SOCIAL STRATEGY PADA MEDIA SOSIAL UNTUK PROMOSI PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
STRATEGI MEDIA
TUGAS INDIVIDU
Oleh :
Danang Kusuma Dani
(291418102)
Judul : SOCIAL STRATEGY PADA MEDIA SOSIAL UNTUK PROMOSI PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Judul Jurnal : JURNAL INTERAKSI
Volume : Vol 4 No 2, Juli 2015 : 195 - 201
Tahun : 2015
Penulis : Zahrotul Umami
Reviewer : Danang Kusuma Dani (291418102)
Tanggal Terbit Jurnal : Juli 2015
ABSTRAK
Peneltian ini dilakukan untuk melihat sebuah strategi komunikasi dengan menggunakan social strategy untuk melakukan sebuah promosi pariwisata dengan membangun hubungan antara pelaku pariwisata dengan pelanggan dalam hal ini wisatawan. Social strategy melalui social impact dan strategy impact memudahkan penggunaan media sosial sebagai sarana promosi di era digital saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam kepada pelaku pariwisata Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Social Strategy melalui social strategy dan strategy impact untuk promosi pariwisata Yogyakarta dapat menjalin hubungan antara pelaku pariwisata dengan wisatawan baik online maupun offline. Kegiatan promosi dapat dengan mudah memberikan awareness dan diteruskan oleh follower media sosial kepada pengguna media sosial lainnya.
Pendahuluan
Yogyakarta merupakan tujuan wisata dalam negeri yang cukup menjanjikan dengan berbagai sebutan sebagai kota pendidikan, kota budaya, kota sejarah dan lain sebagainya. Pariwisata Yogyakarta meliputi: wisata budaya, wisata alam, wisata kuliner, hiburan & rekreasi, minat khusus, MICE (Meeting, Invensi, Convensi, Expo), wisata pendidikan dan wisata belanja. Meskipun sempat mengalami penurunan kunjungan pariwisata Yogyakarta dilirik kembali oleh wisatawan mancanegara dan terutama wisatawan domestik. Menurut data statistik jumlah wisatawan keseluruhan yang datang ke Provinsi DIY Tercatat 3.346.180 orang wisatawan selama tahun 2014 dengan peningkatan 17,90 persen dibanding tahun 2013 sebanyak 2.837.967 orang. Pelaku pariwisata Yogyakarta melakukan Strategi komunikasi yang beragam dalam memperkenalkan dan mempromosikan produk yang di hasilkan. Pelaku pariwisata sebagian besar hanya melakukan promosi secara “hardsell” seperti tagline iklan dipindahkan ke media sosial. Srategi promosi yang dilakukan tidak berubah hanya media penyampaiannya yang berbeda. Pelaku pariwisata D.I. Yogyakarta memanfaatkan media sosial sebatas melakukan promosi jangka pendek dengan hanya menyampaikan informasi tentang produk atau jasa tanpa melakukan retensi secara berkelanjutan. Strategi yang dilakukan adalah digital strategy yang hanya fokus pada penjualan.
Penyampaian pesan seperti memindahkan pesan iklan ke media sosial, padahal tujuan utama pengguna media sosial adalah untuk berhubungan dengan orang lain dan bukan dengan perusahaan atau pelaku usaha. Strategi digital hanya memuat iklan atau pesan dari perusahaan dan di sampaikan melalui media sosial sangat mengganggu pengguna media sosial yang selama ini sudah sangat sering menemui iklan baik melalui media cetak, elektronik dan online. Melihat dampak kurang efektifnya promosi melalui media sosial tersebut beberapa pelaku pariwisata mencoba melakukan perubahan strategi yaitu dengan melakukan social strategy melalui social impact dan strategy impact dengan membentuk sebuah komunitas sebagai sarana diskusi maupun pelaksanaan strategi. Social Strategy merupakan sebuah strategi yang membangun hubungan satu orang dengan lainnya sesuai dengan tujuan dari media sosial yang memfokuskan kepada hubungan satu orang dengan orang lainnya atau menyambung kembali sebuah hubungan antar manusia. (sumber: Nino Oktora, Social Strategy that work-HBR, the Marketers, Desember 2011).
Social Strategy digunakan sebagai pendekatan pelanggan dengan menggunakan hubungan dengan oranglain yang memfokuskan pada membantu hubungan satu orang dengan orang lainnya dengan tujuan akhir tetap pada target perusahaan yaitu penjualan atau brand awareness.
(1) Rumusan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana para pelaku pariwisata DIY melakukan strategi promosi produknya melalui media sosial serta
(2) Bagaimana para pelaku pariwisata DIY menerapkan social strategy melalui strategy impact dan social impact dalam melakukan promosi produk pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: mengetahui dan mendeskrisikan tentang strategi komunikasi dengan menggunakan Social strategy melalui stratgy impact dan social impact pada media sosial dalam melakukan promosi produk pariwisata DIY. Tinjauan pustaka di awali dengan strategi komunikasi sebagai kunci perubahan sosial melalui proses perencanaan yang dibangun oleh sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi komunikasi menjelaskan tentang kombinasi dari perencanaan (plans), Goals, practices dan tools. Strategi komunikasi dilakukan untuk mencapai tujuan promosi dan positioning produk atau perusahaan. Strategy komunikasi merupakan keseluruhan program dengan pesan yang disampaikan kepada konsumen atau kepada jaringan lain yang saling berkaitan dan mempunyai kepentingan yang sama.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Dalam penelitian deskriptif bersifat tidak terlalu mengutamakan makna, sebaliknya, penekanannya pada deskriptif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanya memperhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data ataupun makna data. Penelitian deskripsi kualitatif menurut Mayer dan Greenwood (Dr.Uber Silalahi,MA;Metode Penelitian Sosial 2009;hal 27) semata-mata mengacu pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda, atau peristiwa.
Deskripsi kualitatif melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema klasifikasi. Penelitian deskripsi kualitatif ini menjelaskan tentang fenomena media sosial sebagai media promosi dengan menggunakan social strategy melalui social impact dan strategy impact dengan mengumpulkan data dari pelaku pariwisata maupun dinas pariwisata Yogyakarta. Peneliti melakukan riset dalam setting yang alamiah dan membiarkan peristiwa 198 yang di teliti mengalir tanpa mengontrol object yang di teliti hanya melalui pendekatan interpretif (subjektif).
Metode penelitian studi kasus untuk menjawab tujuan penelitian dengan menjabarkan secara terperinci mengenai pelaksanaan social strategy melalui strategy impact dan social impact pada media sosial untuk promosi produk pariwisata Yogyakarta dengan keadaan sebenarnya. Desain studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi kasus tunggal holistic (desain kasus tunggal dengan unit analisis tunggal). Situs penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sedang melakukan banyak promosi pariwisata baik yang belum terekspose maupun yang sudah terkenal sekalipun. Subyek penelitian adalah pelaku Pariwisata Yogyakarta meliputi: wisata budaya, wisata alam, wisata kuliner, hiburan & rekreasi, minat khusus, MICE (Meeting, Invensi, Convensi, Expo), wisata pendidikan dan wisata belanja. Subjek penelitian terdiri dari komunitas Liburan Jogja, Edu Hostel, Bakpiapia Jogja, Wirawisata Goa pindul, Sheraton Jogja, Resmile Motor, dan beberapa pelaku pariwisata yang sudah melakukan promosi melalui sosial media yang menggunakan Digital Strategy maupun Social Strategy.
Jenis data dalam penelitian ini adalah wawancara (dept interview) yang berupa data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata atau pernyataan-pernyataan verbal, berupa opini, sikap, motif; kepercayaan persepsi, perilaku, fakta, atribut dan pengetahuan tentang social strategy melalui strategy impact dan social impact pada media sosial dalam melakukan promosi produk pariwisata Yogyakarta sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
Sumber data diperoleh dari data primer: yang didapat dari hasil jawaban yang diberikan oleh narasumber dari hasil wawancara. Data primer berupa pernyataan-pernyaaan, intrepretasi, kegiatan, dan peristiwa yang dilakukan oleh pelaku pariwisata dalam mempromosikan produk pariwisata Yogyakarta. Dan data sekunder: data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata, dokumen pelaku pariwisata, perpustakaan, bulletin-buletin, internet yang di berkaitan langsung dengan informasi tentang pariwisata yang menjadi obyek dalam penelitian dan penyususan laporan penelitian ini.
Pembahasan
Promosi Pariwisata Yogyakarta melalui Media Social Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Media sosial digunakan sebagai alat promosi karena memiliki respon secara langsung dengan penggunanya. Dinas Pariwisata membuat media informasi seperti Tourist Information center lalu di buat secara digital yang terhubung dengan media sosial dengan konten Tourist Information Service yang terhubung dengan media sosial dan website dan dapat diakses oleh wisatawan dan pelaku pariwisata Yogyakarta. Promosi Pariwisata Yogyakarta dengan menggunakan media sosial sangat efektif pada sasaran yang dituju yaitu wisatawan dan calon wisatawan. Promosi dilakukan langsung oleh pelaku pariwisata Yogyakarta seperti Hotel, jasa persewaan kendaraan, tour travel, travel agent, pengelola obyek wisata, penyelenggara event dan lain sebagainya. Pelaku pariwisata Yogyakarta menyampaikan informasi tentang produk secara umum dan tersambung dengan website sehingga informasi bisa langsung terakses secara detail dan lengkap. Promosi dilakukan secara bersama-sama dan bersinergi dengan membentuk komunitas baik secara online maupun offline. Pengenalan obyek wisata baru seperti Goa pindul dan beberapa obyek wisata di daerah Gunung Kidul melalui media sosial dan diaplikasikan didalam paket wisata ketika ada permintaan paket wisata dari konsumen atau calon wisatawan. Ulasan tentang obyek wisata berikut dengan mengunggah foto-foto pendukung dapat menyaring konsumen yang sensitif dengan harga sehingga paket yang ditawarkan oleh pelaku pariwisata mempunyai kelas tersendiri. Penggunaan isi pesan berbeda antara twitter, facebook, instagram, path, dan lainnya.
Promosi pariwisata pada media sosial lebih banyak mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta dan pelaku pariwisata JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 195 - 201 199 Yogyakarta lebih dapat mempopulerkan tentang obyek wisata Yogyakarta maupun produk-produk pariwisata yang di tawarkan. Pelaku pariwisata Yogyakarta dengan wisatawan dapat berinteraksi secara langsung bahkan follower dari masingmasing pengguna media sosial dapat melakukan re-post postingan dari pelaku pariwisata. Pengguna media sosial dapat saling memberi informasi tentang pariwisata Yogyakarta dengan cara re-posting, atau chek-in di tempat pariwisata, sehingga promosi tidak harus dilakukan oleh pelaku pariwisata Yogyakarta itu sendiri. Target promosi menjadi luas dan sebagian besar pengguna media sosial dapat mengakses atau mendapatkan informasi dengan cepat dan akurat. Media sosial merupakan media promosi yang lebih intim dan dapat terjadi komunikasi interaktif yang melibatkan antara wisatawan dengan produk-produk pariwisata dan dengan sendirinya dapat meningkatkan awareness. Segmentasi dapat terbentuk dengan munculnya komunitas online seperti Liburan Jogja, Backpacker Dunia, JogjaTrip, komunitas advanture Jogja dan lain sebagainya. Hubungan baik yang terjalin pada komunitas yang ada maka akan memudahkan pelaku pariwisata Yogyakarta memberikan persuasi produk secara kreatif, mendapatkan database, identifikasi pasar potensial sehingga dapat membuat strategi komunikasi selanjutnya. Pesan promosi pada media sosial disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan seperti memberi informasi tentang event yg ada di Yogyakarta dan memberikan guide line kepada komunitas atau kelompok tertentu untuk melakukan pengulangan pesan promosi yang di tautkan ke website.
Pada umumnya media sosial memiliki sifat komunikatif, hal ini strategi yang tepat adalah dimana para pegguna layanan ini dapat memberikan informasi sedetail mungkin terhadap para pengaksesnya. Selain itu fast respons juga menjadi salah satu keuunggulan yang kerap digunakan dalam promosi dengan media sosial.
Social Strategy untuk promosi Pariwisata Yogyakarta
Social Strategy digunakan dalam promosi pariwisata Yogyakarta pada media sosial merupakan integrasi agar hubungan pelaku pariwisata dengan wisatawan dapat terjalin dengan baik. Jika selama ini penyampaian pesan promosi pariwisata dilakukan secara “hardsell” yang mendukung terjadinya penjualan dan akuisisi wisatawan maka social strategy yang digunakan pelaku pariwisata Yogyakarta menekankan pada menjalin hubungan baik terhadap wisatawan dan pelaku pariwisata, teman atau saudaranya bahkan untuk meretensi pelanggan dalam hal ini wisatawan dengan biaya yang tidak mahal. Contohnya saat ada follower Toko Maryamku menanyakan tentang sewa kendaraan di Yogyakarta melalui twitter maka secara cepat admin dari toko maryamku mere-tweet dengan mention Resmile Motor sehingga terjalin satu hubungan baru atau bahkan terjadi transaksi bisnis antara mereka. Kebutuhaan wisatawan seperti berhubungan dengan wisatawan lainnya, teman baru, atau pelaku pariwisata itu sendiri menjadi sebuah hubungan pertemanan bahkan sebuah komunitas seperti Liburan Jogja, Backpaker Jogja, Advanture Jogja, downhill, wisata malam, dan lain sebagainya.
Membangun hubungan semakin kuat dengan melakukan pekerjaan atau usaha dan dapat mengurangi biaya promosi yang dikeluarkan. Social Strategy yang dilakukan pelaku pariwisata Yogyakarta dapat membantu orang lain menjalin hubungan dengan melakukan wisata bersama ke Yogyakarta. Membantu orang berinteraksi dengan memberikan hadiah, dan memberikan kesempatan wisatawan bersosialisasi dengan undangan berkunjung ke Yogyakarta bersama komunitas dengan penawaran-penawaran khusus. Penggunaan strategy impact dalam menyampaikan pesan persuasi merupakan rangkaian kegiatan pelaku bisnis pariwisata Yogyakarta yang meliputi penetapan gagasan, perencanaan, dan eksekusi dalam periode tertentu dengan tim kerja sebagai pelaksana gagasan yang dilakukan dengan taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Menggunggah beberapa kegiatan yang ada di Yogyakarta dan juga kegiatan pelaku bisnis pariwisata lebih mudah dilihat oleh follower sehingga pengetahuan tentang Yogyakarta dan respon langsung bisa didapatkan oleh pelaku pariwisata dalam membangun strategi komunikasi yang baru maupun strategi pemasaran. Social strategy melalui strategy impact dan social impact pada media social untuk promosi pariwisata Yogyakarta menghasilkan kegiatan promosi yang saling bersinergi antara pelaku pariwisata dengan wisatawan yang sudah berkunjung ke Yogyakarta ataupun yang masih merencanakan untuk berkunjung dan melakukan kegiatan di Yogyakarta. Pelaku pariwisata bekerjasama membentuk komunitas secara online maupun offline dalam melakukan kegiatan promosi pariwisata Yogyakarta.
Penutup
Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang mudah dijangkau, biaya murah, obyek wisata menarik dari wisata pantai, wisata budaya, wisata petualang, wisata sejarah, wisata belanja, wisata kuliner, menarik wisatawan untuk melakukan kegiatan komunitas, keluarga, sekolah bahkan perorangan. Promosi pariwisata Yogyakarta menjadi mudah dan murah dengan menggunakan media sosial. Pelaku pariwisata Yogyakarta seperti Wirawisata Goa Pindul, Edu Hostel, Resmile Motor, Salaka Pondoh, Dagadu, Toko oleh-oleh Maryamku, Bakpiapia, TourBaliJava dan lainya menggunakan media sosial sebagai aktifitas promosi, edukasi produk dan infomasi kegiatan yang dilakukan di Yogyakarta. Strategy social melalui strategy impact dan social impact digunakan sebagai strategi promosi pariwisata Yogyakarta mengingat perkembangan media sosial menjadi hal penting bagi masyarakat saat ini.
Media sosial dapat diakses dengan smartphone oleh semua lapisan masyarakat tanpa batas ruang dan waktu. Semua orang dapat menyampaikan apa saja baik dalam bentuk foto, video ataupun kalimat sehingga dapat mempengaruhi follower atau pemakai media sosial lainnya.
Social strategy digunakan untuk menghubungkan antara pelaku pariwisata satu dengan lainnya untuk bersinergi melakukan promosi bersama agar follower dari masingmasing pelaku pariwisata dapat mengakses informasi tentang pariwisata dan event-event yang diadakan di Yogyakarta. Selain itu melalui strategy impact dan social impact pada media sosial digunakan sebagai dasar perencanaan social strategy untuk promosi Pariwisata Yogyakarta dengan menggunakan media sosial. Social strategy melalui strategy impact dan social impact pada media sosial dapat digunakan oleh pelaku pariwisata untuk meretensi pelanggan agar kepuasan pelanggan dapat terpenuhi sehingga akan tercipta loyalitas pelanggan kepada produk atau jasa yang ditawarkan oleh pelaku pariwisata Yogyakarta.
Saran
Bisnis pariwisata tidak hanya bertujuan marih keuntungan semata, tetapi harus dilihat kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Fasilitas dan infrasruktur daerah pariwisata harus mampu memberikan kenyamanan, keamanan, dan kebersihan. Popularitas daerah pariwisata berdampak pada lingkungan, ekosistem, budaya, sosial dan ekonomi dibutuhkan sebuah peraturan yang tegas agar wisatawan maupun pengelola daerah wisata menjaga keamanan, kenyamanan, kelestarian dan kebersihan Yogyakarta Edukasi dan sosialisasi dalam menjaga kelestarian budaya, ekosistem, kebersihan dan keamanan dapat dilakukan dengan menggunaka social strategy yang melibatkan anggota komunitas Yogyakarta seperti komunitas budayawan, tukang becak, tukang andong, liburan jogja dan komunitas lainnya sebagai buzzer di sosial media.
Sumber : file:///C:/Users/A%20C%20E%20R/Downloads/9763-21911-1-SM.pdf