik matahari sembari menawarkan sepatu kepada setiap orang yang ditemui. Serta memikul beban yang begitu berat berupa tas besar berisikan sepatu. Begitulah pekerjaan Dadang Purjaya, seorang penjual sepatu keliling yang berasal dari Desa Cibahayu, Kecamatan Kadipaten, Tasikmalaya, Jawa Barat. Yang kini merantau di Kota Gorontalo.
Di Kota Gorontalo Dadang tingal di kost. Tepatnya di jalan Rambutan, Desa Buladu, Kecamatan Kota Barat. Persaingan yang begitu ketat dengan toko-toko sepatu di Kota Gororontalo, membuat Dadang harus tetap berkeliling setiap hari untuk menawarkan dagangan sepatunya. Seharinya Ia biasa berhasil menjual 2 atau 3 pasang sepatu. Ya, hanya 2 atau 3 pasang sepatu, bahkan pernah sesekali Ia tidak berhasil menjual satu pasangpun.
“ Pernah tuh, gak ada yang beli biar cuma sepasang “ begitulah ungkapnya, mengenang hari itu.
Dalam berjualan sepatu, begitu banyak rintangan yang Dadang rasakan. Bukan hanya panasnya sinar matahari di siang bolong, lelahnya berjalan jauh seorang diri, Dadang juga merasakan betapa rindunya dan betapa beratnya jauh dari sosok keluarga yang ia cintai. Indri Assari istri tercinta, Dede Basyar dan Fery Sahardika kedua putra Dadang yang sekarang duduk di bangku SD, serta Ira Rahayu yang sekarang berkuliah di Universitas Pasundan Bandung, adalah keluarga tercinta yang selalu ia rindukan dan sebagai sumber motivasi dalam hidupnya.
Sebelum menjadi penjual sepatu di Gorontalo, Dadang juga pernah menjadi seorang ojek di Papua. Tetapi karena di daerah tersebut banyak pereman yang sering memalaknya serta mengancam akan dibunuh jika Dadang tidak memberikan uang, sehingga ia pun memilih berhenti menjadi seorang ojek dan beralih menjadi penjual sepatu seperti sekarang ini.
“ Dulu sih pernah saya juga jadi ojek di Papua. eeuuh, tapi orangnya mah nakal-nakal suka malakin, suka ngancem mau ngebunuh. Padahal lumayan penghasilannya, setengah hari aja bisa dapet sampe 200.000-eun (sekitar 200.000). yah, terpaksa dari pada tekor dipalakin terus, mendingan pindah kerja aja gitu “ ceritanya dengan logat sunda-nya.
Temannya yang telah lama berjualan sepatu mengajaknya ke Gorontalo karena dinilai lebih aman. Terbukti selama bertahun-tahun ia berjualan di Gorontalo tidak ada seorangpun yang mengganggunya. Hal inilah yang membuat ia bertahan di Gorontalo.
Dadang memilih pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lain dikarnakan hanya itulah yang ia bisa kerjakan. Sebab ia hanya lulusan SD. Semangat bekerja ia lakukan, tidak lain untuk memberi nafkah kepada istri dan anaknya yang ia tinggal. Serta demi membiayai anak-anaknya untuk mengenyam pendidikan. Yang diharapkan dapat menggubah nasib keluarganya.
“Cuma lulusan SD ya mau kerja apa aja yang penting halal, yang penting bisa nafkahin anak istri, bisa nyekolahin anak-anak sampai sarjana biar gak kaya bapaknya yang ninggalin anak istri untuk cari uang “ kata-katanya, penuh harapan.
Dadang sangat mengharapkan meskipun sekeras dan sesusah apapun pekerjaan yang ia lakukan, dengan ia menyekolahkan anak-anaknya, bisa membuat anak-anaknya sukses. Sehingga dapat mengubah masa depan keluarga yang lebih mapan.
Di tulis oleh M. Rahmatul Fajar
NIM 291416085