SEJARAH DESA PISOU
MENGENAL LEBIH DEKAT TENTANG DESA PISOU
ASAL USUL DESA PISOU
Pemandangan Desa Pisou. Sumber Sofyan Dama
Desa Pisou adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Pisou diambil dari Bahasa Saluan yang artinya Anai - Anai. Sebelumnya di area Perkampungan ini adalah tempat orang - orang untuk berburu. Disuatu saat datang sekelompok orang berburu rusa, anoa, babirusa, dan hewan lainnya di area ini. Tiba-tiba anjing mereka menggonggong, selanjutnya para pemburu mendatangi tempat anjing mereka menggonggong, ternyata yang mereka dapati hanya Anai - Anai yang menempel di sebatang pohon sehingga dari peristiwa ini tempat tersebut di beri nama Pisou ( Anai - Anai).
Orang-orang yang mula-mula datang atau mendiami area pemukiman ini berasal dari Lontio, Nambo, Lambangan ( suku Saluan). Tujuan mereka membuka area pemukiman adalah untuk berkebun. Sehingga lama - kelamaan bersamaan bertambahnya penduduk yang datang terbentuklah desa baru yang selanjutnya diberi nama " Kampung Pisou" dan orang yang memberi nama " Kampung Pisou" adalah Tumai Pingkaang.
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1979 status Kampung Pisou berubah menjadi Desa Pisou. Sejak terbentuknya Desa Pisou telah banyak mengalami perubahan Kepemimpinan/Kepala Desa yaitu :
- Lawahe Wadjah menjabat dari tahun 1933 - 1973
- Kadar Tahe menjabat dari tahun 1973 - 1980
- Radji Bulumulawa menjabat dari tahun 1980 - 1988
- Haludin Tuda menjabat dari tahun 1988 - 1995
- Ariyanto Subak menjabat dari tahun 1995 - 2001
- Pjs Arifin Lasadam menjabat dari tahun 2001 - 2001
- Hasiil menjabat dari tahun 2002 - 2014
- Zaenal Pamolango, SH. Menjabat dari tahun 20014 - 2016
- Hasiil menjabat dari tahun 2016 - 2018
ANEKA KEBERAGAMAN BUDAYA DAN TRADISI DI DESA PISOU
sumber phantoa : Tradisi Suku Saluan
Desa Pisou dikenal memiliki keberagaman budaya dan hidup dengan berbagai adat istiadat yang diwariskan turun-temurun. Masyarakat desa pisou memiliki beragam tradisi dan budaya yang masih ada atau dilestarikan hingga saat ini, salah satunya umapos atau isitilah umumnya adalah cakalele merupakan tradisi dari suku saluan yang ada di Kabupaten banggai. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara tertentu, misalnya menyambut tamu penting seperti kedatangan gubernur, bupati, camat, dan lain sebagainya serta dalam acara pernikahan dan sunatan. Dengan menggunakan kata sambutan dalam bahasa saluan. Beberapa alat yang digunakan dalam tarian ini yaitu :
- Tombak yang terdapat rambut manusia dibagian tongkatnya
- Perisai/Tameng atau "kanta" dalam bahasa saluan
- pakaian adat hitam dengan mahkota dari taring babirusa
- alat musik : gendang dan gong
Namun ada beberapa perubahan dalam tarian ini dari segi pakaian adat contohnya mahkota dari taring babirusa yang sudah diganti dengan kopiah yang diikat dengan kain hitam atau merah. Karena sulit untuk mencari taring tersebut dan juga dari segi kepercayaan agama yang dianut masyarakat di desa ini.
Adapun dipegunungan desa ini terdapat beberapa hewan endemik, yang terancam punah dan sudah sulit di temui disebabkan terlalu banyak diburu untuk kebutuhan mata pecaharian. misalnya seperti anoa, babirusa, kuskus, dan lain sebagainya. Akibatnya para masyarakat setempat mulai beralih ke pertanian, peternakan, dan nelayan sebagai mata pencaharian mereka. Tetapi masih ada sebagian penduduk yang menjadikan berburu untuk pekerjaan sampingan. Namun, karena belum adanya tindakan dari pemerintah setempat untuk melindungi satwa ini sehingga hewan-hewan tersebut masih bebas diburu untuk di perdagangkan. Dan juga desa ini memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti kelapa, coklat, pohon aren, dan lain-lain yang menjadi hasil pokok pencaharian masyarakat. Selain itu, masyarakat desa ini sangat menjunjung tinggi gotong royong dalam kehidupan sehari-hari sehingga masyarakatnya hidup dalam harmonis.
KESERUAN SELAMA PKKMB 2024
Hai !!!
Kenalin namaku ulan, aku jurusan ilkom dari pagimana banggai sulteng!!
pkkmb ung 2024 sangat seru lah pokoknya, disini tidak bisa banyak sharing soalnya waktunya singkat