CATATAN GADIS LUPUS
SEPENGGAL CERITA DARI NOVEL yang Best Seller
“BERTEMAN DENGAN KEMATIAN”
Catatan Gadis Lupus
Oleh: Sinta Ridwan
Kelahiran Senja dari Kematian embun
Perjalanan hidup adalah adalah sebuah proses dan kematian adalah final. Begitu pula kematian adalah jodoh yang pasti datang untuk mendampingi kita untuk melangkah di kehidupan yang baru. (Si Hidup)
Mepertaruhkan Kebahagiaan demi Mimpi
Bagaimanapun mimpiku, aku bersikeras tidak membuang mimpi itu ke dalam Tong sampah kehidupan. Mimpi dibuang dan hidup berjalan berdasarkan hanya demi uang. Sungguh, kasihan sekali hidupku bila seperti itu. Aku sangat mafhum hidup hanya satu kali. Walau pada akhirnya aku akan hidup kembalindi kehidupan yang akan datang. Namun dalam kesempatan hidup saat ini, oleh pencipta, aku diharapkan mampu mempertahankan hidup yang benar-benar aku mimpikan. Seandainya aku tidak memiliki mimpi, aku pasti sudah mati, beku dalam dunia semu. Berkat mimpi, aku dapat melanjutkan perjalanan-perjalanan yang indah bagi hidupku. Demi mimpi pula aku yakin akan mencapai kebahagiaan yang tidak akan dirasakan oleh orang lain. (Si Hidup)
Hidup Bak Air Sungai
Aku. Adalah perempuan yang sangat suka melukis dirinya sebagai seorang Aku. Ke-aku-anku itu adalah cerminan sosok yang arogan yang merasa bahwa menjadi diri sendiri adalah pilihan yang terbaik. Aku menjadi sosok yang menyerupai patung Laksmi. Ketika waktu dikelilingi oleh kesunyian, kesendirian menjadi sempurna. Aku benamkan keluhku pada pencipta yang tumbuh dalam tubuhku sendiri.
Aku melukis hidupku sebagai air sungai yang mengalir panjang. Di setiap perjalanan, aku selalu menghantam batu sungai besar dan kerikil. Namun sebagai makhluk hidup, sang air terus saja mengalir hingga muara dan menemukan kebebasannya di samudera. (Si Hidup)
Ketika Mega Mulai Menghitam
Apakah suatu hari nanti hidupku akan berguna untuk orang lain?” (Si Hidup)
Tarian Samudera Menantang Hujan
Seandainya aku jadi pelacur, aku ingin menjadi pelacur yang bahagia dan tidak pernah mengeluh sedikitpun. Seandainya aku menjadi perampok, aku ingin menjadi perampok yang membagi-bagikan hasil rampokannya pada orang-orang yang kelaparan. Seandainya aku menjadi samudera, aku ingin menjadi samudera yang terus menari dan menari untuk menantang hujan agar mendatangiku sehingga para petani tertawa senang melihat tanahnya dihadiahi air yang penuh keberkahan. (Si Hidup)
Ribuan Kilat membelah Langit Kelam
Aku berharap awan-awan yang gelap itu menyingkir. Kemudian muncullah langit biru. Juga Sembilan matahari. Dengan begitu aku bisa melihat jarak perjalanan hidupku yang membentang. Dan mulai menghitungnya. (Si Hidup)
Hujan Pun Basahi Kalbu
Seandainya langit kelam itu memayungi tubuhku dan ribuan titik air hujan membasahi setiap helai rambutku. Aku akan menanti pelangi datang sesudah hujan. Membiarkan dunia ini basah oleh tangisan langit biru agar danau pun membiru oleh waktu. Burung camar mengelilingi danau saat langit semakin kelabu. Ia adalah harapan para ikan. Bersama mereka, kunanti pelangi di atas langit yang membiru lepas dari sendu. Dan awan pun putih tak berdosa. (Si Hidup)
Surat Dari Penyemangat
Bila masih ada waktuku disisa senja ini. Aku ingin merkurius muncul bersamaan dengan semburat pelangi yang kemudian menerangi kalbuku sehabis hujan deras.
Bila masih ada sisa udara di separuh paruku. Aku ingin hembusan energy angina samudera birulah yang mengisi relung sisa hidupku.
Bila masih ada malam yang menanti derap langkahku. Aku ingin malam yang penuh bintanglah yang mendoakanku. Juga sisa kematian senja yang masih memperlihatka sedikt keindahannyalah yang menyemangati hidupku.
Ayo semangatlah bintang hidupku. Kau harus menghidupi hidupmu. (Si Hidup)
Kategori
Blogroll
- Masih Kosong