Ku Rindu Keluargaku
Hari ini merupakan hari yang paling melelahkan untukku. Aku tak pernah merasakan ini sebelumnya, badanku sakit semua, rasanya aku tak ingin bergerak karena ketika di gerakan badanku terasa nyeri. Aku berpikir betapa susahnya jauh dari orang tua, aku harus melakukan semuanya sendirian. Mencuci, memasak, menyetrika, segala hal yang biasanya dilakukan oleh ibuku sekarang aku sendirilah yang harus melakukannya.
Dalam diam aku termenung, teringat kedua orang tuaku dan adikku. Teringat saat-saat kami sedang bersama betapa bahagianya saat itu. Namun, aku tak sadar betapa berharganya saat-saat itu, betapa indahnya kenangan itu. Kalau saja aku tahu bagaimana rasanya terpisah jauh dari mereka mungkin setiap saat aku akan merekam semua yang kami lakukan.
Betapa bodohnya aku dan sangat sangat bodoh, aku tak pernah sadar tentang hal itu. Aku tak pernah merasakan betapa pentingnya saat-saat bersama mereka, mungkin karena aku tak pernah terpisah jauh dari mereka, sehingga aku tak pernah merasakan betapa berharganya saat bersama mereka. Sekarang aku jauh dari mereka, aku hanya bisa mendengar suara mereka, aku ingin melihat senyum mereka, makan bersama mereka, rasanya aku ingin terbang menemui mereka. Aku tak akan bisa membayangkan bagaimana kalau aku terpisah dari mereka untuk selamanya, sedangkan aku belum sempat memberikan apa-apa pada mereka, membahagiakan mereka.
Kalau saja aku bisa memutar waktu, aku ingin kembali di masa saat bersama mereka, aku ingin selalu membahagiakan mereka, aku ingin lebih banyak waktuku bersama mereka, aku akan menyimpan semua kejadian itu sebagai kenangan yang terindah, sebagai kenangan yang akan memotivasiku. Tapi aku bukanlah Tuhan yang bisa memutar semua masa itu, aku hanya bisa menyesalinya. Aku menyesal saat bersama mereka aku selalu membuat mereka marah, mengecewakan mereka bahkan membuat mereka menangis. Maafkan aku,...
Aku janji aku akan membuat kalian bahagia, aku akan membuat kalian bangga padaku, aku akan sekolah baik-baik dan membawa kesuksesan itu untuk kalian, agar kita bisa bersama-sama kembali dan saat itu aku akan lebih menghargai saat-saat bersama kalian. Ayah, Ibu maafkan aku...