UTS Bahasa Indonesia - Fadilah Adelina Lasut
Nama: Fadilah Adelina Lasut
NIM: 321423084
Program Studi: Pendidikan Bahasa Inggris
Kelas: C
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Ayu Hidayati Ali S, pd M, pd
TUGAS PERTAMA: Membuat Ringkasan Artikel
Judul Artikel: Arah Baru Pendidikan Bahasa Inggris
Penulis: Bayu Dharmala
Ringkasan:
Slogan Badan Bahasa Indonesia, "Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing," telah menjadi landasan praktik pendidikan bahasa Inggris di Indonesia selama lebih dari satu dekade. Namun, meskipun pentingnya menguasai bahasa asing diakui, implementasinya masih terbatas pada kurikulum pendidikan formal. Misalnya, dalam Kurikulum 2013, pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SD dihapuskan, dan untuk SMA/SMK hanya dua jam pelajaran per minggu.
Namun, pendekatan ini tidak cukup untuk mencapai penguasaan bahasa yang memadai dalam upaya membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif secara global. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-79 dari 113 negara dalam Indeks Kemahiran Bahasa Inggris English First tahun 2023, di bawah negara-negara tetangga di ASEAN. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan terobosan inovatif di luar pembelajaran formal. Salah satu pendekatan yang diusulkan adalah nativisasi bahasa Inggris, yang melibatkan habituasi, yaitu membiasakan penggunaan bahasa Inggris dalam aktivitas sehari-hari tanpa bergantung pada ruang kelas atau pengajaran formal.
Habituasi bahasa Inggris dapat dilakukan di berbagai lingkungan, termasuk di rumah, di sekolah, dan di tempat umum. Di rumah, orang tua dapat memulai habituasi sejak dini dengan mengintegrasikan bahasa Inggris ke dalam interaksi sehari-hari. Di sekolah, program seperti English day dan English corner dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung praktik bahasa Inggris. Di tempat umum, langkah-langkah seperti penggunaan bahasa Inggris dalam papan nama dapat meningkatkan eksposur terhadap bahasa tersebut. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung habituasi bahasa Inggris, diharapkan Indonesia dapat menciptakan SDM yang unggul dan kompeten secara global, sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045.
TUGAS KEDUA: Membuat Artikel Populer
Judul Artikel:
Childfree: Memilih Tanpa Anak sebagai Sebuah Prinsip Hidup
Menjadi orang tua adalah pilihan yang sangat pribadi dan penting dalam hidup seseorang. Namun, tidak semua orang memilih jalur tersebut. Ada sekelompok individu yang memilih untuk hidup tanpa anak, mengadopsi gaya hidup yang dikenal sebagai "childfree". Childfree bukan hanya tentang tidak memiliki anak biologis, tetapi juga tentang memilih untuk tidak mengambil tanggung jawab orang tua.
Alasan di balik keputusan untuk hidup tanpa anak bervariasi. Beberapa individu memilih childfree karena ingin fokus pada karier mereka, mengejar minat pribadi, atau menghindari beban finansial yang terkait dengan memiliki anak. Ada juga yang memilih childfree karena alasan lingkungan, mengurangi jejak karbon mereka dengan tidak menambahkan lebih banyak konsumen ke planet ini. Bagi sebagian orang, keputusan ini mungkin dipengaruhi oleh kesehatan mental, fisik, atau kondisi keuangan yang mempersulit mereka untuk menjadi orang tua. Penting untuk menyadari bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak sangatlah bersifat pribadi dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Bagi banyak orang, menjadi orang tua adalah bagian tak terpisahkan dari identitas mereka. Namun, bagi orang-orang childfree, identitas mereka tidak bergantung pada status orang tua. Mereka menemukan kepuasan dan tujuan dalam kehidupan mereka di luar peran orang tua, dan mereka sering merasa frustrasi oleh tekanan sosial yang mendorong semua orang untuk memiliki anak. Namun, stigma terhadap childfree juga ada. Banyak yang menganggap keputusan untuk tidak memiliki anak sebagai egois atau tidak memenuhi kewajiban sosial. Tapi sebagian besar orang childfree menolak pandangan ini, mereka percaya bahwa menjadi orang tua haruslah menjadi pilihan yang sadar dan bukan tekanan sosial.
Saat ini, ada banyak cara untuk mengalami kebahagiaan dan merasa terpenuhi tanpa menjadi orang tua biologis. Sebagai gantinya, orang childfree sering menjadi "orang tua alternatif" dengan memberikan dukungan, kasih sayang, dan bimbingan kepada anak-anak di sekitar mereka. Mereka bisa menjadi figur mentor, sukarelawan, atau bahkan memiliki hubungan yang mendalam dengan keponakan atau anak-anak teman-teman mereka.
Childfree bukanlah pilihan yang mudah. Ini adalah keputusan yang berdampak besar pada kehidupan seseorang, dan mungkin menghadapi pertentangan dengan harapan sosial dan budaya. Namun, untuk banyak individu, memilih untuk hidup tanpa anak adalah keputusan yang membebaskan dan memungkinkan mereka untuk menjalani kehidupan yang autentik sesuai dengan nilai dan aspirasi mereka. Dan pada akhirnya, kebahagiaan tidak selalu terkait dengan memiliki anak, tetapi dengan menjalani hidup yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pribadi kita.