ARSIP BULANAN : February 2020

Tugas Komunikasi Gender

07 February 2020 20:50:04 Dibaca : 2105

NIM : 291419030

Kelas : A (Semester 2)

Jurusan : Ilmu Komunikasi

 

KETIDAKADILAN GENDER

     Berbicara tentang gender, sebenarnya bukan hanya berbicara tentang keadaan individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki dan perempuan, akan tetapi lebih mengarah pada pencirian sosial sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan simbol di masyarakat yang bersangkutan. Konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural. Misalnya, laki-laki itu kuat, rasional, perkasa. Sedangkan perempuan itu lembut, lebih berperasaan, dan keibuan. Ciri-ciri tersebut sebenarnya bisa dipertukarkan. Artinya ada laki-laki yang lembut dan lebih berperasaan. Demikian juga ada perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa. 

     Dengan adanya konsep gender tersebut, masyarakat baik secara sadar ataupun tidak, telah membangun sebuah sekat yang cukup besar antara posisi laki-laki dan perempuan di lingkungan masyarakat. Contoh kasusnya adalah muncul stigma bahwa segala urusan mengenai pekerjaan rumah tangga harus dilakukan oleh perempuan, baik itu menyapu, mencuci, dan lain sebagainya, sedangkan laki-laki sendiri harus bekerja di luar rumah. Padahal tidak harus demikian, bisa saja perempuan bertugas untuk bekerja di luar rumah layaknya laki-laki dan laki-laki melakukan pekerjaan rumah layaknya perempuan. Adapun pelabelan gender yang dilakukan seperti warna pink yang dikhususkan untuk perempuan dan laki-laki tidak pantas atau akan dianggap aneh jika memakai sesuatu yang berwarna pink.

     Dalam kasus yang serius mengenai ketidakadilan gender, perempuanlah yang paling sering mendapatkan diskriminasi gender dibandingkan laki-laki. Contohnya, perempuan sering mendapatkan pelecehan seksual baik itu secara verbal maupun nonverbal. Perempuan sering diperlakukan demikian karena dianggap lemah. Lebih parahnya lagi, dalam beberapa contoh kasus, pelecehan baik secara verbal maupun nonverbal bukan hanya dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan, akan tetapi juga dilakukan oleh perempuan terhadap sesama perempuan hanya karena korban tersebut tidak memenuhi sifat-sifat gender yang tumbuh di lingkungan masyarakat tersebut. Hal ini tentu saja sangat disayangkan dan menjadi efek yang sangat negatif dari adanya gender ini. Banyak sekali stigma yang muncul di lingkungan masyarakat mengenai gender yang sampai sekarang sulit untuk diubah.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong