Metode numerik pencari akar persamaan nonlinear dengan Metode Iterasi titik tetap, Regulasi falsi, Secant dan Newton raphson menggunakan Software Scilab
Metode Titik Tetap adalah suatu metode pencarian akar suatu fungsi f(x) secara sederhana dengan menggunakan satu titik awal. Perlu diketahui bahwa fungsi f(x) yang ingin dicari hampiran akarnya harus konvergen. Misal x adalah Fixed Point (Titik Tetap) fungsi f(x) bila g(x) = x dan f(x) = 0.
Metode Regula Falsi adalah salah satu metode numerik yang digunakan untuk mencari akar dari suatu persamaan dengan memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dari dua titik batas range. Sebenarnya metode ini hampir sama dengan Metode Biseksi, tapi titik pendekatan yang digunakan pada metode ini berbeda dengan Metode Biseksi.
Metode secant merupakan perbaikan dari metode regula-falsi dan newton raphson dimana kemiringan dua titik dinyatakan sacara diskrit, dengan mengambil bentuk garis lurus yang melalui satu titik.
Metode Newton-Raphson adalah metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan pendekatan satu titik, dimana fungsi f(x) mempunyai turunan. Metode ini dianggap lebih mudah dari Metode Bagi-Dua (Bisection Method) karena metode ini menggunakan pendekatan satu titik sebagai titik awal. Semakin dekat titik awal yang kita pilih dengan akar sebenarnya, maka semakin cepat konvergen ke akarnya.
MABA Universitas Negeri Gorontalo
Tak terasa Semester Ganjil 2019/2020 sudah berlalu. Kini Semester Genap telah dimulai, saatnya pula para mahasiswa baru mulai berkonsultasi KRS kepada dosen pembimbing akademik masing-masing, untuk mengetahui apa saja mata kuliah yang harus mereka ambil di semester berikutnya.
Selama Beberapa hari jadi seorang mahasiswa baru, sudah pasti banyak hal-hal yang terjadi. Banyak pengalaman baru yang dirasakan.
Sebagai mahasiswa baru, tentu saja ada banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum memasuki bangku kuliah. Beberapa diantaranya yaitu kesiapan tekad dan mental, mengingat kuliah sangatlah berbeda dengan sekolah.
Hal yang menarik yaitu ketika mengingat kembali ekpektasi ketika duduk dikelas 12 SMA atau SMK, tentang bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswa di fakultas pilihan di universitas impian. Tidak sedikit diantara para maba yang sudah memiliki bayangan tentang kehidupan kuliah.
“Untuk bayangan kuliah itu ada dong. Biasanya karena sering nonton FTV anak kuliah di televisi. Waktu kelas 12 aku sering tanya dan diberitahu sedikit banyaknya pengalaman mahasiswa dari para alumni sewaktu SMA,”maba dari Fakultas MIPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.
Sekolahku sendiri dulu sudah mempersiapkan dengan baik persiapan untuk para murid melanjutkan studinya. Bahkan ketika kelas 11 mulai dari mau kuliah di universitas apa, rencana mengambil prodi apa, jalur apa saja untuk masuk perguruan tingginya bahkan pembahasan beasiswanya juga. Selain persiapan masuk perguruan tinggi, juga tambahan penjelasan sistem perkuliahan itu seperti apa ya tujuan dari program itu. Biar murid lulus sudah punya arah dan tujuan juga tidak canggung dalam melanjutkan studi”.
Terlepas dari sejauh mana bayangan maba tentang kuliah, pastinya mereka juga memiliki ekspektasi ketika kelak menjadi seorang mahasiswa.
Sistem belajar yang lebih fleksibel tidak terpaku pada ketentuan sekolah. Lebih sesuai dengan apa yang harus kita pelajari, bisa bebas dalam berpakaian tidak terpaku pada seragam, dan kegiatan perkuliahan yangg katanya membantu untuk proses menuju dewasa.”
“ Yang aku pikirkan kalau jadi mahasiswa itu enak, santai, dan bebas walaupun skripsi itu berat.”
“Aku berpikir kuliah itu adalah hal yang mudah, apalagi aku pernah liat sinetron anak kuliahan yang kuliahnya terlihat santai beda seperti anak sekolahan, tiba-tiba wisuda aja.“
Begitulah beberapa ekspektasi yang mereka utarakan. Tentunya masih banyak diluar sana yang memiliki pemikiran beragam terkait kuliah. Lalu ketika benar-benar menjalani kuliah, apakah semua hal yang mereka ekspektasikan itu sesuai? Entahlah.
Menjadi mahasiswa baru sudah pasti ada suka dan dukanya. Bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai wilayah dan latar belakang yang berbeda, belajar berorganisasi dengan mengikuti magang, kepanitiaan, UKM dan yang pastinya memperoleh ilmu-ilmu baru dari para dosen. Serta duka yang ternyata kuliah itu tidak sepenuhnya sesuai ekpektasi yang diharapkan.
Terlepas dari berbagai duka menghadapi beratnya perkuliahan, bagi kita semua, bukan saja mahasiswa baru, tapi untuk semua mahasiswa yang saat ini sedang sibuk dengan konsultasi KRS, mengumpulkan referensi mata kuliah, atau mungkin kalian para mahasiswa akhir yang sibuk dengan penggarapan proposal, penelitian, dan skripsi,
Mari kita sejenak mengingat kembali tujuan awal berkuliah. Apa tujuan kita? Apa yang ingin kita dapatkan? Siapa yang ingin kita bahagiakan dengan hasil-hasil yang kita peroleh selama berkuliah?
“Harapanku selama menjalani kuliah yang pasti ingin mendapat ilmu baru, pengalaman baru dari kuliah maupun organisasi dan bisa menikmati masa kuliah walau ditengah tugas yang menumpuk”.
“Aku berharap agar selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mengetahui hal baru, menjadi mahasiswa yang memiliki soft skills yang baik, memperoleh IPK hampir 4.00.
Pentingnya kewajiban Mahasiswa UNG dalam kemahasiswaan
Mahasiswa, bukan lagi seorang siswa biasa yang menuntut ilmu di institusi pendidikan (SD, SMP, SMA) seperti yang pernah kita lewati, tambahan kata‘ maha ‘, sebelum kata ‘ siswa ‘ memberikan identitas yang berbeda. Identitas tersebut tidak didapatkan dengan mudah, namun didapatkan dengan perjuangan , letih , dan kesabaran dalam menempuh suatu ujian penjaringan mahasiswa baru. Maka tidak terlalu berlebihan jika menganggap identitas mahasiswa sebagai simbol kemenangan para juara. Mahasiswa yang terpilih memiliki potensi sebagai pemikir, tenaga ahli , professional, sekaligus sebagai penopang pembangunan bangsa.
Disamping itu, mahasiswa juga sering disebut-sebut sebagai ‘ agent of change ‘, calon pemimpin masa depan , pembawa nilai-nilai peradaban, dsb. Banyak perubahan besar , dan nilai-nilai sejarah yang ditorehkan di negeri ini senantiasa menempatkan mahasiswa pada posisi yang terhormat. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular kedalam jiwa bangsanya.
Harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan Negara, bahkan harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa. Mahasiswa seringkali dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu mewakili aspirasi masyarakat.
Oleh karena itu, seiring dengan identitas yang melekat padanya , ada peran-peran yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari identitas tersebut, mahasiswa dituntut melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan,untuk semua harapan yang tertumpu padanya.
Mahasiswa seringkali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang diinisiasi mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun praktis. Contohnya adalah mahasiswa menyususn system organisasi kemahasiswaannya secara desentralisasi (otonomi), di kemudian hari Negara pun memberlakukan system otonomi daerah. Dalam kasus lain, mahasiswa menginisiasi pemilihan langsung presiden mahasiswa, kini presiden Indonesia pun dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia.
Aktifitas kemahasiswaan adalah tahapan dimana seorang mahasiswa menimba ilmu dan pengalaman semasa di bangku kuliah. Aktualisasi dirinya dalam rangka pembelajaran guna diaplikasikan di kehidupan yang akan datang.
Belum pantas seseorang disebut mahasiswa tanpa memenuhi konsekuensi-konsekuensi dari identitas yang melekat pada diri seorang mahasiswa. Pemenuhan keseluruhan konsekuensi identitas tersebut menjadikan mahasiswa memiliki kebermaknaan sebagai mahasiswa, mahasiswa sebenarnya, mahasiswa seutuhnya, bukan hanya sekedar mahasiswa.
Pentingnya kewajiban Mahasiswa UNG dalam kemahasiswaan
Mahasiswa, bukan lagi seorang siswa biasa yang menuntut ilmu di institusi pendidikan (SD, SMP, SMA) seperti yang pernah kita lewati, tambahan kata‘ maha ‘, sebelum kata ‘ siswa ‘ memberikan identitas yang berbeda. Identitas tersebut tidak didapatkan dengan mudah, namun didapatkan dengan perjuangan , letih , dan kesabaran dalam menempuh suatu ujian penjaringan mahasiswa baru. Maka tidak terlalu berlebihan jika menganggap identitas mahasiswa sebagai simbol kemenangan para juara. Mahasiswa yang terpilih memiliki potensi sebagai pemikir, tenaga ahli , professional, sekaligus sebagai penopang pembangunan bangsa.
Disamping itu, mahasiswa juga sering disebut-sebut sebagai ‘ agent of change ‘, calon pemimpin masa depan , pembawa nilai-nilai peradaban, dsb. Banyak perubahan besar , dan nilai-nilai sejarah yang ditorehkan di negeri ini senantiasa menempatkan mahasiswa pada posisi yang terhormat. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular kedalam jiwa bangsanya.
Harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan Negara, bahkan harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa. Mahasiswa seringkali dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu mewakili aspirasi masyarakat.
Oleh karena itu, seiring dengan identitas yang melekat padanya , ada peran-peran yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari identitas tersebut, mahasiswa dituntut melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan,untuk semua harapan yang tertumpu padanya.
Mahasiswa seringkali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan yang diinisiasi mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis maupun praktis. Contohnya adalah mahasiswa menyususn system organisasi kemahasiswaannya secara desentralisasi (otonomi), di kemudian hari Negara pun memberlakukan system otonomi daerah. Dalam kasus lain, mahasiswa menginisiasi pemilihan langsung presiden mahasiswa, kini presiden Indonesia pun dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia.
Aktifitas kemahasiswaan adalah tahapan dimana seorang mahasiswa menimba ilmu dan pengalaman semasa di bangku kuliah. Aktualisasi dirinya dalam rangka pembelajaran guna diaplikasikan di kehidupan yang akan datang.
Belum pantas seseorang disebut mahasiswa tanpa memenuhi konsekuensi-konsekuensi dari identitas yang melekat pada diri seorang mahasiswa. Pemenuhan keseluruhan konsekuensi identitas tersebut menjadikan mahasiswa memiliki kebermaknaan sebagai mahasiswa, mahasiswa sebenarnya, mahasiswa seutuhnya, bukan hanya sekedar mahasiswa.
Sejarah Singkat Kampusku UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Universitas Negeri Gorontalo, disingkat UNG, adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, Indonesia, yang berdiri pada 1 September 1963. Mulanya Universitas ini diberi nama Junior College, dan menjadi bagian dari FKIP UNSULUTENG. Tahun 1964 statusnya berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.
Tahun 1982 lembaga ini menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo. Lembaga ini resmi berdiri sendiri berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo.
Tahun 2001 berdasarkan Keppres RI Nomor 19 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juni 2004 Presiden Megawati meresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004, tanggal 23 Juni 2004.
Universitas Negeri Gorontalo membuka pintu selebar-lebarnya bagi segala upaya pengembangan martabat manusia melalui riset-riset. Paradigma piramida terbalik yang didorong oleh Rektor Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd sangat mengutamakan program-program yang bisa lebih mendorong jurusan/prodi untuk bisa lebih mandiri, kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hasil akreditasi institusi oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi tahun 2018, mengukuhkan Universitas Negeri Gorontalo masuk sebagai jajaran Perguruan Tinggi terbaik dengan perolehan akreditasi A. Pada tahun 2017, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 50 berdasarkan peringkat 100 besar Perguruan Tinggi Indonesia Non Politeknik oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia. Selain itu berdasarkan data Peringkat Universitas di Dunia versi Webometrics tahun 2018, menempatkan Universitas Negeri Gorontalo pada peringkat 154 (Asia Tenggara) dan 42 (Indonesia).
Pada masa pemerintahan gubernur provinsi gorontalo Rusli Habibie, pergantian nama Universitas Negeri Gorontalo sempat diusulkan menjadi UBJ Habibie (Universitas BJ Habibie). Namun kemudian para mahasiswanya menolak. Sebab dianggap akan menghilangkan entitas jati diri rakyat Provinsi Gorontalo