Membuat artikel
-TANTANGAN GEN-Z-
Generasi Z atau yang biasa disebut dengan Gen Z merupakan generasi yang kini tengah memimpin populasi dengan sebagian besar di antaranya sudah menginjak umur dewasa. Menjadi generasi termuda kedua dengan generasi milenial sebelumnya dan generasi alfa setelahnya, perilaku Gen Z dibentuk oleh cara mereka tumbuh. Saat kaum muda ini berada di bawah bayang-bayang kerusakan iklim, pandemi, dan ketakutan akan keruntuhan ekonomi.
STIGMA DAN TANTANGAN GEN Z
Layaknya yang dikatakan oleh Fionna, seorang Gen Z yang berumur 24 tahun dan tengah menjalankan bisnis keluarga. "Gue rasa, Gen Z itu sekarang jadi lebih aware, which is good, tapi somehow at the end of the day, mereka jadi kenal banyak hal dan itu juga berkontribusi untuk mereka jadi gampang overthinking."
"Contohnya, makin kesini makin banyak yang ngasih informasi tentang istilah maupun ciri-ciri mental health issues A, B atau C. Semakin banyak kita tahu tentang semua itu, kita secara nggak sadar jadi suka self-diagnose dan ujung-ujungnya jadi overthinking. Menurut gue, hal-hal kayak begini sih yang jadi tantangan tersendiri untuk Gen Z," paparnya.
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang kurang memahami kesehatan mental, Gen Z yang lebih akrab dengan masalah ini cenderung berpikir secara kritis dan mendalam mengenai isu-isu tersebut. Namun paradoksnya, mereka berusaha meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental yang sangat penting, tetapi pengetahuan ini juga mendorong mereka untuk mencoba mendiagnosis diri sendiri, yang pada akhirnya dapat mengganggu pikiran mereka.
Tumbuh di era digital sekaligus menyandang predikat 'woke generation', Gen Z tidak ragu dalam menyuarakan keresahan dalam dunia kerja yang tengah dijalani oleh sebagian besar dari mereka. Terlepas dari pengalamannya yang minim dibandingkan generasi pendahulunya, Gen Z yang terpapar dengan isu-isu terkait workplace mampu mengenal mana lingkungan kerja yang sehat dan mana yang tidak.
Sayangnya, mereka yang dapat mengenal hal-hal seperti kesejahteraan buruh, burnout atau bahkan lingkungan kerja yang toxic, justru malah menjadi senjata bagi generasi pendahulu untuk menilai Gen Z sebagai generasi yang memiliki banyak tuntutan.
Stigma yang dilekatkan pada Generasi Z karena kemampuannya dalam memperoleh pemahaman mendalam mengenai berbagai masalah melalui internet adalah hal yang sudah umum didengar oleh mereka. Meskipun mereka sering mendapat pandangan negatif, Generasi Z sebenarnya aktif bersaing di dunia kerja karena mereka memiliki kesadaran akan bakat dan keterampilan khusus yang sangat dicari oleh berbagai industri.
Dinda, seorang Gen Z yang tengah menjalani pendidikan S2 di Malaysia pun mengaku bahwa stigma-stigma buruk yang diberikan oleh generasi-generasi yang lebih tua cukup membingungkan.
"Bingung aja, banyak banget yang anggep Gen Z itu generasi lembek dan banyak ngeluh. Padahal, meskipun pilihan karir kita semakin meluas, bukan berarti getting there tuh gampang," kata Dinda. "Orang-orang kebanyakan bilang, Gen Z tuh udah enak, kuliah ada internet, semua udah serba ada, tapi mereka yang bilang kayak gitu sadar nggak sih, kalo persaingan ini tuh jadi lebih ketat? Kayak, I think the struggle is real karena saingan kita semakin banyak dan kita harus melawan banyak orang yang juga udah aware dengan pendidikan dan talenta-talenta baru," lanjutnya.
Di tengah persaingan yang ketat untuk mencapai pendidikan tinggi maupun dunia kerja, di saat yang bersamaan Gen Z juga memiliki tantangan untuk mematahkan stigma yang beredar mengenai mereka.
"Belum lagi stigma-stigma aneh tentang Gen Z yang bilang kita ini, kita itu. Jadi disaat yang bersamaan, kita bersaing dengan satu sama lain, we also need to prove that we are not like how those people perceive us as a generation. Mau gak mau, kita jadi try three or four times harder untuk nggak dipandang setengah mata," ungkap Dinda.
Setiap generasi memang memiliki pertempuran masing-masing di masanya. Namun, gen Z yang dapat berpikir kritis dan mampu menyuarakan ketidakbenaran maupun kesalahpahaman akan persepsi orang mengenai dirinya adalah sebuah kelebihan yang belum tentu generasi sebelumnya bisa lakukan.
Kemudahan Gen Z dalam mengakses internet untuk mendapatkan berbagai pemahaman adalah sebuah privilese yang juga tidak semua generasi bisa dapatkan. Satu hal penting yang Gen Z selalu harapkan adalah untuk tidak adanya stigma aneh yang menjurus kepada mereka hanya karena ada satu atau dua hal yang berbeda dan tidak berlaku di masa gene
rasi-generasi sebelumnya.