ARSIP BULANAN : August 2021

Rasis

08 August 2021 10:03:02 Dibaca : 29

Rasis, rasis, rasis; mengapa media sekarang banyak berisi akan hal seperti itu? Apakah fellow reader juga biasa mendengar nya? Sebenarnya, apasih rasis itu? Saking tiada hentinya media online mengangkat berita macam itu?

Well, arti kebahasaannya dapat reader buka di tautan ini (https://www.dictionary.com/browse/racism). Namun, coba kita bawa ke konteks sosial, budaya, & kemanusiaan. Tapi sebelum itu semua, saya sebagai writer, men-Disclaimer akan hal ini; terlebih di UNG sendiri banyak anggota keagamaan, suku, ras yang berbeda serta asalnya. Jadi saya pribadi memohon maaf, apabila ada kata-kata yang menyinggung seseorang atau SARA karena tidak sopan, senonoh, dan sebagainya.

Kenapa ada suatu ras merasa "Superior" ketimbang ras lain? Padahal niat 1 ras manusia untuk hidup tidak ada yang jahat, merugikan, atau negatif akan ras lain.  Namun mengapa? Mengapa ada ras yang ingin memaksakan budayanya kepada ras lain yang tidak menerimanya? Apa solusi yang tepat akan masalah yang kian mendunia ini?

Media saat ini meliputi beragam kejadian rasis, bahkan olimpiade tokyo 2020 yang baru-baru ini, mulai berisi akan berita-berita negatif akan rasisme antar atlit, yang berefek domino kepada negara masing-masing; anda bisa buka tautan ini sebagai contoh (https://yoursay.suara.com/news/2021/08/06/110217/4-catatan-sikap-rasis-sepanjang-olimpiade-tokyo-2020). Sungguh nyata bahaya akan rasis, bukan kah begitu fellow reader?

Betapa negatifnya hal tersebut, yang bisa juga menhancurkan kesehatan mental dan psikologi serta perasaan akan seseorang yang diserang oleh pelaku rasis. Lalu, apa solusi akan "pandemi" selain pandemi COVID-19 ini? Kita perlu mengenal dunia luar, agar kita bisa memahami ras di belahab dunia lain. Kita bisa belajar akan bahasa mereka. Lebih bagus lagi, jika ada diantara mereka datang ke wilayah kita, atau kita yang datang ke wilayah mereka, kita bisa jauh mendalami kehidupan sosial, budaya, & koneksi antar suku di wilayah mereka. Namun, dengan cara positif apapun, secara dasar kita punya pondasi agar bisa memahami ras, suku, & warna kulit yang berbeda, tanpa harus memusuhi, bahkan yang jauh lebih buruk, membunuh satu sama lain. Padahal sejatinya, ada 7,8 mahkluk dengan nama ilmiah Homo sapiens, adalah manusia. Lantas mengapa saling membunuh sesama manusia? Sangat miris dalam sudut pandang saya pribadi...

 

Mungkin, itu juga hal positif akan FSB UNG. Kita bisa belajar bahasa & budaya asing, secara positif. Bukan dengan cara pandang negatif, terlebih media sosial sekarang terhubung antar negara, yang bisa mengacaukan hubungan sosial antar ras, bangsa, & negara masing-masing. Jadi fellow reader, jika kata dunia abad 21 adalah zaman kedamaian, jangan engkau perburuk zaman ini dengan rasisme & superioritas berlebihan antar ras. Tetaplah damai & positif, serta respect antar sesama manusia.

Sekali lagi, saya sebagai writer mohon maaf jika menyinggung perasaan fellow reader akan kata-kata saya yang mengandung SARA serta tidak pantas dan senonoh untuk dimasukkan. Saya harap fellow reader tetap bersemangat dalam kondisi Pandemi ini. Stay safe & clean, See you...

Bahasa, Budaya, & Zaman

08 August 2021 09:08:02 Dibaca : 23

Modernisasi, kata yang menunjukkan perubahan teknologi, ekonomi, sosial & budaya akan hal-hal yang baru. Pikiran kita akan terbuka, akan hal-hal yang maju dan baru, serta termotivasi dan bahkan terinspirasi dari bangsa & ras yang bereksperimen akan sesuatu yang tidak pernah kita fikirkan, sehingga kita membuat hal seperti itu juga.

 

Tak terkecuali kita, Indonesia sebagai negara yang dikenal negara maritim, terlebih lagi jumlah keseluruhan daratan kita adalah 16.771 pada 2020 (https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/4270-jumlah-pulau). Cukup banyak untuk negara dengan luas 5.193.250 km².

 

Tapi, pernahkah terfikirkan bahwa Modernitas juga akan membawa Globalisasi? Generasi muda zaman sekarang banyak yang sudah menganggap bahwa budaya leluhur kita sangat kuno & ditinggalkan oleh mereka. Lantas bagaimana dengan pemuda 1928 dengan lantangnya menyuarakan Sumpah Pemuda Indonesia terhadap "Netherlands people"? Kepada penjajah yang sudah menduduki batavia, buitenzorg, koetaradjasaat, amboina dan daerah lain selama berabad-abad dan berdekade. Sungguh ironis, bukankah begitu wahai reader yang budiman?

 

Well, tidak ada salahnya mempelajari & mendalami bahasa asing, tak peduli itu bahasa inggris, jerman, arab, mandarin, jepang, swahili; itupun tergantung sang pelajar akan apa yang ingin dipelajari & "passion" akan suatu bahasa lain. Namun, bukan berarti bahasa indonesia akan ditinggalkan pula. Kita sebagai bangsa negara ini patut untuk mengembangkan bahasa kita agar bisa digunakan bukan cuma di semenanjung malaya (Malaysia, Brunei darussalam, Filipina, & Thailand), namun diseluruh penjuru dunia, asalkan kita membangkitkan niat akan bahasa nasional kita.

 

Syukurlah, banyak perguruan tinggi yang memiliki program studi bahasa indonesia, terutama Universitas Negeri Gorontalo dengan Fakultas Sastra & Budaya yang dibanggakan, memiliki program studi bahasa inggris & indonesia, demi kemajuan Gorontalo & bangsa kita, Indonesia.

 

Saya harap, fellow reader tetap sehat ditengah masa pandemi ini yang tak berkesudahan ini, & bersegeralah untuk vaksin didekat pos kesehatan dekat anda. Stay safe & Clean, See you...

(Un)Controlled Pandemic

05 August 2021 09:43:23 Dibaca : 31

Greeting, fellow reader...

How's your day? Oh, you've been Vaccinated Recently? Great, you got my respect, fella...

So, Days after days, after Student and Alumni affairs meeting resulting in 2 august, has been established that PKKMB in 11 august will be held by online meeting, or just call it "full daring". Well, it was set because Covid-19 getting worse each days. So, we can just pray to each religion faith, and continue the Covid-19 prevention and control in your house and neighbourhood. And yeah, you should be vaccinated, just in case in the future, we can study face to face that should be like that.

Ok, now let's talk about the history where it all started. Late march 2020, almost all schools and colleges specially in gorontalo, start a "new way of learning" because the covid-19 just outbreak in gorontalo. Airport, seaport, and even a meeting have been restricted due to the virus. Of course, this is a hard blow for the government, which has appealed to the people but some have not obeyed the rules. And now, after 1 years & 5 months and even with PPKM, it just getting worse after times, days, & month. Now i will show you the source i've got https://dinkes.gorontaloprov.go.id/covid-19/. You better obey the rules of government, and get vaccinated before you get a "Positive" label. Even the UNG BEM suggested that you should be vaccinated, does'nt matter it phase 1 or phase 2. 

The main problem is, we should find a way to reduce the virus victims before it's too late. I hope you, the reader stay in healthy life & keep your immune strong from the dangerous of this pandemic. See you later, fella...

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong