ARSIP BULANAN : February 2013

Cerpen Malaikat Karya Candra Dalila

02 February 2013 22:30:12 Dibaca : 261

CERPEN

MALAIKAT

KARYA: CANDRA TARSIUS

 

Matahari pagi serasa menjulurkan sinarnya dari ufuk timur. Sesekali ia mencoba untuk menggerakkan seluruh jiwa dan raganya, hendak menuju ke ufuk barat dan berharap digantikan oleh sang rembulan yang tengah berusaha menunggu dengan penuh kesabaran. Hari itu udara terasa sangat memekikkan hati menyentuh jiwa. Seakan-akan merambat keseluruh tubuh manusia.

Nampak dari ujung dusun terlihat sekumpulan Anjing yang biasanya melolong, namun kini bungkam bukan lantaran capek begadang hingga larut malam. Tapi bukan itu penyebabnya. Anjing-anjing itu melolong karena kegirangan menanti sesuatu yang ia ketahui.

Sementara dari alam lain terdengar suara canda tawa dari seorang bayi mungil. Bayi tersebut merupakan yang siapun tuk berhijrah kedunia dengan membawa sejuta harapan yang ia sendiri tidak mengetahuinya. Membawa sejuta kedamaian yang membuat hati semua orang akan terasa luluh.

Tiba-tiba terbesit dalam fikiran sang bayi sebuah keinginan besar. Keinginan yang tak mungkin bisa orang lain lakukan. Sang bayi tersebut hendak bertemu dengan Tuhan dan ingin mengajukan pertanyaan. Namun, ia terasa bimbang dan berat hati ingin bertemu dengan tuhannya. Tanpa berfikir panjang, ia pun bergegas melangkahkan kaki hendak bertemu Tuhannya. Seakan-akan rasa takut itu hilang bagai petir yang memuntahkan sinarnya.

***

“Wahai Tuhanku, Tuhan yang menciptakan segala yang ada di alam jagad raya ini. Hamba dating menghadap untuk menimba nasib dengan segala pertanyaan yang tak seorang pun mudah untuk menjawabnya”. Kata bayi tersebut seakan membuka pembicaraan ibarat sang moderator dalam sebuah diskusi yang hendak membuka jalannya diskusi.

“Wahai hambaku yang teramat mungil, gerangan apa yang hendak engkau tanyakan sampai mengganggu aktivitas Kudalam mengerjakan tugas untuk meninjau seluruh ciptaanKu di alam jagad raya ini”. Tuhan pun angkat bicara dengan perlahan tapi pasti.

Sang bayi mulai kebingungan darimana ia akan memulai pertanyaannya. Sesekali ia tertegun dan memandang wajah Tuhannya yang teramat sangat diagungkannya itu. Meskipun bibirnya terasa kaku Perlahan-lahan ia mulai angkat bicara.

“WahaiTuhanku, tadi pagi sempat hamba mendengar dari suara para malaikat bahwa mulai besok Engkau akan mengirimku kedunia. Apakah benar adanya dengan apa yang mereka ucapkan tersebut? Jika hal tersebut benar adanya, bagaimana cara hamba untuk hidup di alam sana? Sementara raga saya begitu kecil dan teramat sangat lemah.”

Tuhan pun menjawabnya dengan penuh keseriusan.“Ya, apa yang kau dengar memang betul”. tanggasNya dengan berusaha untuk melanjutkan arah pembicaraan sang bayi. “Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akanmenjaga dan mengasihimu.”

“Tapi disini, di dalam surge ini hamba terasa sangat berkecukupan. Bernyanyi, tertawa, bersenda gurau bersama para malaikat, bahkan sesekali hamba sering menggelitik Dikau dikala Engkau sedang mengawasi ciptaanMu seperti para guru yang mengawasi murid-muridnya yang hendak mengikuti ujian nasional. ” ungkap sang bayi yang tak rela jika ia akan ditransmigrasikan kedunia.

“Malaikat mu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kau akan merasakan sebuah kehangatan cinta yang teramat besar dan mulia dan menjadi lebih berbahagia dibandingkan ketika kau berada di surga ini.” Ungkap Tuhan kepada sang bayi yang sedari tadi menunggu jawabanNya.

“Lalu bagaimana hamba bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku sementara hamba sendiri tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan?” Ungkapnya mengebu-gebu.

“Malaikat mu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang teramat sangat indah yang belum pernah engkau dengar dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkanmu bagaimana cara berbicara dengan menggunakan bahasa malaikatmu.” UngkapNya.

Tampak sesekali sang bayi mengambil nafas secara perlahan-lahan. Tak mau menunda kesempatan yang ada, Ia pun melanjutkan pertanyannya.

“Apa yang akan hamba lakukan saat hamba ingin berbicara denganMu?” kata sang bayi dengan penuh harap.

Sesekali Tuhan mengambil nafas sambil menengok wajah sang bayi. Kemudian Tuhan pun menjawab pertanyaan dari sang bayi.

“malaikatmu akan mengajarkanmu bagaimana cara berdoa.” UngkapNya singkat.

“Tapi hamba mendengar di bumi banyak di huni oleh orang-orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungi hamba?” kata sang bayi harap-harap cemas.

“Malaikatmu akan melindungimu walaupun itu akan mengancam jiwanya.” Ungkap Tuhan yang berusaha untuk meyakinkan sang bayi.

“tapi hamba akan merasa sangat sedih karena tidak akan pernah melihat Mu lagi?” kata sang bayi kepada tuhannya.

“malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Ku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada disisimu” tanggasNya.

***

Saat surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi pun bertanya perlahan mengingat waktu untuk bertanya tinggal sedikit sebab ia akan segera dihijrahkan dari surge menuju ke bumi.

“Wahai Tuhanku, jika hamba harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahukan kepada hamba nama malaikat yang telah engkau janjikan.” Ungkapnya dengan penuh keseriusan.

Dengan perlahan tapi pasti Tuhan pun menjawab pertanyaan dari sang bayi sambil membisikkan ketelinga sang bayi

“kau akan memanggil malaikatmu itu dengan sebutan…IBU”.

Lagu Abunawas Vocal: Candra Dalila

02 February 2013 22:25:36 Dibaca : 164

 

ABUNAWAS

VOCAL: CANDRA DALILA

 

AKU PUNYA CERITA

KISAH GEMBALA YANG JENAKA

DARI NEGERI SEBERANG SANA

NEGERI SERIBU SATU MALAM

DIALAH SI ABUNAWAS NAMANYA

PADA SUATU HARI

GEMBALAANNYA HILANG LAGI

SAMBIL DUDUK MENUNGGANG SAPI

DIA MENGHITUNGNYA KEMBALI

DASAR SAPI PERGI TANPA PERMISI

MANA YANG SATU LAGI

DIHITUNG ULANG KALI

CARI SANA KEMARI

SAMBIL MENUNGGANG SAPI

DASAR SI ABUNAWAS

PIKUN SETENGAH MATI

BOLAK-BALIK MENCARI

SAPINYA NYENGIR SENDIRI

ABUNAWAS BINGUNG-BINGUNG

ABUNAWAS LINGLUNG-LINGLUNG

SAPI YANG DICARI

DITUNGGANGI SENDIRI

 

Download lagunya, klik dibawah ini:

http://www.4shared.com/mp3/xLxz53jV/chandra_dalila_abunawas.html

Kumpulan Puisi Candra Dalila

02 February 2013 21:59:05 Dibaca : 316

DIAM

Karya: Candra Tarsius

 

..

 

MANADO-GORONTALO

Buat kekasihku "The Chamel"

Karya: Candra Tarsius

 

Dulu kau ya

Tidak sekarang kau

 

Tapi kini tinggalkanku.

Bukan sementara, tapi sengsara

Bukan selamanya, tapi merindunya

 

Kuharap kau kembali

Kembali untuk tak kembali

 

TAKDIR

Karya: Candra Tarsius

 

Awal-Akhir

Sehat-Sakit

Senang-Susah

Hidup-Mati

 

 

SETETES AIR

Karya: Candra Tarsius

 

Satu tetes satu anak

Satu anak satu tetes

 

Dua tetes dua anak

Dua anak dua tetes

 

Tiga tetes tiga anak

Tiga anak tiga tetes

 

Banyak tetes banyak anak

Banyak anak banyak tetes

 

Terima kasih untuk setetes air

Yang keluar dari batang-batang kesabaran

Namun, ketika kau keluar

Penyesalanku yang mengaum

 

TAHUKAH KAMU?

Karya: Candra Tarsius

 

Tahukah kamu bagaimana menyakitkan

Dicintai, ketika kita kita beriman

Oleh orang yang tidak kita

cintai?

 

Tahukah kamu bagaimana menyakitkan

Dicintai, ketika kita tidak beriman

Oleh orang yang kita

Cintai?

 

KUTAK MAU

Karya: Candra Tarsius

 

Kutak mau

Kutak mau

Kutak mau

Kutak mau

Kutak mau

 

Plat Merah

Karya: Candra Tarsius

 

Waspadalah

Waspadalah

Waspadalah

Sudah terbakar dia

 

Swadayalah

Swadayalah

Swadayalah

Tidak bersalah dia

 

Renungkanlah

Renungkanlah

Renungkanlah

Yang dibicarakan hanya diam

 

Adalah Aku

Karya: Candra Tarsius

 

Aku adalah dia

Dia adalah kamu

Kamu adalah mereka

Mereka adalah binatang

Binatang adalah aku

 

01 Maret 2012

 

Basah

Karya: Candra Tarsius

 

Malam dalam gelap

Telah larut didalamnya

Tiba-tiba

...

 

03 Maret 2012

 

Tak Tahu

Karya: Candra Tarsius

 

Aku tahu, kau tak tahu

Kau tahu, aku tak tahu

Padahal

Aku dan kamu, tak tahu

 

04 Maret 2012

 

Angan

Karya: Candra Tarsius

 

Andai aku, pasti bisa

Andai bisa, pasti boleh

Andai boleh, pasti dapat

Andai dapat, pasti capai

Andai capai, pasti aku

 

05 maret 2012

 

Cerita Hati

Buat Alamri

Karya: Candra Tarsius

 

Waktu keramat hampir tiba

Dan dia pun masih diam

Dan aku pun masih menunggu

Jawaban yang belum kutanya

 

Waktu keramat hampir tiba

Dan dia pun masih saja diam

Dan aku pun lelah menunggu

Jawaban yang telah kutanya

 

DIAM 2

Karya: Candra Tarsius

 

Dan dia pun hanya diam

 

Sajak Tanpa Judul

Karya: Candra Tarsius

 

Sajak tanpa judul

Tanpa kata

Tanpa kalimat

Tanpa...

 

Sajak tanpa judul

Tanpa baris

Tanpa bait

Tanpa...

 

Sajak tanpa judul

Tanpa penghayatan

Tanpa pengartian

Tanpa...

 

Aku Tak Marah

Karya: Candra Tarsius

 

Aku tak marah kita

Putus, aku hanya sedih

Karena aku

Tidak bisa melepaskanmu

 

Aku tak marah padamu karena

Tidak mencintaiku, aku hanya marah

Pada diriku

Yang masih mencintaimu

 

Aku tidak marah karena

Kehilanganmu, aku hanya sedih,

Karena aku

Pernah memilikimu

 

Noda

Karya: Tarsius

 

Noda dan kusutnya baju

bukan masalah

tapi,

Noda dan kusutnya kamu

Itu masalah

 

Kambuh

Karya: Candra tarsius

 

Semangatku kambuh lagi

Padahal baru-baru, mulanya mengawali

 

Hmmm

Dengunganku mulai retak

Padahal tak sampai begitu

 

Semoga saja masih ada

Sisa angan-angan

 

Irama Hati

Karya: Candra Tarsius

 

Dag-dig-dug

Dag-dig-dug

dag-dig-dug

Dag-dig-dug

Dag-dig-dug

 

Eya

Karya: Candra Tarsius

 

satu pintaku padaMu

tolong lembutkan hati dia

untuk maafkanku

sewajarnya

 

Jika

Karya: Candra Tarsius

 

orang tua berkata:

jika ada yang bertanya,

maka tenang dan jawab.

jika ada yang bicara,

maka diam dan dengar.

jika tidak, maka tidak.

jika iya, maka iya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll