ARSIP BULANAN : December 2016

Anak Emas Gorontalo

17 December 2016 20:04:08 Dibaca : 69

     Nur Mohamad Halukoy, orang-orang memanggilnya dengan sebutan amat. Amat adalah salah satu atlet karate yang telah membawa nama harum Gorontalo di tingkat nasional. Dia terlahir dari keluarga sederhana. Anak ke-2 dari pasangan Daud Halukoy dan Warni Abdullah ini berkeinginan menjadi seorang atlet terkenal dan menjadi seorang pelatih yang handal. Ayahnya yang hanya berfrofesi sebagai pedang, ibunya seorang urt sangat mendukung niat anaknya. Dengan melihat semangat anaknya ini, membuat ayahnya pun berinisiatif mendaftarkan amat ke salah satu tempat latihan yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
      Amat mulai berlatih karate sejak kelas 3 sd. Karate merupakan olahraga yang disukai sejak ia kecil. Menurutnya, karate merupakan cabang olahraga yang cocok dengan dirinya "saya ingin jadi seorang pelatih yang handal dan ingin membawa nama harum Gorontalo" ujar amat, ketika ditanyakan kenapa memilih olahraga yang sedikit ekstrim ini. Hampir setiap harinya dia berlatih dengan keras mulai dari ia pulang sekolah hingga sore menjelang magrib.
      Pertama kali amat mengikuti pertandingan karate yaitu pada tingkat sd, dia meraih juara pertama. Dia tidak menyangka bahwa akan mendapatkan juara pertama, mewakili provinsi Gorontalo yang pada waktu itu kejurnasnya di Jakarta. Usahanya selama ini tidak sia-sia, keinginanya pun terwujud. Namun, tidak sampai di situ dia sudah beberapa kali mengikuti turnamen tingkat nasional, alhasil dia telah meraih beberapa piala dan meraih sekitar 17 medali. Amat pernah meraih medali emas pada kejurnas PPLP di kota palembang tahun 2015 dan itu merupakan suatu kebanggaan bagi Gorontalo.

     Tidak hanya itu prestasi lain yang pernah ditorehkan amat yaitu, dia pernah meraih perak pada kejurnas O2sn di jakarta, meraih perunggu pada kejurnas popnas di kota kembang bandung dan masih banyak lagi prestasi lain yang pernah diraih. Ketika umurnya 15 tahun, ia pernah ditawari pergi ke Thailand untuk jalan-jalan. Namun amat menolak tawaran tersebut, karena menurutnya waktu itu umurnya masih belum matang dan dia tidak mau pisah dari kedua orangtuanya.
    Dengan banyaknya prestasi yang dia catat membuat dirinya telah mengelilingi beberapa daerah yang ada di Indonesia. Diantaranya Jakarta, Bandung, Palembang, Medan, Makassar dan Manado. Daerah yang paling sering dia kunjungi untuk mengikuti turnamen yaitu Ibukota Jakarta, hampir sekitar 10 kali dia bolak-balik ke Jakarta dalam rangka mengikuti turnamen.
    Namun, dibalik kesuksesannya dalam meraih juara, tidak lepas dari itu semua dia pernah mengalami pengalaman yang mengecewakan, yaitu pada saat kejuraan di bandung. Ketika sudah memasuki babak semifinal dengan tidak sengaja dia melakukan kesalahan. Selain itu kekecewaan lain yang pernah dialaminya, ketika mengikuti perlombaan di Manado ternyata lawannya tidak sesuai dengan umurnya dan lebih dewasa darinya. Namun, itu semua tidak membuat dirinya takut malah membuatnya lebih percaya diri.
       Sampai dengan saat ini dia masih sering berlatih. Keinginanya satu demi satu mulai terwujud. Dia pernah menjadi seorang pelatih di salah satu tempat latihan yang ada di kota Gorontalo dan sekarang dia sudah memegang sabuk hitam. Semua itu tidak dilalui amat dengan mudah, banyak proses yang dia lewati yang dihadapi dengan pahit manisnya kehidupan.

Tak lupa, amat selalu memotivasi orang lain untuk terus “Disiplin Berlatih Untuk Meraih Prestasi”.

 

 

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong