KARAKTER BISA DI UBAH DAN DI BENTUK

20 December 2021 13:04:53 Dibaca : 32

TERPOPULERTERBARUPILIHAN EDITORTOPIK PILIHANEVENTABOUT USCONTENT AFFILIATIONCOMMUNITY AFFILIATIONDAFTAR

 

Fikri Alfianfikri alfian, Bogor - fikri alfian, Bogorcalon sarjana- hai selamat datang. manusia yang berpikir. Homo Sapiens. mari berbagi perspektif.

FOLLOWFILSAFATKARAKTER BISA DI UBAH DAN DI BENTUK22 November 2021   23:47 Diperbarui: 22 November 2021   23:47 104 0 0+ Lihat foto

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 

Seperti yang kita ketahui, kita sebagai manusia memiliki karakter yang menjadikannya ciri khas/ pembeda, dari manusia satu dengan manusia lainnya. Karakter manusia yang dimiliki itu terbentuk dari proses pengalaman hidup, apa yang ia rasakan dan lewati, yang ahirnya membentuk karakternya saat ini. tidak hanya karakter, manusia juga memiliki kepribadian. Lantas apa yang membedakan karakter dengan kepribadian ? Apakah kepribadian dan karakter adalah satu dalam artian? atau keduanya itu berbeda ?

menurut penulis, karakter dan kepribadian adalah satu dalam artian namun akan beda dalam pemahaman. Karakter adalah cikal bakal yang melahirkan kepribadian.  Seseorang yang memiliki karakter jahat maka akan memiliki ke pribadian yang buruk juga, kepribadian itu cerminan dari karakter. sebagai contoh seseorang yang memiliki karakter, ia selalu mendahulukan orang tua untuk menempati tempat duduk, dimana pun ia berada. Maka ia memiliki kepribadian yang baik, sopan.

sehingga munurut penulis, karakter adalah sikap, pikiran, dan jiwa yang di miliki seseorang. sedangkan kepribadian adalah cerminan dari karakter yang terlihat dari sudut pandang norma, atau adab, dari  orang yang melihatnya. seperti, sopan, baik, periang, pemarah, dan lain sebagainya.

Ngomongin karakter dan kepribadian, itu semua tercipta dari proses pengalaman hidup yang kemudian jadilah sudut pandang, lalu membentuk karakter, dan pada ahirnya terciptalah ke pribadian. dari sudut pandang penulis, kurang etis rasanya jika kita men-judge kepribadian orang itu buruk tanpa memahami proses kehidupan yang ia alami, karena begitu banyak proses yang di perlukan untuk membentuk karakter seseorang.

 

TERPOPULERTERBARUPILIHAN EDITORTOPIK PILIHANEVENTABOUT USCONTENT AFFILIATIONCOMMUNITY AFFILIATIONDAFTAR

 

Fikri Alfianfikri alfian, Bogor - fikri alfian, Bogorcalon sarjana- hai selamat datang. manusia yang berpikir. Homo Sapiens. mari berbagi perspektif.

FOLLOWFILSAFATKARAKTER BISA DI UBAH DAN DI BENTUK22 November 2021   23:47 Diperbarui: 22 November 2021   23:47 104 0 0+ Lihat foto

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 

Seperti yang kita ketahui, kita sebagai manusia memiliki karakter yang menjadikannya ciri khas/ pembeda, dari manusia satu dengan manusia lainnya. Karakter manusia yang dimiliki itu terbentuk dari proses pengalaman hidup, apa yang ia rasakan dan lewati, yang ahirnya membentuk karakternya saat ini. tidak hanya karakter, manusia juga memiliki kepribadian. Lantas apa yang membedakan karakter dengan kepribadian ? Apakah kepribadian dan karakter adalah satu dalam artian? atau keduanya itu berbeda ?

menurut penulis, karakter dan kepribadian adalah satu dalam artian namun akan beda dalam pemahaman. Karakter adalah cikal bakal yang melahirkan kepribadian.  Seseorang yang memiliki karakter jahat maka akan memiliki ke pribadian yang buruk juga, kepribadian itu cerminan dari karakter. sebagai contoh seseorang yang memiliki karakter, ia selalu mendahulukan orang tua untuk menempati tempat duduk, dimana pun ia berada. Maka ia memiliki kepribadian yang baik, sopan.

sehingga munurut penulis, karakter adalah sikap, pikiran, dan jiwa yang di miliki seseorang. sedangkan kepribadian adalah cerminan dari karakter yang terlihat dari sudut pandang norma, atau adab, dari  orang yang melihatnya. seperti, sopan, baik, periang, pemarah, dan lain sebagainya.

Ngomongin karakter dan kepribadian, itu semua tercipta dari proses pengalaman hidup yang kemudian jadilah sudut pandang, lalu membentuk karakter, dan pada ahirnya terciptalah ke pribadian. dari sudut pandang penulis, kurang etis rasanya jika kita men-judge kepribadian orang itu buruk tanpa memahami proses kehidupan yang ia alami, karena begitu banyak proses yang di perlukan untuk membentuk karakter seseorang.

Jadi fenomena apa yang membuat kalian, memiliki pandangan hidup yang membentuk karakter anda saat ini ?

jika kita tarik kebelakang, karakter tercipta dari sudut pandang yang ia yakini, sudut pandang tersebut itu adalah proses dari kehidupan yang ia jalani. seperti pengalaman, ataupun dari buku yang pernah ia baca.

Cara agar seseorang dapat merubah karakternya yaitu dengan mengubah cara sudut pandangnya dan  di sertai dengan open minded. Seseorang yang memiliki pemikiran terbuka, maka ia akan mampu untuk menerima sudut pandang yang berbeda. hidup akan terus berjalan dan pengalaman akan terus bertambah. Tapi jika tidak di sertai dengan pandangan yang terbuka, maka itu semua sama saja, tidak ada yang berubah dari karakter dia.

 

 

Membangun Pesona Diri dalam Hidup Sosial Masyarakat

20 December 2021 13:02:36 Dibaca : 74

"Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas bertautan atau bersinggungan dengan manusia lainnya, sebagai makhluk yang saling membutuhkan"

Apa sebenarnya personal branding itu? Dan kenapa sangat penting bagi diri manusia?

Pertanyaan yang mendasar tersebut, merupakan kesatuan tak terpisahkan dalam diri manusia, bahwa sesungguhnya personal branding tercipta seiring waktu dalam diri manusia, dan sangat melekat. 

Hakekatnya hal tersebut sangatlah melekat dalam diri, meski cukup banyak proses membangun citra diri dengan proses dramatisasi.

 

Pesona diri itu terbentuk dan tercipta baik secara fisik maupun psikis, yang merupakan dua hal yang menjadi keseimbangan dalam diri manusia, sehingga dari keseimbangan lahiriah dan batiniah itu tercipta suatu penilaian yang terbentuk dalam persepsi banyak orang.

Meski pesona diri itu bisa di bentuk dengan melakukan atraksi dan dramatisasi yang cukup memukau orang yang melihat dan mendengar, namun hal tersebut tidak lantas bisa menjadi ukuran, karena drama itu tidak akan pernah sama dengan yang asli dari dalam diri kita sendiri.

 

 

Seni (1955-1965)

20 December 2021 13:00:31 Dibaca : 70

Seni terbit sebagai majalah bulanan di Jakarta, sesuai dengan misi yang tertulis dalam motonya, yaitu "Bulanan Kesenian". Dalam setiap penerbitannya, majalah yang berukuran 18,5 cm ini menyajikan artikel dan reportase tentang kesenian. Artikel yang disajikan berkaitan dengan masalah-masalah kesenian, seperti sastra, seni rupa, dan seni musik. Majalah yang dijual Rp3,00 pereksemplar itu terbit setiap tanggal 15, diterbitkan oleh NV Gunung Agung, Jakarta. Umur majalah itu tidak mencapai sepuluh tahun, mulai terbit pada bulan April 1955 sampai dengan bulan Desember 1965. Para pengelola majalah tersebut adalah H.B. Jassin, Trisno Sumardjo, Zaini, dan Amir Pasaribu. Mereka bertiga duduk sebagai redaktur. Alamat terakhir di Jalan Gunung Sahari No. 46, Jakarta dan alamat tata usaha di Jalan Kwitang no. 13, Jakarta. Oleh pengasuhnya yang tertuang dalam "Kata Pengantar" Seni nomor perdana, dinyatakan bahwa majalah ini dimaksudkan untuk menjadi semacam jurnal khusus kesenian, "hendak menjadi majalah vak". Sebagaimana tercermin dari profesi para pengasuhnya, tiap pengasuh menjadi editor sesuai dengan bidangnya masing-masing, yaitu H.B. Jassin dan Trisno Sumardjo pengasuh bidang sastra, Zaini pengasuh bidang seni lukis, dan Amir Pasaribu pengasuh bidang seni musik. Trisno Sumardjo secara khusus menguasai dua bidang, yaitu sastra dan seni lukis. Penerbitan majalah ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan apresiasi, "keinsyafan kepada umum", terhadap dunia kesenian dalam masyarakat. Sesuai dengan janjinya, dalam tiap terbitannya majalah Seni menyajikan ketiga bidang kesenian tersebut dalam porsi yang relatif seimbang. Ketiga bidang kesenian itu sama-sama disajikan dalam rubrik "Resensi" (berisi reportase sebuah pameran lukisan), "Esei" (berupa tulisan seniman Indonesia maupun asing), dan "Kritik Kesenian" (berisi laporan kegiatan kesenian di daerah). Halaman pertama majalah ini menyuguhkan sebuah lukisan/sketsa/vignet karya para pelukis Indonesia. Karya-karya lukisan itu pun hadir pada lembar-lembar halaman berikutnya, baik berupa karya langsung maupun berupa reproduksi. Mereka yang menyumbangkan lukisannya untuk menghiasi majalah ini, antara lain, adalah Oesman Effendi, Sjahri, B.Resobowo, Sunindya, Baharudin, Nashar, dan Affandi. Dunia seni sastra atau musik dalam majalah ini disajikan dalam rubrik 'Partitur Lagu', "Esei" dan "Reportase". Salah satu partitur lagu, antara lain ditulis oleh sastrawan Harijadi S. Hartowardojo yang bekerja sama dengan Amir Pasaribu. Bidang kesusasteraan menyajikan rubrik-rubrik yang berisi sajak, cerpen, drama, dan esai. Sajak-sajak ditulis oleh A. Rossidhy, W.S. Rendra, Sugiarto Sriwibawa, Kirdjomuljo, Sujatna Anirun, Dadang D., Odeh Suardi, dan lain-lain. Sajak karya penyair luar negeri, seperti Baudelaire (terjemahan Trisno Sumardjo atau TS) Edgar Allan Poe (terjemahan TS), dan Federico Garcia Lorca ("Romanceno Gitano" terjemahan Ramadhan K.H.) juga tersaji dalam rubrik tersebut. Cerita pendek, antara lain, ditulis oleh Yusach Ananda, Rijono Pratikto, Sugiarto Sriwibawa, Subagio Sastrawardojo, dan Suripan juga dimuat dalam rubrik tersebut. Selain itu, juga disajikan cerpen terjemahan karya James Joyce (terjemahan Rivai Apin); di dalamnya termasuk cerita-cerita karya H.C. Andersen (terjemahan Trisno .S.). Karya drama yang pertama-tama hadir adalah "Yerma" dari Federico Garcia Lorca, dramawan Spayol (terjemahan Ramadhan K.H.). Drama hasil penulis Indonesia hadir Utuy T. Sontani, yakni "Sangkuriang" yang disebutnya sebagai sebuah "libreto 2 babak". Sementara itu, esai sastra menampilkan karya Trisno Sumardjo, Pramudya Ananta Toer ("Hidup dan Karya Sastrawan Indonesia Modern"), esai-esai karya Sitor Situmorang berisi kupasan masalah sastra, kebudayaan, kesenian, film, dan sebuah esei tentang biografi H.C. Andersen ("Penghidupan H.C. Andersen Selepas Perang") yang dinukil dari buku H.C. Andersen dan dongeng-dongengnya karya Darmawidjaja (1954). Sementara itu, esai-esai yang ditulis Iwan Simatupang menyangkut masalah kebudayaan/kesenian, sedangkan esei berisi biografi penulis asing, yaitu "Biografi Honore de Balzak" ditulis oleh Bujung Saleh. Beberapa iklan yang terdapat dalam majalah ini berisi promosi buku-buku dan majalah kesusasteraan, antara lain, iklan majalah Indonesia, Buku Kita, "Ti fa", Kencana, Lukisan Dunia, Bintang Timur, dan Prosa. Iklan promosi buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia, antara lain adalah karya Oesman Effendi; Kesusasteraan Lama Indonesia karya Zuber Usman berjudul Tifa Penyair dan Daerahnya dan Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai karya H.B. Jassin, serta Kesusasteraan Warnasari Epik dan Lirik karya Usman Efffendi. Iklan buku-buku karya sastra adalah karya S.M. Ardan, Terang Bulan Terang di Kali;Tahun-tahun Kematian, karya Ajip Rosidi, dan sebuah buku drama berjudul Sangkuriang, karya Utuy T. Sontani.

 

Budaya Diperoleh Melalui Proses Belajar

16 December 2021 10:41:17 Dibaca : 1428

Berikut ulasan mengenai Budaya Diperoleh Melalui Proses Belajar, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar. Silahkan disimak!

Sebagaimana telah dibahas, bahwa kebudayaan diperoleh melalui proses belajar dari masyarakat dan lingkungannya. Tata kelakuan yang didasari kebudayaan dipelajari oleh anggota masyarakat yang lain secara turun temurun. Namun demikian, tidak semua tingkah laku yang dipelajari adalah kebudayaan. Binatang juga dapat belajar, tetapi tingkah laku yang dipelajarinya bukanlah kebudayaan. Binatang dapat mengikuti perintah majikannya, namun tidak dapat membuat dan mengembangkan kebudayaan. Perbedaan tingkah laku binatang yang dipelajari dan tingkah laku budaya manusia sangat penting, tidak saja untuk memahami asal-usul kebudayaan, melainkan juga untuk mengenal sifat-sifat hakikat kebudayaan. Proses belajar kebudayaan oleh manusia sebagai anggota masyarakat dapat melalui:

1. Proses Internalisasi

Manusia mempunyai potensi, bakat dan kecenderungan secara genetis untuk mengembangkan berbagai perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam kepribadiannya. Kecenderungan dan potensi pengembangan kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Setiap hari manusia belajar merasakan kegembiraan, kesedihan dan lain-lain.

Dengan demikian, proses internalisasi ialah proses pengembangan potensi yang di miliki manusia, yang di pengaruhi baik lingkungan internal dari dalam diri manusia itu maupun eksternal, yaitu pengaruh dari luar diri manusia.

2. Proses Sosialisasi

Dalam proses sosialisasi seorang individu dari masa kanak-kanak sampai masa tua selalu belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekitarnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial. Syarat terjadinya proses sosialisasi adalah :a. Individu harus di beri keterampilan yang di butuhkan bagi hidupnya kelak di masyarakat.

b. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.c. Pengendalian fungsi-fungsi organik harus di pelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.d. Indivdu harus di biasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.

3. Proses Enkulturasi

Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Sejak kecil proses enkulturasi sudah di mulai dalam akal pikiran manusia mula-mula dari lingkungan keluarganya, kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh karena itu, proses ini di sebut juga dengan pembudayaan atau dalam bahasa inggris institutionaliozation.

Sekian artikel dari Tugas Sekolah Dan Kuliah mengenai Budaya Diperoleh Melalui Proses Belajar, yang dapat kalian jadikan acuan untuk belajar.

Ayo kenali kampus UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO (UNG)

04 August 2021 10:39:24 Dibaca : 30

Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan universitas yang dikembangkan atas dasar perluasan mandat (wider mandate) dari IKIP Negeri Gorontalo. Keberadaan Universitas Negeri Gorontalo dimulai dari Junior College FKIP Universitas Sulawesi Utara-Tengah (UNSULUTTENG) Manado di Gorontalo berdasarkan surat keputusan pejabat Rektor UNSULUTTENG Nomor 1313/II/E/63 tanggal 22 Juni 1963, Cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963, IKIP Manado Cabang Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 114 tahun 1965 tanggal 18 Juni 1965, FKIP UNSRAT Manado di Gorontalo berdasarkan Keppres nomor 70 tahun 1982 tanggal 7 September 1982, STKIP Gorontalo berdasarkan Kepres RI nomor 9 tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, IKIP Negeri Gorontalo berdasarkan Kepres RI nomor 19 tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001.

Perubahan IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo ditetapkan dengan surat Keputusan Presiden RI nomor 54 tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004. Hari lahir UNG ditetapkan sama dengan lahirnya cabang FKIP UNSULUTTENG di Gorontalo yaitu, tanggal 1 September 1963 sebagaimana dinyatakan dalam surat keputusan menteri PTIP nomor 67 tahun 1963 tanggal 11 Juli 1963. Dalam perjalanannya selama 50 tahun telah mengalami tujuh kali pergantian pimpinan dan enam kali perubahan nama lembaga.

 

Secara rinci nama pejabat pimpinan sejak tahun 1963 – sampai sekarang sbb :

1. Drs. Idris Djalali - Dekan Koordinator IKIP Yogyakarta Cab. Manado di Gorontalo - 1963-1966

2. Drs. Ek. M. J. Neno - Dekan Koordinator IKIP Manado Cab. Gorontalo - 1967-1969

3. Prof. Drs. H. Thahir A. Musa - Dekan Koordinator IKIP Manado Cab. Gorontalo - 1969-1981

4. Prof. Drs. H. Kadir Abdussamad - Dekan FKIP Unsrat Manado di Gorontalo - 1982-1988

5. Drs. H. Husain Jusuf, M.Pd - Dekan FKIP Unsrat Manado di Gorontalo - 1989-1992

6. Prof. Dr. H. Nani Tuloli

o Dekan FKIP Unsrat Manado di Gorontalo - 1992-1993

o Ketua STKIP Negeri Gorontalo - 1993 - 2001

o Pj. Rektor IKIIP Negeri Gorontalo - 2001 - 2002

7. Prof. Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd  

o Rektor IKIP Negeri Gorontalo - 2002-2004

o Rektor Universitas Negeri Gorontalo - 2004-2010

8. Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd - Rektor Universitas Negeri Gorontalo - 2010 - 2019

9. Dr. H. Eduart Wolok, ST, MT - Rektor Universitas Negeri Gorontalo - 2019 - 2023

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong