Jurnal Kajian Strategi

04 February 2020 14:12:41 Dibaca : 1681

STRATEGI MEDIA

TUGAS INDIVIDU

Oleh :

Azkar Latjompoh

(291418100)

 

Judul Jurnal : Kajian Strategi Dan Program Perbaikan Operasionalisasi Dari Milk District Model Nestle Di Jawa TimurJudul : Jurnal Kajian StrategiVolume : Buletin Peternakan Vol. 35(2): 124 – 136, juni 2011Tahun : 2011Penulis : Bambang Ali NugrohoReviewer : Azkar LatjompohTanggal Terbit Jurnal : Juni 2011 ABSTRAKPenelitian ini  bertujuan  untuk  mengeksplorasi  pengembangan  milk district  model Nestle di  Jawa Timur. Data sekunder  tentang  perkembangan  persusuan di Jawa Timur digunakan  untuk menganalisa  faktor  internal  dan  eksternal. Metode  analisa  SWOT  digunakan  untuk mengevaluasi  kondisi  perkembangan  persusuan  di Jawa Timur  saat  ini dan digunakan  untuk  membuat  rekomendasi  strategi  untuk  mengembangkan  milk  district  model.  Dalam  pengertian sederhana,  komponen  dari  milk  district  model  Nestle  meliputi:  a)  melakukan  kesepakatan  dengan  peternak  untuk melakukan  pengumpulan  susu segar dua kali setiap hari, b) membangun chilling centers dan collection points di desa, c) melakukan  pengaturan  transport  susu  segar  dari  collection  centers  ke  industri  pengolahan  susu  (IPS),  dan            d) mengimplementasikan  program  perbaikan  kualitas  susu  segar.  Pada  realitanya membangun  milk  district model  bukan merupakan  core  business  atau  core  competence  dari  Nestle,  akan  tetapi  mutlak  dibutuhkan  perintisan  untuk  membangunnya. Setelah dilakukan upaya perintisan maka pada perkembangan selanjutnya para peternak akan mampu mengorganisir diri mereka sendiri untuk memproduksi susu segar. Sekali pihak Nestle mengembangkan kapasitas para peternak  lokal, maka  keterampilan  mereka akan  dipergunakan  seterusnya untuk  mengembangkan  usaha sapi  perah.Nestle telah mencoba untuk mengintroduksikan berbagai jenis sistem insentif untuk menunjang upaya pengembangan kapasitas  para peternak  untuk  menjamin agar  mereka  memiliki  tanggung  jawab  pribadi (self  responsibility)  dalam proses budidaya sapi perah. Kegiatan proses budidaya sapi perah harus secara nyata memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan produktivitas, kualitas produk, serta aspek keamanan produk, yang kesemuanya akan memberikan manfaat bagi Nestle.

 

PENDAHULUAN

Usaha  sapi perah  di Jawa  Timur  telah  ber-kembang  sebagai  usaha  keluarga  sejak  masa penjajahan,  dengan  mendatangkan  sapi  perah  FH dari  Belanda.  Kemudian  pada  tahun 1970,  usaha sapi perah berkembang menjadi usaha swasta skala menengah,  tetapi  hanya  terdapat  secara  terbatas pada  wilayah-wilayah  tertentu.  Pada  tahun  1978, pemerintah  melakukan  gerakan  perkembangan usaha  sapi  perah,  yang  diawali  dengan  kebijakan penanaman  modal  asing  (PMA)  dalam  bentuk industri pengolahan susu (IPS), sedangkan budidaya sapi perah tertutup bagi  modal asing. Selanjutnya, pada  tahun  1980,  pemerintah  menerbitkan  Surat Keputusan  Bersama  (SKB)  tiga  menteri  yang  mengatur  bahwa kegiatan  usaha sapi  perah merupakan usaha rakyat dan dikembangkan melalui koperasi  serta  koperasi  mewakili  peternak  dalam kerjasama pemasaran susu dengan IPS. Empat  pelaku  utama  industri  sapi  perah dalam  dua  dekade  terakhir  ini  adalah  industri pengolahan susu, koperasi susu, peternak rakyat dan perusahaan sapi perah swasta yakni skala menengah dan  skala  besar.  Masing-masing  pelaku  ini  telah memberikan sumbangan yang berarti bagi produksi  susu segar dan susu olahan bagi masyarakat, namun beban masyarakat masih  lebih besar  dibandingkan keuntungan  yang  diperoleh.  Para  ahli  menilai bahwa  peran  pemerintah  selama  ini  melalui  ber-bagai regulasi menjadi sebab pertumbuhan produksi menjadi lambat, terjadi perkembangan bentuk pasar oligopoli dan teknologi yang statis serta melestari-kan budidaya yang tidak efisien.  Produksi susu di wilayah Jawa Timur saat  ini mencapai sekitar 600 ton per hari. Dari jumlah itu 410 ton dipasarkan ke PT Nestle, 40 ton ke PT Imdi di  Pandaan,  21  ton  ke Industri  Pengolah  Susu di Jakarta, 10 ton ke GKSI Jawa Tengah, 30 ton ke PT Greenfield,  dan sisanya  sekitar  9  ton per  hari di-proses sendiri oleh koperasi melalui Pusat Koperasi Industri  Susu  (PKIS)  Sekar  Tanjung  yang merupakan gabungan enam koperasi primer di Jawa Timur.

METODE PENELITIAN

Materi yang  digunakan dalam  penelitian ini adalah  data  sekunder  tentang  perkembanganpersusuan dan hasil in-depth interview terhadap key-informants  di  Jawa  Timur.  Materi  tersebut  di-gunakan  untuk  melakukan  analisis  faktor  internal dan  eksternal.  Metode  analisa  SWOT  digunakan untuk  mengevaluasi  kondisi  perkembangan  per-susuan di Jawa Timur saat ini dan digunakan untuk membuat rekomendasi strategi untuk mengembang-kan milk district model.

 

PEMBAHASAN

Nestle meliputi:  a) melakukan kesepakatan  dengan  peternak  untuk  melakukan pengumpulan  susu  segar  dua  kali  setiap  hari,  b) membangun chilling centers  dan collection points di desa, c) melakukan pengaturan transpor susu segar dari  collection  centers  ke  IPS,  dan d) mengimplementasikan  program  perbaikan  kualitas  susu segar. Penentuan lokasi pengembangan  usaha sapi perah  dilakukan  secara  mendalam  melalui pengamatan  berbagai  faktor,  meliputi:  a)  Kondisi yang  ada  pada  produksi  susu segar  dan  produksi potensial  dari  calon  lokasi,  mendasarkan  pada sumber  daya  pakan,  lahan,  dan  interest  peternak terhadap  usaha  sapi  perah.  Pertanyaan  kuncinya adalah  dapatkah  potensi  lokasi  akan  mampu memasok bahan  baku berupa  susu segar  bagi IPS secara berkelanjutan?; b) Biaya produksi dan harga susu  segar  sesuai  kondisi  yang  ada  di  lokasi;  c) Pendapatan  peternak  sesuai  kondisi  yang  ada  di peternak  baik  dari  kegiatan  on-farm,  off-farm maupun  non farm.  Pertanyaan  kuncinya  adalah apakah susu segar mampu memberikan penghasilan yang  memadai  bagi  peternak?;  d)  Kondisi sebenarnya dari milk collection systems  (jika ada), keberadaaan kompetitor, kondisi kualitas susu segar serta potensi untuk  memenuhi persyaratan kualitas yang akan ditetapkan. Implementasi dari milk district model Nestle meliputi  adanya  jaminan  food  safety  dan  kualitas serta  kuantitas,  dan  adanya  jaminan  com-petitiveness.  Bahkan  sistem  food  chain  dimulai sebelum  fase on-farm,  berupa  riset  dan  pe-ngembangan  sistem  budidaya  sapi  perah.  Hal  itu dilakukan  karena  di  negara  berkembang  pada umumnya  akan  sangat  beresiko  untuk  melakukan pengadaan  bahan  baku  susu  segar  melalui  pihak ketiga tanpa membangun sistem kontrol kualitas di lokasi sentra produksi.

 

KESIMPULANUntuk  operasionalisasi  milk  district  model perlu  1)  dilakukan  upaya  untuk  meningkatkan partisipasi  aktif para  peternak dalam  product  line industri  pengolahan  susu segar  pada  tahapan  hulu (budidaya) melalui perubahan mindset pembentukan self  responsibility  para  peternak  terhadap pencapaian standar kualitas susu segar 2) dilakukan upaya  untuk  memanfaatkan  semaksimal  mungkin bahan baku lokal pakan penguat melalui perubahan mindset para peternak agar tingkat ketergantungan terhadap  bahan  baku  pakan  asal  impor  dapat  di-minimumkan  3)  dilakukan  upaya  untuk memanfaat-kan  limbah  kandang  (feses  dan  urin)  melalui  produksi  biogas dan  pupuk  cair  agar potensi timbulnya  pencemaran  air  baku di daerah hilir dapat diminimumkan,  serta  dapat  mengurangi pengeluaran  biaya  bahan  bakar  rumah  tangga peternak  4) di-lakukan  upaya  perbaikan  kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi agar lebih berkarakter  strategis  sehingga  lebih  fokus  kepada benefit daripada profit 5) dilakukan berbagai upaya agar  di  masa  mendatang  terjadi  perubahan  peran koperasi dari profit centers menjadi service centers  melalui  penerapan system insentif berbasis kinerja     6)  dilakukan  perluasan  peran  IPS  khususnya pada tahapan hulu agar pencapaian standar kualitas susu segar  dapat  diraih  secara  berkelanjutan

 SUMBER :  https://www.researchgate.net/publication/279510566_KAJIAN_STRATEGI_DAN_PROGRAM_PERBAIKAN_OPERASIONALISASI_DARI_MILK_DISTRICT_MODEL_NESTLE_DI_JAWA_TIMUR  

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong