ARSIP BULANAN : February 2013

Rinduku (Puisi)

20 February 2013 12:11:52 Dibaca : 1105

Pernah, ku coba untuk melupakanmu

Lupa tentang kisah dari rasa dulu

Kau pasti mengerti dan paham

Ragu-ragu itu sudah pilihanmu

 

Kemarin waktu kutatap cinta

Cahaya kemilau rasaku, menembus besi

Kemana siksa akan kubuang

Rasa rindu yang tak tertahankan

 

Kalau saja dunia seperti logika teknologi

Aku ma uterus melihat senyum cinta

Bukan seperti waktu kemarin

Hari ini ku deklarasikan semua

 

Rasaku memuncak

Full charge dua ratus persen

And low to seratus persen

Sebelumnya sudah kucoba

Tapi strum menyengat juga

 

Gorontalo, 24 Oktober 2012, 10.41 pm

Bahasaku, Indonesia (Puisi)

20 February 2013 12:08:53 Dibaca : 2862

Darahnya pernah membasahi bumi

Mayatnya terkubur di bumi

Tanah indonesia menagis kala itu

Berjuang untuk bangsa juga bahasa

Indonesia, akhirnya merdeka


Tanah air indonesia, punyaku

Bangsaku hanya satu

Dan aku bangga, Indonesia
Bahasaku, Indonesia


Dan kita hanya nikmati saja

Aku ingin bertanya tentang sebuah janji

Tentang menjunjung tinggi

Bahasa persatuan

Bahasa Indonesia

Indonesia, Merdeka

Tapi hari ini indonesia kita terjajah

Aku tidak mau menjajah diri

Tidak mau menjajah bahasaku
Bahasaku, Indonesia

Biarkan Ia Tetap utuh

 

Darwin Kamarudin
Gorontalo, 03 Desember 2012, Pukul 07.44 am

 

Assalamu'alaikum, Tuhan (Puisi)

20 February 2013 12:07:42 Dibaca : 1206

 

Assalamu’alaikum….

Tuhan, apakah aku punya banyak dosa

Apakah aku punya banyak salah

Kuminta Tuhan,

Apakah yang kurasa ini sebuah siksa?

Aku tak mau terpenjara.

Dan tenggelam dalam lautan dosa.

Aku mohon tuhan.

Pintaku bukanlah kepada sebuah harapan dan cita-cita


Apakah aku terpenjara?


Jika ia.

Tuhan, bukakanlah pintu kebebasan

Aku sudah merasakan

Lama terpenjara.

Tuhan, apakah ini hukuman
Sungguh,

Kurasakan ini adalah sebuah siksa
Lama rasanya,

Aku sudah terpenjara

Bebaskan hamba,
Sungguh siksa ini, kurasakan menyiksa.


Tuhan, aku tak mau terus terpenjara

Dan terkubur dalam lautan dosa

Tuhan, kumohon bukakanlah pintu ini

Sudah lama aku terpenjara

Aku tak mau terus dalam dosa

Tuhan, ampuni dosa ini 
Bebaskan hamba dari siksa ini.

 

Oleh : Darwin Kamarudin
Gorontalo, 04 Januari 2013, Pukul, 20.38 Wita

Cara Membuat Puisi dengan Cara yang Sederhana

20 February 2013 10:44:28 Dibaca : 1401

Assalamu’alaikum Warahatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin pernah berpikir dan bertanya dalam benak anda ataupun pada orang lain, bagaimana sih cara-cara orang ketika mereka membuat puisi?, membuat puisi menurut beberapa orang adalah mudah, tetapi beberapa orang yang lainnya pun mengatakan bahwa membuat puisi itu sulit, sedangkan menurut saya membuat puisi itu gampang-gampang susah. Berikut ini saya akan memberi beberapa tips yang semoga bermanfaat untuk anda yang ingin membuat puisi atau mau menulis puisi. Mohon ma’af sebelumnya tips berikut merupakan cara saya, yah berdasarkan pengalaman saya sendiri dalam membuat puisi, oleh karena itu tidak menutup kemungkinan akan memiliki banyak variasi atau perbedaan dengan tips-tips yang anda baca pada tulisan-tulisan orang lain. Baiklah berikut beberapa tips yang mugkin sangat sederhana untuk anda lakukan, di antaranya:

1. Mencari Ide.

Sebelum menulis sebuah puisi atau ungkapan rasa terlebih dahulu anda harus menentukan ide atau gagasan utama dan pesan yang akan anda sampaikan dalam sebuah puisi, ide ini pun bukan berarti anda harus menentukan judul puisi. Jujur saya dalam membuat puisi biasnya akan menulis apa saja yang saya rasakan dan yang ingin saya sampaikan secara bebas, setelah itu baru akan menentukan judul puisinya.

2. Mengumpulkan atau Menentukan Kata (diksi).

Mengumpulkan kata atau diksi (pilihan kata) ini sangat perlu sebab dengan pilihan kata (diksi) puisi anda akan melahirkan kata-kata yang walaupun berdiri sendiri kata tersebut dapat mewakili beberapa makna. Pada tahap ini saya biasanya menggunakan kamus, dan menyalin kata-kata yang ada dalam kamus tersebut serta menulis kata-kata apa saja yang pada saat itu saya pikirkan. Misalnya: malam, aku, sayang, cerita, bongkahan, dll. Setelah itu saya akan menyusun puisi serta sering-sering melirik kata-kata yang sudah di salin tadi untuk di bubuhkan dalam puisi.

3. Menulis dengan Bebas.

Pada tahap ini, mulailah untuk mengolah rasa, pikiran anda, wawasan anda, serta pesan-pesan anda yang ingin anda katakan dalam puisi, dengan cara menuliskannya pada kertas atau di TIK pada komputer anda dengan bebas, sebab dengan kebebasan anda tidak akan merasa terikat. Jika ingin membuat puisi yang bertajuk kesedihan maka, olahlah rasa anda untuk bisa sedih saat itu, tentang kemarahan maka olahlah rasa anda untuk bisa marah pada saat itu, pokoknya sesuaikan denga rasa, tujuan, dan pesan yang ingin anda sampaikan dalam puisi. Pilihan kata atau diksi yang anda siapkan memang perlu anda bubuhkan, tetapi jika tidak pun tidak ada masalah, toh pasti dengan mengolah rasa, pikiran anda, wawasan anda serta pesan-pesan anda toh diksi pasti akan hadir dengan sendirinya bahkan pula akan melahirkan majas pula.

4. Jangan Ragu

Menulis sebuah puisi ibarat melatih emosi kita, oleh karena itu jangan ragu, sebab dalam membuat puisipun di butuhkan kepercayaan diri, dengan kepercayaan diri anda tidak akan pernah merasa takut, serta dalam mengeluarkan gagasan atau pesan-pesan anda dalam sebuah puisi akan terkesan berani.

5. Tinjau Kembali (Revisi)

Setelah puisi anda selesai di tulis maka hal terakhir yang perlu anda lakukan adalah merevisinya, yakni membaca secara keseluruhan dan memperbaiki jika ada kata-kata yang salah atau tidak sesuai dengan konteks dari tujuan anda, yakni gagasan dan pesan yang ingin di sampaikan dalam puisi anda tersebut. Selain itu mungkin anda harus meminta bantuan teman anda untuk menilai puisi anda tersebut selanjutnya di pertimbagkan (ingat !!! Setelah sebuah puisi di publikasikan maka pengarang sudah tidak berurusan lagi dengan itu, hanya saja itu sudah menjadi kerja pembaca untuk menginterpretasi puisi itu.)

6. Teruslah Berlatih

Seseorang yang lahir di dunia ini tidak akan memiliki keahlian apa-apa tanpa sebelumnya mereka berlatih kecuali itu adalah sebuah mukjizat, oleh karena itu teruslah berlatih untuk mengembangkan kemampuan anda dalam menulis puisi jika telah lewat beberapa tahun atau bulan cobalah untuk meninjau puisi-puisi dulu anda tentunya akan berbeda sekali dengan puisi anda yang sekarang. Saya sendiri sampai sekarang masih terus
berlatih dengan terus belajar menulis puisi untuk mengembangkan kemampuan saya. Bagaiamana kawan pembaca? Semoga tips di atas bermanfaat serta dapat membantu anda yang sedang mencari atau ingin menulis puisi tapi tidak punya mental untuk membuatnya. Pesan saya tidak perlu ragu dalam membuat puisi, toh dengan mengolah rasa, pesan kita, maka tentunya akan melahirkan sebuah puisi yang meski masih amatir tetapi tetaplah belajar berlatih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penulis : Darwin Kamarudin

Artikel : http://sidharly.blogspot.com

Salam : segala sesuatu akan terasa sulit jika kita sendiri merasa itu berat dan tidak mau melaluinya atau melawannya, tetapi akan terasa mudah jika kita tidak merasa kalau apa yang kita hadapi itu berat. (Darwin Kamarudin)

ingat!!! “tidak ada yang mustahil bilamana usaha dan do’a selalu bersama

 

Surat Untukmu di Kota Daeng (PUISI)

14 February 2013 18:44:50 Dibaca : 1236

Surat Untukmu di Kota Daeng

 

Mungkin aku terlalu munafik

Dengan janji yang aku ingkari

Dan mungkin aku terlalu bodoh

Dengan harapan yang tak pasti.

Tetapi aku bukan pembohong

Yang berbohong agar terlihat bijak

Agar terlihat istimewa, memanjakan mata,

Serta mengelabui hati.

 

Aku tak akan banyak berkata

Dan tak akan banyak suara

Ku ukir sebuah nada yang lama bersemayam ini

Sebagai harapan agar bisa lepas dan bebas.

Tapi rasaku bukanlah sebuah benda.

Ia adalah akar, tertancap dalam juga lekat.

Ia tak mau lepas, seperti aku dulunya

Sebelum melihat dunia, sebelum melihat semuanya

 

Mungkin aku terlalu munafik

Dengan janji yang ku ingkari

Tetapi, kemunafikkan ini

Aku ikrarkan dalam sebuah kejujuran

Tahukah,

mataku

Tak melihat kilauan lagi

Yang kau perlihatkan

Waktu itu.

 

 

Dharly Friendi

Gorontalo, 11 Januri 2012