ARSIP BULANAN : October 2013

ARTI KEBERSAMAAN

14 October 2013 09:50:47 Dibaca : 238

karya: Rima Sriandini Amir

 

Chika Radhika dan Chiko Raditya adalah sepasang anak kembar. Akan tetapi, sifat meraka sangat bertolak belakang. Mereka bagaikan langit dan bumi, berbeda 1800. Hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan tempat lahir yang sama tidak dapat membuat mereka akur. Hampir setiap hari mereka menciptakan kegaduhan di rumah mereka.

Meskipun Chika seorang cewek, dia berperilaku seperti layaknya anak laki-laki. Mulai dari gaya berpakaian yang acak adul, gaya berjalannya, gaya bicara, sampai nada suaranya menggambarkan remaja pria. Sementara Chiko berperilaku sebaliknya. Meskipun dia seorang cowok, cara berpakaiannya begitu rapi serta cara berbicaranya yang lembut tak jauh berbeda dengan seorang wanita. Bahkan ia rela merogoh kocek dalam-dalam demi perawatan kulit, terutama kulit wajah. Namun hal itu sama sekali tidak mengurangi kharisma dari keduanya.

* * *

Setiap malam minggu, jalan platinum selalu dibanjiri oleh para penggemar kendaraan bermotor roda dua, khususnya para pembalap liar. Tempat ini menjadi arena favorit karena tidak terjangkau oleh polisi.

Tujuh buah motor Kawazaki Ninja melaju dengan kecepatan sedang menuju garis start. Sebuah Kawasaki Ninja berwarna hitam yang sudah dimodifikasi luar dalam berhenti digaris start. Pengendara motor tersebut kemudian membuka helm dan menyibakkan rambutnya yang agak gondrong. Pemandangan ini tentunya sudah ditunggu-tunggu oleh remaja putri yang hadir pada saat itu. Teriakan yang menyuarakkan nama Ferly, pengendara motor tersebut membahana. Dia memang sangat terkenal dengann kepiawaiannya mengendarai dan mengutak-atik mesin motor hingga tampilan luarnya. Selang beberapa menit, sebuah Kawazaki Ninja berwarna hijau menyusul. Pengendara motor tersebut seorang cewek berusia 15 tahun yang akrab disapa Chika itu membuka kaca helm dan melambaikan tangan kepada teman-temannya. Orang-orang tersebut membalas lambaian tangan pengendara motor yang belum pernah melepas predikat jawara selama kurang lebih 3 bulan tersebut.

“Chika, semangat !! Elo pasti bisa.” Teriak salah satu temannya. Chika mengacungkan jempol kemudian membuka helmnya.

“Jangan sok jagoan. Malam ini bakalan jadi malam terakhir loe.” Kata Ferly geram.

“Kita liat aja nanti.” Chika buang muka kemudian memasang kembali helmnya.

“Okay. Yourlovely motorcycle was broke by me. Tunggu aja keanehan yang terjadi pada motor kesayangan loe itu. Ha ha ha.....” Kata Ferly dalam hati seraya senyum sinis kearah Chika, kemudian memasang kembali helmnya dan mengambil posisi start disisi kiri Chika.

Setelah diberi aba-aba, motor-motor yang memadati garis start melaju kencang menerobos kegelapan jalan yang dipenuhi oleh tikungan-tikungan yang tajam, bagaikan sirkuit di Gunung Akina. Hingga putaran ketiga, Chika berhasil memimpin, disusul Ferly yang terus-menerus membayang-bayanginya. Tapi tiba-tiba motor Chika oleng saat melewati tikungan tajam yang berpasir. Chika hilang kendali dan terjatuh dari motornya. Ferly memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya dan berhasil melewati garis finish diposisi pertama.

* * *

Dengan langkah pincang, Chika memaksakan diri untuk masuk ke kamarnya. Chika yang kebetulan keluar dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Chika, kaget melihat keanehan pada saudari kembarnya itu.

“Chika, kamu kenapa ?” Tanya Chiko. Tapi tak ada jawaban sama sekali dari Chika.

“Kamu habis jatuh ya ?” Tanyanya kemudian setelah melihat bagian lutut celana Chika robek dan lutunya dipenuhi oleh darah yang sudah mengering.

“Bukan urusanmu !” Chika tetap tidak menjawab pertanyaan Chiko, meskipun dia sudah menyadari bahwa Chiko sudah mengetahui bahwa dirinya baru saja mengalami kecelakaan.

“Ceilah, ini anak ditanya baik-baik malah nyolot. Makanya kalau dinasehatin jangan masuk ditelinga kanan keluar ditelinga kiri.” Kata Chiko dengan senyum yang tidak simetris.

“Heran... kok bisa ya, aku punya saudara kembar yang hatinya sekera batu? “ lanjutnya

“ Gue juga heran... kok bisa ya, Gue punya saudara kembar seorang banci ?” balas Chika

“Eh, tarik kembali kata-katamu !! “ Chiko mulai marah.

“Gue ngak bakalan narik kata-kata gue sebelum loe buktiin ke gue kalau loe bukan banci !!” Tantang Chika.

“Oke! Aku bakalan buktiin ke kamu kalau aku juga bisa balapan, bahkan lebih hebat dari kamu ! kamu tinggal sebutkan tempat dan waktunya. “ Chiko menerima tantangan Chika.

“Oh ya? Awas ya! Jangan sampe loe cuma bikin malu gue didepan teman-teman gue.”

“Tenang aja, itu ngak akan terjadi. Dimana tempatnya?”

“Di jalan platinum, malam minggu sekitar pukul delapan malam. Awas kalau loe nggak datang!” kata chika sekaligus mengakhiri pembicaraan diantara keduanya.

* * *

Seminggu kemudian, jalan platinum kembali dibanjiri oleh para penonton balapan liar. Kali ini. Kali ini mayoritas penontonnya merupakan remaja putri, karena malam ini pesertanya bertambah satu, yakni seorang pembalap baru yang tampan yang akrab disapa Chiko. Sementara remaja pria yang sering meramaikan kerumunan penonton jumlahnya jadi mengerucut karena jagoan mereka Chika belum bisa ikut balapan karena masih cedera akibat insiden minggu lalu. Kompetisi ini merupakan kesempatan emas, perak, maupun perunggu bagi Chiko untuk membuktikan bahwa chika sudahsalah menilai dirinya.

Tujuh unit motor kawazaki ninja berbaris rapi di garis start. Seperti biasa, Ferly selalu tebar pesona dengan cara membuka helm dan menyibakan rambutnya yang agak gondrong. Sementara Chiko merasa sangat deg-degan. Tak tahu kenapa hatinya merasa tidak tenang. Namun ia tidak akan mungkin mundur dari kompetisi ini.

“Gimana ? Udah siap ?” Tanya Chika pada Chiko.

“Eh, iya, udah.” Jawab Chiko dengan penuh keraguan dalam hatinya.

“Hati-hati ya ! Perasaan gue ngggak enak. Nggak tahu kenapa gue jadi khawatir banget sama loe.”

“Siipp... aku akan buktiin ke kamu kalau aku bisa ngalahin Ferly.”

“Janji ya ?!”

“Janji.”

“Ganbatte !”

“Arigatou !” Kata Chiko kemudian memasang helmnya dan memanaskan mesin motornya.

“Loe belum bisa ikut balapan ya, Chira, Chika, Radhika ?” Tanya Ferly.

“Iya nih.”

“Zannen desu yo, padahal gue pengen banget bersaing sama loe buat ngedepetin posisi pertama. Hadiahnya lebih besar lho ! Yah... Gue bukannya sombong ya, tapi gue yakin banget bisa menangin kompetisi ini dengan mudah. Malam ini nggak ada saingan yang kemampuannya sebanding dengan gue.” Ujar Ferly sombong.”

“Oh ya? Kayaknya loe salah deh ! kali gue emang ngak ikut, tapi ada yang ngegantiin gue. Dan dia sama hebatnya dengan Gue.”

“siapa?”

“Chiko”

“Chiko itu siapa ? pacar loe ?”

“Bukan. Enak aja ! dia saudara kembar Gue.”

“oh. Ya udah, kita lihat aja nanti.”

“Oke!” kata Chika kemudian meninggalkannya.

“Hahaha.... loe fikir dia bisa ngalahin gue? Loe salah! Gue ngak bodoh, Chika. Gue udah ngerancang kemenangan gue serapi mukin. Tunggu aja keanehan yang akan terjadi sama mesin motor saudara kembar yang loe bangga-banggain itu. Mesin motornya akan tiba-tiba mati begitu udah betul-betul panas. Ferly dia lawan.cuih...” kata Ferly dalam hati.

Setelah diberi aba-aba, motor yang memodari garis start melesat cepat membelah kegelapan malam di jalan platinum yang tidak rata dan penuh dengan tikungan tajam.

Selama beberapa putaran, Ferly dengan mudah memimpin. Sementara Chiko tertinggal jauh, hanya berada di urutan ke empat. Bayang-bayang akan cibiran Chika yang akan diterimanya jika ia kalah membuatnya semakin antusiasuntuk mengejar ketertinggalannya. Berkat keahliannya dalam menaklukan tikungan, akhirnya ia bisa melewati tiga pembalap didepanya pada putaran terakhir. Itu artinya kemenangan sudah di depan mata . Hanya tersisa satu tikungan lagi untuk sampai digaris finish. Tapi tak tahu kenapa, semakin lama perasaan Chiko semakin tidak tenang,begitu pun dengan Chika. Dia mengamati Chiko dengan penuh kekhawatiran. Kawazaki ninja berwarna merah yang dikendarai Chiko tiba-tiba oleng saat melewati tikungan tajam berpasir tempat Chika mengalami kecelakaan minggu lalu. Mesin motornya tiba-tiba mati. Ia tidak mampu mengendalikan motornya yang tiba-tiba berhenti dari kecepatan tinggi. Ia tersesat sejauh 3 meter. Helm yang dikenakannya terlempar dan kepalanya terbentur trotoar.

“Chiko..!!” teriak Chika lepas.

Saat Chika menghampirinya, dia sudah tak sadarkan diri. Chkia tidak dapat berkata-kata lagi. Hatinya diselimuti rasa panik, khawatir, takut, dan rasa bersalah. Seharusnya ia tidak pernah menantang saudara kembarnya sendiri untuk melakukan hal yang membahayakan nyawanya. Perlahan ia mengusap tetesan air mata yang membasahi pipinya dengan tangan penuh darah, darah yang berasal dari luka di kepala Chiko. Pandangannya mulai gelap. Sesaat kemudian tubuhnya ambruk di samping tubuh Chiko.

* * *

Chiko membuka matanya secara perlahan. Sekilas, matanya mengamati ruangan serba putih yang ditempatinya. Matanya mendapati chikayang sedang tidur dengan posisi duduk dan kepalanya direbahkan diatas kasur tempat Chiko berbaring. Tangannya memegang erat tangan Chiko yang dihubungkan selang infus. Chiko tersenyum geli. Ia mencoba duduk dan membelai rambut panjang saudari kembarnya itu. Baru kali ini dia melihat Chika menjaga orang yang sedang sakit, dan orang yang beruntung adalah dirinya.

“Chiko..” kata itu refleks keluar dari bibirnyasaat melihat Chiko sudah siuman dari pingsannya yang memakan waktu lebih dari 11 jam.

“Mama!!papa!! Chiko udan sadar.” Teriak Chika. Orang yang dipanggilnya muncul dari balik pintu.

“Chiko, maafin gue ya ! gara-gara gue loe jadi kayak gini.”tutur Chika lirih. Tanpa sadar ia mengeluarkan air mata.

“Nyantai aja lagi. Lagian aku ngak mati kan ? udah, hapus air mata kamu ! kamu kalau nangis jelek tau. Hehehe...”Chiko nyengir kuda.

“Eits, tunggu duluh! Kok kamu tiba-tiba care banget ama aku ? bukannya selama ini kita saling bertengkar?” pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari bibir Chiko.

“Itu karena gue sayang ama loe, bego. Loe saudara gue satu-satunya. Kan kita kembar. Kalau loe meninggal gie brantam ama siapa?? Masa sama bonyok ? anak durhaka dong gue,” jawab Chika dibuntuti pertanyaan yang asal-asalan.

“Iya juga ya? Hehehe..kok aku ngak kepikiran ya ? Chiko tertawa. Chika jadi ikut-ikutan ketawa.

“ Itu karena loe lemot.huh..”

“Biarin.hahaha.”keduanya tertawa dan saling meledek satu sama lain. Melihat itu kedua orang tua mereka saling berpandangan dan tersenyum. Baru kali ini mereka melihat anak-anak mereka akur.

“Ternyata dibalik sema ini ada hikmanya ya apa?” sekali lagi wanita itu wanita itu menoleh kearah suaminya sambil menyunggingkan senyum kebahagiaan.

“Iya Ma. Akhirnya mereka bisa akur seperti yang kita inginkan.”

“Semoga mereka bisa bersikap lebih dewasa dari sebelumnya.”

“Aamiin.”

* * *

Semenjak kejadian itu, mereka jadi lebih sering bersama meskipun, dimanapun dan kapanpun. Mereka berhasil mewujudkan keinginan orang tua mereka, yaitu melhat mereka akur dan kompak. Menurut mereka, kebersamaan adalah hal yang paling indah, hal yang dapat mengubah kekurangan individual menjadi suatu kelebihan dengan cara saling melengkapi. Kebersamaan menciptakan rasa bahagia yang tak ternilai harganya.

*SELESAI*

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong