Sejarah Kabupaten Tolitoli

01 January 2025 22:45:46 Dibaca : 92

Sejarah Kabupaten Tolitoli

Kabupaten Tolitoli adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Baolan. Kabupaten Tolitoli memiliki luas wilayah 4.079,77 km² dan berpenduduk sebanyak 226.794 jiwa (2021). Kabupaten Tolitoli sebelumnya bernama Kabupaten Buol Toli-Toli, tetapi pada tahun 2000 berdasarkan UU No. 51 Tahun 1999, daerah ini dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tolitoli sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Buol sebagai kabupaten hasil pemekaran. 

Mengenai asal usul nama Tolitoli, menurut legenda, berasal dari kata Totolu yang artinya tiga. Maksudnya, suku bangsa Tolitoli berasal dari 3 manusia kayangan yang menjelma ke bumi ini masing-masing melalui: Olisan Bulan (bambu Emas), Bumbung Lanjat (puncak pohon Langsat), dan Ue saka (sejenis Rotan). Yang menjelma Olisan Bulan di Kenal sebagai Tau Dei Baolan atau Tamadika Baolan. Sepanjang sejarah yang diketahui, Tolitoli mempunyai pemerintahan yang bersifat kerajaan. Puncak kejayaannya dicapai setelah masuknya agama islam, sekitar abad ke-17, yang dibawa mubalig dari kesultanan ternate. 

Kemudian nama Totolu ( Tau Tolu ) berubah menjadi Tontoli sebagaimana yang tertulis dalam Lange-Contrack 5 juli 1858 yang ditandatangani antara Dirk Francois dari pihak belanda dengan Raja Bantilan Syafiuddin. Tahun 1918 berubah menjadi Tolitoli, seperti yang terlihat dalam penulisan Korte verklaring yang di tandatangi Raja Haji Mohammad Ali dengan pemerintah Hindia Belanda, yang ketika itu ibu kota kerajaan berpusat di Nalu.

Kerajaan Tolitoli Sebelum resmi menjadi sebuah pemerintahan, di Kabupaten Tolitoli dulunya telah ada sebuah pemerintahan sejak sebelum kedatangan Belanda. Kerajaan ini dikenal dengan nama Kerajaan Tolitoli. Kekuasaan di Tolitoli ini mencapai puncak kemasyurannya pada saat masuknya Islam ke Totolu pada abad ke-17 masehi. Setelah kemerdekaan Indonesia, wilayah Tolitoli masih menerapkan sistem pemerintahan tradisional yang merujuk kepada garis keturunan raja di Tolitoli. Pada tanggal 31 Oktober 1959, wilayah ini resmi menjadi sebuah kabupaten dengan menggabungkan kawasan Buol dan Tolitoli yang melahirkan nama Kabupaten Buol Tolitoli.

 

Raja Toli Toli 

Abdul Hamid Bantilan (1867–1901), Ismail Bantilan (1908–1918), Muhammad Ali Bantilan (1918–1919), Jali Muhammad Saleh Bantilan (1920–1922), Muhammad Yahya Bantilan (1957–1960), Muhammad Anwar Bantilan (2000–2017), Mohammad Saleh Bantilan (2017 sekarang).

Berdasarkan penelitian Jumlah penduduk Kabupaten Tolitoli pada tahun 2015 sebanyak 225.875 Jiwa (Laki-laki 115.205 Jiwa, dan Perempuan 110.670 Jiwa). Kecamatan paling banyak dan padat penduduknya berada di Kecamatan Baolan yang mencapai 68.875 Jiwa dengan kepadatan 267 Jiwa/ km² sedangkan penduduk terjarang berada di Kecamatan Dako Pamean yaitu 5.180 Jiwa. Sementara ditahun 2019, penduduk kabupaten Tolitoli berjumlah 235.800 jiwa. Sejak itu pemerintahan telah dijalankan secara demokrasi melalui pemilihan umum, namun Kerajaan Tolitoli masih eksis.

Suku Tolitoli (To Toli) adalah kelompok etnis yang mendiami pesisir utara Sulawesi Tengah, tepatnya di sebuah wilayah pesisir yang membentang dari Sojol di sebelah selatan, hingga Lakuan di sebelah utara. Masyarakat suku Totoli umumnya bertutur menggunakan bahasa Totoli dan bahasa Indonesia. Tidak hanya itu di ToliToli juga banyak suku pendatang seperti Bugis, Mandar, Kaili, dll. Masyarakat suku Totoli juga memiliki sebuah pakaian adat yang bahan bakunya menggunakan kulit kayu ivo dan kulit kayu nunu.

Selain itu Toli-toli juga terkenal sebagai penghasil cengkeh berkualitas.Toli-toli juga merupakan salah satu kota kabupaten di Sulawesi Tengah yang seringkali disebut kota Cengkeh. Tentu saja sebutan itu bukan tanpa alasan, Toli-toli dikenal sebagai penghasil Cengkeh. Bahkan, di pusat kota Toli-toli dibangun sebuah tugu Cengkeh, mengukuhkan gelar tersebut, Tidak hanya itu kabupaten Toli Toli di Sulawesi Tengah memiliki Keindahan Alam yang eksotis dan beragam destinasi wisata seperti pantai Sabang, pantai lalos, pulau kapas, Air terjun Malane, dan Puncak Ogomoli.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong