LAPORAN HASIL OBSERVASI KEGIATAN KERJA LAPANGAN (PKL) DI BUKIT DOA TOMOHON 2017

21 September 2017 16:26:04 Dibaca : 7490

HASIL OBSERVASI KEGIATAN KERJA LAPANGAN (PKL)
DI BUKIT DOA TOMOHON

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas mata kuliah Tumbuhan Tingkat Tinggi

Oleh

KELOMPOK 2

KELAS C

SUKRIN ISMAIL

RAHMAT MOHAMMAD

RIRIN R. MASULILI

DELVI TALIB

HAPSA A. KADIR UMAR

ALINDA MALIKI

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2017


 

 KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Adapun laporan ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

 Gorontalo, April 2017

  Penyusun,
  Kelompok II

 

 


 DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I: PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 2

BAB II: KAJIAN TEORI 3

2.1 Deskripsi Bukit Doa Mahawu 3

2.2 deskripsi keanekaragaman spesies tumbuhan 3

BAB III: METODE PENELITIAN 4

3.1 Waktu dan tempat 4

3.2 Alat dan bahan 4

3.3 Prosedur kerja 4

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN 7

4.1 Deskripsi jumlah koleksi sampel 7

4.1.1 Jumlah koleksi 7

4.1.1 Deskripsi sampel 9

BAB V: PENUTUP 12

5.1 Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Strobilanthes crispa Bl. 7

Gambar 2. Selaginellaceae Family 7

Gambar 3. Acmella uliginosa 8

Gambar 4. Araceae Family 8

Gambar 5. Marattiaceae Family 8

 

 


 

 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
 Sulawesi merupakan pulau terbesar dan penting di Indonesia, secara biogeografi pulau ini terletak dalam subregion biogeografi Wallacea yaitu suatu wilayah yang unik karena merupakan kawasan peralihan antara Benua Asia dan Australia dan memiliki keanekaragaman hayati dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Diperkirakan 15 % dari tumbuhan berbunga di Sulawesi adalah endemik.
Terdapat 933 tumbuhan asli dari sulawesi yang dibahas dalam Flora Malesiana waktu itu, 112 adalah endemik sulawesi. Endemisitas tumbuhan berbunga di Sulawesi sangat berfariasi diatara kelompok takson, sebagai contoh pada Palm (Aracaceae) dan Anggrek (Orchidaceae) dari total 817 spesies anggrek dari sulawesi dan maluku (128 genera) 149 merupakan endemik.
 Identifikasi merupakan kegiatan penentuan nama yang benar dan penempatannya dalam sistem klasifikasi tumbuhan, yang bertujuan untuk membedakan suatu kumpulan/kelompok atau taksa (specimen-spesimen) yang selanjutnya diberi nama, sehingga informasinya dapat digunakan untuk klasifikasi berdasarkan pada deskripsi takson tersebut. Deskripsi merupakan teknik untuk menggambarkan atau melukiskan sifat-sifat tumbuhan secara detail dari suatu takson, dimana takson adalah populasi sehingga deskripsi harus menggambarkan kisaran atau range karakter dari takson. Deskripsi diagnostic menggambarkan sifat khas suatu takson.
Herbarium adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh Tournerfort pada tahun 1700 untuk mengoleksi tanaman kering. Selanjutnya Lucha Gini (1490-1556) seorang Professor Botany di Universitas Bologna Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan dengan menggunakan tekanan dan kemudian mengeplaknya diatas kertas untuk disimpan sebagai koleksi dan dilakukan pencatatan sebagai koleksi. Pada Era Carolus Linneaus teknik pembuatan herbarium sudah sangat baik dipraktekan dan telah menyebar diseluruh dataran Eropa.
Herbarium dapat dipergunakan untuk keperluan riset dalam bidang Taksonomi Tumbuhan, Ekologi, Ethnobotani, Biodiversity monitoring, Antropologi, Fikokimia. Disamping itu, herbarium dimaksudkan untuk mengumpulkan contoh-contoh tumbuhan yang hidup pada suatu daerah atau kawasan kemudian selanjutnya digunakan untuk penyusunan buku Flora daerah setempat.
 Sebuah herbarium specimen adalah seluruh bagian tumbuhan atau pada sebuah ukuran ketika dipres secara merata dan kering dilekatkan pada selembar kertas plak (mounting paper) yang berukuran 26 x 42, ukuran yang sama diadopsi dari Herbarium Bogoriense (BO) dan National Herbarium of Netherland, Leiden (L). Spesimen sebaiknya memiliki ranting, daun, bunga dan buah dan disertai dengan label yang berisi keterangan.


1.2 Tujuan
1. Memberikan informasi pengetahuan dan ketrampilan kepada mahasiswa untuk mengenal metoda yang benar dalam melakukan koleksi specimen tumbuhan.
2. Memberikan informasi pengetahuan dan ketrampilan kepada mahasiswa dalam menidentifikasi dan membuat deskripsi diagnotik dari beberapa specimen yang telah dikoleksi dari lapangan dengan menggunakan kunci identifikasi.
3. Memberikan informasi pengetahuan dan ketrampilan kepada mahasiswa mengenai metode pembuatan awetan kering specimen tumbuhan.


1.3 Manfaat
Hasil observasi ini di harapkan dapat memberikan informasi mengeni keanekaragaman tumbuhan tinggi yang berada di Bukit Doa Tomohon.

 


 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Deskripsi Bukit Doa Mahawu
      Kota Tomohon, terletak diketinggian 700 m dari permukaan laut dan dikelilingi oleh 3 gunung yakni Gunung Lokon, Gunung Mahawu,dan Gunung Masarang.Gunung Mahawu adalah gunung berapidengan dua kerucut di sisi utara, yang memiliki kawah selebar 180 m dan sedalam 140 m dengan danau kawah berwarna hijau dan kuning belerang (Suriani dan Rasak, 2011).
       Bukit Doa Mahawu sebagai salah satu daya tarik wisata Kota Tomohon, selain memiliki daya tarik wisata keagamaan juga memiliki daya tarik wisata alam yang dapat memberikan motifasi dan kesadaran kepada pengunjung, untuk lebih menghargai keindahan alam dan pentingnya melestarikan alam.Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengkaji daya tarik kawasan wisata Bukit Doa Mahawu (Suriani dan Rasak, 2011).
2.2 Deskripsi Keanekaragaman Spesies Tumbuhan yang Berada di Bukit Doa Mahawu
       Iklim Tomohon yang sejuk merupakan ciri tersendiri di Provinsi Sulawesi Utara. Keanekaragaman hayati ini menjadi tantangan untuk di dalami. Melalui salah satu yayasan yang bergerak di bidang penyelamatan lingkungan dilakukanlah sebuah ekspedisi pencarian tanaman asli Tomohon. Setelah dilakukan ekspedisi penelitian ke pedalaman Gunung Masarang oleh Yayasan Masarang bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, telah ditemukan berbagai spesies flora langka yang hanya terdapat di Sulawesi. Sebagian tanaman langka tersebut kini telah disemaikan di persemaian Yayasan Masarang yang nantinya akan dijadikan bagian dari kebun raya baru di Gunung Masarang. Kebun raya ini diharapkan akan menjadi penyedia benih, fasilitas pendidikan lingkungan hidup, proyek kerja sama serta objek ekowisata untuk turis lokal dan manca negara. Jenis flora yang berhasil ditemukan yaitu Ficus minahassae, schefflera actinophylla yang merupakan salah satu flora asli Tomohon.


 BAB III

 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
       Praktikum ini dilakukan pada hari senin 27 Mei 2017, yang bertempat di Bukit DOA Mahawu, Kota Tomohon, Provinsi Sulawaesi Utara.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Form catatan lapangan
2. Pensil dan penggaris
3. Kertas merang
4. Kantong plastik untuk membawa sampel tumbuhan ( kantong plastik bening dalam berbagai ukuran)
5. Kantong kertas/Amplop
6. Label gantung/etiket gantung yang bersifat tahan air
7. Alat pengepres spesimen (sasak kayu dan alat pengikat)
8. GPS
9. Gambar atau foto spesimen koleksi
10. Buku referensi berisi kunci identifikasi
11. Kaca pembesar/looup
12. Kertas, etiket tempel
13. Selotip
b. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Koleksi spesimen tumbuhan
3.3 Prosedur Kerja
Kegiatan I : Koleksi Spesimen
Adapun prosedur kerja dalam praktikum lapangan ini, yaitu:
1. Mengikuti arah instruktur untuk menuju lokasi pengambilan spesimen
2. Melakukan pengambilan spesimen sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk kelompok tumbuhan yang berlaku untuk kelompok tumbuhan
3. Menuliskan data nomor koleksi, nama kolektor, dan nama spesimen (jika sudah diketahui) pada label gantung, dan disertakan dan digantung pada tiap spesimen
4. Mencatat dalam buku lapangan informasi habitat dan informasi lain pada tumbuhan yang dikoleksi yang tidak dapat terbawa pada spesimen
5. Memasukan spesimen kedalam kantong plastik, atau langsung tempatkan dalam lipatan kertas merang sesuai prosedur yang dipersiapkan untuk proses pengeringan dan pembuatan herbarium.
6. Melakukan tabulasi sementara data spesimen yang dikoleksi
7. Memeriksa dan tata kembali spesimen sesuai petunjuk dan menempatkan spesimen dalam alat pengepres
8. Mengikat kuat pengepres dan beri catatan nama kelompok, dan masukkan pengepres kedalam lemari pengering herbarium.
9. Buat dokumentasi data spesimen yand dikoleksi yang berisi informasi: (a) Nomor koleksi. (b) nama kolektor. (c) nama spesies. (d) nama lokal. (e) lokasi koleksi (f) habitat. (g) ketinggian temapat dan koordinasi. (h) catatan lain yang tidak terbawa oleh spesimen.
10. Membuat laporan sementara mengenai kegiatan koleksi spesimen dilapangan yang meliputi: jumlah spesimen yang dikoleksi, keragaman habitus tumbuhan yang dikoleksi dan kendala yang dihadapi selama koleksi. Laporan sementara yang dibuat oleh tiap kelompok mahasiswa diperiksa oleh instruktur untuk diberikan catatan perbaikan.

Kegiatan II : Identifikasi dan Deskripsi Spesimen Hasil Koleksi
1. Mengambil satu spesimen yang disediakan untuk di identifikasi. Mengamati dengan seksama karakteris spesimen tersebut.
2. Menggunakan kunci identifikasi, melakukan penelusuran untuk mendapatkan identitas spesimen. Mencatat setiap urutan nomor yang dipilih dari kunci identifikasi
3. Menggunakan acuan gambar karakter morfologi dan kamus istilah botani untuk membantu proses identifikasi
4. Jika nama spesimen telah ditemukan, baca deskripsi spesies untuk memastikan kebenaran idenitas yang diperoleh
5. Menunjukan hasil identifikasi kepada instruktur untuk diperiksa dan diferivikasi
6. Menuliskan laporan sementara yang berisi: jumlah spesimen yang berhasil di identifikasi dengan benar, nama buku referensi atau kunci identifikasi yang digunakan, urutan proses identifikasi, deskripsi spesies yang di identifikasi, dan karakter penciri pada spesimen yang di identifikasi.


 

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Jumlah Koleksi Sampel
4.1.1 Jumlah Koleksi
          Jumlah koleksi sampel yang berhasil didapatkan sebanyak 5 jenis. Jenis-jenis tersebut termasuk kedalam tumbuhan bawah. Adapun spesies tumbuhan tersebut sebagai berikut:
1. Keji Beling (Strobilanthes crispa Bl.)

2. Spesies b (Famili Selaginellaceae)

3. Jotang Kecil (Acmella uliginosa)

4. Spesies d (Famili Araceae)

5. Spesies e (Famili Marattiaceae)

4.1.2 Deskripsi Sampel
        Berdasarkan hasil pengamatan terdapat 5 spesies tumbuhan bawah yang
berhasil diinventarisir di Kawasan Bukit DOA Mahawu, Kota Tomohon. Uraian masing-masing tumbuhan bawah tersebut sebagai berikut :
1. Keji Beling (Strobilanthes crispa Bl.)
     Strobilanthes crispa Bl. merupakan tumbuhan herba yang tingginya bisamencapai 1-2 m, dan biasanya tumbuhan ini hidup bergerombol. Setelah diidentifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan jurnal. Hasil identifikasi mengacu pada kunci determinasi(.) dimana Strobilanthes crispa Bl. merupakan famili Acanthaceae dengan karakteristik yaitu dengan : Memiliki batang yang beruas, bentuknya bulat atau silindris dengan tinggi 11 cm, dengan keliling atau diameter 0,2 cm, berbulu kasar serta sistem percabangannya monopodial, tergolong jenis daun tunggal, berhadapan, bentuknya daunnya bulat telur sampai lonjong, permukaan daun memiliki halus, tepi daunnya beringgit, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing, bertangkai pendek, tulang daun menyirip dan warna permukaan daun bagian atas hijau tua dan bagian bawah hijau muda.
2. Spesies b (Famili Selaginellaceae)
Famili Selaginellaceae merupakan famili yang termasuk tumbuhan paku-pakuan dan berdasarkan hasil identifikasi di lapangan Famili Selaginellaceae memiliki karakteristik antara lain : mempunyai batang yang berbaring dan sebagian berdiri tegak, tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder, Ada yang tumbuhnya membentuk rumpun, ada yang memanjat dan tunasnya dapat mecapai panjang sampai beberapa meter, selaginella memiliki batang yang merayap dan menjalar yang bercabang-cabang pada jarak pendek, percabangannya monopodial (yaitu titik tumbuh yang sama secara tetap merupakan titik tumbuh utama), batang memiliki banyak daun kecil-kecil yang dipisahkan oleh ruas yang jelas.

3. Jotang Kecil (Acmella uliginosa)
Acmella uliginosa merupakan tumbuhan yang menyenangi daerah yang lembap dan basah, dapat pula hidup di tempat yang lebih kering. Setelah diidentifikasi ciri morfologi dari tumbuhan ini, penulis mencocokkan gambar dari lapangan dengan Jurnal (Field identification of the 50 most common plant families in temperate region) dan referensi lainya diketahui bahwa tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan Acmella uliginosa. Hasil identifikasi mengacu pada kunci determinasi (Cullen, 2006) dimana Acmella uliginosa merupakan Famili Asterceae dengan karakteristik yaitu 1a : Memiliki bentuk daun tidak seperti jarum atau seperti sisik. 2b : Bentuk daun tidak melingkar, halus, tidak berduri dan memiliki kelopak bunga. 3a : Bunga memiliki bakal biji dan dilindungi oleh kelopak bunga. 4b : Tumbuh-tumbuhan yang tidak menyerupai bangsa rumput, memiliki bunga yang tidak berbentuk bulir-bulir. 5a : Bakal biji basal, dan memiliki kelopak bunga.
4. Spesies d (Famili Araceae)
Famili Araceae merupakan famili yang termasuk suku talas-talasan yang mencakup herba terestrial (darat) dan berdasarkan hasil identifikasi di lapangan, Famili Araceae memiliki karakteristik antara lain: daunnya berwarna hijau, berdaun tunggal, memiliki tangkai daun, ujung helaian daun mucronate (daun yang bagian ujung meruncing sedikit), pangkal daun rounded ( ujung pangkal daun yang agak membengkok), permukaan daun bagian atas halus dan bagain bawah juga halus, bentuk batang silindris dan arah tumbuh batang tegak, dan berdasarkan pengukuran pada tinggi batang, tinggi batangnya 14 cm, diameter 0,4 cm dan sistem percabangannya simpodial dan famili Araceae ini termasuk tumbuhan yang memiliki akar tunggang. Hasil identifikasi mengacu pada kunci determinasi (Cullen, 2006) dimana Famili Asterceae dengan karakteristik yaitu 1b : Bukan pohon, semak, maupun tumbuhan berduri, kurang bunga dan batangnya banyak, tidak berkayu. 2b : Terestial atau tumbuhan epifit, hidup ditempat lembab. 10b : Bisa dibedakan antara daun dan batang. 11a: Kelopak bunga hyaline atau kertas, tembus cahaya atau coklat, berambut, sedikit kasar, atau tidak ada. 12b : Bunga terletak di atas. 14b Manocios, daunnya tidak bergerigi banyak. 15a : susunan bunga ditangkai sampel. 16b : daun bervariasi tapi urat daun tidak , tidak berbau saat dihancurkan. Urat daun berjala/berlekuk bulir dan tangkai bervariasi
5. Spesies e (Famili Marattiaceae)
Famili Marattiaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku dan kebanyakan hidup di daerah tropika dan berdasarkan hasil identifikasi di lapangan Famili Marattiaceae memiliki karakteristik antara lain : berakar tunggang dengan bercabang-cabang secara dikotom tetapi ada pula yang bercabang monopodial atau tidak bercabang, akar pada famili ini biasanya berupa akar rimpang pendek, berdaging besar, tegak, dan membentuk rumpun. Batang Famili Marattiaceae yaitu dengan memiliki batang silindris yang tegak dan kokoh. Daun Famili Marattiaceaeberdaun majemuk ganda 2, tersusun rapat di ujung akar rimpang, tangkai daun ½ dari panjang daun, permukaan atas daun hijau gelap dan permukaan bawah lebih terang, tipe daun bergerigi dangkal, serta tulang daun bercabang.


 

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada observasi yang dilakukan ditemukan 5 individu tumbuhan, 2 diantara telah diketahui sampai tingkat spesies yakni spesies Strobilanthes crispa Bl. dan spesies Acmella uliginosa. Sedangkan 3 diantaranya hanya diketahui sampai pada tingkat family saja yaitu family Selaginellaceae, family Araceae, dan family Marattiaceae.
5.2 Saran
Dari hasil kegiatan kerja lapangan di Bukit Doa Mahawu Tomohon diharapkan ada penelitian lanjutan yang lebih komprehensif untuk menginformasikan tentang keanekaragaman yang ada di Bukit Doa Mahawu.

 


 

DAFTAR PUSTAKA
Cullen, James. 2006. Practical Plant Identification. USA: Cambridge University.
Struwe, Lena. 2009. Field identification of the 50 most common plant families in temperate region. New Jersey: The State University of New Jersey.

 

LAMPIRAN