Kesanku di UNG
Salam sejahtera,
Pertama kali menginjakkan kaki di Universitas Negeri Gorontalo adalah saat mengikuti ujian masuk SBMPTN 2020 di gedung UPTIK UNG lalu berlanjut dengan pengantaran berkas Pra-Registrasi Calon MABA di gedung BAKP lt.1 UNG. Awalnya agak ragu untuk keluar mendatangi tempat yang biasa menjadi pusat kerumunan seperti kampus UNG apalagi keadaan di mana saat ini bahaya Covid-19 makin merebak. Sempat terlintas di benak apakah protokol kesehatan cukup memadai diterapkan dan alhamdulillah kenyataan yang saya lihat kala itu panitia penenerima berkas MABA menerapkannya cukup baik. Kami diminta berbaris di atas markah X yang menjadi penanda 1 meter jarak social distancing agar tetap terjaga. Setiap pengunjung yang masuk ke dalam gedung diperiksa suhu tubuh dengan menggunakan termometer Infrared sedangkan map yang berisi berkas Pra-Registrasi Calon MABA harus ditinggalkan di luar gedung untuk dijemur sementara waktu. Itu saja pengalaman yang paling berkesan sejauh ini namun tentu saja cerita ini akan berlanjut seiring berjalannya kehidupan perkuliahan di kampus UNG ke depan.
Salam takzim,
Nanda Cantika Faras Gaib
Mhs.S1-Pendidikan Fisika 2020
Universitas Negeri Gorontalo Terapkan Kuliah Daring
Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok, Ahad (15/3), mengeluarkan surat edaran untuk dosen dan mahasiswa agar menerapkan kuliah daring (online), dalam kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut. Kebijakan itu berlaku mulai 16 Maret 2020, hingga dengan batas waktu sesuai pemberitahuan selanjutnya.
Langkah itu diambil untuk mengantisipasi dan melakukan pencegahan penyebaran virus coronadi wilayah kampus dan sekitarnya. Eduart juga meminta para dosen tidak melakukan perjalanan dinas ke luar negeri untuk sementara waktu.
"Juga tidak melakukan perjalanan dinas ke luar daerah, kecuali bersifat penting. Mohon segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat ketika demam, batuk dan pilek," katanya.
Dosen yang sakit tidak diperkenankan masuk kampus dan dapat melaksanakan KBM secara daring. Sementara itu, kegiatan praktikum di laboratorium dan lapangan dapat dijadwalkan kembali dan metode pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan.
Hal berikutnya yang menjadi kebijakan rektor adalah menunda sementara penyelenggaraan seminar nasional dan internasional, untuk menghindari berkumpulnya massa dalam satu tempat. "Ujian diploma, sarjana dan pascasarjana dapat dilakukan bila pesertanya sedikit," tambahnya.
Hotel Damhil miliki UNG disiapkan untuk tenaga medis COVID19 Gorontalo
Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Dr Eduart Wolok, ST, MT menyiapkan Hotel Damhil milik perguruan tinggi itu untuk tempat menginap bagi para tenaga medis yang berada di garda terdepan untuk merawat pasien COVID-19.
Hotel TC Damhil UNG adalah hotel milik Universitas Negeri Gorontalo
Menurut Rektor UNG di Gorontalo,Selasa, ia telah meminta Badan Pengelola Usaha (BPU) UNG untuk mempersiapkannya.
Ia menjelaskan bahwa kamar Hotel Damhill milik UNG sebanyak 33 ruangan itu bisa untuk menampung 90 orang tenaga kesehatan yang berada di garis depan perjuangan melawan COVID-19.
Setiap kamar akan dilengkapi fasilitas dan dibersihkan secara rutin dengan protokol COVID-19.
Upaya dari Universitas Negeri Gorontalo itu, kata dia,telah dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo, sebagai sebagai upaya untuk mendukung Gugus Tugas Percepatan Lenanganan COVID-19 daerah itu.
“Saya telah melakukan koordinasi dengan Ketua Gugus Tugas COVID-19 yang juga Gubernur Gorontalo untuk memfungsikan Hotel Damhil menjadi tempat istirahat tenaga medis selama penanganan pandemi," katanya.
Upaya penanganan COVID-19 membutuhkan kerja sama lintas elemen, tanpa memandang latar belakang karena kondisi saat ini tidak mungkin dikerjakan oleh satu pihak, demikian Eduart Wolok.
Mahasiswa UNG Ciptakan Hand Sanitizer dari Limbah Kulit Udang
Merebaknya virus corona Covid-19 di Indonesia menyebabkan kebutuhan hand sanitizer meningkat. Apalagi banyak penimbun yang menyebabkan harganya jadi selangit.
Beruntung ada mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang berhasil menciptakan hand sanitizer dengan memanfaatkan limbah kulit udang. Dia adalah Anggun Sasmita, mahasiswa semester akhir di UNG.
Berawal dari keinginan untuk memanfaatkan limbah kulit udang yang terbuang percuma, Anggun berinisiatif menciptakan produk hand sanitizer.
“Untuk pemanfaatan kulit udang, tidak serta merta menjadi hand sanitizer. Itu ada prosesnya," katanya saat ditemui tengah di Laboratorium Analitik dan Biokimia, Fakultas MIPA, UNG.
Menurutnya udang mengandung kitin yang dalam proses kimia dapat diubah menjadi kitosan. Selama ini, kitosan banyak dimanfaatkan sebagai anti bakteri bahkan obat diet.
“Namun saya lebih tertarik untuk mengubah kitosan ini menjadi hand sanitizer," ungkapnya.
Dalam penelitian Anggun mengaku telah menguji aktivitas bakteri dari hand sanitizer ciptaannya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua bakteri, yaitu E.Coli dan Staphylococcus. Kedua bakteri itu dipilih karena paling banyak berada di tubuh manusia, terutama di tangan.
"Hasilnya, zona hambat dari hand sanitizer limbah kulit udang ini untuk Staphylococcus 8,32 milimeter sedangkan E.Coli 8,30 milimeter. Angka ini termasuk kuat untuk hand sanitizer," katanya.
Anggun mengaku untuk proses pembuatan dari kulit udang hingga menjadi kitosan hingga menjadi produk hand sanitizer dibutuhkan waktu tiga minggu. Ia pun memastikan bahwa produk yang diciptakannya itu aman digunakan sesering mungkin.
Dekan Fakultas MIPA UNG, Astin Lukum mengakui pihaknya baru bisa memproduksi hand sanitizer ini dalam skala laboratorium. Di sisi lain, permintaan masyarakat telah mencapai 100 liter apalagi disaat ini kebutuhan hand sanitizer cukup tinggi seiring dengan merebaknya virus corona.
“Untuk itu, kami siap bekerja sama jika ada investor yang tertarik dengan produk ini. Agar produk ini dapat diproduksi dalam skala industri, katanya menambahkan.