MALAIKAT (CERPEN)

19 March 2013 22:43:03 Dibaca : 1169

CERPEN

“MALAIKAT”

KARYA: CANDRA DALILA

Matahari pagi serasa menjulurkan sinarnya dari ufuk timur. Sesekali ia mencoba untuk menggerakkan seluruh jiwa dan raganya, hendak menuju ke ufuk barat dan berharap digantikan oleh sang rembulan yang tengah berusaha menunggu dengan penuh kesabaran. Hari itu udara terasa sangat memekikkan hati menyentuh jiwa. Seakan-akan merambat keseluruh tubuh manusia.

Nampak dari ujung dusun terlihat sekumpulan Anjing yang biasanya melolong, namun kini bungkam bukan lantaran capek begadang hingga larut malam. Tapi bukan itu penyebabnya. Anjing-anjing itu melolong karena kegirangan menanti sesuatu yang ia ketahui.

Sementara dari alam lain terdengar suara canda tawa dari seorang bayi mungil. Bayi tersebut merupakan yang siapun tuk berhijrah kedunia dengan membawa sejuta harapan yang ia sendiri tidak mengetahuinya. Membawa sejuta kedamaian yang membuat hati semua orang akan terasa luluh.

Tiba-tiba terbesit dalam fikiran sang bayi sebuah keinginan besar. Keinginan yang tak mungkin bisa orang lain lakukan. Sang bayi tersebut hendak bertemu dengan Tuhan dan ingin mengajukan pertanyaan. Namun, ia terasa bimbang dan berat hati ingin bertemu dengan tuhannya. Tanpa berfikir panjang, ia pun bergegas melangkahkan kaki hendak bertemu Tuhannya. Seakan-akan rasa takut itu hilang bagai petir yang memuntahkan sinarnya.

***

“Wahai Tuhanku, Tuhan yang menciptakan segala yang ada di alam jagad raya ini. Hamba dating menghadap untuk menimba nasib dengan segala pertanyaan yang tak seorang pun mudah untuk menjawabnya”. Kata bayi tersebut seakan membuka pembicaraan ibarat sang moderator dalam sebuah diskusi yang hendak membuka jalannya diskusi.

“Wahai hambaku yang teramat mungil, gerangan apa yang hendak engkau tanyakan sampai mengganggu aktivitas Kudalam mengerjakan tugas untuk meninjau seluruh ciptaanKu di alam jagad raya ini”. Tuhan pun angkat bicara dengan perlahan tapi pasti.

Sang bayi mulai kebingungan darimana ia akan memulai pertanyaannya. Sesekali ia tertegun dan memandang wajah Tuhannya yang teramat sangat diagungkannya itu. Meskipun bibirnya terasa kaku Perlahan-lahan ia mulai angkat bicara.

“Wahai Tuhanku, tadi pagi sempat hamba mendengar dari suara para malaikat bahwa mulai besok Engkau akan mengirimku kedunia. Apakah benar adanya dengan apa yang mereka ucapkan tersebut? Jika hal tersebut benar adanya, bagaimana cara hamba untuk hidup di alam sana? Sementara raga saya begitu kecil dan teramat sangat lemah.”

Tuhan pun menjawabnya dengan penuh keseriusan.“Ya, apa yang kau dengar memang betul”. tanggasNya dengan berusaha untuk melanjutkan arah pembicaraan sang bayi. “Aku telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akanmenjaga dan mengasihimu.”

“Tapi disini, di dalam surge ini hamba terasa sangat berkecukupan. Bernyanyi, tertawa, bersenda gurau bersama para malaikat, bahkan sesekali hamba sering menggelitik Dikau dikala Engkau sedang mengawasi ciptaanMu seperti para guru yang mengawasi murid-muridnya yang hendak mengikuti ujian nasional. ” ungkap sang bayi yang tak rela jika ia akan ditransmigrasikan kedunia.

“Malaikat mu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kau akan merasakan sebuah kehangatan cinta yang teramat besar dan mulia dan menjadi lebih berbahagia dibandingkan ketika kau berada di surga ini.” Ungkap Tuhan kepada sang bayi yang sedari tadi menunggu jawabanNya.

“Lalu bagaimana hamba bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku sementara hamba sendiri tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan?” Ungkapnya mengebu-gebu.

“Malaikat mu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang teramat sangat indah yang belum pernah engkau dengar dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkanmu bagaimana cara berbicara dengan menggunakan bahasa malaikatmu.” UngkapNya.

Tampak sesekali sang bayi mengambil nafas secara perlahan-lahan. Tak mau menunda kesempatan yang ada, Ia pun melanjutkan pertanyannya.

“Apa yang akan hamba lakukan saat hamba ingin berbicara denganMu?” kata sang bayi dengan penuh harap.

Sesekali Tuhan mengambil nafas sambil menengok wajah sang bayi. Kemudian Tuhan pun menjawab pertanyaan dari sang bayi.

“malaikatmu akan mengajarkanmu bagaimana cara berdoa.” UngkapNya singkat. “Tapi hamba mendengar di bumi banyak di huni oleh orang-orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungi hamba?” kata sang bayi harap-harap cemas.

“Malaikatmu akan melindungimu walaupun itu akan mengancam jiwanya.” Ungkap Tuhan yang berusaha untuk meyakinkan sang bayi.

“tapi hamba akan merasa sangat sedih karena tidak akan pernah melihat Mu lagi?” kata sang bayi kepada tuhannya.

“malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Ku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada disisimu” tanggasNya.

***

Saat surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi pun bertanya perlahan mengingat waktu untuk bertanya tinggal sedikit sebab ia akan segera dihijrahkan dari surge menuju ke bumi.

“Wahai Tuhanku, jika hamba harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahukan kepada hamba nama malaikat yang telah engkau janjikan.” Ungkapnya dengan penuh keseriusan.

Dengan perlahan tapi pasti Tuhan pun menjawab pertanyaan dari sang bayi sambil membisikkan ketelinga sang bayi

“kau akan memanggil malaikatmu itu dengan sebutan…IBU”.

KUMPULAN CERITA MOTIVASI PENUH HIKMAH

17 March 2013 23:35:03 Dibaca : 2063
  • Inti Semua Kebijaksanaan


Konon, ada seorang raja muda yang pandai. Ia memerintahkan semua mahaguru terkemukadalam kerajaannya untuk berkumpul dan menulis semua kebijaksanaan dunia ini. Mereka segera mengerjakannya dan empat puluh tahun kemudian, mereka telah menghasilkan ribuan buku berisi kebijaksanaan. Raja itu, yang pada saat itu telah mencapai usia enam puluh tahun, berkata kepada mereka, “Saya tidak mungkin dapat membaca ribuan buku. Ringkaslah dasar-dasar semua kebijaksanaan itu.”

Setelah sepuluh tahun bekerja, para mahaguru itu berhasil meringkas seluruh kebijaksanaan dunia dalam seratus jilid.

“Itu masih terlalu banyak,” kata sang raja. “Saya telah berusia tujuh puluh tahun. Peraslah semua kebijaksanaan itu ke dalam inti yang paling dasariah.

Maka orang-orang bijak itu mencoba lagi dan memeras semua kebijaksanaan di dunia ini ke dalam hanya satu buku.

Tapi pada waktu itu raja berbaring di tempat tidur kematiannya.

Maka pemimpin kelompok mahaguru itu memeras lagi kebijaksanaan-kebijaksanaan itu ke dalam hanya satu pernyataan, “Manusia hidup, lalu menderita, kemudian mati. Satu-satunya hal yang tetap bertahan adalah cinta.”

  • Janganlah Memaksa

Seorang kakek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalanya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.

“Cara demikian tidak pernah akan berhasil, nak!” kata kakek, “Saya akan mencoba mengajarimu.”

Mereka pulang. Sang Kakek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.

“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala seuatu, nak!” nasihat kakek, “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”

  • Melawan Diri Sendiri

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu di jalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan, dan semua beban yang menambat diri di tempat start.

Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.

Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan recordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.

Ia bertading dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

  • Kepercayaan Diri

Banyak orang pandai menyarankan agar kita memiliki suatu kepercayaan diri yang kuat. Pertanyaannya adalah diri yang manakah yang patut kita percayai? Apakah panca indera kita? Padahal kejituan panca indera seringkali tak lebih tumpul dari ujung pena yang patah. Apakah tubuh fisik kita? Padahal sejalan dengan lajunya usia, kekuatan tubuh memuai seperti lilin terkena panas. Ataukah pikiran kita? Padahal keunggulan pikiran tak lebih luas dari setetes air di samudera ilmu. Atau mungkin perasaan kita? Padahal ketajaman perasaan seringkali tak mampu menjawab persoalan logika. Lalu diri yang manakah yang patut kita percayai?

Semestinya kita tak memecah-belah diri menjadi berkeping- keping seperti itu. Diri adalah diri yang menyatukan semua pecahan-pecahan diri yang kita ciptakan sendiri. Kesatuan itulah yang disebut dengan integritas. Dan hanya sebuah kekuatan dari dalam diri yang paling dalam lah yang mampu merengkuh menyatukan anda. Diri itulah yang patutnya anda percayai, karena ia mampu menggenggam kekuatan fisik, keunggulan pikiran dan kehalusan budi anda.

 

Kumpulan Cerita Pendek diatas diambil dari Kumpulan Ebook Motivasi Islami. Mudah-mudahan dapat Menginspirasi kita semua dalam menjalani kehidupan ini.

http://blogmayada.blogspot.com/2012/03/kumpulan-cerita-motivasi-penuh-hikmah.html

 

"JADWAL PROGRAM RUSNAWA" Part I

16 March 2013 15:56:59 Dibaca : 697

JADWAL PROGRAM DI RUSNAWA (Gelombang pertama)

  • Senin malam : Bidang Hukum dan Kehumasan (Koordinator PD 3 FIS)
  • Selasa malam : Tekhnologi Informasi (Koordinatornya PD3 FATEK)
  • Rabu malam : Bidang “Soft Skill” (Koordinatornya PD3 FEB atau direktur PKM)
  • Kamis malam : Bidang “Hard Skill” (Koordinatornya PD3 MIPA)
  • Jum’at pagi : Bidang Olahraga dan Kesehatan (Koordinatornya PD 3 FIKK)
  • Jum’at malam : Bidang “Ligh Skill” Bahasa Inggris (Koordinatornya PD 3 FIP)
  • Sabtu malam : Art Night “Kesenian dan Budaya”
  • Minggu malam: Bidang Booarding School

Catatan :

  • Senin dan Selasa : English Morning
  • Rabu dan Kamis : Soft Skill (Pagi)
  • Jum’at dan Sabtu : Olah raga
  • Minggu : Kerja Bakti sekalian “English Day”

PROGRAM IT

14 March 2013 16:34:37 Dibaca : 1011

PANITIA GORONTALO BISA OLO


OPENS HARING PART II


GORONTALO GO OPEN SOURCE 2013

 

                                                                                                               Gorontalo, 24 Januari 2013


Nomor : 021/OPSH-PR-II/GBO/2013


Lampiran : -


Perihal : Permohonan Akses Layanan Internet

 

Kepada Yth,


Kepala Pusat Komunikasi Informasi dan Komunikasi

 


(PUSTIKOM) Universitas Negeri Gorontalo


Di-,


Gorontalo

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita selaku Hamba-

Nya.Shalawat serta salam tercurah kepada nabi besar Muhamad SAW, keluarga, sahabat, dan

Insya Allah akan sampai kepada kita selaku umat-Nya hingga Yaumil Akhir.

Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan “Open Sharing” maka kami Ikatan Komunitas

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terikat dalam Gorontalo Bisa Olo, akan

menyelenggarakan kegiatan yang Insya Allah akan dilaksanakan pada :


Hari / Tanggal : Kamis, 31 Januari 2013


Waktu : pukul 8.30 – selesai


Tempat : Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Negeri Gorontalo

 

Maka dengan ini kami, memohon dukungan Kepada PUSTIKOM UNG untuk dapat memfasilitasi

tersedianya Akses Internet, demi suksesnya kegiatan Open Sharing Part II

Demikian permohonan ini kami buat atas perhatian dan bantuannya di ucapkan,

Terima Kasih, Jazakumullah Khairan Katsiran.

 


Wasslamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

Mengetahui


Panitia Pelaksana,

 

Walid Umar                                                                                                 Sunarty Kadir
  Ketua                                                                                                              Sekretaris

Nama : Nur Afni Ismail


Lantai : 3


Blok : B

Kamar : 7


Kelas IT : F


Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Sastra dan Budaya


Hari / tanggal : Rabu / 14 Maret 2013

 

 

On The Rocks

11 March 2013 07:49:08 Dibaca : 1630

Afternoon. Rain fell soaked earth. Breeze and the patter of rain brought me into his reverie.

Remembering in my mind about it. I miss him. But I was homesick longing in vain forbidden. For a

long time we are having love and affection, but now there lived the impossible fondest memories

and I will never forget in my life. Because to me that's part of my history. Nothing feels crystal

grains fell down my cheeks. My heart can not lie, that this time I really miss him. O you who missed

me, did you miss me? Although currently limited to the status of our friends there lived no more

than that.