ARSIP BULANAN : February 2013

Pengertian Puisi, Jenis dan unsurnya

27 February 2013 19:29:31 Dibaca : 4419

Apakah Puisi itu? Puisi termasuk salah satu sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair, mengandung rima dan irama, serta diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat. Ciri-ciri puisi dapat dilihat dari bahasa yang digunakan serta wujud puisi tersebut. Bahasanya mengandung rima, irama, dan kiasan. Wujud puisi dapat dilihat dari bentuknya yang berlarik membentuk bait, letak tertata, dan tidak mementingkan ejaan. Mengenal puisi dapat juga membedakan wujudnya dengan membandingkan dari prosa. Ada empat unsur yang merupakan hakikat puisi, yaitu: tema, perasaan penyair, nada puisi, serta amana

Berdasarkan waktu kemunculannya puisi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu puisi lama, puisi baru, dan puisi modern.

1.       Puisi lama lahir sebelum penjajahan Belanda dan masih murni berciri khas Melayu. Puisi lama terdiri dari: mantra, bidal, pantun dan karmina, talibun, seloka, gurindam, dan syair.

2.       Puisi baru adalah puisi yang terpengaruh gaya bahasa Eropa. Penetapan jenis puisi baru berdasarkan jumlah larik yang terdapat dalam setiap bait. Jenis puisi baru dibagi menjadi distichon, terzina, quatrain, quint, sextet, septina, stanza, serta soneta.

3.       Puisi modern adalah puisi yang berkembang di Indonesia setelah masa kemerdekaan. Berdasarkan cara pengungkapannya, puisi modern dapat dibagi menjadi puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik.

Berdasarkan cara pengungkapannya, dikenal adanya puisi kontemporer dan puisi konvensional. Yang tergolong puisi kontemporer yaitu: puisi mantra, puisi mbeling, serta puisi konkret. Selain itu berdasarkan keterbacaan yaitu tingkat kemudahan memaknainya, puisi terdiri dari puisi diafan, puisi prismatis, dan puisi gelap.

Pendekatan dalam Mengapresiasi Puisi

Pendekatan merupakan seperangkat asumsi dan prinsip yang berhubungan dengan sifat-sifat puisi. Pendekatan dalam mengapresiasi puisi terdiri dari pendekatan terhadap teks puisi serta pendekatan dalam membaca puisi.

a. Pendekatan Parafrasis

Sesuai hakikatnya, puisi mengunakan kata-kata yang padat. Oleh sebab itu, banyak puisi yang tidak mudah untuk dapat dipahami terutama oleh pembaca pemula. Ada pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan penyair dalam bentuk baru yaitu menyisipkan kata atau kelompok kata dengan tujuan memperjelas makna puisi tersebut. Pendekatan ini bertujuan menguraikan kata yang padat dan menkonkretkan yang bermakna kias.

b. Pendekatan Emotif

Pendekatan ini berupaya mengajak emosi atau perasaan pembaca, berkaitan dengan keindahan penyajian bentuk atau isi gagasan. Yang ingin diketahui pembaca adalah bagaimana penyair menampilkan keindahan tersebut. Pendekatan ini juga sering diterapkan untuk memahami puisi humor, satire, serta sarkastis.

c. Pendekatan Analitis

Cara memahami isi puisi melalui unsur intrinsik pembentuk puisi. Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam karya itu sendiri. Unsur intrinsik puisi terdiri dari tema, amanat, nada, perasaan, tipografi, enjambemen, akulirik, rima, gaya bahasa, dan citraan.

Citraan merupakan suatu gambaran mental atau suatu usaha yang dapat dilihat di dalam pikiran (Laurence, 1973). Citraan tersebut termuat dalam kata-kata yang dipakai penyair. Citraan atau imaji dibagi menjadi:

1) Visual imagery

2) Auditory imagery

3) Smell imagery

4)Tactile imagery

d. Pendekatan Historis

Unsur ekstrinsik dapat terdiri dari unsur biografi penyair yang turut mempengaruhi puisinya, unsur kesejarahan atau unsur historis yang menggambarkan keadaan zaman pada saat puisi tersebut diciptakan, masyarakat, dan lain-lain.

e. Pendekatan Didaktis

Pendekatan ini berupaya menemukan nilai-nilai pendidikan yang tertuang dalam puisi. Agar dapat menemukan gagasan tersebut, pembaca dituntut memiliki kemampuan intelektual dan kepekaan.

f. Pendekatan Spsiopsikologis

Berupaya memahami kehidupan sosial, budaya, serta kemasyarakatan yang tertuang dalam puisi. Puisi yang dapat dipahami menggunakan pendekatan sosiopsikologis serta pendekatan didaktis adalah puisi naratif.

Puisi pada prinsipnya dibangun seperti halnya cerpen, novel, drama dan roman yaitu atas dasar unsur intrinsik dan ekstrinsik. Agar lebih jelas mari kita lihat penjelasan berikut :

 

UNSUR INTRINSIK

Unsur intrinsik adalah unsur pembentuk puisi yang berasal dari dalam sastra itu sendiri. Jenis – jenisnya sebagai berikut :

1.       Tema yaitu sesuatu yang menjadi dasar puisi,sesuatu yang menjiwai puisi,atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam puisi.

Contohnya : bencana alam, keindahan kehidupan, sosial, atau kegagalan hidup.

2.       Diksi ( pilihan kata ) yaitu ketepatan penggunaan kata yang dapat menentukan kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang  diungkapkan penyair.

Contoh : kata wanita penyair menggunakan kata bunga atau dara.

3.       Majas. Majas dalam puisi berfungsi sebagai berikut :

a. puisi menjadi nikmat untuk dibaca.

b. Menghasilkan kebahagiaan khayalan. ( imajinatif )

c. Menyampaikan makna yang lebih luas.

        4.   Rima yaitu pengulangan bunyi untuk membentuk keindahan bunyi.

Contoh : desir desau desah air mengalir

Rang rang rangkup batu bertangkup

Aku

Kalau sampai waktuku

Kumau tak seorang kan merayu

4.       Tipografi atau tata wajah yaitu penataan larik atau baris – baris puisi untuk membentuk bait yang padu, sehingga menimbulkan aspek kekuatan makna dan ekspresi penyair.

Contoh :

Hyang ?

Yang

Mana ke

Atau

Dari

Mana

Meski

Pun

Lalu se

Bab

Antara

Kau

Dan

Aku

 

UNSUR ESKTRINSIK

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra yang berasal dari luar karya sastra itu sendiri. Unsur ini meliputi unsure agama, ekonomi, budaya, politik, biografi penyair.

Contoh : ( puisi mbeling )

Teka teki

Saya ada dalam puisi

Saya ada dalam cerpen

Saya ada dalam novel

Saya ada dalam roman

Saya ada dalam kritik

Saya ada dalam esai

Saya ada dalam wc

Siapakah saya ?

 

http://www.tracking-eyes.org/2011/05/pengertian-puisi-jenis-dan-unsurnya.html

DARAMA

on Wed, 26/03/2008 - 01:06

Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.

1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :

1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.

2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.

3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.

4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.

5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.

6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.

7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.

8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.

10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.

PENGERTIAN DRAMA
Asal kata ‘’DRAMA’’ dari Bahasa Yunanai yang  artinya, berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan atau tindakan (action). Drama sebagai salah satu genre sastra atau cabang sastra kesenian yang mandiri. Ada drama naskah dan ada drama pentas.
  • Drama Naskah, salah satu genre yang disejajarkan dengan puisi, prosa.
  • Drama Pentas, jenis kesenian mandiri yang mengintegrasi antara berbagai jenis kesenian, seperti musik, tata lampu, dekorasi, kostum, rias, dll.
•    Bahasa drama adalah bahasa sastra, karena bersifat konotatif.
•    Konflik manusia merupakan dasar lakon, baik yang ditulis atau yang dipentaskan.
•    Teater  mempunyai makna yang lebih luas daripada drama, karena dapat berarti drama, gedung, pertunjukan, panggung, grup pemain drama, dapat pula berarti segala bentuk tontonan yang dipentaskan didepan banyak orang.
 
http://remajasampit.blogspot.com/2012/04/pengertian-drama.html

Pengertian Drama dan Unsur-Unsurnya

27 February 2013 19:06:03 Dibaca : 8593

PENGERTIAN DRAMA

Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa pengertian dan istilah dasar yang bersangkutan dengan sastra drama dan teknik keterampilan membaca naskah-naskah sastra sejenis ini.

 

Secara beruntun akan dibicarakan mengenai anatomi sastra drama, plot atau alur cerita, struktur dramatic Aristoteles, tokoh cerita atau karakter, bahasa, buah pikiran atau tema, dan dorongan atau motivasi.

 

Anatomi Sastra Drama

 

Walaupun tidak semua, namun kebanyakan naskah-naskah drama dibagi-bagi di dalam babak. Suatu babak dalam naskah drama adalah bagian dari naskah drama itu yang merangkum semua peristiwa yang terjadi di satu tempat pada urutan waktu tertentu.

 

Suatu babak biasanya dibagi-bagi lagi dalam adegan-adegan. Suatu adegan ialah bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa berhubung datangnya atau perginya seorang atau lebih tokoh cerita ke atas pentas.

 

Bagian lain yang sangat penting dan secara lahiriah membedakan sastra drama dari jenis fiksi lain adalah dialog. Dialog adalah bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan yang lain. Begitu pentinya kedudukan dialog di dalam sastra drama, sehingga tanpa kehadirannya, suatu karya sastra tidak dapat digolongkan ke dalam karya sastra drama.

 

Umumnya naskah sastra drama mempunyai bagian lain yang jarang tidak hadir, yaitu petunjuk pengarang. Petunjuk pengarang adalah bagian dari naskah yang memberikan penjelasan kepada pembaca atau awak pementasan—misalnya sutradara, pemeran, dan penata seni—mengenai keadaan, suasana, peristiwa atau perbuatan dan sifat tokoh cerita.
Bagian naskah lainnya ialah prolog, namun tidak semua naskah memiliki prolog. Prolog adalah bagian naskah yang ditulis pengarang pada bagian awal. Pada dasarnya prolog merupakan pengantar naskah yang dapat berisi satu atau beberapa keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan.

 

Disamping prolog terdapat pula epilog. Epilog biasanya berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita; kadang-kadang kesimpulan itu disertai pula dengan nasihat atau pesan.

 

Solilokui adalah bagian lain dari naskah drama. Solilokui merupakan suatu konvensi, yaitu suatu hal yang diterima pembaca atau penonton sebagai suatu yang wajar di dalam kerangka sastra drama.

 

Aside adalah bagian naskah drama yang diucapkan oleh salah seorang tokoh cerita dan ditunjukan langsung kepada penonton dengan pengertian bahwa tokoh lain yang ada di pentas tidak mendengar.

 

Plot atau Alur Cerita

 

Plot atau alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungkan dengan hukum sebab-akibat. Seorang dramawan menyusun plot untuk mencapai beberapa tujuan, yang terpanting diantaranya adalah untuk mengungkapkan buah pikiran. Selain itu plot juga memiliki fungsi menangkap, membimbing, dan mengarahkan perhatian pembaca atau penonton. Meskipun pesan yang akan disampaikan dalam sebuah drama adalah pesan yang berharga, kalau penonton tidak merasa tertarik kepada karya yang dicipta, maka buah pikiran atau pesan yang ingin disampaikan tidak akan sampai sasaran. Tugas menarik pembaca atau penonton diemban plot dengan mempergunakan unsur-unsurnya.
Ketegangan (suspense) adalah unsur plot yang pertama. Plot baik akan menimbulkan ketegangan pada diri pembaca atau penonton melalui kemamuannya untuk menumbuhkan dan memelihara rasa ingin tahu dan kepenasaran penonton dari awal sampai akhir.

 

Unsur kedua adalah dadakan (surprise). Pengarang yang baik akan menyusun ceritanya sedemikian rupa hingga dugaan-dugaan pembaca atau penontonnya selalu keliru dan peristiwa membelok ke arah lain yang tidak disangka-sangka dan bahkan mengagetkan.

 

Ironi dramatik dapat berbentuk pernyataan-pernyataan atau perbuatan-perbuatan tokoh cerita yang seakan-akan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian. Ironi diciptakan agar tidak mengganggu ketegangan dan hilangnya unsur dadakan. Sebaliknya, ironi dramatik justru untuk mendukung kedua unsur yang lain. Ironi dramatik akan menyebabkan pembaca dan penonton lebih penasaran di satu pihak, di pihak lain akan memperkuat kesan dadakan kalau kemudian terjadi peristiwa yang ternyata berhubungan erat dengan apa yang terjadi sebelumnya.

 

Struktur Dramatik Aristoteles

 

Struktur dramatik digunakana untuk memelihara kesinambungan hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Di dalam cerita-cerita konvensional, struktur dramatik yang dipergunakan adalah struktur dramatik aristoteles. (384-322 SM) dari karya-karya Sophocles (495-406 SM).

 

Struktur adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian, yang kalau satu di antara bagiannya diubah atau dirusak, akan berubah atau rusaklah seluruh struktur itu. adapun bagian-bagian itu ialah eksposisi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan konklusi.

 

Eksposisi adalah bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra drama. Komplikasi atau penggawatan merupakan lanjutan dari eksposisi dan peningkatan daripadanya. Di dalam bagian ini, salah seorang tokoh cerita mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi, hasil dari prakarsa itu tidak pasti. Denga demikian timbullah kegawatan.

 

Komplikasi disusl klimaks, bagian selanjutnya dari struktur dramatik aristoteles. Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan atau bertentangan, berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir yang menentukan. Resolusi menyusul klimaks. Dalam bagian ini semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa tokoh.

 

Bagian terakhir adalah konklusi. Dalam bagian ini nasib-nasib tokoh cerita sudah pasti plot dan alur cerita, di samping mengembang faal (fungsi) untuk mengungkapkan buah pikiran pengarang dan menarik serta memelihara perhatian pembaca atau penonton, juga mengungkapkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh cerita.

 

Tokoh Cerita atau Karakter

 

Cerita yang disajikan dalam suatu drama umumnya adalah totkoh-tokoh yang berupa manusia, selain binatang atau makhluk lain. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tokoh cerita adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian dari peristiwa-peristiwa yang digambarkan di daam plot.

 

Sifat dan kedudukan tokoh cerita di dalam suatu karya sastra drama beraneka ragam. Ada yang bersifat penting (major) dan ada pula yang digolongkan dalam golongan tidak penting (minor). Ada yang berkedudukan sebagai protagonis, yaitu tokoh yang pertama-tama berprakarsa dan dengan demikian berperan sebagai penggerak cerita. Protagonis adalah tokoh yang pertama-tama mendapat masalah dan dihadapkan dengan kesukara-kesukaran. Biasanya kepadanya para pembaca berempati.

 

Lawan protagonis adalah antagonis, yaitu peran sebagai penghalang dan masalah bagi protagonis. Tokoh lain adalah confidant, yaitu tokoh yang menjadi penengah atau tokoh kepercayaan dari kedua tokoh protagonis atau antagonis sehingga keduanya bisa mengungkapkan isi hati di pentas dan oleh karena itu membuka peluang lebih besar kepada pembaca atau penonton untuk mengenal watak dan niat-niat tokoh-tokoh dengan lebih baik.

 

Watak para tokoh bukan saja merupakan pendorong untuk terjadinya peristiwa, akan tetapi juga merupakan unsur yang menyebabkan gawatnya masalah-masalah yang timbul dalam peristiwa-peristiwa tersebut. Tingkah laku dan perkataan tokoh-tokoh cerita itu niscaya akan membangkitkan perhatian dan membimbing pembaca atau penonton yang peka untuk memahami, menghayati, dan menyimpulkan buah pikiran pengarang.

 

Bahasa

Unsur drama yang sangat penting adalah bahasa. dalam hubungannya dengan plot, bahasa memiliki beberapa peran. Bahasa juga menggerakkan plot dan alur cerita. Bahasa juga menjelaskan latar belakang dan suasana cerita. Melalui bahasa yang diucapkan oleh para tokoh cerita atau petunjuk pengarang, kita mengetahui tentang tempat, waktu atau zaman dan keadaan di mana cerita itu terjadi.

 

Bahasa juga berperan menciptakan suasana terpenting dalam cerita. Bahasa pun sangat penting hubungannya dengan tokoh. Di samping oleh perbuatannya, watak tokoh cerita dilukiskan melalui apa yang dikatakannya atau apa yang dikatakan oleh tokoh lain tentang dia sehingga bahasa berperan besar dalam mengungkapkan buah pikiran pengarang. Kalaupun tokoh-tokoh tidak mengungkapkan buah pikiran pengarang secara langsung, pembaca atau penonton akan menyimpulkan buah pikiran itu terutama melalui bahasa di samping perbuatan tokoh-tokoh cerita.

 

Buah Pikiran atau Tema

 

Kalau seorang seniman tergolong pada kelompok masyarakat yang disebut cendekiawan, hal itu berarti bahwa sebagai anggota masyarakat ia senantiasa peka dan memperhatikan apa yang terjadi di sekelilingnya. Seorang dramawan atau penulis naskah drama pertama kali pasti menemukan masalah, artinya ia melihat kesenjangan antara kenyataan (das Sein) dan harapan (das Sollen).

 

Unsur buah pikiran dalam karya sastra drama yang terdiri dari masalah, pendapat, dan pesan pengarang itu secara langsung dan intuitif disimak oleh pembaca atau penonton yang baik. Buah pikiran merupakan tujuan akhir yang harus diungkapkan oleh plot, karakter, maupun bahasa. Oleh karena itu, buah pikiran justru menjadi pedoman dan pemersatu bagi unsur-unsur drama lainnya.

 

Dorongan atau Motivasi

Salah satu unsur yang tidak kalah pentingnya dari unsur-unsur yang lain adalah dorongan atau motivasi. Motivasi adalah unsur yang menentukan baik terhadap perbuatan maupun terhadap percakapan (dialog) yang diucapkan oleh tokoh cerita, khususnya tokoh utama atau protagonis. Jika ingin memahami, menghayati, dan menikmati karya sastra drama, seyogianya berusaha secepat mungkin untuk menangkap motivasi utama dalam karya itu.

 

Hubungan Langkah-langkah Apresiasi dengan Unsur-unsur Dramatik.

Langkah pertama dalam apresiasi karya drama adalah keterlibatan jiwa, yaitu suatu peristiwa ketika pembaca atau penonton menyimak pikiran dan perasaan pengarang dalam hubungannya dengan suatu masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya.

 

Langkah kedua dalam apresiasi karya drama adalah kemampuan pembaca atau penonton untuk melihat hubungan mantik (logis) antara gerak-gerik pikiran, perasaan, dan khayalnya dengan unsure-unsur drama yang terdapat di dalam karya itu. Dalam langkah kedua apresiasi initermasuk pula drama sebagai pengungkap buah pikiran dramawan.

 

Langkah ketiga dalam apresiasi karya drama dicapai ketika pembaca atau penonton memasalahkan dan menemukan atau tidak menemukan hubungan (relevansi) antara buah pikiran pengarang dengan pengalaman pribadinya dan pengalaman kehidupan masyarakat secara umum. Dalam tingkat ini, pembaca atau penonton menetapkan apakah buah pikiran dramawan itu ada manfaatnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

http://ilmipenulis.wordpress.com/2012/02/28/pengertian-drama-dan-unsur-unsurnya/

 

bangkep city....

23 February 2013 13:33:44 Dibaca : 156

 

HAdjnqUvnjk

 

Penggunaan EYD

23 February 2013 13:10:17 Dibaca : 2023

PENGGUNAAN EYD

PENULISAN HURUF

1.1.1. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal Kalimat.

Contoh : Selain buku juga penggaris yang dijual. Kamu harus belajar sungguh-sungguh. Bagai mana itu bisa terjadi?

Mobil itu berjaIan dengan cepat.

1.1.2.Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Contoh : Ibu bertanya, "Kapan Antonpergi?"

"Kemarin aku membeli baju baru" kata Budi. Pak Lurah berseru, "Peinuda harus giat bekerja." .1.1.3. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalamungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan,kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya

Contoh :

Allah

Yang

Maha

KuasaYang Maha Agung AlkitabWedaQuranHindu1

PENGGUNAAN EYD

I. PENULISAN HURUF

1.1. Huruf Besar atau Huruf Kapital

1.1.1. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kataawal kalimat.Contoh : Selain buku juga penggaris yang dijual.Kamu harus belajar sungguh-sungguh.Bagaimana itu bisa terjadi

?

Mobil itu berjaIan dengan cepat.

1.1.2.

Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikanlangsung.Contoh : Ibu bertanya, "Kapan

Anton

pergi

?"

"Kemarin aku membeli baju baru" kata Budi.Pak Lurah berseru, "Peinuda harus giat bekerja." .1.1.3. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalamungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan,kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya

Contoh :

Allah

Yang

Maha

KuasaYang Maha Agung AlkitabWedaQuranHindu1

KristenIslamTuhan seJalu mengasihi semua ummat-Nya.1.1.4.

Huruf besar

atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Contoh :

Haji Abu Bakar Imam MalikiImam Hambali Nabi IbrahimSultan Ageng Tirtayasa1.1.5.

Huruf besar

atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.

Contoh :

Presiden SoehartoGubernur WahonoPerdana Menteri NehruProfesor SupomoTetapi,

perhatikanlah

penulisan di bawah ini :Siapakah presiden yang baru dilantik itu ?Kolonel Hartono baru dilantik menjadi brigadir jenderal.1.1.6.

Huruf besar

atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.Contoh : Siti MariamAgus Subekti2

KristenIslamTuhan seJalu mengasihi semua ummat-Nya.1.1.4.

Huruf besar

atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Contoh :

Haji Abu Bakar Imam MalikiImam Hambali Nabi IbrahimSultan Ageng Tirtayasa1.1.5.

Huruf besar

atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.

Contoh :

Presiden SoehartoGubernur WahonoPerdana Menteri NehruProfesor SupomoTetapi,

perhatikanlah

penulisan di bawah ini :Siapakah presiden yang baru dilantik itu ?Kolonel Hartono baru dilantik menjadi brigadir jenderal.1.1.6.

Huruf besar

atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.Contoh : Siti MariamAgus Subekti2

Abdul Kahar Wage Rudolf SupratmanSuparto Sosrodiharjo1.1.

7. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa

Contoh :

bangsa Indonesia

suku

Jawa bahasa

Belanda

.Tetapi,

perhat

ikan penulisan di bawah ini.

mengindonesiakan

kata-kata asing kebelanda-belandaan.

1.1.8.

Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama namahari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Contoh :

hari Selasa Perang Candu bulan Agustus Perang Salibtahun Saka tahun Hijrahhari

Natal

tahun Masehihari

Lebaran

hari Galungan bulan

Maulud

hari Waisak

1.1.9.

Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama namakhas dalam geografiContoh

:

Surabaya Kali SerayuAsia Tenggara Jazirah Arab