ARSIP BULANAN : March 2013

KETULUSAN CINTA

05 March 2013 09:35:36 Dibaca : 44

“KETULUSAN CINTA”

PENGARANG

RAMDHAN HASIM

kisah ini menceritakan kisah seorang gadis yang terjerumus ke dunia yang gelap. Ia harus melakukan hal itu karena desakan ekonomi. Ia harus membiayai obat-obatan ibunya yang sakit-sakitan. Sebenarnya ia tak mau menerima pekerjaan itu, tapi karena harus membiayai ibunya yang sakit-sakitan dan membiayai

sekolah kedua adiknya maka tawaran untuk bekerja menjadi

perempuan penghiburpun di terimanya. Gadis itu namanya Ashari Fahneza, usianya 20 tahun. Ia merupakan lulusan pondok pesantren Al-fattah, karena tak punya biaya iapun tak melanjutkan

sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Dia merupakan siswi yang teladan dan berprestasi semasa sekolahnya. Pekerjaanya yang ia tekuni sampai saat ini tak diketahi oleh ibunya.

Ia tak mau ibunya tahu keadaannya sekarang. Setiap hari ia selalu berdoa kepada ALLAH agar diberi pekerjaan yang halal supaya ia meninggalkan pekerjaan yang berdosa itu.

“Ashari ukh ukh, Ashari tolong ambilkan air minum nak.” Kata ibu separuh baya itu. Ibu itu namanya Siti Munawarrah. Dia seorang janda yang telah ditinggal mati oleh suaminya hampir 12 tahun. Dialah yang membiayai sekolah Ashari sampai tamat di pondok pesantren. “ini bu, ibu nggak apa-apa ? ibu minum obat dulu. Ini obat Ashari beli di Apotek. ” kata Ashari sambil mengelus-elus kepala ibunya. Ibu Siti pun tersenyum melihat anaknya yang sangat perhatian kepadanya. “ Ibu, Ashari semalam dapat rejeki yang lumayan dan langsung Ashari beliin obat uangnya agar Ibu cepat sembuh.” Kata Ashari. “ kamu dapat darimana uang itu nak. Uang itu halalkan ?.” tanya Ibu Siti kepada Ashari. “iya bu uang itu halal kok kan semalem Ashari kerja lembur jadi bos menambahkan gaji Ashari.” Jawab Ashari dengan terbata-bata. Sebenarnya uang itu merupakan hasil dari pekerjaannya sebagai penghibur malam di sebuah kafe. Ia ditawari untuk menemani seorang pria hidung belang. Ia di beri gaji yang cukup banyak untuk membeli obat-obatan ibunya dan makanan untuk keluarganya.

Tepat pukul 13.00 kedua adik Ashari pulang dari sekolah dan kampus. Kedua adik Ashari itu bernama Aisyah dan Marwan. Aisyah Fatimah itulah nama panjangnya yang sekarang ini berumur 18 tahun, ia sekarang duduk di bangku kuliah. Ia seperti kakaknya yang berprestasi dan taat beribadah. Adiknya yang kedua yaitu Marwan Syaifullah. Umurnya 16 tahun, adiknya Ashari yang kedua itu sekarang sudah kelas 2 SMA. Anak yang satu ini berbeda dengan kakaknya yang memiliki prestasi di sekolah. Walaupun tidak berprestasi seperti kedua kakaknya ia selalu taat beribadah dan ia berusaha menjadi imam dalam keluarganya. Kedua adik Ashari itu selalu menuruti apa yang di perintahkan oleh Ashari. Ketika Aisyah dan Marwan tiba di rumah, mereka melihat seorang pemuda menarik-narik kakaknya. Ashari berusaha menghindar tapi Ashari tak mampu melawannya. Marwan segara melerai pemuda itu dengan kemampuannya. Tapi pemuda itu mendorong Marwan hingga jatuh kemudian ia bergegas ke mobilnya dan lari dengan melaju kencang. Aisyah menanyakan hubungan Ashari dengan pemuda itu tapi Ashari tak menjawabnya. Aisyah segera memeluk kakaknya dan di ikuti oleh marwan. Mereka bertiga pun tak tahan mengeluarkan air matanya. Aisyah dan Marwan tahu keadaan kakaknya sekarang. Mereka sudah berjanji tak akan mengatakan rahasia kakaknya kepada ibu mereka. Beberapa saat kemudian mereka masuk kedalam rumah. Ashari mengajak kedua adiknya makan siang. Ibu sitipun di bangunkan untuk makan siang bersama. Ia telah mempersiapkan makanan itu sebelum kedua adiknya pulang sekolah. Ashari memasak tempe,tahu, sayur asam,dan kerupuk. Makanan sederhana itu di makan dengan lahap oleh kedua adiknya. Ibu siti hanya makan sedikit karena keadaanya yang sakit-sakitan sehingga nafsu makannya berkurang. Marwan dan Aisyah kesekolah dan kekampus tidak membawa jajan tapi sebelum berangkat mereka sarapan pagi dirumah. Mereka tidak mau membebani kakak dan ibu mereka.

Suatu hari Ashari menerima telephone dari bosnya yang bernama Anita. Anita adalah perempuan yang mempekerjakan Ashari di kafe miliknya. Anita telah mengenal Ashari sejak Ashari masih kecil. Dia merupakan sepupu dari ayah Ashari. Mengetahui keadaan Ashari dan keluarganya yang sangat memprihatinkan, ia mengajak Ashari untuk bekerja di kafenya sebagai penghibur malam. Ashari yang mulanya menolak ajakan tantenya terus di puji-puji hingga Asharipun mau menerima pekerjaan itu. Anita ingin mendapatkan penghasilan yang banyak dari keelokkan gadis berumur 20 tahun itu. “hallo assalmalaikum. Ada apa ya tante ?”. tanya Ashari kepada tantenya. “Ashari malam ini kamu datang ke kafe tante dengan dandanan yang cantik dan menarik perhatian lelaki. Karena malam ini kafe tante akan kedatangan tamu yang besar yaitu bapak Afrad pemilik perusahaan terbesar di Malaysia.” Jelas Anita kepada Ashari. “Ia tante tapi...” , “ tapi apa Ashari, nanti gaji kamu akan tante tambahkan. “ia Ashari terima ajakan tante.” Jawab Ashari dengan terbata-bata. “oke jam 7 kamu sudah tiba di kafe tante, tante tunggu kedatanganmu”. Ashari sebenarnya ingin segera melepaskan pekerjaan itu tapi karena mengingat keadaan ibunya dan adik-adiknya yang butuh biaya sekolah ia pun rela menerima pekerjaan itu.

Jarum jam pun menunjukkan pukul 06.00, Ashari telah selesai berdandan. Ia terlihat sangat cantik jelita. Baju mini yang berwarna merah itu terlihat sangat pantas dipakainya. Dengan sepatu yang tinggi dan rambut terurai menjadikan Ashari terlihat sempurna malam itu. Aisyah yang berada di tempat tidur terlihat kagum kepada kakaknya. Tapi di balik itu ia sedih karena tak bisa membantu kakaknya dalam membiayai kehidupan mereka. Asharipun keluar dari kamarnya secara pelan-pelan. Ia takut ibunya terbangun dari tidurnya dan mengetahui semua rahasianya yang ia sembunyikan dari ibunya. Ashari bergegas keluar rumah dan ia segera mengambil motor pemberian Anita yang berada di samping rumahnya. Ia pun berangkat dengan tenang. Kurang lebih satu jam Ashari tiba di kafe dahlia. Ashari di sambut dengan baik oleh Anita. Anita terkejut melihat kecantikan Ashari malam itu. Anita mempersilahkan masuk kepada Ashari. Ia menjamu Ashari dengan minuman beralkohol tapi Ashari menolaknya. 5 menit setelah Ashari tiba, rombongan dari pengusaha kondang Malaysia tiba di depan kafe Domino. Pengusaha kondang itu segera masuk ke dalam kafe dengan diikuti oleh pengawalnya. Bapak Afrad Sfanio merupakan tamu terspesial malam itu. Kedatangannya di kafe Domino untuk menghilangkan kejemuan setelah mengalami masalah dengan perusahaannya. Bapak Afrad begitulah sapaannya memiliki 6 perusahaan. 3 perusahaan di Malaysia, 2 di Singapura, dan 1 di Indonesia. Dari keenam perusahaan itu perusahaan Antafarja yang berada di Malaysialah yang maju dan terkenal. Bapak afrad merupakan pengusaha yang memiliki 3 istri dan 7 anak. Ia menafkahi dan memelihara istri dan anaknya dengan baik. Bahkan ia pun masih ingin menambahkan 1 istri lagi. Ketiga istrinya itu tidak keberatan dengan keputusan suami mereka. Dari ketiga istri yang dinikahinya, istri pertama dikaruniai 3 orang anak, istri kedua 3 anak juga, dan istri ketiga baru saja melahirkan ank pertamanya. Bapak Afrad malam itu melihat gadis cantik bergaun merah duduk memandangi wajahnya. Ia terpesona dengan kecantikan gadis itu. Pria berumur 40 tahun itu menanyakan nama gadis itbergaun merah itu kepada Anita. “ mbah siapa ya gadis cantik bergaun merah yang duduk dibangku nomor 6 itu ? tanya Afrad kepada Anita. “oh itu kemanakan saya pak, dia bekerja di kafe ini sudah hampir 3 tahun. Namanya Ashari Fahneza. Bapak tertarik dengannya ?” Anita balik bertanya kepada Afrad. “iya, saya ingin dia menemaniku malam ini.” Pinta Afrad. “ Oke yang penting upahnya juga lebih tinggi, deal”.kata Ashari “deal”. Anita berjalan menuju bangku yang ditempati oleh Ashari. Ia menyuruh Ashari mendatangi Afrad. Asharipun mengikuti perintah Anita. “assalmalaikum. Bapak memanggil saya ?” tanya Ashari. “waalaikumsalam iya saya membutuhkan kamu untuk menemani aku malam ini.” Jawab Afrad. “Oh maaf pak saya bukannya nggak mau tapi saya disini hanya melayani tamu untuk ngobrol nggak lebih.”jawab Ashari dengan tegas. “iya itu maksud saya”. Sudah hampir 2 jam Ashari menemani Afrad. Mereka terlihat asyik berbincang. Wajah Ashari malam itu terlihat bahagia. Entah apa yang mereka perbincangkan hingga Ashari sesekali melepaskan ketawanya dengan terbahak-bahak. Bapak Afrad memang terkenal humoris, tapi di sisi lain Bapak Afrad merupakan pria yang romantis dan penyayang perempuan. Buktinya saja istri-istrinya menyayanginya dan menjadikannya pemimpin yang bertanggung jawab dalam keluarganya.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00, Bapak Afrad dan rombongan meninggalkan kafe Domino. Anita malam itu merasa senang karena ia mendapatkan uang yang cukup banyak bila dibandingkan dengan hari-hari biasanya. “ ini berkat kerja keras Ashari” kata Anita dalam hati. Anita bangga dengan ketabahan dan kesabaran Ashari. Ia juga merasa heran mengapa Ahari selalu kompak ketika melayani tamunya. 5 menit telah berlalu mobil rombongan Bapak Afrad sudah tak tampak lagi di jalan patahan. Kira-kira mereka melakukan perjalanan kurang lebih dua jam menuju rumah Bapak Afrad. Sejam kemudian Ashari pulang kerumahnya. Ia pulang mengendarai sepeda motor yang berwarna merah pemberian Anita. Selama perjalanan hati Ashari selalu deg-degan. Ia takut jika ibunya tahu pekerjaannya sekarang. Ketakukan itu hanya berlangsung sebentar saja ketika ia mengingat keadaan ibunya yang sakit-sakitan dan adik-adiknya yang butuh biaya sekolah. Tepat pukul dua belas malam Ashari tiba dirumahnya. Ia membuka pintu rumah dengan perasaan takut yang begitu luar biasa. Ketika ia melangkahkan kakinya ke kamarnya tiba-tiba ibuny keluar dari kamarnya. “astagfirullahalazim Ashari, kamu kemana aja baru pulang jam segini” tanya ibu Siti kepada Ashari. “ sa sa saya dari ru rumah teman bu” jawab Ashari dengan terbata-bata. “kamu bohong Ashari, lihat bajumu nggak pantes seorang gadis lulusan pondok pesantren Al-fattah mengenakan pakaian yang kayak gini. Nggak mungkin juga kerumah teman mengenakan pakaian yang haram seperti ini” bantah ibu Siti. “ be bener bu Ashari dari rumah temen kok” jawab Ashari. “ Ashari ibu sudah tahu kamu bekerja dimana. Tapi ibu ingin buktiin sendiri perkataan tetangga-tetangga itu. Pertama ibu nggak percaya tapi hari ini kamu menodai kepercayaan ibu, kamu jahat Ashari.” Jelas ibu Siti kepada Ashari “maafin Ashari bu, Ashari punya alasan bekerja di kafe itu.” “sudah Ashari ibu sudah nggak mau denger lagi alasan kamu. Kamu harus keluar dari rumah ini.” Kata ibu Siti dengan nada suara yang keras. Aisyah dan marwan terbangun dari tidurnya dan mereka segera menenangkan ibu mereka. Karena dengan emosi yang sangat tinggi ibunya tak perduli lagi dengan penjelasan Aisyah dan marwan. Ibu Siti menyuruh Ashari keluar dari rumahnya. Beberapa orang tetangga yang mendengar pertengkaran itu datang melihat kejadian yang ada dirumah ibu Siti. Ada yang menasehati ibu Siti agar tidak mengusir Ashari tapi ada juga yang menyuruh ibu Siti untuk mengusir Ashari karena telah menodai kampung mereka. Dan akhirnya Asharipun keluar dari rumahnya. Pukul 02.00 ibu Siti, Aisyah, dan Marwan masih terlihat duduk di ruang tamu. Tetangga-tetangga Ashari pun sudah tak ada satupun di rumah itu. Mereka bertiga terlihat sedih dengan kejadian itu. Ibu Siti yang sangat menyayangi Ashari merasa menyesal mengusir Ashari. Tapi ibu Siti tak menampakkan rasa bersalahnya itu didepan kedua anaknya. Ia malah berkata tak akan menganggap Ashari sebagai anaknya karena telah mempermalukannya. Dalam ucapannya itu ibu Siti tak bisa menahan air matanya. Aisyah dan Marwan paham dengan keadaan ibunya.

Mentari mulai menyinari bumi, burung-burung berkicauan dengan merdu, udara pagi terasa begitu segar, jalan-jalan mulai dipadati dengan kendaraan baik beroda 2 maupun beroda 4, orang-orang mulai mengatur barangnya untuk diperdagangkan. Kampung Sudirman merupakan kampung yang terletak di sebalah selatan kota bogor. Kampung itu dikenal dengan kampung dagang karena sebagian besar penduduk kampung itu berprofesi sebagai pedagang. Kampung Sudirman sekarang lebih makmur bila dibandingkan lima tahun yang lalu. Semenjak kampung itu dipimpin oleh bapak Arafah, kampug itu terlihat lebih maju dan sejahtera, warganya pun hidup dengan nyaman dan sejahtera. Pak Arafah memang telah berhasil memimpin dan memajukan kampung itu, ia pantas dianggap pemimpin. Pemimpin yang seperti Pak Arafah lah yang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang. Pria yang berusia sekitar 42 tahun itu memang tak berfikir memimpin kampung Sudirman. Dia hanya seorang pedagang yang berpenghasilan lumayan. Pak Arafah mempunyai seorang istri yang bernama Hanifah Awarah dan mempunyai dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Pak Arafah hanya diajak oleh sahabatnya Pak Noval untuk mencalonkan diri menjadi lurah di kampung Sudirman. Dengan modal yang cukup dan tekad yang teguh Pak Arafah akhirnya mencalonkan diri. Warga Sudirman merespon dengan baik pencalonan Pak Arafah karena mereka mengenal Pak Arafah adalah sosok yang baik dan pantas menjadi pemimpin. Dan Akhirnya dalam pemilihan itu Pak Arafah terpilih menjadi kepala lurah setelah mengalahkan dua saingannya yaitu Pak Safrudin dan Pak Abdullah. Sejak itu Pak Arafah memegang kepercayaan warganya dengan baik dan bertanggung jawab.

Pagi itu terlihat gadis muda yang berjalan menuju masjid Al-hikmah yang terletak di kampung Sudirman. Dia sepertinya bukan warga kampung itu. Gadis itu mengenakan gaun merah dengan rambutnya terurai. Sebelum masuk kedalam masjid ia titipkan barang-barangnya ditempat penitipan barang. Kemudian ia masuk ketempat pengambilan wudhu. Setelah itu ia masuk kedalam masjid dengan mengenakan mukena yang berwarna hijau. Gadis itu terlihat anggun dan cantik mengenakan mukena itu. Gadis itu adalah Ashari Fahneza. Ashari pagi itu mencari tempat tinggal yang layak untuk ditempatinya. Sebelum ia melanjutkan pencarian tempat tinggalnya ia singgah sebentar di masjid Al-hikmah untuk shalat duha. Setelah itu ia melanjutkan tujuannya untuk mencari tempat tinggal yang layak. Ashari berjalan menuju utara dari masjid Al-hikmah. Sekitar 100 m dari masjid Al-hikmah tiba-tiba Ashari jatuh pingsan. Beberapa orang warga yang melihat Ashari pingsan segera menolongnya, mereka sepakat membawa Ashari kerumah Pak Arafah. Setibanya di rumah Pak Arafah, warga menceritakan kronologis hingga Ashari jatuh pingsan. Pak Arafah terkejut dengan kejadian ini dan merasa kasihan kepada Ashari. Ashari sampai saat itu belum kunjung siuman. Beberapa warga yang menolong Ashari pulang meninggalkan rumah Pak Arafah, hanya Ibu Novi dan Pak Ais saja yang masih berada dirumah Pak Arafah. Beberapa menit kemudian seorang laki-laki gagah berada di beranda rumah Pak Arafah, kemudian ia masuk kedalam rumah. “ass. Abah” sapa laki-laki itu kepada Pak Arafah. Laki-laki itu adalah Andi Jakariya anak pertama Pak Arafah. Ia sekarang berusia 21 tahun. “was. Andi, gimana kuliahnya hari ini ?” tanya Pak Arafah. “ lancar aja Abah, ada apa ya Abah dirumah ini, ada hajatan ya ?”. tanya Andi kepada Abahnya. “ nggak Andi, ini ada seorang gadis yang pingsan dijalanan terus warga yang menolongnya sepakat mengantarkannya kerumah kita.” Jawab Pak Arafah. “ siapa dia Abah ? warga sini kah ?.” tanya Andi kembali kepada Abahnya. “nggak dia bukan warga sini, kayaknya dia lari dari rumah.” Jawab Pak Arafah. “ oh kalau gitu kita laporin aja ke polisi. Siapa tahu keluarganya sedang nencari dia sekarang.” Andi memberi pendapat kepada Abahnya. “ iya tadi Abah rencananya kayak gitu kok tapi anak ini belum kunjung sembuh, kasihan kan kalau kita ajak dia ke kantor polisi sedangkan sekarang keadaannya sungguh memprihatinkan.” Jawab Pak Arafah dengan tegas. Bu Novi dan Pak Ais memohon diri untuk pulang kerumahnya. Pagi itu Bu Hanifah istri Pak Arafah lagi keluar rumah, ia pergi kearisan dirumah temannya. Selang 10 menit setelah Bu Novi dan Pak Ais pamit dari Rumah Pak Arafah, tiba-tiba Ashari siuman. Ashari yang saat itu terkejut melihat ada dua pria disampingnya setelah dia siuman sempat berteriak minta tolong. Pak Arafah mencoba menenangkan Ashari dan menjelaskan semua kejadian yang dialami Ashari dari ia pingsan hingga ia siuman. Mendengar penjelasan Pak Arafah, Ashari berterima kasih kepada Pak Arafah dan warga yang menolongnya. Andi yang saat itu duduk disamping Abahnya terlihat kagum kepada Ashari. Laki-laki tampan itu sepertinya jatuh cinta kepada Ashari. Matanya tak pernah ia kedip selama memandangi wajah Ashari yang cantik jelita. Ashari merasa malu wajahnya dipandangi terus oleh Andi. Pak Arafah memohon ijin untuk ke warung membeli makanan karena pagi itu Ibu hanifah tak sempat membuat makanan. Ashari dan Andi terlihat sudah semakin akrab. Ashari sesekali melepaskan ketawanya tanpa ia sadari. Andi pun merasa senang bisa menghibur Ashari. “ Ashari boleh tahu kamu anak mana ya ?” tanya Andi kepada Ashari. “oh aku anak desa Angen RT 01 RW 02.” Jawab Ashari. “oh kenapa kamu sampe pingsan di kampung kami ?, apa ada masalah dengan keluargamu ?” tanya Andi kembali. Pertanyaan Andi itu tidak di jawab oleh Ashari, tapi Ashari hanya meneteskan air matanya. Andi terlihat bingung dan memohon maav kepada Ashari atas pertanyaannya itu.

Pak Arafah yang baru pulang dari warung menyuruh Andi dan Ashari untuk keruang makan. Ia telah mempersiapkan makanannya. Nasi bungkus, tahu dan tempe goreng serta ayam goreng disajikan diatas meja yang beralaskan kain yang berwarna kuning. Ashari terlihat lapar karena seharian ia tak makan dan minum. Ia makan makanan itu dengan lahap. Pak Arafah tersenyum dengan Ashari, ia tersenyum bukan karena kelakuan Ashari tapi karena melihat kecocokkan Ashari dan Andi.setelah sarapan Ashari memohon ijin untuk mencari kontrakkan tapi Pak Arafah tidak mengijinkan ia untuk mencari kontrakkan. Ia meminta Ashari untuk tinggal dirumahnya. Ashai yang mula-mula menolaknya akhirnya menerima permintaan Pak Arafah. Ashari merasa beruntung bertemu dengan orang sebaik Pak Arafah. Pukul 2 siang Bu Hanifah tiba dirumahnya setelah mengikuti arisan dirumah temannya. Ketika Bu Hanifah masuk kedalam rumah, ia melihat seorang gadis duduk di kursi sofa di ruang tamu. Sepertinya Bu Hanifah tak senang dengan gadis itu. Ia masuk ke dalam rumah tanpa menyapa Ashari sedikitpun. Ashari merasa tidak enak dengan sikap Bu Hanifah. Tiba-tiba terdengar pertengkaran Bu Hanifah dengan Pak Arafah. Ashari mendekati Pak Arafah dan Bu Hanifah yang sedang bertengkar. Bu Hanifah merasa Ashari gadis yang tidak baik buktinya saja ia mau tinggal di rumah orang yang belum ia kenal. Bu Hanifah memang orangnya baik tapi entah mengapa ia kurang suka dengan Ashari. Dari penjelasan Ashari tentang keadaannya hatinya tetap tak merasa kasihan dengan Ashari. Bahkan ia mengusir Ashari dari rumahnya. Andi yang saat itu baru selesai mandi menenangkan ibunya dan menjelaskan semuanya tentang Ashari. Bu Hanifah tetap tak percaya dengan penjelasan Andi. Ia kemudian masuk ke dalam kamar dengan persaan kesal.

Sepuluh menit kemudian seorang laki-laki dan seorang perempuan masuk kedalam rumah Pak Arafah. Laki-laki yang berusia 20 tahun itu bernama Fikki Alesandro Abdullah. Sedangkan gadis itu bernama Sela Fatsiska, usianya 2 tahun lebih muda dari Fikki. Mereka berdua adalah adik kandung dari Andi Jakariya. Fikki sifatnya tak sama dengan kakaknya, dia orangnya santai dan manja, tapi pakaiannya tak kalah rapi dengan kakaknya. Dia orangnya tidak mandiri, apapun yang dilakukan pasti ada Abah dan Uminya dibelakang. Beda lagi dengan Sela Fatsiska, orangnya serius persis kakaknya. Tapi ia sulit tersenyum, bahkan warga Sudirman menganggap ia anak yang sombong. Tapi apa yang dianggap oleh warga itu tak seperti yang mereka kira. Sela memang sulit tersenyum karena memang begitu sifatnya dari kecil. Tapi orangnya mudah bergaul dengan orang yang baru ia kenal. Sore itu Fikki dan Sela merasa ada yang berbeda dirumahnya. Biasanya jika mereka pulang Abahnya duduk membaca koran sambil minum kopi dan ditemani Uminya. Tapi hari itu tak terlihat secangkir kopi, koran, Abah, dan Uminya. Mereka juga melihat seorang gadis yang seusia mereka sedang membersihkan meja makan. Fikki terlihat kagum dengan kecantikan gadis itu. Selapun menanyakan nama dan alasan gadis itu hingga berada dirumahnya. Asharipun menjawab pertanyaan Sela, tapi belum selesai Ashari menjawab pertanyaan Sela, Andipun memotong pembicaraan dan memperkenalkan Ashari kepada adik-adiknya. Tampak di wajah Fikki rasa cemburu atas kedekatan Ashari dan Andi. Sela, Ashari, Andi, dan Fikkipun tampak asyik mengobrol. Tapi tiba-tiba suasana memanas dengan sikap Bu Hanifah yang tak mau melihat anak-anaknya dekat dengan Ashari. Andi pun mengamankan Ashari di kamar Sela dan membiarkan uminya teriak-teriak. Pak Arafah tak kuasa dengan sikap Bu Hanifah dan terjadilah pertengkaran yang kedua kalinya. Fikki pun menenangkan Abah dan Uminya tapi karena emosi uminya yang meluap-luap ia pun tak berhasil menenangkannya. Uminya kemudian masuk ke dalam kamar dan Abahnya pun berangkat ke kantor lurah untuk mengadakan rapat. Pertengkaran Abah dan Uminya kali ini merupakan pertengkaran yang hebat. Memang uminya tak mau mengalah jika terjadi pertengkaran dengan abahnya atupun dengan anak-anaknya. Ashari yang saat itu berada di kamar Sela merasa sangat berdosa telah membuat Pak Arafah dan Bu Hanifah bertengkar. Ia ingin mencari kontrakkan agar keluarga Pak Arafah menjadi akur kembali. Tapi Andi, Sela, dan Fikki tak ingin Ashari keluar dari rumah mereka. Mereka sudah menganggap Ashari seperti saudara mereka walaupun mereka belum mengenal Ashar lebih detail.

Sudah hampir lima hari Ashari tinggal dirumah Pak Arafah. Hari itu bertepatan dengan wisuda anak pertama Pak Arafah yaitu Andi Jakariya. Keluarga Pak Arafahpun bersiap-siap menuju ke tempat wisuda. Sebenarnya Ashari tak diajak oleh Bu Hanifah tapi karena Pak Arafah yang ingin Ashari datang ke wisuda anaknya akhirnya ia mengalah juga dengan Pak Arafah. Setibanya di kampus mereka masuk kedalam dan mengambil tempat yang telah disediakan oleh panitia. Andi yang duduk di kursi depan merasa senang dengan kedatangan keluarganya terutama dengan kedatangan Ashari. Acarapun dimulai. Setalah acara demi acara berlangsung tibalah pada acara pengumuman mahasiswa terbaik.MC pun membacakannya “ terbaik 3 jatuh kepada anakda Afan Ariansyah. Terbaik 2 Zainudin furqon. Dan inilah yang kita tunggu-tunggu yaitu mahasiswa terbaik tahun ini yaitu Andi Jakariya. Untuk saudara Andi silahkan kedepan”. Andi merasa bahagia hari itu, ia terpilih menjadi mahasiswa terbaik. Ia tak pernah menyangka bisa mendapatkan itu. “ alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah yang telah memberikan ini semua kepada saya, kepada orang tua saya, adik-adik saya yang telah mendukung saya dari belakang, dan satu lagi kepada seseorang yang duduk disamping adik saya, terima kasih atas doa dan pemberian semangatnya, ini semua berkat kamu juga”. Semua mata tertuju kepada Ashari. Ashari tampak malu hari itu tapi didalam hatinya merasa senang dengan ucapan Andi tadi. Bu Hanifah merasa kesal dengan Andi yang mengistimewakan Ashari. “Ashari memang gadis yang baik dan membuat saya jatuh hati, hari ini saya mengatakan perasaan saya kepada dia walaupun saya baru mengenalnya, aku suka kamu Ashari”. Andi tersenyum manis kepada Ashari. Fikki tampak cemburu dengan perkataan kakaknya, ia juga mempunyai perasaan yang sama dengan kakaknya. MC pun menyuruh Ashari maju kedepan. Ashari dan Andipun kemudian mempersembahkan sebuah lagu cinta dihadapan tamu undangan. Pak Arafah dan Sela pun merasa bahagia.

SELESAI DAN BERLANJUT DI

KETULUSAN CINTA 2

Pengarang

RAMDHAN HASIM

EEF8E1C4-8D5A-63A7-78EA-8094F39C9B071.03.01

EEF8E1C4-8D5A-63A7-78EA-8094F39C9B071.03.01

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong